BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri dalam berbagai disiplin ilmu. Lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan mempunyai tugas untuk mendidik siswa agar cerdas, berwatak susila dan berbudi luhur serta berkemampuan kuat untuk mencapai prestasi. Melalui pendidikan juga diharapkan agar siswa sebagai subjek pendidikan dapat mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa tugas dan tujuan pendidikan juga untuk mendukung siswa agar berupaya mengembangkan potensi diri yang dimilikinya secara optimal (Mugara, 2015). Menurut Septiani dan Wiyono (2015) pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka sekolah perlu melakukan manajemen sekolah agar tujuan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara teratur, efektif dan efisien. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. Selama menempuh pendidikan di sekolah selain menerima jenis pendidikan yang bersifat intrakurikuler, yakni program pendidikan dan pengajaran yang terdiri dari mata pelajaran yang sesuai dengan muatan kurikulum pendidikan, sekolah juga perlu menyelenggarakan program ekstrakurikuler yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah pembinaan dan pengembangan bakat dan minat 1

2 siswa sebagai bagian dari generasi muda diupayakan dan direalisasikan di sekolah (Septiani dan Wiyono, 2015). Menurut Setanggi dan Hartati (2014) potensi siswa yang belum mempunyai jalan untuk mengembangkan keberhasilannya perlu diberdayakan. Memberdayakan potensi siswa salah satunya dapat di lakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang bertujuan mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan. Untuk berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu adanya identifikasi untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dengan mengetahui motivasi siswa, diharapkan tenaga pendidik dapat menyusun program yang sesuai dengan motivasi tersebut, sehingga kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik. Menurut Putra dan Indriarsa (2014) pengadaan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diatur dengan berdasarkan atas kebutuhan para siswa, penunjang terhadap kegiatan intrakurikuler, bermanfaat di masyarakat dan adanya dukungan dari sekolah. Pada dasarnya siswa menyukai hal-hal baru yang dapat menarik perhatian mereka, sehingga mendorong rasa ingin tahu, ingin melihat, dan ketertarikan untuk mencobanya, selain itu kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan prestasi pada siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ekstrakurikuler akan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan minat-minat baru, menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara, melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa dengan kegiatan mandiri. Kegiatan ekstrakurikuler bukan sekedar tempat menyalurkan hobi siswa belaka. Jika disalurkan secara efektif terutama yang berbasis kegiatan fisik, dapat membentuk karakter seorang siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian siswa. Pengembangan kepribadian siswa merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler (Septiani dan Wiyono, 2015).

3 Keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif, seperti yang diungkapkan Oteng Sutisna dalam Septiani dan Wiyono (2015) bahwa, keterlibatan remaja dalam kegiatan ekstrakurikuler memberikan manfaat seperti pemanfaatan waktu senggang yang efektif, belajar berinteraksi dengan orang lain, mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab. Sehingga dengan aktifitasnya, remaja lebih memfokuskan diri pada belajar dan kegiatan bermakna. Remaja yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang yakin tentang kegiatan mereka akan meningkatkan kepribadian dari harga diri mereka. Kegiatan ini mungkin menawarkan konsekuensi negatif jika mereka menjadi lebih stres daripada menyenangkan atau jika mereka mengambil terlalu banyak fokus dari sisi akademik sekolah, tapi potensi kelemahan tidak berpartisipasi jauh lebih besar. Partisipasi remaja dalam kegiatan ekstrakurikuler dikaitkan dengan banyak positif hasil, Siswa dan orang tua harus mempertimbangkan perangkap yang datang dari menghindari partisipasi ekstrakurikuler. Sekitar 83% dari remaja usia 12-17 berpartisipasi dalam setidaknya satu kegiatan ekstrakurikuler (Annu dan Sunita, 2014). Remaja sering mengembangkan keterampilan dan kompetensi diri melalui partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Perkembangan positif pengalaman yang terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler memperkirakan diri umum lebih positif dan sosial dan akademik konsep diri. Ini Partisipasi telah dikaitkan dengan peningkatan sekolah keterlibatan, konsep diri, dan prestasi akademik dan kurang kesempatan waktu untuk dihabiskan dalam kegiatan berisiko tanpa pengawasan (Annu dan Sunita, 2014). Menurut Makwinya (2014) partisipasi anak dalam kegiatan ekstrakurikuler dikaitkan dengan hasil positif banyak, termasuk membina rasa siswa dari rasa memiliki. Demikian halnya dengan SMA Dharma Pancasila, sekolah tersebut juga menyediakan beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Dharma Pancasila tersebut menekankan pada penyaluran serta pengembangan bakat dan potensi yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru biologi SMA Dharma Pancasila yang bernama Muhammad Sahnan,

4 beliau mengatakan bahwa siswa SMA Dharma Pancasila berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan beberapa siswa mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menyita waktu belajar dan istirahat, apalagi bagi siswa yang mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler, akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan baik apabila kondisi fisiknya tidak mendukung kegiatan belajar. Dengan demikian siswa sangat ditantang untuk mengatur waktu sebaik mungkin. Sehingga hasil belajar yang dicapai juga memuaskan dan tidak berbanding terbalik dengan prestasi yang di dapatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMA Dharma Pancasila adalah tim olimpiade Sains (tim olimpiade Kimia, Matematika dan Fisika). Tim olimpiade biologi tidak diselenggarakan oleh sekolah tersebut karena kekurangan tenaga pengajar. Namun meskipun demikian siswa di sekolah tersebut selalu berpartisipasi ketika suatu instansi menyelenggarakan olimpiade biologi. Untuk itu peneliti tertarik untuk melihat bagaimana hasil belajar biologi siswa tanpa adanya tim olimpiade biologi. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk menghadakan penelitian tentang : Kontribusi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P. 2016/2017. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Siswa kurang pandai membagi waktu belajar sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. 2. Siswa kurang bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah. 3. Siswa kurang konsentrasi dalam belajar sehingga siswa kurang bisa menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

5 4. Beberapa siswa merasa akan banyak waktu mereka yang tersita jika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 5. Beberapa siswa lebih mengutamakan kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya daripada mengikuti proses belajar mengajar. 1.3. Batasan Masalah Agar masalah dapat dikaji dengan maksimal, maka masalah dalam penelitian ini perlu memiliki batasan-batasan yang jelas demi tercapainya tujuan yang diinginkan, maka penulis membatasi maslah pada: 1. Keaktifan siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. 2. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti olehh siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017. 3. Hasil belajar biologi siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diperoleh dari daftar nilai. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana keaktifan siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? 2. Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? 3. Bagaimana kontribusi keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah terhadap hasil belajar biologi siswa siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017?

6 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui keaktifan siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. 2. Mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. 3. Mengetahui kontribusi keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah terhadap hasil belajar biologi siswa siswa kelas X MIA SMA Dharma Pancasila T.P 2016/2017. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Guru Sebagai bahan masukan kepada guru sebagai pendidik agar mendorong siswa untuk belajar seefektif mungkin dan membagi waktu dengan baik sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 2. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan kepada siswa agar dapat membagi waktu dengan baik sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu belajar seefektif mungkin. 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan kepada seluruh pihak sekolah supaya memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

7 1.7. Defenisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program jam pelajaran yang berguna untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Sehingga dengan demikian, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler akan menumbuhkan motivasi internal dalam diri peserta didik menuju ke arah terbentuknya prestasi belajar yang tinggi serta untuk memperluas pengetahuan atau dapat juga kegiatan yang diarahkan dalam mengembangkan minat dan bakat siswa, yang pelaksanaannya tidak terbatas hanya di lingkungan sekolah, akan tetapi juga dapat di luar sekolah. 2. Jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah pramuka, sepakbola, basket, karya ilmiah remaja, palang merah remaja, tim olimpiade matemtika, tim olimpiade fisika, tim olimpiade kimia, tarung derajat, tari dan paskibra. 3. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang didapatkan melalui hasil raport siswa. 4. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah daftar kumpulan nilai (DKN) kelas X MIA tahun 2017 semester genap.