BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS STRATEGI TRUE OR FALSE DAN CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FIQH DI KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam undang-undang RI tentang Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. kelembagaan maupun tujuan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai proses. perubahan tingkah laku dari individu dari lingkungannya.

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, setiap jenis-jenis dan jenjang-jenjang pendidikan perlu terus

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil yang dicapai akan rendah. Bentuk keterlibatan siswa itu ialah adanya perhatian

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan manusia pembangunan tersebut, sarana yang paling tepat adalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

dalam menggunakan model-model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bukan semata persoalan menceritakan! Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi kedalam benak siswa namun belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses pembelajaran tidak hanya untuk mengubah perilaku peserta didik dalam ranah kognisi dan atau keterampilan saja, melainkan untuk mengembangkan sikap dan perilaku demokratis, senang mendengarkan dan memberikan informasi, menghargai pendapat, saling belajar, gemar berorganisasi dan bekerjasama dalam satu kesatuan tim. Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik. Mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intelegensi dan kompetensinya. 2 Dalam Undang-Undang RI N0.14 Tahun 2005 telah di sebutkan sebagai berikut. Bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3 1 Melvin L Silberman,penerjemah Raisul Muttaqien, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), (Bandung: Nusamedia, 2012), cet. Ke-4, h. 9. 2 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h. 27. 3 Undang-Undang RI. No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Sisdiknas, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 1. 1

2 Guru sebagai seorang pendidik senantiasa dituntut untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar secara optimal. 4 Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila metode dan strategi yang digunakan tepat, karena antara pembelajaran dengan metode saling berkaitan. Metode merupakan suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran. 5 Pemilihan serta penggunaan strategi mengajar yang tepat merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang berperan membangun terciptanya interaksi dan aktivitas belajar siswa di kelas. Sebagaimana yang terdapat dalam alquran surah an-nahl (16) ayat 125 yang berbunyi : Cara belajar aktif merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis. Dalam proses ini peserta didik mengalami keterlibatan intelektual dan emosional di samping keterlibatan fisiknya. Dengan demikian maka proses pembelajaran di mana pendidik terlibat secara intelektual-emosional dapat 4 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 25. 5 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 1.

3 direncanakan guru dalam suatu sistem instruksional yang efektif dan efisien, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan baik. Lebih dari 2400 Tahun silam, filosof kenamaan dari cina Confucius menyatakan : yang saya dengar, saya lupa. yang saya lihat, saya ingat. yang saya kerjakan, saya pahami. 6 Tiga pernyataan sederhana ini berbicara tentang perlunya cara belajar aktif yang melibatkan siswa untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental meskipun pelaksanaanya belum bisa secara maksimal. Strategi pembelajaran aktif yang dimaksud diantaranya adalah strategi True or False dan Card Sort. Strategi True or False dan Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. True or False dan Card Sort ini walaupun berbeda dalam pelaksanaanya tetapi sama-sama mempunyai level kognitif (berpikir) dari tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan kreatifitas dan menggunakan kartu sebagai media pembelajaran. Strategi True or False dan Card Sort bila diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah siswa lebih menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar, 6 Melvin L Silberman, op. cit, h. 23.

4 guru harus membuat siswa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pertimbangan lain bahwa Strategi True or False dan Card Sort mempunyai kelebihan masing-masing. Diantaranya kelebihan dari strategi True or False adalah siswa dapat belajar langsung tentang materi yang dipelajari, siswa dapat bekerjasama dengan siswa yang lain dalam hal pengetahuan tentang materi yang dipelajari dan siswa dapat mengungkapkan alasannya mengapa memilih jawaban benar dan salah. Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran. 7 Melihat kelebihan dari strategi True or False dan Card Sort, serta proses pembelajaran siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mempunyai cara belajar berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, diantaranya yakni dengan menggunakan strategi True or False dan Card Sort. 7 Ibid, h. 169.

5 Adapun yang mendorong penulis memilih judul tersebut adalah melihat tujuan pembelajaran Fikih adalah untuk membekali siswa tentang pengertian syariat Islam serta kaitannya dengan kehidupan di dunia, siswa diharapkan dapat memahami aturan-aturan dalam hidup di dunia ini sesuai dengan tatanan syariat Islam serta karakteristik siswa yang senang terhadap pembelajaran yang menarik, menyenangkan, mengajaknya untuk aktif bergerak baik mental maupun fisik, mengajak belajar sambil bermain, sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan. Penerapan strategi True or False dan Card Sort dalam kegiatan belajar mengajar Fikih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan merupakan respon yang baik terhadap perkembangan strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Fikih, yang merupakan mata pelajaran penting yang harus diketahui dan diamalkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pemilihan objek penelitian yaitu kelas VIIIB Madrasah Tsanawiyah Negeri karena pada umumnya siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri masih berada pada puncak masa transisi dari kondisi pubertas menjadi dewasa secara hakiki sehingga sikap dan perilaku mereka banyak terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Memilih strategi yang digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih strategi yang akan digunakan dan teknik tersebut harus dapat memotivasi serta memberikan kepuasan bagi peserta didiknya seperti aktivitas dan hasil belajar siswa yang semakin meningkat. Agar pembelajaran Fikih menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dapat dilakukan melalui berbagai cara.

6 Salah satu cara yang cukup efektif adalah melalui penerapan strategi pembelajaran True or False dan Card Sort. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih. Hasil observasi awal dan wawancara dengan guru dan siswa kelas VIII BMadrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan bahwa guru fikih mulai menggunakan strategi pembelajaran aktif khususnya True or False dan Card Sort untuk memotivasi siswa dalam belajar,sehingga informasi yang diberikan oleh guru dapat tersampaikan dengan baik dan bermakna sehingga siswa menganggap pembelajaran fikih bukan pembelajaran yang membosankan dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang di inginkan. Sebelum menerapkan strategitrue or False dan Card Sortdalam mata peajaran fikih hasil belajar siswa kurang baik, menurut guru pelajaran fikih setelah menggunakan strategi tersebut siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan. Diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif khususnya strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa dan siswi. Dalampenerapanstrategitersebutaktivitassiswaberupabertanyadanmenjawabsetiapp ertanyaan yang sudah di buat guru, mencatatrangkumandarimateri yang telahdiajarkan, mencarikartu yang samadarisetiaptemannyamenempelkartusortirkedepankelas.hasilbelajar yang

7 dinilaberupakeaktifanbertanyadanmenjawabsemuapertanyaandankekompakandari menjelaskansetiapkartusortir yang telahtempeldi depankelas. Melihat uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi skripsi dengan judul: Strategi True or False dan Card Sort dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Fikih di Kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari berbagai penafsiran judul di atas, maka terlebih dahulu penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi di atas. 1.StrategiTrue or False dan Card Sort True or False artinya adalah benar atau salah sedangkan Card Sort artinya sortir kartu. Strategi True or False dan Card Sort yang dimaksud dalam skripsi ini adalah sebagai macam dari strategi pembelajaran aktif yang merupakan suatu penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan pada Pembelajaran Fikih di kelas VIII B. 2.Aktivitas Belajar

8 Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. 8 Dengan demikian, aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas yang dilakukan siswa berupa membaca pertanyaan dan siswa yang lain yang menjawab, mencatat rangkuman materi pelajaran yang telah di pelajari, menempelkan kartu dan mencari teman yang memiliki kartu yang sama. 3. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaituberupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. 9 Denganmengadakanevaluasi, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepadasiswatentangkebaikandankelemahannya.sedangkanuntukpengajarsendiri, denganadanyahasilbelajardapatdijadikanalatpengukur, apakahstrategipembelajaran yang digunakanberhasilatautidak.dengandiketahuinyasebab-sebabkelemahanini, akanlebihmudahdicari carauntukmengatasinya. Yang dinilai dari strategi yang di gunakan adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab semua pertanyaan dan kekompakan dalam menempelkan kartu sortir dan menjelaskan materi yang 8 Sardiman Am, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo Persada, 2006), h. 100. 9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke- sebelas, h. 2.

9 telah ditempelkannya di depan kelas serta tugas berupa latihan- latihan dan pekerjaan rumah. 4.Pembelajaran Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, 10 diharapkan siswa dapat menerapkan dan mengamalkan pengajaran yang diberikan dalam kehidupan sehari-harinya. 5.Mata Pelajaran Fikih Mata pelajaran Fikih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 11 Padapenelitiannantimateri yang digunakanadalahmaterisemester satuyaitusujudsyukurdansyahwi, puasadan zakat fitrahdan zakat maal. Adapun ruang lingkup pembahasan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya membahas tentang Strategi True or False dan Card Sort yang diterapkan pada pembelajaran Fikih di kelas VIII BMadrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. 10 Hamzah, B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 2. 11 Depag RI, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah, (Jakarta: Departemen Agama, 2008), h. 46.

10 2. Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Fikih melalui penerapan Strategi True or False dan Card Sort. C. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi di atas, kondisi pada saat ini adalah sebagai berikut: 1. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. 2. Rendahnya aktivitas siswa untuk bidang studi Fikih, dilihat dari minat dan perhatian siswa yang kurang saat pembelajaran berlangsung.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menerapkan Strategi True or False dan Card Sort agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih? 2. Apakah aplikasi Strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII BMadrasah Tsanawiyah Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala pada pembelajaran Fikih? E. Pemecahan Masalah Sehubungan dengan masalah di atas, maka dilakukan tindakan kelas untuk menyajikan materi pembelajaran Fikih yakni penerapan strategi True orfalse dan Card Sort, dengan strategi ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada bidang studi Fikih.

11 F. Hipotesis Tindakan Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara memecahkan masalah dalam PTK ini: 1. Diterapkannya strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Fikih. 2. Diterapkannya strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih. G. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Sesuai dengan pemecahan masalah, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Diterapkannya strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Fikih. 2. Diterapkannya strategi True or False dan Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih. H. SignifikansiPenelitian Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama: 1. Sekolah Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Fikih. 2. Guru-guru

12 Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru sekolah dalam pemilihan metode dan strategi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajaran Fikih. 3. Penulis Mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis dibidang penelitian. Selain itu hasil penelian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal bila sudah menjadi tenaga pendidik. I. SistematikaPembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di bawah ini, dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab antara lain: Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,penegasanistilah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian tindakan kelas,, signifikansi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II kajian teori yaitu Pengertian Strategi Pembelajaran,faktor-fakor yang mempengaruhistrategipembelajan, macammacamstrategipembelajaranaktif,pengertian Strategi True Or False dan Card Sort,langkah-langkahdalampelaksanaanstrategiTrue or False dancart Sort,hakikathasilbelajardanaktivitassiswa. Bab III metode penelitian ini berisi tentang setting penelitian, yang meliputi; tempat, waktu dan siklus penelitian tindakan kelas. Persiapan penelitian

13 tindakan kelas, subjek, sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV hasil dan pembahasan penelitian diuraikan dalam tahapan berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus dari siklus pertama sampai ketiga, meliputi rencana tindakan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Bab V penutup yang berisi tentang kesimpulan terhadap pembahasan data-data yang telah dianalisis dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan.