BAB I PENDAHULUAN. promosi inovasi teknologi. Lebih jauh, suatu pemerintah memainkan peran yang

dokumen-dokumen yang mirip
ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

Bab. I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan perantara (intermediary) yang. liabilitas (penghimpunan dana) (Wuryandani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

Tugas Bank Indonesia. Kebijakan Sistem Pembayaran. Kebijakan Moneter. Pengawasan Makroprudensial

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan antara lain melalui pendekatan jumlah uang yang beredar dan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

BAB I PENDAHULUAN Sistem Keuangan dan Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. itu mencapai rata-rata tumbuh sekitar 7 persen per tahun. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan

Pengantar Ekonomi Pembangunan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

BABI PENDAHULUAN. Fenomena yang sangat penting di perhatikan oleh pemerintah baik negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

PERANAN PAJAK DAN SEIGNIORAGE TERHADAP KETAHANAN FISKAL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pemerintah, lepas dari ideologi politiknya, terlibat dalam mobilisasi dan alokasi sumberdaya-sumberdaya, stabilisasi perekonomian nasional, dan promosi inovasi teknologi. Lebih jauh, suatu pemerintah memainkan peran yang sangat bervariasi dalam pembangunan: sebagai penjaga stabilitas ekonomi, yang merupakan prasyarat pertumbuhan ekonomi, sebagai instrumen hukum dan tatanan, sebagai investor, sebagai sumber pembiayaan pembangunan, sebagai agen perubahan sosial yang kuat, sebagai sebuah kekuatan pendorong bagi keputusan investasi sektor privat, dan sebagai penjaga dari kesejahteraan sosial. Prioritas relatif yang diberikan pada berbagai peran pemerintah yang bermacam-macam tersebut adalah sangat bervariasi sepanjang waktu sesuai dengan perubahan tekanan-tekanan pasar dan perubahan lingkungan bisnis (Joung, 1987:70). Apabila dirangkum, dalam perekonomian modern peran pemerintah dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok besar: peran alokasi, peran distribusi, dan peran stabilisasi (Mangkoesoebroto, 1993:2). World Bank (1997:4) mengemukakan lima tugas pokok sebagai inti misi pemerintah, yang tanpanya pembangunan berkelanjutan, seimbang, dan bersifat mengikis kemiskinan tidak mungkin terjadi. Kelima tugas tersebut adalah: membangun landasan hukum; memelihara lingkungan kebijakan yang bersifat tidak mendistorsi, termasuk di dalamnya stabilitas perekonomian secara makro; melakukan investasi dalam layanan-layanan dan infrastruktur sosial; melindungi kelompok lemah; dan melindungi lingkungan. 1

2 Walaupun pentingnya ke lima tugas pokok di atas telah lama dan secara luas diterima, beberapa pandangan baru muncul berkenaan dengan tingkat kombinasi yang tepat antara peran pasar dan aktivitas pemerintah di dalam mencapai ke lima hal tersebut. Yang terpenting adalah, kini dipahaminya bahwa pasar dan pemerintah adalah komplementer: negara adalah penting dalam meletakkan fondasifondasi kelembagaan yang tepat bagi pasar. Kredibilitas predikbilitas dari aturan-aturan dan kebijakannya serta konsistensi dalam aplikasinya dapat menjadi sama pentingnya dengan isi dari aturan-aturan dan kebijakan tersebut dalam menarik investasi swasta. (World Bank, 1997:4) Dalam literatur ekonomi makro, secara lebih spesifik disebutkan bahwa peran pemerintah dalam perekonomian dijalankan melalui dua bentuk kebijakan, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi kinerja perekonomian melalui instrumen variabel jumlah uang beredar; sementara kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi kinerja perekonomian melalui intrumen variabel penerimaan (pajak) dan pengeluaran pemerintah. Di negara maju, kebijakan fiskal merujuk pada ukuran-ukuran yang diambil oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomiannya pada tingkat pengerjaan dan output yang tinggi melalui perpajakan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan moneter memiliki instrumen kebijakan yang lebih beragam, mulai dari operasi pasar terbuka, penentuan cadangan wajib minimum, dan penetapan suku bunga diskonto (Sexton, 2008:532-534).

3 Dalam perekonomian, media transmisi pengaruh kebijakan moneter pada dasarnya adalah sektor keuangan, khususnya sektor perbankan (Agénor dan Montiel, 2008:154-155), melalui proses penciptaan uang giral, uang kuasi dan kredit. Efektivitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi pendapatan nasional, oleh karena itu, sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor perbankan. Sebaliknya, efektivitas kebijakan moneter dapat pula menjadi indikator dari kinerja sektor perbankan. Sektor perbankan Indonesia, setelah perkembangannya yang selalu sangat mengesankan hingga pertengahan tahun 1997, akhirnya mengalami krisis skala nasional, yang sangat parah (Basalim, 2000:83). Triyono dan Utomo (2004:86-8), selama periode pra krisis, menemukan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang intrumen kebijakan moneter (jumlah uang beredar) masing-masing adalah sebesar -0,4012 dan -1,2938. Elastisitas negatif dengan nilai semakin besar ini memperlihatkan betapa sektor perbankan Indonesia memang sangat keropos dan rapuh, menunjukkan bahwa kebijakan moneter justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama krisis maupun pasca krisis, sektor perbankan mengalami rangkaian deregulasi berkelanjutan, ditujukan untuk memperbaiki kinerja perbankan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini, dan yang lebih penting, tentu saja, adalah untuk mencegah terulangnya kembali krisis nasional sektor perbankan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas menarik dicermati sejauh mana rangkaian kebijakan deregulasi sektor perbankan, yang dilakukan pemerintah Indonesia, se-

4 lama masa krisis maupun pasca krisis, telah berhasil memperbaiki kinerja sektor perbankan ataupun memperbaiki efektivitas pengaruh kebijakan moneter. Apakah elastisitas jangka pendek dan jangka panjang variabel kebijakan moneter (jumlah uang beredar) telah menurun, atau bahkan telah berubah menjadi positif. C. Tujuan Penelitian Sesuai perumusan masalah, penelitian ini diarahkan untuk mengukur perubahan elastisitas jumlah uang beredar terhadap pendapatan nasional, selama periode pra dan pasca krisis sektor perbankan, setelah rangkaian kebijakan deregulasi sektor perbankan, yang dilakukan selama maupun pasca krisis sektor perbankan. Selanjutnya, akan dikaji implikasinya terhadap perubahan kinerja sektor perbankan pasca krisis. D. Manfaat Penelitian Bagi praktisi atau penentu kebijakan, hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan dari rangkaian kebijakan deregulasi sektor perbankan, yang secara berkelanjutan dilakukan pemerintah Indonesia guna memperbaiki kinerja sektor perbankan dan efektivitas pengaruh kebijakan moneter. Di bidang akademik, penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah kepustakaan yang berhubungan dengan metode-metode evaluasi kebijakan pemerintah, yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja sektor keuangan khususnya sektor perbankan dan kinerja kebijakan ekonomi pemerintah, khususnya kebijakan moneter.

5 E. Sistematika Penelitian berikut ini. Sistematika yang dipakai dalam penelitian ini, akan meliputi bab-bab seperti 1. Bab I Pendahuluan Pendahuluan mendiskripsikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, diakhiri dengan sistematika penelitian. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka membahas landasan teori, pembentukan model teoritis penelitian, penelitian sebelumnya, dan ditutup dengan perumusan hipotesis penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi pembahasan mengenai metode yang dipakai untuk melakukan penelitian, meliputi uraian mengenai jenis dan objek penelitian, cara pengumpulan data, populasi dan sampel, serta metode-metode statistik yang dipakai dalam penelitian. 4. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Bagian ini akan menyajikan hasil-hasil pengolahan data, uji-uji kelayakan terhadap hasil-hasil pengolahan data, kemudian diakhiri dengan pembahasan terhadap hasil-hasil pengolahan data, yang meliputi interpretasi ekonometrik maupun interpretasi ekonomis terhadap berbagai ukuran yang terdapat dalam hasil-hasil pengolahan data.

6 5. Bab V Penutup Penutup berisi ringkasan atau kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, kemudian diakhiri dengan saran-saran, baik berupa usulan kebijakan maupun usulan mengenai tema-tema dan perbaikan, yang dapat diambil untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini.