BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

SIKAP KONSUMEN TERHADAP MEREK IDEAL PRODUK MINYAK GORENG SAWIT KEMASAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih

BAB I PENDAHULUAN. eksitensinya dalam usaha, keunggulan bersaing nantinya menjadi kekuatan. mempunyai brand image yang kuat dibenak konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

BAB 1 PENDAHULUANAN. banyaknya perusahaan perusahaan yang menawarkan produk yang sejenis

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2014

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB 2 LANDASAN TEORI

`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KESUKSESAN PRODUK MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi Indonesia terus membaik sepanjang tahun 2010 seiring

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan mencoba memproduksi dan menawarkan produk-produknya, sehingga tingkat persaingan pun menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, untuk dapat tetap bertahan, perusahaan dituntut untuk lebih memahami kebutuhan konsumen, sehingga produk yang ditawarkan dapat dinikmati dan akhirnya konsumen loyal. Persaingan yang sangat ketat pada dunia bisnis terjadi hampir pada seluruh jenis industri dan jasa, begitu pula yang terjadi pada industri makanan dan minuman. Perusahaan saling berkompetisi dalam menciptakan dan mengembangkan keunggulan produknya. Gambar 1.1 memperlihatkan pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia. 600 500 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia 493 Jumlah 400 300 200 100 0 182.6 11.60% 207.3 13.50% 248.87 20.10% 326.07 31% 383.01 17.50% 440 14.90% 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Sumber: SWA 20/XXIV/18 September-8 Oktober 2008 Omset Rp (triliun) Pertumbuhan Gambar 1.1 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia 12.00% Dari gambar 1.1 tersebut dapat terlihat bahwa industri makanan dan minuman mengalami peningkatan omset pendapatan pada tahun 2009, walaupun 1

2 pertumbuhannya mengalami penurunan. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan konsumsi masyarakat akan produk-produk makanan dan minuman cukup besar, sehingga potensi untuk berkembang di Indonesia pun menjadi semakin besar dan memberikan peluang bagi perusahaan yang ingin memasuki industri ini. Sementara itu, dari berbagai industri produk makanan dan minuman yang ada, industri minyak goreng merupakan salah satu industri makanan dan minuman yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi keluarga yang digunakan untuk keperluan seharihari sehingga peluang bisnisnya cukup menarik bagi produsen. Saat ini terdapat banyak minyak goreng bermerek yang beredar di pasar. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 merek-merek minyak goreng yang beredar di Indonesia. Tabel 1.1 Perusahaan Minyak Goreng Bermerek Di Indonesia Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit Nama Perusahaan Merek Produk PT Intiboga Sejahtera Bimoli, Sunrise, Mahakam, Palmia dan Delima PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Corporation Tbk. Filma, Kunci Mas, Jempol, Frills, Hero, Fiesta, Salak, Sawit Mas dan Melodi. PT. Bina Karya Utama Tropical, Fraiswell, Hemart, dan Pro Vita PT Multimas Nabati Asaha Sania PT Sinar Alam Permai Fortune PT Astra Agro Lestari Cap Sendok PT Incasi Raya Sari Murni PT Nutrifood Tropicana Slim PT Pasific Indomas Madina PT Tunas Baru Lampung Tbk. Rose Brand PT Pasific Medan Industri Avena PT Barco Barco PT Bintang Era Sinar Mas Familie Lain-lain 999, ABC, Happy Oil, Vetco, Prisco Sumber: http://www.indohalal.com/minyakgorengbermerek dan http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=4114(23-03-06)

3 Dari berbagai merek minyak goreng yang beredar di pasaran, hanya lima merek utama yang mendominasi pasar dan digunakan oleh masyarakat yaitu Bimoli, Filma, Sania, Kunci Mas, dan Tropical. Filma adalah nama merek minyak goreng yang telah ada selama puluhan tahun dan merupakan salah satu pemimpin dalam pasar minyak goreng bermerek. Dalam kurun waktu tersebut, Filma telah membutktikan bahwa mereknya telah memiliki awareness yang cukup tinggi di masyarakat dan pangsa pasar yang cukup besar. Di saat potensi pasar masih terbuka untuk dioptimalkan, Filma justru mengalami penurunan loyalitas konsumen terhadap mereknya. Hal tersebut diindikasikan semakin banyaknya merek baru di pasaran yang menawarkan berbagai produk dengan berbagai strategi pemasaran yang digunakan. Berdasarkan data pada Tabel 1.2 mengenai kinerja merek (brand value), merek Filma mengalami penurunan padahal mereknya sudah populer di kalangan masyarakat. Brand value mencerminkan seberapa besar tingkat ekuitas merek pada suatu produk di pasar. Berikut data mengenai brand value industri minyak goreng. Tabel 1.2 Kinerja Merek (Brand Value) Produk Minyak Goreng Tahun 2004-2008 Merek Tahun 2004 2005 2006 2008 Bimoli 324,3 104,6 228,4 53,6 Filma 104,1 33,0 97,4 18,7 Sania 26,0 8,1 57,6 7,6 Tropical 41,2 11,0 36,5 5,4 Kunci Mas 9,6 2,0 6,0 4,1 Sumber: SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008

4 Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Filma mengalami penurunan kinerja merek yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan karena semakin banyaknya varian produk yang ada dalam pasar, sehingga sebagian pasar dari Filma mulai beralih kepada merek lain dan konsumen banyak yang melakukan switching terhadap merek atau produk yang lain. Oleh karena itu, penurunan peringkat brand value Filma mengindikasikan melemahnya ekuitas merek Filma. Indikasi lain yang menunjukkan turunnya loyalitas merek Filma oleh konsumen terlihat dari Top Brand Index (TBI) yang dilakukan survei Frontier pada tahun 2006-2008 pada Tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3 Top Brand Index (TBI) Produk Minyak Goreng Tahun 2006-2008 Merek TOM ad TOM brand Brand Share Satisfaction 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 Bimoli 54,2 54,9 58,9 50,0 53,4 59,5 30,8 45,9 54,0 99,6 97,8 99,1 Filma 22,5 20,5 13,9 21,6 18,1 14,2 13,4 16,4 14,0 98,8 96,6 98,2 Sania 12,6 6,2 6,0 11,6 7,3 5,5 18,3 8,6 9,2 98,6 97,7 100 Tropical 5,3 5,0 6,5 6,3 4,9 6,7 6,3 5,4 8,7 96,8 98,5 99,7 Sunco 0,8 4,5 6,2 0,1 3,6 4,8 0,9 4,0 5,6 100 98,8 100 Sumber: SWA 15/XXII/27 Juli-9 Agustus 2006, SWA 16/XXV/ 27 Juli 5 Agustus 2007, SWA 18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008 Metode penilaian yang digunakan dalam Top Brand Index masih berlandaskan konsep brand equity yang dikembangkan oleh Aaker (1980). Terdapat 4 variabel indikator yang digunakan untuk perhitungan Index Best Brand yaitu Top of Mind (TOM) Advertising, tingginya tingkat aktivitas komunikasi merek; TOM brand, merek yang pertama kali diingat oleh konsumen untuk kategori tertentu; brand share, persentase jumlah pemakai sebuah merek dari sebuah produk; dan satisfaction, kepuasan konsumen terhadap merek dengan kategori tertentu.

5 Pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Top Brand Index (TBI) Filma mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, TOM ad Filma mengalami penurunan sebesar 6,6% dari 20,5 menjadi 13,9%, TOM brand Filma turun sebesar 3,9% dari 18,1% menjadi 14,2%, begitu pula brand sharenya turun sebesar 2,4 % dari 16,4% menjadai 14%. Penurunan TBI tersebut merupakan dampak dari peralihan merek dalam penggunaan produknya yang bermasalah atau terganggu oleh berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan produk dan merek, waktu pembelian, serta jumlah pembelian konsumen terhadap produk Filma tersebut menjadi berubah. Fenomena ini juga dapat disebabkan oleh bertambahnya daya saing kompetitor. Oleh karena itu, turunnya brand value dan TBI Filma akan mempengaruhi tingkat loyalitas merek suatu perusahaan. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat loyalitas akan sebuah merek, antara lain kepuasan pelanggan terhadap nilai produk, ketertarikan terhadap produk, tingkat kepercayaan pelanggan, kebiasaan pelanggan, dan citra perusahaannya. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 1.4 mengenai indeks loyalitas merek Filma. Tabel 1.4 Indeks Loyalitas Merek Filma Merek 2007 2008 Bimoli 86,5 % 73,4 % Filma 86,0 % 71,9 % Tropical 85,6 % 72,0 % Sania 85,2 % 70,1 % Sumber: Marketing 11/VII/ November 2007, Marketing 03/VIII/Maret 2008 Pada Tabel 1.4 di atas dapat terlihat bahwa Filma mengalami penurunan loyalitas merek sebesar 14,1 % dari 86 % menjadi 71,9 %. Hal tersebut diindikasikan salah satunya karena semakin berkurangnya kepercayaan

6 masyarakat terhadap merek Filma dalam memberikan kepuasan dan kualitas produknya, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi pelanggan terutama yang kurang loyal pada merek Filma untuk beralih menggunakan merek lain. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu merek, maka perusahaan perlu meningkatkan strategi dalam program pemasaran yang terdiri dari strategi harga, strategi produk, distribusi dan promosi. PT. SMART Corporation dalam usahanya untuk tetap menjaga Filma, maka meluncurkan Kunci Mas, Obor dan Poloma sebagai fighting brand dan melakukan strategi yang belum pernah dilakukan oleh pesaing di kategori yang sama dengan melakukan strategi pengembangan merek Filma melalui perluasan ke kategori margarin. (SWA 16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2005). Pada pertengahan tahun 2005, Sinar Mas Group (SMART) masuk ke pasar margarin dengan menggunakan strategi perluasan merek (brand extension) dengan merek Filma Margarin. Alasan perusahan memasuki kategori ini karena produsen di pasar margarin saat ini masih sedikit (± 6 merek) apabila dibandingkan dengan pasar minyak goreng yang sudah banyak dipenuhi merekmerek baru (± 20 merek) (www.smart-tbk.com). Dengan memanfaatkan merek yang telah kuat dan dikenal di pasar minyak goreng, SMART dapat mengekstensifikasi produk Filma dengan membangkitkan stimulus lain yang serupa tetapi berbeda. Stimuli dari minyak goreng merek Filma yang sudah terbentuk dan dikenal oleh banyak konsumen adalah seperti baik untuk kesehatan. Diharapkan dengan dikenalnya produk Filma sebagai minyak

7 goreng yang baik untuk kesehatan akan mengangkat respon dari Filma margarin yang juga dicirikan dengan hal yang sama yaitu sebagai margarin bernutrisi. Untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu merek, strategi perluasan merek diduga merupakan suatu langkah yang efektif, tetapi perusahaan harus berhati-hati dalam mengelola merek khususnya dalam mengembangkan strategi perluasannya karena apabila kinerja produk baru dengan yang menggunakan perluasan merek tersebut tidak dikelola dengan baik maka dapat menurunkan ekuitas mereknya dan akhirnya dapat mengganggu tingkat loyalitas terhadap merek. Hal itu terlihat dari hasil survei pra penelitian yang dilakukan penulis melalui wawancara kepada 30 responden ibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar terhadap salah satu produk ekstensi Filma yakni Filma margarin mengenai penggunaan produk merek lain selain merek Filma, ketertarikan dan beralih pada produk lain setelah menggunakan produk Filma, dan perekomendasian produk merek Filma kepada orang lain. Dari hasil pra penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu rumah tangga pengguna Filma, hampir sebagian besar responden menjawab pernah menggunakan dan beralih pada merek yang lain dan hanya 8 orang yang pernah merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar 1.2 berikut ini

8 100% 80% 60% 40% 20% 0% Prapenelitian Kepada 30 Responden Ibu Rumah Tangga Pengguna Filma 93% 83.33% 73.34% Menggunakan Merek Lain 6.66% 16.67% Tertarik dan Beralih ke Merek Lain Sumber: Hasil Survey Prapenelitian 2009 26.66% Rekomendasi Merek Filma Pernah Tidak Gambar 1.2 Prapenelitian Kepada 30 Responden Ibu Rumah Tangga Pengguna Filma Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat loyalitas responden terhadap merek Filma khususnya di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar ternyata masih dinilai rendah atau kurang. Hal tersebut diindikasikan pengembangan merek melalui strategi perluasan merek Filma ke kategori margarin belum maksimal dikelola dengan baik. Penerapan perluasan merek memang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena dengan menggunakan merek yang sudah terkenal akan memberikan pengakuan dan penerimaan yang lebih cepat pada kategori produk baru. Pada saat yang sama, perluasan merek juga mengandung resiko yaitu dapat mengaburkan citra merek utama apabila perlusan merek itu tidak dikelola dengan baik sehingga dapat membahayakan sikap konsumen terhadap merek tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh mengenai Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Loyalitas Merek Produk Filma (Survei Pada Ibu-Ibu Rumah

9 Tangga Pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Industri minyak goreng merupakan salah satu bagian dari industri makanan dan minuman yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar, sehingga berbagai produsen produk minyak goreng bermunculan mengeluarkan berbagai merek produknya dengan keunggulan masing-masing. Filma merupakan salah satu merek yang telah lama ada dan menjadi salah satu pemimpin dalam industri minyak goreng Indonesia. Keberhasilan Filma sebagai salah satu pemimpin dalam industri minyak goreng di Indonesia ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Filma mengalami penurunan kinerja merek (brand value) yang mencerminkan melemahnya ekuitas merek Filma di pasar sehingga berdampak pula pada Top Brand Index dan loyalitas merek Filma yang juga mengalami penurunan. Hal tersebut diduga karena semakin banyak varian produk yang ada di pasar, sehingga mengakibatkan keinginan para pengguna terutama kelompok yang kurang loyal terhadap suatu merek mencoba beralih kepada merek-merek yang lain dan pada akhirnya tingkat loyalitas pelanggan terhadap merek Filma menjadi turun. Penurunan loyalitas merek pun dialami oleh produk ekstensinya yakni Filma margarin. Oleh karena itu, loyalitas akan sebuah merek perlu dijaga dan dipertahankan, karena loyalitas merupakan aset bagi perusahaan untuk

10 mendapatkan profitabilitas. Sebagai upaya untuk meningkatkan loyalitas merek Filma di pasar, maka PT. SMART mengupayakan berbagai strategi, salah satunya adalah melalui perluasan merek dengan mengeluarkan produk baru yaitu Filma margarin. Dengan demikian, dari permasalahan tersebut diduga bahwa perluasan merek dapat meningkatkan loyalitas merek Filma. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarakan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1 Bagaimana gambaran perluasan merek produk Filma menurut ibu-ibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar. 2 Bagaimana gambaran loyalitas merek produk Filma menurut ibu-ibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar. 3 Bagaimana pengaruh perluasan merek terhadap loyalitas merek produk Filma menurut ibu-ibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar. 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1 Untuk mengetahui gambaran perluasan merek produk Filma menurut ibuibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar.

11 2 Untuk mengetahui gambaran loyalitas merek produk Filma menurut ibuibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar. 3 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perluasan merek terhadap loyalitas merek produk Filma menurut ibu-ibu rumah tangga pengguna Filma di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Banjar. 1.3.2 Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian yang berbeda yaitu: 1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan dapat memperluas kajian ilmu manajemen pemasaran mengenai teori perluasan merek dan loyalitas merek, khususnya di industri consumer goods. 2 Kegunaan Praktis Dalam kehidupan praktis khususnya dalam aktivitas pemasaran, penelitian ini akan banyak berguna sebagai bahan informasi dan masukan, evaluasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategik pemasaran pada PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Corporation Tbk. sebagai produsen produk Filma dalam upaya meningkatkan penjualan melalui strategi merek yaitu perluasan merek sehingga akhirnya menciptakan loyalitas merek yang kuat terhadap produk yang bersangkutan.