BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya, 1989), hlm Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga pendidikan sebagai titik acuan untuk meningkatkan keberhasilan

I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar (SD) pengetahuan dan pemahaman konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

ISSN : Abstrak

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

PENGARUH MODEL BELAJAR AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses yang kompleks yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk. Seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan. 1 Karena tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan prestasi. Dalam suatu proses belajar mengajar, aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif atau partisipasi guru dan siswa, partisipasi antara keduanya sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar harus ada keterlibatan antara guru dan siswa. Tentu saja di samping menerima materi pelajaran dari guru siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktivitas yang dapat mendukung proses belajar di antaranya dengan cara berdiskusi, membaca dan memahami materi pelajaran, melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan guru atau mencari sumber-sumber materi lain yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh suasana belajar dan fasilitas serta sumber belajar yang tersedia. Suasana belajar yang demokratis akan memberikan peluang tercapainya hasil belajar yang optimal, dibandingkan otoriter yang ada pada guru. 2 Dalam suasana belajar yang demokratis ada kebebasan siswa untuk belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain-lain sehingga siswa lebih aktif. Siswa tidak hanya berperan sebagai subjek didik tetapi siswa adalah pihak aktif yang merencanakan pendidikan dan juga harus melaksanakan proses belajar mengajar. Untuk itu, siswa dituntut memperoleh pengetahuannya melalui keterampilan proses. Sehingga diperlukan strategi pembelajaran dalam arti siswa termotivasi ikut di dalam kegiatan belajar 1 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 28. 2 http://susianha.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-aktif-dengan-praktikum.html, diakses 8 Januari 2009.

mengajar, siswa mendapat materi belajar tanpa merasa terbebani dan dapat menguasai konsep serta memperoleh pengalaman belajar bermakna karena model pembelajaran yang monoton akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar karena siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang sama secara terus-menerus. Guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi agar dapat membangkitkan daya kreativitas dan motivasi untuk belajar secara mandiri, serta bekerjasama dengan siswa yang lain dalam kelompok belajar siswa. Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu model tertentu dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara keseluruhan, memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sekaligus mengembangkan aspek kepribadian seperti kerjasama, bertanggung jawab dan disiplin. Kreativitas merupakan suatu kualitas yang diperlukan untuk menghasilkan gagasan yang orisinil dalam bidang apa saja. Dengan kreativitas tersebut, para siswa akan belajar lebih giat untuk mencari atau mendapatkan gagasan dan pengetahuan sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran Biologi kreativitas siswa dalam belajar sangat diperlukan, siswa harus mencari tahu apa yang belum dimengerti dari orang-orang atau sumber lain yang berhubungan supaya siswa tidak ketinggalan jauh dengan mereka yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi. Melalui Accelerated Learning, pembelajaran memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. 3 Jadi, dalam proses belajar mengajar siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa (peserta didik) harus berinteraksi langsung dengan objek yang nyata. Jadi, belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dan karena sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat maka dalam proses pembelajaran harus terjadi kerjasama dan interaksi antar berbagai komponen yang terbaik. 4 Dengan mengalami pembelajaran sendiri, siswa memperoleh pengetahuan pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai dalam 3 Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet. 2, hlm. 54. 4 http://hemow.wordpress.com, diakses 9 November 2008.

pembelajaran berbasis Accelerated Learning, keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa tersebut. Dapat dikatakan bahwa semakin siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, maka semakin besar pula pencapaian prestasi yang akan didapat oleh siswa. Hal ini juga perlu diperhatikan untuk mencapai hal tersebut adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran sebagai dasar suatu aktivitas suatu kemajuan tidak akan diperoleh tanpa suatu usaha yang bermakna. Usaha yang keras diperlukan dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian lebih dalam dan mencoba mengamati, mengkaji, menelaah, menganalisis dan menuangkan dalam sebuah karya tulis (skripsi) yang berjudul: Pembelajaran Berbasis Accelerated Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan Kelas X SMA Islam Sudirman Bringin Kab. Semarang Tahun 2009/2010. B. Penegasan Istilah Untuk lebih menjelaskan maksud judul penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis mencantumkan beberapa penegasan istilah: 1. Pembelajaran Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. 5 2. Accelerated Learning Accelerated Learning adalah sebuah konsep pembelajaran yang berupaya untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik ketika sedang belajar, sehingga terjadi pencapaian, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru. 6 Dimana dalam penelitian ini, yang akan digunakan adalah teknik pembelajaran kartu indeks pertanyaan. Dalam pembelajaran Accelerated Learning meliputi 4 tahap yaitu: a. Tahap persiapan 5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 61. 6 http://kita1.net/?p=22, diakses 13 Agustus 2009, pukul 14.30.

Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar, memberi mereka perasaan yang positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan mereka dalam situasi yang optimal untuk belajar. 7 b. Tahap penyampaian Pada tahap penyampaian ini tujuannya adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar. 8 Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. c. Tahap pelatihan Tahap pelatihan merupakan intisari Accelerated Learning. Dalam tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Guru mengajak siswa berpikir, berkata, dan berbuat menangani materi belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka memadukannya ke dalam struktur pengetahuan, makna, dan keterampilan internal yang sudah tertanam di dalam diri. 9 d. Tahap penampilan hasil Tujuan tahap penampilan hasil adalah memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Setelah mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, setiap orang harus dipastikan melaksanakan pengetahuan dan keterampilan baru mereka pada pekerjaan mereka dengan cara-cara yang dapat menciptakan nilai nyata bagi diri mereka sendiri. 10 3. Hasil Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 11 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk 7 Dave Meier, Op.Cit, hlm. 107. 8 Ibid, hlm. 107. 9 Ibid, hlm. 145. 10 Ibid, hlm. 156. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27.

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 12 Adapun hasil belajar yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah hasil belajar dalam bidang studi IPA khususnya pada mata pelajaran Biologi siswa kelas X SMA Islam Sudirman Bringin Kab. Semarang. 4. Biologi Biologi adalah ilmu hayat, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk-makhluk hidup. 13 Kata Biologi berasal dari bahasa Yunani bios = hidup dan logos = ilmu. Jadi, Biologi adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang mempelajari khusus tentang seluk beluk kehidupan. Cakupan kajian Biologi meliputi makhluk hidup itu sendiri, zat-zat penyusun makhluk hidup zat dan energi yang dibutuhkan makhluk hidup dan segala hal yang berkaitan dengan makhluk hidup. 14 Khususnya dalam penelitian ini adalah sains yang mempelajari tentang materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran Biologi berbasis Accelerated Learning materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan kelas X SMA Islam Sudirman Bringin? 2. Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis Accelerated Learning terhadap hasil belajar Biologi materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan kelas X SMA Islam Sudirman Bringin? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan penulis teliti sehingga memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data-data sebagai langkah permasalahan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 89. 12 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 13 Ahmad Ramali, Kamus Kedokteran, (Jakarta: Djambatan, 2000), hlm. 40. 14 Slamet Prawirohartono, Sains Biologi I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 2.

1. Pembelajaran Biologi berbasis Accelerated Learning materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan kelas X SMA Islam Sudirman Bringin. 2. Peningkatan hasil belajar Biologi melalui pembelajaran berbasis Accelerated Learning materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan kelas X SMA Islam Sudirman Bringin. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik Diharapkan dengan selalu aktif peserta didik mengikuti pembelajaran Biologi akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar peserta didik khususnya pada materi pokok Tingkat Organisasi Kehidupan. 2. Bagi guru Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru akan mengetahui model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki, meningkatkan kinerja dan profesionalitas sebagai guru. 3. Bagi sekolah Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan hasil belajar Biologi di sekolah. 4. Bagi peneliti Agar memiliki pengetahuan yang luas tentang model pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkan khususnya dalam pembelajaran Biologi.