II. TINJAUAN PUSTAKA. telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Kedelai. sebagai sumber protein yang memiliki banyak kegunaan dan manfaat bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros berakhir

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan tanaman terna semusim, berakar serabut, batang pendek, batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA Fosfor (P) dan Perannya pada Tanaman Rizobakteria Pemacu Pertumbuhan Tanaman

akan muncul di batang tanaman (Irwan, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cronquist (1981), tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench.] merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

BAB I PENDAHULUAN. Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

TINJAUAN PUSTAKA. berikut Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub-Divisi : Angiospermae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BABn TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, dkk (2005) tanaman kedelai termasuk ke dalam,

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril), berasal dari daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk, sehingga bahan pangan yang tersedia harus

BAB I. PENGANTAR. sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI BAKTERI PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L.) HARMOKO NPM ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Fiksasi Nitrogen tanah : proses pertukaran nitrogen udara menjadi nitrogen dalam tanah oleh mikroba tanah yang simbiotik maupun nonsimbiotik.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitosan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Angiospermae,

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika kenaf menurut Ben-Hill, et al. (1960) sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae, Ordo :

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Kedelai Menurut Irwan (2006), Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merril. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut: Divisio Classis Ordo Familia Genus Spesies : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Rosales : Papilionaceae : Glycine : Glycine max L. Merril

7 2.2 Morfologi Kedelai Susunan akar kedelai merupakan akar tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar - akar cabang terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Adisarwanto dan Wudianto, 1999). Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros berakhir dengan epikotil yang amat pendek dan hypokotil merupakan bagian batang kecambah. Bagian batang kecambah di bagian atas kotiledon adalah epikotil. Titik tumbuh epikotil akan membentuk daun dan kuncup ketiak. Batang dapat membentuk 3 6 cabang, berbentuk semak dengan tinggi 30 100 cm. Pertumbuhan batang dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning kuningan. Bentuk daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun kedelai ini tergantung pada varietas masing masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua, maka daun daunnya mulai rontok. Daun sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada fotosintat berupa gula reduksi. Fotosintat berupa gula diproduksi sebagai sumber energi untuk tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun lain (sink). Hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian dimobilisasikan ke bagian generatif (polong). Hasil fotosintesis di bagian vegetatif tersimpan dalam berat biji kering tanaman.

8 Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna, yaitu dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga berwarna ungu atau putih. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Di Indonesia tanaman kedelai mulai berbunga pada umur 30 50 hari. Buah kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1 4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Berat biji berkisar antara 6 30g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6 10 g/100 biji), biji sedang (11 12 g/100 biji) dan biji besar (13 g atau lebih/100 biji). Warna biji bervariasi antara kuning, hijau, coklat dan hitam. Biji biji kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji (testa) dan tidak mengandung jaringan endosperm. Embrio terbentuk di antara keping biji. Bentuk biji pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada yang bundar dan bulat agak pipih, dengan besar dan bobot biji kedelai antara 5 30g/100 biji. 2.3 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) PGPR mempunyai peranan ganda di samping menambat N2, juga menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lainlain) menekan penyakit tanaman dengan memproduksi siderofor, glukanase, kitinase, sianida dan melarutkan P dan hara lainnya (Kloepper et al., 1988). Sebenarnya tidak hanya kelompok ini yang memiliki peranan ganda (multifungsi) tetapi juga kelompok mikroba lain seperti mikoriza. Selain dapat meningkatkan serapan hara, juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit yang terbawa tanah, meningkatkan toleransi tanaman terhadap

9 kekeringan, menstabilkan agregat tanah. Tetapi, berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada peranan sebagai penyedia hara lebih menonjol daripada peranan-peranan lain. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah apakah multifungsi suatu mikroba tertentu apabila digunakan sebagai inokulan dapat terjadi secara bersamaan, sehingga tanaman yang diinokulasi dapat memperoleh manfaat multifungsi mikroba tersebut. Kebanyakan kesimpulan tersebut berasal dari penelitianpenelitian terpisah, misalnya pengaruh terhadap serapan hara pada suatu percobaan, dan pengaruh terhadap toleransi kekeringan pada percobaan lain. Mungkin sekali fungsi-fungsi tersebut hanya dimiliki spesies tertentu pada suatu kelompok fungsional tertentu, atau mungkin juga fungsi-fungsi ini hanya dimiliki oleh strain-strain tertentu dalam suatu spesies, atau kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh. PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Aktivitas PGPR menguntungkan bagi tanaman baik langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh langsung PGPR didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fitohormon pemacu tumbuh. Sedangkan tidak langsungnya berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit sekunder seperti antibiotik (Hutabarat, 2010)

10 Pengaruh PGPR secara langsung dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman terjadi melalui bermacam-macam mekanisme, di antaranya fiksasi nitrogen bebas sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman, produksi siderofor yang mengkhelat besi (Fe) dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman, melarutkan mineral seperti fosfor dan sintesis phytohormon (Dewi, 2007). Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh PGPR secara tidak langsung dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman terjadi melalui penekanan dari fitopatogen yang dilakukan melalui mekanisme yang berbeda. Ini termasuk kemampuan dalam memproduksi siderofor yang mengkhelat Fe, menjadikannya tidak tersedia bagi patogen; kemampuan dalam mensintesis metabolit anti jamur seperti antibiotik, hidrogen sianida (HCN), yang menekan pertumbuhan patogen jamur; kemampuan untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk nutrisi atau unsur hara atau tempat khusus dalam perakaran tanaman. Sumbangan lain yang tidak kalah penting dari PGPR adalah mampu menekan pertumbuhan rizobakteri patogen tanaman. Ada dua mekanisme dalam menekannya yaitu memacu pertumbuhan tanaman sehingga tanaman lebih sehat sehingga tidak mudah diserang oleh patogen dan menghasilkan metabolit tertentu seperti : antibiotik, siderofor dan HCN yang dapat membunuh patogen. 2.4 Pantoea agglomerans P. agglomerans memiliki klasifikasi sebagai berikut: kingdom Bacteria, filum Proteobacteria, kelas Gamma Proteobacteria, ordo Enterobacteriales, famili Enterobacteriaceae, genus Pantoea, dan spesies Pantoea agglomerans.

11 P. agglomerans adalah bakteri Gram-negatif yang dimiliki oleh keluarga Enterobacteriaceae yang terisolasi dari permukaan tanaman, biji, buah (misalnya jeruk mandarin), dan hewan atau kotoran manusia. Sulit untuk membedakan Pantoea spp. dari anggota lain dari keluarga ini, seperti Enterobacter, Klebsiella, dan Serratia spesies. Namun, Pantoea tidak menggunakan asam amino lisin, arginin, dan ornithine, karakteristik yang membedakannya dari genera lainnya. P. agglomerans berbentuk agregat multiseluler yang disebut symplasmata yang masing-masing ditemukan paling sedikit dua sampai ratusan sel individu terikat bersama (Feng et al. 2003). P. agglomerans ditemukan di berbagai lingkungan tetapi paling banyak ditemukan pada tanah. Menurut Feng et al (2006), P. agglomerans dapat memfiksasi N2 dalam media kultur, menghasilkan IAA dan sitokinin serta meningkatkan transportasi fotosintat pada tanaman kedelai. Mekanisme P. agglomerans dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah dengan cara menghasilkan hormon pertumbuhan dan meningkatkan asupan nutrisi. Pertumbuhan tanaman ditingkatkan secara langsung karena P. agglomerans dapat memfiksasi nitrogen, menghasilkan pytohormon, melarutkan fosfat, dan menghasilkan enzim ACC deaminase (Teng et al., 2010). Feng et al., (2006) melaporkan bahwa P. agglomerans strain YS19 dapat memfiksasi nitrogen sebesar 1.697 ng nitrogen per ml suspensi bakteri per jam. P. agglomerans dapat menghasilkan pytohormon seperti IAA, indole -3-aldehyde, indole-3-ethanol, Abscisic acid (ABA), gibberellic acid, cytokinin

12 (isopentyladenosine, zeatin riboside, dan dihydrozeatin riboside) yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Cimmino et al., 2006, Feng et al., 2006). Meunchang et al., (2006) melaporkan bahwa P. agglomerans dapat melarutkan fosfat. P. agglomerans mengekskresikan asam glukonat yang dapat membentuk khelat organik dengan kation Al, Fe dan Ca yang mengikat P sehingga ion H2PO4 menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia bagi tanaman untuk diserap. P. agglomerans formulasi kompos mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman seperti daun, batang, dan akar menjadi meningkat. Kandungan klorofil daun yang lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi P. agglomerans mengakibatkan tanaman melakukan fotosintesis lebih optimal. Dengan demikian, fotosintat yang terakumulasi sebagai bobot kering tanaman yang digambarkan sebagai laju asimilasi bersih lebih tinggi dan perkembangan tanaman yang digambarkan sebagai laju pertumbuhan relatif juga lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Kandungan klorofil daun yang lebih tinggi pada tanaman yang diinokulasi P. agglomerans diduga karena adanya aktivitas ACC- deaminase oleh P. agglomerans sehingga memperlambat proses degradasi klorofil pada daun tanaman (Khalimi et al., 2012). 2.5 Enterobacter cloacae Bakteri E. cloace memiliki klasifikasi sebagai berikut: kingdom Bacteria, filum Proteobacteria, kelas Gamma Proteobacteria, ordo Enterobacteriales, famili Enterobacteriaceae, genus Enterobacter, dan spesies E. cloacae. E. cloacae

13 merupakan bakteri Gram negatif, tidak membentuk spora, anaerob fakultatif, dan motil dengan flagella peritrikus. E. cloacae mempunyai bentuk seperti batang dengan ukuran 0.3-0.6 x 0.8-2.0 μm, sehingga kecil dibandingkan dengan bakteri lainnya. E. cloacae dapat diisolasi dari buah-buahan, usus hewan, tanah, dan perairan (Pelczar dan Chan, 1999). Bakteri E. cloacae dapat menyediakan unsur posfat bagi tanaman dengan berbagai mekanisme yaitu dengan menghasilkan asam organik, enzim fosfatase dan siderofor yang berperan dalam pengkhelatan Fe 3+ (Mullen, 1998). Glick et al., (1995) menyatakan bahwa, Enterobacter dapat menghasilkan enzim ACC deaminase yang dapat mangurangi pengaruh negatif dari etilen. ACC deaminase berperan mengurangi pembentukan ACC yang merupakan bahan dasar pembentukan etilen dimana etilen mempunyai pengaruh buruk yaitu sebagai antagonis bagi pembentukan fitohormon untuk mencegah pertumbuhan berlebihan dari tanaman. Selain itu ACC yang berlebihan dan diubah menjadi hormon etilen akan dapat menghambat pemanjangan akar (Mullins, 1972). E. cloacae juga sebagai antagonis dari Pythium sp., yang menyebabkan penyakit akar pada tanaman mentimun (Giorgieva and Georgiev, 2003). Produksi siderofor oleh mikroba ini terjadi pada tanah-tanah yang bereaksi netral sampai basa sehingga kelarutan Fe 3+ rendah yang menyebabkan kondisi kekurangan unsur besi bagi mikroba patogen tanaman yang secara tidak lansung meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen. Taghavi et al (2009), menyatakan bahwa bakteri E. cloacae mampu meningkatkan sistesis hormon pertumbuhan seperti IAA yang disentesis dari

14 tryptophan. Adapun fungsi IAA bagi tanaman adalah dapat mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar serta perkembangan buah. Hormon IAA yang diproduksi E. cloacae di lingkungan rizosfer sebagian masuk ke dalam jaringan akar (proses kesetimbangan). Selain memacu perkembangan sel dan akar baru, hormon IAA di dalam jaringan akar juga merangsang pembentukan enzim ACC sintase yang berperan dalam sintesis ACC. Dalam proses kesetimbangan, sejumlah ACC yang terbentuk akan keluar dari akar yang selanjutnya dirombak oleh bakteri penghasil enzim ACC deaminase menjadi amonia dan α-ketobutirat. Hidrolisis ACC (salah satu sumber N bagi bakteri pemacu pertumbuhan) secara terus-menerus akan mengurangi jumlah ACC dan etilen di dalam akar, sehingga mengurangi pengaruh negatif etilen bagi perkembangan atau pemanjangan akar tanaman (Husen, 2009).