Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Aspek Perpajakan atas Penghasilan

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Penghitungan PPh Akhir Tahun

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak dan tidak dikenakan Pajak penghasilan, diatur dalam Psl 4 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yaitu :

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

BAB III PAJAK PENGHASILAN

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Undang-Undang PPh dan Peraturan Pelaksanaannya

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Repositori STIE Ekuitas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

PAJAK PENGHASILAN. Oleh Emmawati, S.Pd

ANALISIS PERHITUNGAN PPh BADAN DALAM RANGKA PENYESUAIAN UNDANG- UNDANG DAN PERATURAN PAJAK YANG BERLAKU. Hartanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PADA PAJAK PENGHASILAN. .Pengertian Penghasilan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

A. Pengertian Laporan Keuangan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak dapat diartikan sebagai iuran wajib yang dipungut oleh Negara dari wajib pajak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

BAB II LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Pengantar. Pernyataan File ini bebas disebarluarkan oleh siapapun dengan cuma-cuma.

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN (PPh) Ps. 21/26

Lampiran 1. Penghasilan termasuk Objek Pajak. Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 4(1):

DASAR HUKUM. UU No 17 TAHUN 2000 Tentang PERUBAHAN KETIGA ATAS UU NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Konsep Dasar Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan BUT

No Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan dimaksud tetap berpegang pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut secara universal, yaitu ke

RUGI LABA BIAYA FISKAL

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB I BENDAHARA DAN KEWAJIBAN PAJAKNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Transkripsi:

Objek PPh Penghasilan Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia Dapat dipakai untuk konsumsi Dapat menambah kekayaan WP, dengan nama dan dalam bentuk apapun Pasal 4 ayat 1 UU PPh Objek PPh Penghasilan Tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apapun Pekerjaan Usaha/Kegiatan Modal/Harta Lain-Lain 1

Imbalan dari pekerjaan/jasa Hadiah dr Undian/pekerja an/kegiatan tertentu Laba Usaha, Keuntungan penjualan harta Bunga, diskonto/ premium Pembebasan Utang Penghasilan Royalti Pengembalian pajak yang telah dibiayakan Iuran anggota bg perkumpulan Pengguna an Harta Tambahan kekayaan neto Imbalan bunga pajak Premi Asuransi Keuntungan karena selisih kurs Pengertian Royalti menurut UU PPh, meliputi : Imbalan dari penggunaan atau hak menggunakan : Hak atas kekayaan intelektual Peralatan/perlengkapan indsutrial, komersial dan ilmiah Pemberian pengetahuan (knowledge)/informasi (know how) di bidang teknikal, industrial atau komersial Pemberian bantuan tambahan/pelengkap sehubungan dengan penggunaan hak atau hak menggunakan Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup atau pita suara Pelepasan hak penggunaan atau pemberian hak 2

Bantuan/Sumbangan, termasuk zakat Penerimaan berupa harta hibah Warisan Setoran Modal Penggantian/Imbalan dalam bentuk natura sehubungan dengan pekerjaan/jasa dari WP/Pemerintah Penggantian asuransi kesehatan/kecelakaan/jiwa/dwiguna/beasiswa kpd OP Dividen/Bagian Laba yang diterima/diperoleh PT (WPDN), koperasi, BUMN/D Iuran yang diterima dana pensiun, termasuk penghasilan dari investasi pada bidang tertentu Bagian laba yang diterima/diperoleh anggota dari CV, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, kontrak investasi kolektif Penghasilan perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha di Indonesia Beasiswa Sisa lebih dari badan/lembaga nirlaba dalam bidang pendidikan/penelitian Bantuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada WP tertentu 3

Bantuan/Sumbangan OP/Badan Termasuk Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib - Badan/Lembaga Amil Zakat - Lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah - Penerima zakat/sumbangan yang berhak Sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi dan penerima (PP No 18/2009) Keluarga sedarah, garis keturunan lurus 1 derajat Harta Hibah Badan keagamaan, pendidikan, sosial, termasuk yayasan dan koperasi, yg tidak profit oriented OP sebagai pengusaha mikro/kecil, yang menjalankan usaha produktif: Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500juta, tidak termasuk tanah dan bangunan Memiliki penjualan max Rp 2,5 Milyar/tahun Sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi dan penerima (PMK No 245/PMK.03/2008) 4

PT (WPDN) Koperasi BUMN/D Penyertaan modal min.25% (u/ PT, BUMN/D) Dividen Badan Usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia Cadangan Laba Ditahan Bukan Objek PPh Pasangan Usaha Bagian Laba Perusahaan Modal Ventura Didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia Menjalankan usaha dalam sektor yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Merupakan perusahaan kecil/menengah dengan penjualan bersih max Rp 5 Milyar Tidak menjual modal sahamnya di bursa efek Jangka waktu penyertaan modal max 10 tahun (KMK-250/KMK.04/1995) 5

JAMSOSTEK TASPEN ASABRI ASKES Badan Hkm lainnya yang menyelenggarakan Program Jamsos Bantuan/ Sumbangan WP/masyarakat tidak mampu WP/masyarakat yang sedang mengalami bencana alam WP/masyarakat yang tertimpa musibah/kecelakaan Penghasilan yang dikenakan PPh Final Karakteristik : Penghasilan yang dikenakan PPh Final, tidak digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final), dalam penghitungan PPh terutang dengan tarif pasal 17 Biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya PPh Final yang dipotong oleh pihak ketiga/dibayar sendiri tidak dapat menjadi kredit pajak 6

PPh Final PPh Pasal 21 atas pesangon/jht/tht yang dibayarkan sekaligus PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima oleh PNS/Anggota TNI/POLRI PPh Pasal 22 atas penjualan BBM/BBG/Pelumas kepada agen PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga deposito/tabungan(tarif PPh; 20%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas transaksi saham di Bursa Efek (tarif PPh; 0,1% dan 0,5%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Hadiah Undian (tarif PPh; 20%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Pengalihan Hak atas tanah/bangunan (tarif PPh; 5%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Persewaan tanah/bangunan (tarif PPh; 10%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Bunga/Diskonto Obligasi (tarif PPh; 15%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Dividen yang diterima WP OP (tarif PPh; 10%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Penghasilan yang diterima/diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto tertentu sesuai dengan PP No 46/2013 (tarif PPh; 1%) PPh Pasal 15 bagi Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (tarif PPh; 1,2%) PPh Pasal 15 bagi Perusahaan Pelayaran/Penerbangan LN (tarif PPh; 2,64%) PPh Pasal 15 bagi Perwakilan Dagang Asing di Indonesia (tarif PPh; 0,44%) PPh Final atas selisih lebih nilai aktiva karena revaluasi aktiva (tarif PPh; 10%) 7