Objek PPh Penghasilan Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia Dapat dipakai untuk konsumsi Dapat menambah kekayaan WP, dengan nama dan dalam bentuk apapun Pasal 4 ayat 1 UU PPh Objek PPh Penghasilan Tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apapun Pekerjaan Usaha/Kegiatan Modal/Harta Lain-Lain 1
Imbalan dari pekerjaan/jasa Hadiah dr Undian/pekerja an/kegiatan tertentu Laba Usaha, Keuntungan penjualan harta Bunga, diskonto/ premium Pembebasan Utang Penghasilan Royalti Pengembalian pajak yang telah dibiayakan Iuran anggota bg perkumpulan Pengguna an Harta Tambahan kekayaan neto Imbalan bunga pajak Premi Asuransi Keuntungan karena selisih kurs Pengertian Royalti menurut UU PPh, meliputi : Imbalan dari penggunaan atau hak menggunakan : Hak atas kekayaan intelektual Peralatan/perlengkapan indsutrial, komersial dan ilmiah Pemberian pengetahuan (knowledge)/informasi (know how) di bidang teknikal, industrial atau komersial Pemberian bantuan tambahan/pelengkap sehubungan dengan penggunaan hak atau hak menggunakan Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup atau pita suara Pelepasan hak penggunaan atau pemberian hak 2
Bantuan/Sumbangan, termasuk zakat Penerimaan berupa harta hibah Warisan Setoran Modal Penggantian/Imbalan dalam bentuk natura sehubungan dengan pekerjaan/jasa dari WP/Pemerintah Penggantian asuransi kesehatan/kecelakaan/jiwa/dwiguna/beasiswa kpd OP Dividen/Bagian Laba yang diterima/diperoleh PT (WPDN), koperasi, BUMN/D Iuran yang diterima dana pensiun, termasuk penghasilan dari investasi pada bidang tertentu Bagian laba yang diterima/diperoleh anggota dari CV, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, kontrak investasi kolektif Penghasilan perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha di Indonesia Beasiswa Sisa lebih dari badan/lembaga nirlaba dalam bidang pendidikan/penelitian Bantuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada WP tertentu 3
Bantuan/Sumbangan OP/Badan Termasuk Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib - Badan/Lembaga Amil Zakat - Lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah - Penerima zakat/sumbangan yang berhak Sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi dan penerima (PP No 18/2009) Keluarga sedarah, garis keturunan lurus 1 derajat Harta Hibah Badan keagamaan, pendidikan, sosial, termasuk yayasan dan koperasi, yg tidak profit oriented OP sebagai pengusaha mikro/kecil, yang menjalankan usaha produktif: Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500juta, tidak termasuk tanah dan bangunan Memiliki penjualan max Rp 2,5 Milyar/tahun Sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi dan penerima (PMK No 245/PMK.03/2008) 4
PT (WPDN) Koperasi BUMN/D Penyertaan modal min.25% (u/ PT, BUMN/D) Dividen Badan Usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia Cadangan Laba Ditahan Bukan Objek PPh Pasangan Usaha Bagian Laba Perusahaan Modal Ventura Didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia Menjalankan usaha dalam sektor yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Merupakan perusahaan kecil/menengah dengan penjualan bersih max Rp 5 Milyar Tidak menjual modal sahamnya di bursa efek Jangka waktu penyertaan modal max 10 tahun (KMK-250/KMK.04/1995) 5
JAMSOSTEK TASPEN ASABRI ASKES Badan Hkm lainnya yang menyelenggarakan Program Jamsos Bantuan/ Sumbangan WP/masyarakat tidak mampu WP/masyarakat yang sedang mengalami bencana alam WP/masyarakat yang tertimpa musibah/kecelakaan Penghasilan yang dikenakan PPh Final Karakteristik : Penghasilan yang dikenakan PPh Final, tidak digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final), dalam penghitungan PPh terutang dengan tarif pasal 17 Biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya PPh Final yang dipotong oleh pihak ketiga/dibayar sendiri tidak dapat menjadi kredit pajak 6
PPh Final PPh Pasal 21 atas pesangon/jht/tht yang dibayarkan sekaligus PPh Pasal 21 atas honorarium yang diterima oleh PNS/Anggota TNI/POLRI PPh Pasal 22 atas penjualan BBM/BBG/Pelumas kepada agen PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga deposito/tabungan(tarif PPh; 20%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas transaksi saham di Bursa Efek (tarif PPh; 0,1% dan 0,5%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Hadiah Undian (tarif PPh; 20%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Pengalihan Hak atas tanah/bangunan (tarif PPh; 5%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Persewaan tanah/bangunan (tarif PPh; 10%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Bunga/Diskonto Obligasi (tarif PPh; 15%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Dividen yang diterima WP OP (tarif PPh; 10%) PPh Pasal 4 ayat 2 atas Penghasilan yang diterima/diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto tertentu sesuai dengan PP No 46/2013 (tarif PPh; 1%) PPh Pasal 15 bagi Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (tarif PPh; 1,2%) PPh Pasal 15 bagi Perusahaan Pelayaran/Penerbangan LN (tarif PPh; 2,64%) PPh Pasal 15 bagi Perwakilan Dagang Asing di Indonesia (tarif PPh; 0,44%) PPh Final atas selisih lebih nilai aktiva karena revaluasi aktiva (tarif PPh; 10%) 7