BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua Dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMK 2 Mei Bandar Lampung. Gede Merta Mertana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab gangguan kesehatan dan kematian sebelum waktunya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat. Bahaya rokok terhadap kesehatan juga sudah diteliti serta dibuktikan oleh banyak orang. Kerugian yang ditimbulkan rokok juga sangat banyak bagi kesehatan, akan tetapi masih banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Sitopoe (2005) mengatakan perilaku merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok ataupun dengan pipa. Di lingkungan kita, merokok sudah menjadi suatu fenomena di dalam masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak negatif merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok (Aula, 2010). Perilaku merokok masih menjadi masalah kesehatan dunia sampai sekarang karena dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit dan bahkan kematian ( Lizam, 2009). Sebenarnya rokok tidak secara langsung menjadi penyebab kematian seseorang, namun zat-zat yang terkandung dalam rokok terbukti menjadi penyebab utama berbagai penyakit kronis (Suryanto, 2013). Rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya, 40 di antaranya bersifat 1

2 karsiogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan (Triswanto, 2007). Data lain menyebutkan bahwa merokok berakibat terhadap 25% kematian akibat penyakit jantung koroner, 80% kasus penyakit saluran pernafasan kronis, 90% kematian akibat kanker paru, serta memiliki kontribusi terhadap berkembangnya kanker laring, mulut, dan pankreas, serta kanker paru pada perokok pasif (Astuti, 2007). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-3 untuk jumlah perokok terbanyak di Asia dengan jumlah perokok mencapai 146 juta jiwa. WHO juga menyebutkan bahwa konsumsi rokok di Indonesia mencapai angka 230 milyar batang pada tahun 2008. Dalam urusan rokok di dunia menurut Tarmoto dkk (2010) Indonesia menempati urutan ke-5 dalam jumlah konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia. Tingginya jumlah perokok menunjukan bahwa kesadaran masyarakat dunia termasuk Indonesia akan bahaya merokok masih sangat rendah. Peningkatan konsumsi rokok seakan mengabaikan bahaya yang ditimbulkan dari rokok terhadap kesehatan. Menurut WHO (2008) setiap 6,5 detik satu orang meninggal karena rokok. Riset WHO (2008) memperkirakan bahwa orang yang mulai merokok pada usia remaja (70% perokok pada usia dini) dan terus menerus merokok sampai 2 dekade atau lebih, akan meninggal 20-25 tahun lebih awal dari orang yang tidak pernah menyentuh rokok.

3 Seakan mengabaikan bahaya yang timbul akibat rokok tersebut, jumlah perokok semakin hari semakin bertambah dan semakin bervariasi pula pelakunya. Mulai dari orang tua, orang dewasa dan bahkan remaja usia sekolah sudah mulai banyak yang menjadi perokok. Eaton (2005) mengatakan perilaku konsumsi rokok termasuk ke dalam kategori perilaku yang berisiko menghambat perkembangan remaja untuk mencapai tahap optimal. Hasil Riskesdas tahun 2013, rata-rata perilaku merokok di Indonesia saat ini sebesar 29,3%. Proporsi perokok terbanyak terdapat di Kepulauan Riau dengan jumlah perokok setiap hari 27,2%. Proporsi merokok penduduk umur 15 tahun ke atas cenderung meningkat, dari tahun 2007 sebesar 34,2% meningkat menjadi 36,3% di tahun 2013 sedangkan untuk Jawa Tengah proporsi perokok usia di atas 10 tahun yang merokok setiap hari sebesar 22,9% dan perokok kadang-kadang sebesar 5,3% dengan jumlah batang yang dihisap dalam sehari pada saat ini sebesar 10,7 batang. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang atau remaja menjadi seorang perokok. Menurut Mu tadin (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok seseorang diantaranya karena orang tuanya seorang perokok, pengaruh teman sebaya, kepribadian dan juga iklan rokok, sedangkan menurut Kurt Lewin dalam Komalari dan Helmi (2002) mengatakan bahwa perilaku merokok disebabkan oleh faktor dari diri sendiri dan juga faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja adalah orang tua yang memiliki kebiasaan merokok khususnya ayah. Remaja yang berasal dari

4 keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok atau obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figure perokok, maka anak-anaknya akan mengikutinya (Nasution, 2007). Orang tua yang menyebabkan perilaku merokok remaja adalah 20,41% (Sumiyati, 2007). Menurut Wahyudi (2014) dalam penelitiannya mengatakan Orang tua yang merokok mempunyai kemungkinan 2,12 kali untuk anaknya mempunyai kebiasaan merokok. Oleh karena itu apabila ada orang tua yang merokok maka akan besar kemungkinan anaknya juga menjadi seorang perokok. Faktor lain yang menyebabkan remaja merokok yaitu faktor dari diri sendiri yang dalam hal ini adalah kepribadian, menurut penelitian yang dilakukan Maziyyatul Fuadah (2011) perilaku merokok yang dikarenakan faktor kepribadian atau rasa ingin tahu dan coba-coba sebesar 51%. Hal itu membuktikan bahwa pengaruh faktor kepribadian terhadap perilaku merokok berpengaruh cukup besar. Hasil penelitian dari Astuti (2007), menunjukkan bahwa faktor kepribadian merupakan salah satu prediktor perilaku merokok dan juga prediktor penting untuk berhenti merokok. Hal ini dibuktikan oleh Sumiyati (2007) dalam penelitiannya di desa Kunden Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil faktor kepribadian berpengaruh 23,98% terhadap perilaku merokok remaja. Pemandangan remaja yang melakukan kegiatan merokok sangat mudah untuk ditemui dimana saja termasuk di lingkungan SMK Karya Teknologi Jatilawang.

5 SMK Karya Teknologi Jatilawang merupakan sekolah menengah kejuruan dengan jumlah 3 kejuruan yaitu teknik permesinan 233 siswa, pemeliharaan mekanik industri 76 siswa, dan teknik kendaraan ringan 239 siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMK Karya Teknologi Jatilawang, setelah melakukan wawancara dengan guru Bimbingan Konseling tentang ada tidaknya kasus pelanggaran merokok yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, di dapatkan data bahwa tidak ada kasus pelanggaran merokok di dalam lingkungan sekolah yang dilakukan oleh para siswa. Namun untuk perilaku merokok di luar lingkungan sekolah relatif banyak seperti di warung-warung depan sekolah. Hasil observasi terlihat apabila bel istirahat berbunyi banyak siswa yang duduk-duduk dan merokok di depan warung-warung tersebut. Setelah mewawancarai 7 orang siswa yang mengaku perokok, 6 diantaranya mengatakan orang tuanya merupakan seorang perokok dan diantara ke 7 siswa tersebut mempunyai alasan mengapa mereka merokok. Alasan merokok karena awalnya hanya coba-coba sebanyak 4 siswa, karena terpengaruh teman sebanyak 3 siswa dan karena stress 1 siswa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Peran Ayah dan Kepribadian Dengan Perilaku Merokok Siswa Kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang. B. Rumusan Masalah Rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya, yang 40 diantaranya bersifat karsiogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya

6 berbahaya bagi kesehatan (Triswanto, 2007). Namun hal tersebut tidak cukup untuk membuat para perokok menghentikan perilaku merokoknya, bahkan jumlah perokok semakin hari semakin meningkat. Fenomena merokok juga sudah sangat mudah untuk ditemui di berbgai tempat, termasuk dikalangan siswa SMK Karya Teknologi Jatilawang. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku merokok di kalangan siswa SMK tersebut, diantaranya kebiasaan orang tua merokok dan juga karena faktor pribadi. Berdasarkan latar belakang penelitian dan uraian di atas, maka timbul pertanyaan penelitian: Adakah hubungan antara peran ayah dan kepribadian dengan perilaku merokok siswa SMK Karya Teknologi Jatilawang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Antara Peran Ayah Dan Kepribadian Dengan Perilaku Merokok Siswa Kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui peran ayah pada remaja kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang. b. Mengetahui kepribadian pada remaja kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang.

7 c. Mengetahui perilaku merokok pada remaja SMK Karya Teknologi Jatilawang. d. Menganalisis hubungan antara peran ayah dengan perilaku merokok pada remaja kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang. e. Menganalisis hubungan antara kepribadian dengan perilaku merokok pada remaja kelas XI SMK Karya Teknologi Jatilawang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya dan juga sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh selama diperkulihan. 2. Bagi Responden Memberikan informasi kepada siswa-siswa SMK Karya Teknologi Jatilawang mengenai pengaruh faktor orang tua dan faktor kepribadian terhadap perilaku merokok remaja. 3. Bagi SMK dan Dinas Pendidikan Memberikan masukan terhadap pihak sekolah dan dinas untuk program bimbingan serta pembinaan remaja usia sekolah, juga sebagai tambahan pustaka sekolah dengan informasi mengenai pengaruh faktor orang tua dan faktor kepribadian terhadap perilaku merokok remaja.

8 4. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan masukan kepada puskesmas wilayah setempat untuk data awal program pendidikan kesehatan remaja. E. Penelitian Terkait 1. Wahyudi (2014) Dengan judul Hubungan Orang Tua Perokok Dengan Kebiasaan Merokok Pada Anak Usia 15-18 Tahun Di Desa Majasto Tarangsari Sukoharjo. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif analitik dengan rancangan case control yang menkaji hubungan antara efek kebiasaan merokok remaja dengan factor resiko orang tua perokok. Penelitian ini dilakukan di Desa Majasto Kecamatan Tarangsari Kabupaten Sukoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Desa yang berumur 15-18 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan purposive sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 84 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan antara orang tua perokok dengan kebiasaan merokok pada anak usia 15-18 tahun di Desa Majasto kecamatan Karangsari Kabupaten Sukoharjo dengan nilai p 0,017. Orang tua yang merokok mempunyai kemungkinan 2,12 kali untuk anaknya mempunyai kebiasaan merokok.

9 2. Adisti Amelia (2009). Dengan judul Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menggali informasi yang lebih kaya dan mendalam tentang bagaimana gambaran perilaku merokok pada remaja laki-laki. Penelitian ini dilakukan di Medan dengan subyek penelitian 3 orang remaja laki-laki yang berumur 15-20 tahun dengan pertimbangan ke 3 orang tersebut sudah mewakili masingmasing tipe perokok. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teori atau konstruk operasional (theory based / operasional construct sampling), dengan teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalan (in-depth interview). Hasil penelitian yang dilakukan tersebut menyatakan bahwa factor-faktor yang menyebabkan seorang remaja merokok yaitu pengaruh orang tua, teman sebaya dan factor kepribadian. 3. Maziyyatul Fuadah (2011) Dengan penelitian yang berjudul Gambaran Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2009. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa teknik UNJ angkatan 2009. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan desain studi potong lintang atau cross sectional kepada responden. Hasil penelitian tersebut menyatakan perilaku merokok karena pengaru orang

10 tua sebesar 51,5%, sedangkan karena pengaruh teman sebaya sebesar 78,9 %, kemudian karena factor kepribadian atau rasa ingin tahu dan coba-coba sebesar 51%. Dan yang terakhir perilaku merokok yang disebabkan Karena pengaruh iklan sebesar 56,1%. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa fakultas teknik universitas negeri angkatan 2011 yaitu orang tua, teman sebaya, faktor pribadi dan pengaruh iklan.