PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

Enok Dwi Mahmudi. Sri Joeda Andajani

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

PENGARUH PERMAINAN PIPA BOCOR TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL DALAM BEKERJASAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. Amilia Anom Sari Dewi Komalasari

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN SENI FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Kain Perca Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

PENGARUH PERMAINAN BOWLLING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBAHAN ALAM TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Permainan Tradisional Angklek Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Dharma Wanita Persatuan Kemangi Gresik

PENGARUH KEGIATAN MENGGUNTING POLA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM QOSHRUL UBUDIYAH

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP BERBASIS MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH MEDIA PUZZLE MODIFIKASI SEPATUKU TESIKU TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL POLA AB-AB ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN BALOK ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Gambar Seri Terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A

PENGARUH METODE BERCERITA BERBASIS DONGENG TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

Retno Ayu Wulandari Rachma Hasibuan

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Permainan Dadu Kain Halus Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

Wahyu Surya Kusumawati. Dra. Hj. Mas udah M., M.Pd

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KB

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRI ANAK. Made Ayu Anggraeni Universitas PGRI AdiBuana Surabaya

PENERAPAN METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN NATURALIST INTELLIGENCE ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B RA MUSLIMAT NU 079 TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. Hairanisa Al Amanah Dewi Komalasari

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERMAINAN MAZE ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGKLASIFIKASIKAN BENDA

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TABLE MANNERS TERHADAP KARAKTER ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Penggunaan Permainan Dakon Modifikasi Terhadap Kemampuan Membilang Anak Kelompok A

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KORAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

Elisabeth Christiana PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

PENGARUH BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA DAN MENGGAMBAR TERHADAP MOTORIK ANAK USIA DINI. Jurnal. Oleh : Anggiat Marudut Gultom

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MEDIA PAPAN FLANEL TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA AB-AB BERBENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN BERJALAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK 02 NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B Eka Anisah Sri Joeda Andajani PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai 4 Surabaya 60136. (Email xannice17@gmail.com) (sri.joeda@gmail.com) Abstract :The purpose of this research was to assess whether or not the effect of the training model basic drawing imitation of the fine motor skills of children in group B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. The samples in this study were all children in group B in TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang totaling 24 children. The results showed that T arithmetic <T table (0 <0.81), so Ha is received, and Ho is rejected. Based on these results we can conclude that there is the influence of the training model basic drawing imitation of the fine motor skills of children in group B TK Pertiwi..Tanggungan..Gudo..Jombang. Keywords: Fine motor, The model training Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji ada atau tidaknya pengaruh model pelatihan dasar menggambar tiruan terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B di TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang yang berjumlah 24 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa T hitung < T tabel (0 < 0,81), dengan demikian Ha diterima, dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pelatihan dasar menggambar tiruan terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. Kata kunci : Motorik halus, Model pelatihan Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur, 2005:88). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki di setiap tahapan perkembangan anak. Usia dini merupakan usia keemasan atau golden age karena pada usia tersebut, anak mengalami perkembangan pesat dan tak tergantikan pada masa mendatang baik fisik maupun psikisnya. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam usia 0 sampai 4 tahun. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Suyanto, 2005:6). Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelengaraan yang menitik beratkan kepada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, keserdasan emosi, kecerdasdan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pada masa tersebut anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya termasuk perkembangan fisik motoriknya. Karakteristik perkembangan fisik motorik anak terdiri dari motorik halus dan motorik kasar. Kemampuan motorik halus pada anak usia dini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak. Anak membutuhkan belajar menggunakan tangan dengan baik agar dapat memainkan dan menggerakkan berbagai macam alat permainan dan untuk keterampilan hidup seperti makan dan memakai pakaian sendiri. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak (motorik) dan kegiatan bergerak ini akan 1

2 banyak menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya. Selama ini anak-anak di kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang masih jarang diajak menggambar, mereka hanya sering berkegiatan mewarnai. Di sini ditemukan bahwa kemampuan motorik halus anak khususnya dalam kegiatan menggambar masih rendah, rata-rata anak mendapat bintang 2 atau bintang 1. Anak sering ragu dengan hasil karyanya, sering menanyakan apakah gambarnya sudah bagus dan telah benar. Selain itu anak juga kurang mandiri dalam mengerjakan. Anak sering minta dibantu guru untuk menggambar. Hal ini juga terjadi karena anak tidak percaya diri dengan hasil karyanya tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut akan dilakukan dengan model pelatihan dasar menggambar tiruan. Model pelatihan dasar menggambar tiruan adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan menggambar anak melalui latihan dasar-dasar menggambar tiruan sebagai modal awal untuk kegiatan menggambar selanjutnya. Dari uraian permasalahan di atas dapat dijadikan rumusan masalah yaitu: Apakah ada pengaruh penerapan model pelatihan dasar menggambar tiruan terhadap kemampuan motorik halus anak Kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang? Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan sebelum dan sesudah penerapan model pelatihan dasar menggambar tiruan terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak Kolompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. Susanto (2011:164) mengatakan bahwa motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Decaprio (2013:15) mengatakan bahwa Kemampuan Motorik Halus adalah proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan motorik, serta variabel yang mendukung atau menghambat kemahiran maupun keahlian motorik. Sedangkan model pelatihan dasar menggambar tiruan adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan menggambar anak melalui latihan dasar-dasar menggambar tiruan sebagai modal awal untuk kegiatan menggambar selanjutnya. Penerapan model pelatihan dasar menggambar tiruan ini secara garis besar terdiri dari menggambar garis, menggambar kotak dan mengarsir (Ranuhandoko,2005:4-21) Alasan penggunaan pelatihan dasar-dasar menggambar adalah bertujuan agar anak bisa terbiasa menggores atau menggunakan alat tulis, sehingga hasil gambar berikutnya tidak terkesan kaku. Jadi setelah melakukan pelatihan dasar menggambar ini, diharapkan anak akan semakin terampil menggambar dan hasil gambarnya semakin baik. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berjenis eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:14), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat kuantitatif statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan penelitian eksperimen ini adalah unutk mengungkapkan hubunganhubungan variable, atau mencari pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya. Adapun sifatnya adalah melakukan perlakuan dan melakukan pengamatan atau pengukuran. Dengan cara ini peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian yang kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre experimental design dengan rancangan one group pre-test and post test design. Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre-test and post test design karena jumlah anak kelompok B di TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang hanya 24 anak. Lokasi penelitian ini bertempat di TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. Sampel penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 24 anak pada tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

3 dan dokumentasi. Jenis observasi yang digunakan yaitu observasi partisipatif, di mana peneliti terlibat dengan kegiatan anak-anak yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2007:145). Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian jenis eksperimen yaitu one-group pre-test post-test design, oleh karena itu teknik analisis data yang tepat digunakan adalah uji jenjang bertanda Wilcoxon (wilcoxon match pairs test). Teknik tersebut digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk ordinal atau berjenjang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini relative kecil yaitu N= 24 dan berupa data ordinal serta tidak berdistribusi normal. Pada uji Wilcoxon, besar angka positif dan negatif diperhitungkan karena sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah kurang dari 25, maka menggunakan tabel penolong. (Sugiyono, 2010: 136). HASIL Hasil penelitian ini menunjukkan adanya suatu perbedaan hasil kemampuan motorik halus anak saat pre-test dan post-test. Hasil kemampuan motorik halus saat pre-test rata-rata mendapatkan skor 2 dan 3, sedangkan untuk hasil saat post-test rata-rata mendapatkan skor 3 dan 4. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pretest lebih rendah dibandingkan dengan hasil post-test, sehingga menunjukkan adanya perubahan hasil kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pelatihan dasar menggambar tiruan. Analisis data yang digunakan adalah uji jenjang bertanda Wilcoxon dengan tabel hasil analisis statistik sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Analisis dalam Tabel Penolong Wilcoxon Match Pairs Test Pada Kemampuan Motorik Halus No Nama (XA 1 ) (XB 1 ) Beda Tanda Jenjang Anak XB 1 - Jenjang + - XA 1 1 DPW 8 12 4 19 +19 0 2 NNIS 8 10 2 13 +13 0 3 LM 8 9 1 6 +6 0 4 NKR 8 14 6 24 +24 0 5 ASP 10 11 1 6 +6 0 6 GEA 9 11 2 13 +13 0 Lanjutan Tabel 1 Hasil Analisis dalam Tabel Penolong Wilcoxon Match Pairs Test Pada Kemampuan Motorik Halus No Nama (XA 1 ) (XB 1 ) Beda Tanda Jenjang Anak XB 1 - Jenjang + - XA 1 10 EDP 8 13 5 22 +22 0 11 MRR 8 9 1 6 +6 0 12 GBW 8 9 1 6 +6 0 13 MH 8 10 2 13 +13 0 14 MJA 10 11 1 6 +6 0 15 MRR 8 12 4 19 +19 0 16 BDW 8 10 2 13 +13 0 17 MAZ 8 9 1 6 +6 0 18 GGSA 4 8 4 19 +19 0 19 HNR 8 14 6 24 +24 0 20 RNA 8 9 1 6 +6 0 21 RWM 8 9 1 6 +6 0 22 RKSP 8 11 3 17 +17 0 23 DAM 9 11 2 13 +13 0 24 YIP 7 8 1 6 +6 0 Jumlah +308 T = 0 (Sugiyono, 2010: 136) Maka, berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai T hitung yang diperoleh adalah 0, karena jumlah tanda jenjang terkecil (positif atau negatif) dinyatakan sebagai nilai T hitung. T hitung diperoleh dari hasil perbandingan dari beda hasil kegiatan sebelum perlakuan (pretest) dan kegiatan setelah perlakuan (posttest). Kemudian hasil tersebut dihitung pada tanda jenjang dengan hasil beda dari yang terkecil sampai yang terbesar. Lalu diberi peringkat dimulai dari angka paling kecil diberi peringkat satu dan seterusnya hingga yang paling besar. Setelah memperoleh nilai dari T hitung kemudian T hitung dibandingkan dengan T tabel. T tabel merupakan nilai dari tabel kritis dalam uji jenjang Wilcoxon. Kemudian, untuk memperoleh hasil yang besar atau signifikan dan memdapatkan kesalahan yang kecil, maka dalam penelitian ini memilih taraf signifikan 5%. Karena dalam penelitian ini subyek penelitian berjumlah 24 anak, maka N = 24. Jadi, untuk mendapatkan nilai T tabel, dapat dilihat pada tabel kritis dalam uji jenjang Wilcoxon yang telah terlampir dengan melihat

4 taraf signifikan sebesar 5% dan N = 24. Sehingga diperoleh nilai T tabel sebesar 0,81. Berdasarkan penelitian dengan analisis menggunakan uji bertanda Wilcoxon di atas, diketahui bahwa T hitung < T tabel (0 < 0,81). Hal ini menunjukkan bahwa nilai T tabel lebih besar dari pada T hitung. Jadi, apabila T hitung T tabel (0 < 0,81) maka hipotesis penelitian diterima yaitu ada pengaruh model pelatihan dasar menggambar tiruan terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang. PEMBAHASAN Kemampuan motorik halus anak mengalami perubahan yang positif setelah diterapkan model pelatihan dasar menggambar tiruan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil posttest yang mengalami peningkatan skor yang diperoleh masing-masing anak. Selain itu anak juga semakin percaya diri dengan hasil karyanya, semakin mandiri dalam mengerjakan, hasil gambar anak juga semakin rapi dan jelas. Tahapan penerapan model pelatihan dasar menggambar tiruan ini yaitu menggambar garis terdiri dari 8 kegiatan yaitu membuat garis tebal tipis dari kiri ke kanan (horizontal), membuat garis tebal tipis dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas (vertikal), membuat garis miring (diagonal), membuat garis dari ujung kiri ke ujung kanan (horizontal) tanpa terputus, membuat garis dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas (vertikal) tanpa terputus, membuat garis miring (diagonal) tanpa terputus membuat garis bebas dan menggabungkan garis-garis. Untuk menggambar kotak terdiri dari 3 kegiatan yaitu menggambar segi empat tanpa warna, menggambar segi empat penuh dengan makna dan arti. Selain itu, kegiatan menggambar merupakan kegiatan awal yang bagus untuk menyiapkan motorik halus tangan saat mereka menulis (Agus, 2007:23). Model pelatihan dasar menggambar tiruan bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif. Setelah diterapkan model pelatihan dasar menggambar tiruan kemampuan anak dalam motorik halus mengalami perubahan yang positif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil berwarna-warni dan menggambar sesuatu dari segi empat. Sedangkan untuk mengarsir terdiri dari 5 kegiatan yaitu mengarsir lurus bolakbalik, mengarsir acak, mengarsir miring, mengarsir silang dan menggabungkan arsiran (Ranuhandoko,2005:4-21). Kenaikan nilai yang dialami anak dikarenakan treatment-treatment yang telah diberikan. Treatment yang diberikan adalah model pelatihan dasar menggambar tiruan. Model pelatihan dasar menggambar tiruan ini diterapkan karena dengan pelatihan dasar menggambar tiruan, diharapkan anak akan lebih menguasai kemampuan motorik halus berupa menggambar sesuai dengan hukum latihan yaitu semakin sering anak melakukan latihan keterampilan maka anak semakin menguasai keterampilan tersebut. Hal ini sesuai dengan Wati (2010:5) sesuai dengan hukum belajar yang dikemukakan oleh Thorndike yaitu hukum latihan (the law of exercise) dimana jika makin sering suatu pelajaran diulangi, makin dikuasailah pelajaran tersebut. Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini, peneliti dan guru memberikan perlakuan dengan menerapkan model pelatihan dasar menggambar tiruan. Model pelatihan dasar menggambar tiruan ini dianggap tepat dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Anak usia dini umumnya menyukai kegiatan menggambar. Dalam kegiatan menggambar anak bisa bebas mengekspresikan jiwanya dalam bentuk coretan yang mungkin bagi orang dewasa tidak mempunyai makna atau arti, tetapi bagi anak coretan sekecil apapun mewakili imajinasinya yang ditransformasikan ke dalam coretan yang posttest yang mengalami peningkatan skor yang diperoleh masing-masing anak. Selain itu anak juga lebih percaya diri dengan hasil karyanya, lebih mandiri dalam mengerjakan, hasil juga lebih rapi dan jelas. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil data yang diperoleh melalui penerapan model pelatihan dasar menggambar tiruan berjalan dengan baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian perlakuan berupa penerapan model pelatihan

5 dasar menggambar tiruan dapat berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Pertiwi Tanggungan Gudo Jombang, telah terbukti. Saran Adanya bukti bahwa penerapan model dasar menggambar tiruan berpengaruh positif terhadap kemampuan motorik halus anak, diharapkan guru dapat memotifasi anak dan menggunakan model pelatihan dasar menggambar tiruan menjadi salah satu pilihan model pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Selain itu guru diharapkan mampu memotifasi dan mengembangkan atau mengkreasikan kegiatan yang dapat digunakan untuk pembelajaran motorik halus anak dengan memperhatikan kriteria kegiatan motorik halus yang sesuai dengan tingkat usia anak. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan model pelatihan dasar menggambar tiruan dengan kegiatan menggambar yang lain agar lebih beraneka ragam dan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. DAFTAR RUJUKAN Agus, Jumiarti. 2007. How To Explore Your Child Ability Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: Aku Cinta Indonesia Publishing. Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogyakarta: Diva Press Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 2005, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005 Ranuhandoko, Daru.2005. Teknik Dasar Menggambar Untuk Anak. Jakarta: PT Kawan Pustaka. Slamet Suyanto, 2005. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Hikayat Publishing. Sugiyono.2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistik Non Parametrik. Bandung: Alfabeta Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan anak usia dini. Jakarta : Kencana Prenada Media. Wati, Widya.2010. Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan Pembelajaran (online). http://widya57physicedu.files.wordpress.co m/2010 /12/no-29-widya-wati-02-teoribelajar-dan-pembelajaran.pdf diakses 20 Februari 2015.