2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam berbagai kesempatan. Dari observasi yang dilakukan penulis. bagian yang paling tinggi tingkat kesulitannya.

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah secara umum agar

BAB 1 PENDAHULUAN. kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi yaitu bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

I. PENDAHULUAN. Zaman globalisasi ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Manusia berkomunikasi untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Komponen bahasa yang harus dikuasi oleh semua peserta didik adalah membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang harus dikuasi oleh semua peserta didik. Kegiatan menulis tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan menulis. Kegiatan menulis memiliki banyak manfaat seperti menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya semua yang dipelajari akan ditulis untuk di dokumentasikan. Tulisan juga dapat digunakan sebagai media komunikasi. Melalui tulisan seseorang berusaha untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada pembacanya. Tulisan merupakan alat komunikasi secara tidak langsung. Manfaat tentang kegiatan menulis juga dikemukakan oleh Morsey dalam Tarigan (2008, hlm. 4) yang menyatakan bahwa: Menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orangorang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Berdasarkan pendapat di atas bahwa menulis merupakan alat untuk memberikan informasi kepada orang lain serta kejelasan informasi tersebut bergantung pada pikiran, organisasi, penggunaan kata-kata serta penulisan kalimat yang baik. Informasi yang akan disampaikan harus dideskripsikan secara rinci agar mampu dipahami oleh pembaca. Kemampuan mendeskripsikan informasi suatu objek atau peristiwa ke dalam bentuk tulisan harus dikuasai oleh semua peserta didik. Akan tetapi tidak semua peserta didik mampu mendeskripsikan informasi kedalam bentuk tulisan seperti anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus terutama tunarungu yang memiliki hambatan menulis. Maka dari itu, kompetensi menulis ini harus diajarkan, dibina, 1

2 dan dikembangkan pada semua jenjang pendidikan termasuk untuk anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung, peneliti memperoleh informasi bahwa kemampuan siswa kelas V di SLB Negeri Cicendo dalam kemampuan mengungkapkan pikiran atau mengambarkan suatu objek atau tempat ke dalam bentuk tulisan masih sangat rendah. Kemampuan dalam menggambarkan suatu objek atau tempat berkaitan erat dengan proses pembelajaran menulis karangan deskripsi. Proses pembelajaran menulis deskripsi yang dilakukan guru masih menggunakan metode konvensional. Pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dilakukan di sekolah saat ini dirasakan belum maksimal. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai kurikulum KTSP kemampuan menulis karangan sederhana seperti karangan deskripsi sudah seharusnya dikuasai oleh peserta didik. Hal tersebut dikarenakan kemampuan mendeskripsikan objek atau peristiwa tertentu akan bermanfaat bagi peserta didik tunarungu ketika akan mengungkapkan pikirannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, sehingga apa yang diungkapkan oleh peserta didik tunarungu lebih mudah dipahami. Permasalahan utama yang dialami peserta didik dalam menulis deskripsi selama ini adalah tidak dimunculkannya objek secara langsung, hal ini membuat peserta didik kebingungan dalam mendeskripsikan objek yang diamati sebelumnya karena kemampuan daya ingat tergolong rendah sehingga hal-hal yang bersifat abstrak bagi peserta didik tunarungu sulit untuk dituangkan kembali ke dalam bentuk tulisan sehingga hasil karangan tidak akan sempurna dalam mendeskripsikan suatu objek atau peristiwa. Permasalahan pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V SLB Negeri Cicendo ini dapat diatasi dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan peserta didik. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode field trip. Menurut Sagala (2006, hlm. 214) mengemukakan bahwa metode field trip adalah metode belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk

3 belajar. Pada pembelajaran menggunakan metode field trip ini peserta didik diajak untuk melakukan suatu perjalanan untuk melihat objek pengamatan secara langsung. Metode ini membuat peserta didik lebih jelas, cermat, dan rinci dalam mendeskripsikan objek sehingga hasil deskripsinya menjadi lebih sesuai dengan kenyataan berdasarkan hasil pengalamannya. Kegiatan belajar melalui metode melihat objek secara langsung seperti dikemukakan di atas maka hal ini akan sangat membantu peserta didik dalam menulis karangan deskripsi dimana dalam karangan deskripsi, penulis dituntut untuk menggambarkan objek secara rinci. Sebagaimana yang diungkapkan Keraf (1981, hlm. 93) bahwa tulisan deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dan objek yang sedang dibicarakan. Melihat betapa pentingnya proses komunikasi dalam kehidupan manusia dan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik tunarungu untuk mempermudah mengungkapkan atau mendeskripsikan tentang suatu informasi dalam proses komunikasinya. Maka peneliti memiliki keyakinan bahwa penggunaan metode field trip akan mampu memberikan manfaat terhadap peningkatan kemampuan menulis sebuah karangan sederhana khususnya karangan deskripsi pada peserta didik tunarungu. Maka dari itu penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode field trip dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi anak tunarungu di SLB Negeri Cicendo Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah: 1. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik tunarungu agar mampu mempermudah proses komunikasi. 2. Peserta didik tunarungu sulit mengungkapkan ide, pikiran dan gagasan ke dalam bentuk tulisan.

4 3. Kemampuan daya ingat peserta didik tunarungu masih sangat rendah sehingga sulit untuk menuangkan kembali pengalaman yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan. 4. Kemampuan abstrak peserta didik tungurungu tergolong rendah sehingga kesulitan dalam membuat sebuah karangan. 5. Pembelajaran menulis karangan harus diajarkan, dilatih, dan dikembangkan bagi semua peserta didik tunarungu. 6. Penggunaan metode pembelajaran field trip dapat dimanfaatkan untuk melatih kemampuan menulis karangan deskripsi pada peserta didik tunarungu. 7. Metode field trip memberikan pengalaman langsung tentang objek atau peristiwa kepada peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo sehingga bisa lebih mudah menuangkan kembali ide-ide, gagasan, atau pikirannya ke dalam bentuk tulisan sesuai pengalamannya. C. Batasan Masalah Penelitian tentang menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip dibatasi pada lima aspek. Aspek-aspek tersebut diantaranya: 1. Membuat judul karangan 2. Menuliskan isi karangan berdasarkan hasil pengalaman. 3. Membuat kalimat sesuai struktur kalimat. 4. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca yang tepat. 5. Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital secara tepat. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka secara umum permasalahan penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi peserta didik tunarungu di SLB Negeri Cicendo?.

5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi peserta didik tunarungu dengan menggunakan metode field trip. Tujuan khusus penelitian ini adalah memberikan pembelajaran menulis karangan deskripsi kepada peserta didik tunarungu kelas V di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung dengan menggunakan metode field trip. Adapun rincian program dalam pembelajaran menulis karangan ini yaitu membuat judul karangan, menuliskan isi karangan berdasarkan hasil pengalaman, membuat kalimat sesuai struktur kalimat, menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital serta menggunakan tanda baca secara tepat. 2. Manfaat Penelitian. a. Secara Praktis 1) Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pendidik dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. 2) Hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode field trip ini dapat digunakan peserta didik sebagai latihan komunikasi dalam menyampaikan informasi secara rinci dengan menggunakan media tulisan agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. b. Secara Teoritis 1) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang penggunaan metode field trip dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. c. Memberikan acuan kepada guru dalam memberikan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan metode yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didiknya.

6 c. Manfaat Bagi Peneliti 1) Penulis selaku peneliti memperoleh pengetahuan baru dalam menyatukan pengetahuan teoritis berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. 2) Memberi kesadaran untuk pertumbuhan diri peneliti di dalam memahami persoalan peserta didik tunarungu.

7