BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin, material, dan. yang beriman dan berilmu pengetahuan yang tinggi.

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual. Tinggi rendahnya perkembangan dan pertumbuhan ketiga hal tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan. Usaha mencerdaskan bangsa melalui pendidikan dalam rangka mengisi pembangunan dirasakan sangat perlu di masa globalisasi, sehingga diharapkan kita menjadi bangsa yang maju dan sejajar dengan bangsa lain. Pendidikan menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti apa yang termaktub dalam UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 11 Pasal 4 sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan modal untuk memberikan penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal di masa akan datang. Dengan mengenyam pendidikan, siswa telah memiliki modal awal 1 Undang-undang Pendidikan Naional No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), h. 8 1

2 dalam hidup agar patuh dan taat terhadap peraturan yang ada, sehingga siswa terbiasa mendisiplinkan dirinya sendiri. Tujuan Pendidikan Nasional di atas, mengharapkan kepada lembaga pendidikan formal untuk memiliki unsur yang dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut. Salah satu unsur yan`g dapat menunjang kebijakan sekolah adalah yang berkenaan dengan tata tertib sekolah. Kewajiban untuk membentuk manusia yang cakap, kreatif, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana manusia yang mempunyai akhlakul karimah baginya wajib memiliki disiplin yang tinggi, hal ini ditujukan dengan ketaatannya terhadap perintah yang datang dari Allah dan Rasulnya serta dari pemegang kekuasaan selama tidak bertentangan dengan Al-Qur an dan Al-Hadits. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surah An-Nisaa ayat 59 sebagai berikut. ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا أ ط يع وا الل ه و أ ط يع وا الر س ول و أ و ل األم ر م ن ك م ف إن ت ن از ع ت م ف ش ي ء خي ر الل ه و الر س ول إ ن ك ن ت م ت ؤ م ن و ن ب الل ه و ال ي و م اآلخ ر ذ ل ك و أ ح س ن ت أ و يال ف ر د وه إ ل Pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas adalah bahwa kita disuruh untuk taat terhadap pemimpin atau peraturan yang dibuat oleh-nya selama tidak melanggar aturan agama. Sardiman A. M mengemukakan dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa di dalam interaksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua puhak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun pihak siswa. 2 2 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 17

3 Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peran pokok dalam mendisiplinkan belajar siswa. Untuk memperoleh hasil pembelajaran disiplin dan optimal, proses belajar mengajar harus secara tepat dan terorganisir dengan sebaik-baiknya. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas dan perencanaan yang matang maka tidak akan berhasil, setiap proses mengajar menuntut upaya pencapaian suatu tujuan tertentu. Setiap tujuan menuntut pula modal bimbingan untuk terciptanya situasi belajar tertentu pula. Oleh sebab itu kemampuan seorang guru meliputi juga kemampuan memilih suatu model mengajar yang diperkirakan sesuai untuk memberikan bantuan dalam membimbing belajar siswa. Untuk dapat mencapai maksud tersebut guru terlebih dahulu memahami berbagai model mengajar secara teoritis, untuk selanjutnya dapat memilih model-model tertentu yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa. Karena itu, guru di tuntut untuk dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. Melalui peranannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk senantiasa belajar dengan aktif dan tekun serta bersemangat sehingga dapat meningkatkan disiplin belajar siswa dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Upaya yang dilakukan guru ini erat kaitannya dengan peranan dan kompetensi yang dimiliki guru, baik pada saat terjadinya interaksi belajar mengajar maupun interaksi diluar jam pelajaran. Upaya tersebut sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

4 Dalam mencapai disiplin belajar, tentunnya guru tidak bisa melaksanakannya sendirian, tanpa didukung adanya pendidikan yang memadai, cukupnya waktu dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan didukung oleh lingkungan. Pendidikan itu pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar siswanya menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu siswa dan segala aspek diri siswa itu harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitif, dan emosional. 3 Adapun salah satu bentuk proses pendidikan adalah hadirnya layanan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah mempunyai ruang lingkup yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi. 4 Secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, modal pengembangan diri lebih lanjut. 5 Bimbingan sangatlah diperlukan dalam mengadakan pilihan-pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu pengoptimalkan individu. Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai process of helping an individual to 5. 3 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 4 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 64 5 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Citra, 2000), h. 37

5 understand himself and his word (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya). 6 Bimbingan dan konseling selain diberikan kepada siswa yang mempunyai potensi lebih, baik dari minat dan bakat diberikan juga kepada siswa yang bermasalah seperti bimbingan anak yang mengalami masalah dengan keluarga, masalah dengan ekonomi, masalah kesulitan belajar termasuk masalah disiplin dalam belajar di sekolah. Khusunya bagi guru bimbingan dan konseling, upaya yang dilakukan guru Bimbingan dan konseling ini erat kaitannya dengan peranan dan layanan untuk bidang akademik bimbingan konseling yang dimiliki guru Bimbingan dan konseling. Upaya tersebut sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Tujuan guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa yang bermasalah dan cara menangani kesulitan belajar pada siswa, mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Selain itu agar siswa mampu beradaptasi dengan teman, para guru, dan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan sekolah. Meskipun guru bimbingan dan konseling sudah berusaha dalam mendisiplinkan belajar siswa di sekolah namun dilihat dari keseharian ternyata masih banyak diantara siswa MAN 2 Model Banjarmasin yang datang terlambat, yang masuk kelas terlambat, dan banyak juga yang keluar masuk kelas pada jam pelajaran. 6 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 6

6 Berdasarkan penjajakan awal dan melelui kegiatan PPL II yang penulis lakukan di MAN 2 Model Banjarmasin, diketahui bahwa terdapat beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah pagi hari, juga terdapat beberapa siswa yang keluar-masuk pelajaran saat jam belajar, serta pada saat adzan dzuhur ada yang masih sibuk ke kantin, duduk-duduk santai yang mestinya seluruh anak pergi ke mesjid sekolah untuk shalat dzuhur berdasarkan hal tersebut, penulis menelusuri upaya-upaya kongkrit dari guru untuk meningkatkan disipin belajar siswa di sekolah MAN 2 Model Banjarmasin khususnya upaya-upaya dari guru Bimbingan dan konseling untuk meningkatkan displin belajar siswa MAN 2 Model Banjarmasin dalam judul Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mendisiplinkan Belajar Siswa di MAN 2 Model Banjarmasin. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul, maka penulis memberikan penegasan judul sebagai berikut: 1. Upaya Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. 7 yang dimaksud penulis disini adalah usaha guru BK dalam mendisiplinkan siswa yang kurang disiplin. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Guru BK atau konselor adalah seorang ahli dalam bimbingan konseling, yang memiliki kewenangan dan mandata secara professional untuk melaksanakan 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 995

7 kegiatan pelayanan konseling. 8 Adapun guru bimbingan dan konseling yang dimaksud penulis adalah guru yang melakukan layanan bimbingan dan konseling secara langsungdan bertanggung jawab atas setiap pelayanan program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. 3. Mendisiplinkan Disiplin adalah tata tertib. 9 Adapun menurut penulis mendisiplinkan merupakan upaya mematuhi peraturan sekolah. 4. Belajar Belajar adalah berusaha supaya mendapat suatu kepandaian. 10. adapun menurut penulis belajar adalah upaya menggali pengetahuan sehingga dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan kemudian dapat menerapkannya. C. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah: 1. Bagaimana upaya guru BK dalam mendisiplinkan belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi upaya guru BK dalam mendisiplinkan belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin? 8 Prayitno, Layanan Konseling, (Padang: BK FIP, 2004), h. 6 9 Yulius. S, Kamus Baru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Anda, 1980), h. 48 2010), h. 121 10 W.J.S. Poerwadarmanja, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

8 D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana upaya guru BK dalam mendisiplinkan belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin 2. Mengetaui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru BK dalam mendisiplinkan belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin. E. Kegunaan Penulisan Penulisan ini penting karena hasil temuannya mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam menangani permasalahan siswa yang berkaitan tentang disiplin belajar di sekolah. Hal ini juga bertujuan untuk memperkaya bidang keilmuan Bimbingan dan Konseling 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Memberi pengetahuan bahwa orang tua sangat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Bagi pengelola pendidikan Memberikan masukan dalam memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa di MAN 2 Model Banjarmasin. c. Bagi Orang Tua Orang tua dapat mempengaruhi perannya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

9 F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori berisi pengertian bimbingan konseling, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling, bidang bimbingan dan konseling, pengertian disiplin, faktor-faktor yang mempengaruhi upaya guru bimbingan dan konseling dalam mendisiplinkan belajar siswa. BAB III Metode penulisan berisi jenis dan pendekatan penulisan, subjek dan objek penulisan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, prosedur penulisan. BAB IV Laporan hasil penulisan berisi gambaran umum lokasi penulisan, penyajian data, analisis data. BAB V penutup berisi simpulan, saran.

10