BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) formal yaitu Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. yang salah satu diantaranya melalui media elektronik. Penggunaan media yang tepat merupakan suatu alternatif untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun. Masa ini merupakan masa peka bagi anak dalam merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan untuk meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik (motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi sehingga usia prasekolah sering disebut sebagai masa keemasan (golden age) (Hurlock, 1993). Bidang pengembangan pembelajaran matematika atau lebih dikenal dengan pengembangan daya pikir, pengembangan kognitif atau logika matematika di Taman Kanak-Kanak pada dasarnya bertujuan untuk menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan dalam mengahadapi persoalan kehidupan sehari-hari. Kegiatan matematika untuk anak usia dini bertujuan agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika untuk hidup dan bekerja pada masa akan datang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah. Kita sering berjumpa dengan penggunaan angka dan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghitung berapa banyak, menghitung jarak dari rumah ke sekolah dan lain-lain. Keberhasilan dalam pembelajaran 1

2 matematika akan sangat dan banyak membantu kehidupan manusia dalam meraih kesuksesan dimasa depan. Riedesel at al. (Sriningsih, 2008: 18) menyebutkan pentingnya matematika sebagai sarana untuk berpikir independent sehingga mampu mengubah pengetahuan teoretis yang dimiliki manusia menjadi pengetahuan praktis yang bermanfaat dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai secara optimal, maka aktivitas pembelajaran matematika harus diberikan secara bertahap. Berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan Piaget, Lorton (Cruickshank, 1980: 23) bahwa pemahaman anak terhadap konsep matematika ditempuh melalui tiga tahap yaitu: (1) pemahaman konsep (intuitive concept level), (2) masa transisi (connecting level), dan (3) tingkat lambang bilangan (symbolic level), (Sriningsih, 2008: 34). Oleh karena itu, pemahaman konsep bilangan merupakan dasar dan pondasi yang kuat bagi anak dalam mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya yang lebih kompleks. Berdasarkan hasil observasi kurikulum kelompok B yang penulis lakukan di TK Ignatius Slamet Riyadi I, Program Kegiatan Belajar mencakup empat bidang pengembangan yaitu: 1. Bidang pengembangan pembiasaan moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian 2. Pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi : berbahasa, kognitif, fisik/motorik, seni

3 3. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama, nilai yang dikembangkan adalah pendidikan keimanan, sikap anak di dalam gereja waktu melaksanakan ibadat, doa harian, dan cerita-cerita Kitab Suci 4. Pengenalan Bahasa Inggris dan komputer Bidang pengembangan kognitif khususnya mengenal konsep bilangan anak kelompok B sebagian besar hanya terbatas pada kemampuan menyebutkan urutan bilangan 1-20. Masih ditemukan anak yang mengalami kesulitan dalam membilang benda secara langsung. Pada saat anak-anak disuruh untuk membilang benda, bilangan yang disebutkan anak tidak sesuai dengan benda yang ditunjuk anak. Menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan benda juga merupakan salah satu indikator dari bidang pengembangan mengenal konsep bilangan yang sering terlupakan oleh guru. Anak tidak pernah dikenalkan pada cara-cara menghitung penjumlahan dua kelompok benda yang digabungkan, baik dengan cara menghitung melanjutkan dari jumlah salah satu kelompok ke kelompok lain ataupun dengan cara menghitung semua kelompok. Sehingga ketika anak diminta untuk menghitung hasil penambahan benda dalam LKS, anak masih bingung untuk menghitungnya dan hasil hitungannya menjadi salah. Penyebab belum maksimalnya pengembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I karena proses pembelajaran jarang menggunakan media atau alat peraga konkret atau gambar yang mewakilinya. Walaupun telah tersedia fasilitas komputer, tidak digunakan untuk memaksimalkan bidang pengembangan kognitif khususnya mengenal

4 konsep bilangan, tapi hanya untuk (monitor, keyboard, CPU, mouse), mengenalkan bagian-bagian komputer bagaimana cara menghidupkan dan mematikan komputer dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian komputer tersebut. Fasilitas komputer bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan beberapa bidang pengembangan anak. Melalui media komputer anak-anak bisa diberikan permainan-permainan yang dapat merangsang anak dalam mengenal konsep bilangan. Proses pembelajaran tanpa menyediakan alat peraga (media) dan teknologi yang menarik, akan membuat anak merasa bosan. Proses pembelajaran tanpa melibatkan proses mental anak (imajinasi anak) akan mengakibatkan anak merasa jenuh, cepat bosan, tidak kreatif dalam berpikir, dan tumbuh sikap negatif pada diri anak terhadap aktivitas belajar matematika (Widawati, 2010: 26). Pembelajaran matematika yang menarik untuk anak TK Ignatius Slamet Riyadi I perlu terus diupayakan. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi anak sangatlah penting dan perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan di Taman Kanak-kanak. Media pembelajaran yang digunakan saat memberikan materi pada anak-anak sangat berpengaruh terhadap penyerapan materi. Oleh karena itu perlu adanya media yang menarik, berguna untuk membangun suasana senang serta dapat membantu anak memahami materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Briggs (Nuryani, 2007 : 138) secara implisit mengatakan media pembelajaran meliputi

5 alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran terdiri dari buku, tape recorder, kaset, kamera video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Teknologi di zaman globalisasi ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, salah satunya adalah komputer sebagai alat bantu yang dapat mempermudah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan termasuk perhitungan yang rumit. Oleh karena itu penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika perlu diperkenalkan kepada anak sejak dini. Program interaktif cermatika merupakan software pembelajaran sebagai salah satu inovasi dari pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan untuk membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika. Melalui program interaktif cermatika anak bisa berinteraksi dengan komputer karena terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh anak berupa cerita interaktif dan game yang berfungsi untuk mengenalkan angka-angka dengan mudah, melatih disiplin, melatih untuk mandiri, mengenal benda-benda, dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2009: 51) Compact Disk Interaktif (CD interaktif) dalam metode pembelajaran berhasil meningkatkan nilai siswa di bidang matematika. Karena melalui CD interaktif dengan mudah anak akan memahami konsep-konsep dasar matematika melalui gambar animasi yang berfungsi untuk memvisualisasikan konsep dasar matematika yang bersifat abstrak menjadi konkret dan bisa anak oprasikan sesuai dengan intelektualnya.

6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nandi (2006: 26) di persekolahan menyebutkan bahwa penggunaan multimedia interaktif, efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di persekolahan. Penggunaan multimedia interaktif dapat melibatkan siswa dan media secara langsung dan interaktif, pengalaman siswa lebih bertambah dan siswa tidak terpaku kepada materi yang ada, akan tetapi dapat memilih sesuai apa yang dibutuhkannya dan kemampuannya melalui kondisi yang berbeda dengan pembelajaran secara konvensional di dalam kelas. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2008: 12) di SDI Al-Azhar menunjukkan bahwa media CD interkatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang di UASBN kan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukankan, maka penulis mencoba untuk meneliti pengaruh penggunaan program interaktif cermatika terhadap kemampuan anak mengenal konsep bilangan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Pengaruh Penggunaan Program Interaktif Cermatika Terhadap Kemampuan Anak Mengenal Konsep Bilangan. B. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini, dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

7 1. Bagaimana profil kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012 sebelum menggunakan program interaktif cermatika? 2. Bagaimana profil kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012 setelah menggunakan program interaktif cermatika? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan program interaktif cermatika terhadap kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012? C. Batasan Masalah Program Interaktif Akal seri Cermatika untuk anak usia 2-6 Tahun telah banyak digunakan untuk meningkatkan kemampuan matematika anak. Maka dalam penelitian ini tidak semua kegiatan yang ada dalam Program Interaktif Akal seri Cermatika digunakan, tetapi dibatasi hanya pada kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan sebagai awal pemahaman anak terhadap matematika. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mengetahui pengaruh program interaktif cermatika terhadap tingkat kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012.

8 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui profil kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012 sebelum menggunakan program interaktif cermatika. b. Mengetahui profil kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012 setelah menggunakan program interaktif cermatika. c. Mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaa program interaktif cermatika terhadap kemampuan anak mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I Tahun Pelajaran 2011-2012. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan, dan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Memperkaya kajian tentang cara-cara pembelajaran/menstimulasi anak untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dalam pembelajaran matematika.

9 2. Manfaat praktis a. Penulis Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dimungkinkan kelak ketika terjun ke lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman, memiliki kemampuan mengembangkan pembelajaran menggunakan program interaktif cermatika. b. Sekolah Memberikan inovasi baru cara pengajaran anak TK guna mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan. c. Guru Guru memperoleh suatu variasi strategi pembelajaran yang lebih variatif terhadap pembelajaran mengenal konsep bilangan yaitu dengan memanfaatkan program interaktif cermatika. Selain itu Guru dapat ikut mengembangkan program interaktif cermatika baik dalam pembelajaran mengenal konsep bilangan maupun diluar pembelajaran mengenal konsep bilangan. F. Asumsi Dasar 1. Yuliana (Astuti, 2009: 34) menyatakan bahwa anak Taman Kanak-kanak sangat memerlukan media yang lebih menarik seperti belajar membaca kalimat melalui video animasi, belajar matematika menggunakan benda yang disajikan melalui video animasi dengan komputer sebagai medianya. 2. Media berbasis komputer dalam pembelajaran matematika anak usia dini dapat memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi dan

10 memecahkan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan angka dan perhitungan (Sriningsih, 2008 :76). G. Hipotesis Berikut dirumuskan hipotesis nol (H o ) dan hipotesis alternatif (H a ) sebagai asumsi sementara dari penelitian mengenal pengaruh penggunaan program Interaktif Cermatika terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak TK, yaitu : H o : µ pretest = µ posttest Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan mengenal konsep bilangan pre-test dan tingkat kemampuan mengenal konsep bilangan post-test sebelum dan sesudah menggunakan program Interaktif Cermatika. H a : µ pretest > µ posttest Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan mengenal konsep bilangan pre-test dan tingkat kemampuan mengenal konsep bilangan posttest sebelum dan sesudah menggunakan program Interaktif Cermatika. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain pre- eksperimen one group pretest posttest yaitu adanya pre-test sebelum diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

11 lebih akurat, karena dalam penelitian ini dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2008: 110). Tabel 1.1 Desain Pola Pre- Eksperimen One Group Pre Test Post Test Design Pre-test Treatment Post- test O 1 X O 2 (Sugiyono, 2008: 75) I. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Ignatius Slamet Riyadi I yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto No. 221, Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012. Pemilihan lokasi penelitian di kelompok B TK Ignatius Slamet Riyadi I dikarenakan pembelajaran di TK ini masih kurang mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan.