BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI. Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Uji Validitas dan Reliabilitas

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X.4 dan kelas X. 5 di SMA 9 Bandung. Peneliti ini menganalisa bagaimana penerapan dari model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips (X) variabel bebas, dalam meningkatkan keaktifan siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. 3.. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi, 006: 160). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami. 3.3. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah tru eksperimental desaign, yaitu jenis-jenis eksperimen yang di anggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan, yang dimaksud persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Suharsimi Arikunto, 006: 86). Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok kontrol.

41 akibatnya dapat diketahui secara pasti perbedaannya. Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-Tes-Post-Test Kelompok Observasi Awal Perlakuan Observasi Akhir Eksperimen O 1 X O 3 Kontrol O - O 4 (Sumber: Suharsimi Arikunto, 006: 86) Keterangan: X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan model pembelajaran koopertaif tipe Talking chip. - : Tidak dikenakan perlakuan (treatment) O 1 O O 3 O 4 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test (O 1 ) sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (O ).

4 3.4. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips, keaktifan siswa yang merupakan variabel terikat. Adapun bentuk operasional adalah sebagai berikut: Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep teoritis Konsep empiris Konsep analitis Skala 1 3 4 5 Variabel Bebas X Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips Keaktifan Siswa Suatu model pembelajaran berkelompok dimana setiap kelompok diberi chips (kancing), setiap siswa berbicara dan mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan chipsnya. Salah satu strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipatif sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien Suatu model dalam pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi. Variabel Y Keaktifan siswa yang diterapkan pada mata pelajaran ekonomi Hasil penelitian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips melalui eksperimen kuasi. Hasil observasi dengan indikator sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap pelajaran ) Kebernaian mengajukan pertanyaan 3) Keberanian menjawab pertanyaan 4) Kemampuan mengemukakan pendapat 5) Aktif dalam melakuakn diskusi Data ordinal Data ordinal

43 6) Partisipasi dalam kelompoknya 7) Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 8) Mengerjakan soalsoal yang diberikan untuk menambah pemahaman 3.5 Teknik dan Alat Pengumpul Data Berdasarkan tujuan penelitian ini, penulis menentukan data akurat yang diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrument. Data tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diambil dari obyek penelitian. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi mengenai keaktifan siswa dalam belajar. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pra-penelitian di SMA Negeri 9 Bandung dengan cara berdiskusi dengan guru ekonomi keals X untuk memperoleh kejelasan mengenai keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Kemudian memilih sampel dengan dilakukan secara acak dari Sembilan kelas. Penulis mengambil X.5 sebagai kelas eksperimen dan X.4 sebagai kelas kontrol.

44 3.6. Penyusunan Desain Penelitian Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai silabus Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan metode konvesional Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips Mengkonsultasikan RPP dengan dosen Pembimbing 1 dan pembimbing II serta guru bidang studi ekonomi kelas X 3.6.3 Penyusunan Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi mengenai indikator keaktifan belajar siswa. Adapun proses penyusunan instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Membuat kisi-kisi instrument penelitian Melakukan uji coba instrument penelitian Mengkaji ulang instrument penelitian Adapun pedoman observasi untuk mengamati tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

45 Tabel 3.3 Format Checklist pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa Siswa Aspek Keaktifan A B C D E F G H Jumlah persentase Sumber : Etin Solihatin (005:5) Keterangan: A. Perhatian siswa terhadap pelajaran B. Keberanian mengajukan pertanyaan C. Keberanian menjawab pertanyaan D. Kemampuan mengemukakan pendapat E. Aktif melakukan diskusi F. Berpartisipasi dalam kelompoknya G. Mempresentasikan hasil kerjanya H. Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk memperkuat pemahaman Semua aktivitas atau kegiatan siswa selama belajar akan diukur dalam persamaan berikut, Sudijono (009:43) = 100%

46 Keterangan : P = persentase aktivitas belajar siswa f = jumlah siswa yang melakukan aktivitas N = jumlah total siswa Menurut Dimyati dan Mudjiono (006:15) siswa yang aktif digolongkan berdasarkan persentase keaktifan, yaitu: Skala kekatifan Kategori 80 atau lebih Sangat baik 60-79,99 Baik 40-59,99 Cukup 0-39,99 Kurang 0-19,99 Sangat Kurang Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman. Dalam skala Guttman di dapati jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak, benarsalah, dan lain-lain. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert.

47 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Validitas Instrumen Suharsimin Arikunto (006:144) menyatakan validitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas instrument dalam penlaitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: r XY = ( N N XY ( X )( Y ) X ( X ) )( N Y ( Y ) ) Dengan : rxy = Angka korelasi r Product Moment. N = Number of Cases (jumlah siswa) XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. X Y = Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y (Suharsimin Arikunto, 006:74) Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah : rxy < : validitas sangat rendah 0,0 0,399 : validitas rendah 0,40 0,699 : validitas sedang/cukup

48 0,70 0,899 : validitas tinggi 0,90 1,00 : validitas sangat tinggi Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikan atau pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut : t= (Riduwan, 004:137) Keterangan : t = uji signifikansi korelasi n = jumlah sampel r = nilai koefisien korelasi Hasil t hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi t tabel dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t tabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n -. Kriteria pengujian item adalah jika t hitung > t tabel maka item tersebut dikatakan valid.

49 berikut tabel validitas item dari variabel keaktifan belajar siswa. Tabel 3.4 Validitas Item Keaktifan Belajar Siswa No Koefisien korelasi t hitung t tabel keterangan 1 0,5 3,44,048 Valid 0,374,137,048 Valid 3 0,58 3,796,048 Valid 4 0,454,698,048 Valid 5 0,47,839,048 Valid 6 0,58 3,95,048 Valid 7 0,396,87,048 Valid 8 0,476,87,048 Valid Sumber : data penelitian (diolah) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item dalam instrumen penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur peneleitian selanjutnya. 3.7. Reliabilitas Instrumen Pengujian reliabilitas instrumen (Test of reliability) untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat keteapatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan. Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus alpha dari Cronbach. Rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal berbentuk uraian. Adpun rumusnya menghitung Reliabilitas Instrumen yiatu: n i 11 = 1 ( n 1) σ t r σ

50 Dimana : r11 : Nilai Reliabilitas instrumen k : Jumlah item σ i : Jumlah Varians skor tiap-tiap item σ t : Varians total Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan terhadap koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Interval Keofisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 0,0 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hit > r tab dengan tingkat kepercayaan 95%, maka angket variabel tersebut dikatakan reliabel Dari hasil pengujian reliabilitas di dapat hasil r hitung = 0,61 dengan r tabel = 0,310 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa r hitung > r tabel, dimana 0,61 > 0,310, maka dapat dinyatakan reliabel.

51 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Normalitas Untuk menguji normalitas maka langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah : a) Menghitung mean skor kelompok b) Mencari dan menghitung deviasi standar c) Membuat daftar frekuensi observasi (f ) dan frekuensi ekspektasi (f ) dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus : ) k = 1 + 3,3 log n 3) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus : P = r / k dimana r = rentang skor d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus : z bk M s = l l 1 l = ; e) Mencari harga chi-kuadrat (χ ) dengan rumus: χ = ( ) Menentukan derajat kebebasan Menentukan χ dari daftar tabel Fo Fe = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan f) Penentuan normalitas Membandingkan harga χ hitung dengan χ tabel..

5 Jika : χ hitung < χ tabel., data berdistribusi normal χ hitung > χ tabel., data berdistribusi tidak normal (Syafaruddin Siregar, 004: 87) 3.8. Uji Homogenitas Dalam penelitian ini, untuk menentukan homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini : a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji homogenitasnya b) Menghitung nilai F dengan menggunkan rumus : s b s k F = dengan : s b = varians yang lebih besar s k = varians yang lebih kecil kebebasan (dk) = ( ) c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung < F tabel, artinya kedua sampel homogen F hitung > F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen (Syafaruddin Siregar, 004 : 50) 3.8.3 Uji Hipotesis Apabila data tes kemampuan kekatifan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t sampel berpasangan dengan tes dua ekor sesuai rumus berikut:

53 Untuk uji statistik parametrik digunakan uji t mean sampel berpasangan dengan tes dua ekor sesuai rumus berikut: t = N x x + N M Y 1 M Y 1 N x + 1 N Y (Suharsimi Arikunto, 007: 311) dengan : M 1 = mean model pembelajaran kooperatif tipe taling chips M = mean skor keaktifan siswa N 1 = N = jumlah siswa x = deviasi setiap nilai dan y = deviasi setiap nilai dari mean Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Jika -t tabel < t hitung < t tabel maka dismpulkan bahwa tidak terdapat hubungan mean yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips terhadap keaktifan siswa. Adapun cara untuk mengkonsultasikan t hitung dengan t tabel adalah : a. Menentukan derajat kebebasan dk = ( 1) + ( 1) b. Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%. c. Bila t hitung > t tabel maka disimpulkan H 1 diterima. Dengan kata lain H 0 ditolak.