40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X.4 dan kelas X. 5 di SMA 9 Bandung. Peneliti ini menganalisa bagaimana penerapan dari model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips (X) variabel bebas, dalam meningkatkan keaktifan siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. 3.. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi, 006: 160). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami. 3.3. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah tru eksperimental desaign, yaitu jenis-jenis eksperimen yang di anggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan, yang dimaksud persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Suharsimi Arikunto, 006: 86). Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok kontrol.
41 akibatnya dapat diketahui secara pasti perbedaannya. Desain dalam penelitian ini bila dibuat bagan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-Tes-Post-Test Kelompok Observasi Awal Perlakuan Observasi Akhir Eksperimen O 1 X O 3 Kontrol O - O 4 (Sumber: Suharsimi Arikunto, 006: 86) Keterangan: X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan model pembelajaran koopertaif tipe Talking chip. - : Tidak dikenakan perlakuan (treatment) O 1 O O 3 O 4 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol Dalam pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test (O 1 ) sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test (O ).
4 3.4. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips, keaktifan siswa yang merupakan variabel terikat. Adapun bentuk operasional adalah sebagai berikut: Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep teoritis Konsep empiris Konsep analitis Skala 1 3 4 5 Variabel Bebas X Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips Keaktifan Siswa Suatu model pembelajaran berkelompok dimana setiap kelompok diberi chips (kancing), setiap siswa berbicara dan mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan chipsnya. Salah satu strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipatif sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien Suatu model dalam pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi. Variabel Y Keaktifan siswa yang diterapkan pada mata pelajaran ekonomi Hasil penelitian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips melalui eksperimen kuasi. Hasil observasi dengan indikator sebagai berikut: 1) Perhatian siswa terhadap pelajaran ) Kebernaian mengajukan pertanyaan 3) Keberanian menjawab pertanyaan 4) Kemampuan mengemukakan pendapat 5) Aktif dalam melakuakn diskusi Data ordinal Data ordinal
43 6) Partisipasi dalam kelompoknya 7) Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 8) Mengerjakan soalsoal yang diberikan untuk menambah pemahaman 3.5 Teknik dan Alat Pengumpul Data Berdasarkan tujuan penelitian ini, penulis menentukan data akurat yang diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrument. Data tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diambil dari obyek penelitian. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi mengenai keaktifan siswa dalam belajar. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pra-penelitian di SMA Negeri 9 Bandung dengan cara berdiskusi dengan guru ekonomi keals X untuk memperoleh kejelasan mengenai keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Kemudian memilih sampel dengan dilakukan secara acak dari Sembilan kelas. Penulis mengambil X.5 sebagai kelas eksperimen dan X.4 sebagai kelas kontrol.
44 3.6. Penyusunan Desain Penelitian Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai silabus Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan metode konvesional Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips Mengkonsultasikan RPP dengan dosen Pembimbing 1 dan pembimbing II serta guru bidang studi ekonomi kelas X 3.6.3 Penyusunan Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi mengenai indikator keaktifan belajar siswa. Adapun proses penyusunan instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Membuat kisi-kisi instrument penelitian Melakukan uji coba instrument penelitian Mengkaji ulang instrument penelitian Adapun pedoman observasi untuk mengamati tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
45 Tabel 3.3 Format Checklist pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa Siswa Aspek Keaktifan A B C D E F G H Jumlah persentase Sumber : Etin Solihatin (005:5) Keterangan: A. Perhatian siswa terhadap pelajaran B. Keberanian mengajukan pertanyaan C. Keberanian menjawab pertanyaan D. Kemampuan mengemukakan pendapat E. Aktif melakukan diskusi F. Berpartisipasi dalam kelompoknya G. Mempresentasikan hasil kerjanya H. Mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk memperkuat pemahaman Semua aktivitas atau kegiatan siswa selama belajar akan diukur dalam persamaan berikut, Sudijono (009:43) = 100%
46 Keterangan : P = persentase aktivitas belajar siswa f = jumlah siswa yang melakukan aktivitas N = jumlah total siswa Menurut Dimyati dan Mudjiono (006:15) siswa yang aktif digolongkan berdasarkan persentase keaktifan, yaitu: Skala kekatifan Kategori 80 atau lebih Sangat baik 60-79,99 Baik 40-59,99 Cukup 0-39,99 Kurang 0-19,99 Sangat Kurang Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman. Dalam skala Guttman di dapati jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak, benarsalah, dan lain-lain. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert.
47 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Validitas Instrumen Suharsimin Arikunto (006:144) menyatakan validitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas instrument dalam penlaitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: r XY = ( N N XY ( X )( Y ) X ( X ) )( N Y ( Y ) ) Dengan : rxy = Angka korelasi r Product Moment. N = Number of Cases (jumlah siswa) XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. X Y = Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y (Suharsimin Arikunto, 006:74) Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah : rxy < : validitas sangat rendah 0,0 0,399 : validitas rendah 0,40 0,699 : validitas sedang/cukup
48 0,70 0,899 : validitas tinggi 0,90 1,00 : validitas sangat tinggi Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikan atau pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut : t= (Riduwan, 004:137) Keterangan : t = uji signifikansi korelasi n = jumlah sampel r = nilai koefisien korelasi Hasil t hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi t tabel dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t tabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n -. Kriteria pengujian item adalah jika t hitung > t tabel maka item tersebut dikatakan valid.
49 berikut tabel validitas item dari variabel keaktifan belajar siswa. Tabel 3.4 Validitas Item Keaktifan Belajar Siswa No Koefisien korelasi t hitung t tabel keterangan 1 0,5 3,44,048 Valid 0,374,137,048 Valid 3 0,58 3,796,048 Valid 4 0,454,698,048 Valid 5 0,47,839,048 Valid 6 0,58 3,95,048 Valid 7 0,396,87,048 Valid 8 0,476,87,048 Valid Sumber : data penelitian (diolah) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item dalam instrumen penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur peneleitian selanjutnya. 3.7. Reliabilitas Instrumen Pengujian reliabilitas instrumen (Test of reliability) untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat keteapatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan. Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus alpha dari Cronbach. Rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal berbentuk uraian. Adpun rumusnya menghitung Reliabilitas Instrumen yiatu: n i 11 = 1 ( n 1) σ t r σ
50 Dimana : r11 : Nilai Reliabilitas instrumen k : Jumlah item σ i : Jumlah Varians skor tiap-tiap item σ t : Varians total Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan terhadap koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Interval Keofisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 0,0 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hit > r tab dengan tingkat kepercayaan 95%, maka angket variabel tersebut dikatakan reliabel Dari hasil pengujian reliabilitas di dapat hasil r hitung = 0,61 dengan r tabel = 0,310 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa r hitung > r tabel, dimana 0,61 > 0,310, maka dapat dinyatakan reliabel.
51 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Normalitas Untuk menguji normalitas maka langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah : a) Menghitung mean skor kelompok b) Mencari dan menghitung deviasi standar c) Membuat daftar frekuensi observasi (f ) dan frekuensi ekspektasi (f ) dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus : ) k = 1 + 3,3 log n 3) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus : P = r / k dimana r = rentang skor d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus : z bk M s = l l 1 l = ; e) Mencari harga chi-kuadrat (χ ) dengan rumus: χ = ( ) Menentukan derajat kebebasan Menentukan χ dari daftar tabel Fo Fe = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan f) Penentuan normalitas Membandingkan harga χ hitung dengan χ tabel..
5 Jika : χ hitung < χ tabel., data berdistribusi normal χ hitung > χ tabel., data berdistribusi tidak normal (Syafaruddin Siregar, 004: 87) 3.8. Uji Homogenitas Dalam penelitian ini, untuk menentukan homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini : a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji homogenitasnya b) Menghitung nilai F dengan menggunkan rumus : s b s k F = dengan : s b = varians yang lebih besar s k = varians yang lebih kecil kebebasan (dk) = ( ) c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung < F tabel, artinya kedua sampel homogen F hitung > F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen (Syafaruddin Siregar, 004 : 50) 3.8.3 Uji Hipotesis Apabila data tes kemampuan kekatifan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t sampel berpasangan dengan tes dua ekor sesuai rumus berikut:
53 Untuk uji statistik parametrik digunakan uji t mean sampel berpasangan dengan tes dua ekor sesuai rumus berikut: t = N x x + N M Y 1 M Y 1 N x + 1 N Y (Suharsimi Arikunto, 007: 311) dengan : M 1 = mean model pembelajaran kooperatif tipe taling chips M = mean skor keaktifan siswa N 1 = N = jumlah siswa x = deviasi setiap nilai dan y = deviasi setiap nilai dari mean Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Jika -t tabel < t hitung < t tabel maka dismpulkan bahwa tidak terdapat hubungan mean yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips terhadap keaktifan siswa. Adapun cara untuk mengkonsultasikan t hitung dengan t tabel adalah : a. Menentukan derajat kebebasan dk = ( 1) + ( 1) b. Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%. c. Bila t hitung > t tabel maka disimpulkan H 1 diterima. Dengan kata lain H 0 ditolak.