BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

PRAKTEK PERWAKAFAN UANG DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di KJKS BMT AL-FATTAH Pati)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat. dilihat dari terus meningkatnya perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan,

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

EFEK MULTIPLIER WAKAF UANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. banyak mendapat perhatian para cendekiawan dan ulama adalah cash waqf

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan. ketentuan yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 112 :

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukarmenukar. demikianlah hubungan kehidupan manusia menjadi teratur.

Siah Khosyi ah, Wakaf & Hibah, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm.12.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA TAHUN 2015 M / 1436 H

STRATEGI MANAJEMEN FUNDRAISING DALAM PENINGKATAN PENGHIMPUNAN WAKAF YAYASAN BADAN WAKAF SULTAN AGUNG (YBWSA) SEMARANG

Sambutan Presiden RI pada Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang, 8 Januari 2010 Jumat, 08 Januari 2010

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah milik Allah. Kepemilikan dalam ajaran Islam disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Raffles City Hotel 04 Oktober Oleh : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd Kabag Tata Usaha Kementerian Agama Provinsi Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dengan meningkatnya perkembangan Lembaga Keuangan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. (Machmud dan Rukmana, 2010). Undang undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan masyarakat, seringkali dijadikan indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri untuk tetap stabil, bahkan meningkat. Beberapa sektor yang dimiliki konvensional bahkan pemerintah belum mampu menanggulangi permasalahan ini, dibutuhkan sektor lain yakni wakaf. Keberadaan aset wakaf ini memberikan peluang bagi sektor keuangan Islam untuk berperan dalam program social kemanusiaan. Juga dimanifestasikan dalam bentuk manfaat dan pendayagunaan aset wakaf tersebut. Konsep wakaf masih belum terarah menjadi produktif. Maka, penggalangan aksi wakaf uang merupakan salah satu implementasi baru dalam mendayagunakan aset wakaf secara produktif. Wakaf merupakan ibadah yang sangat mulia. Dalam Islam, wakaf dijadikan sebagai amalan yang sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Menurut bahasa, Wakaf (waqf) adalah menahan (habs), seperti dengan tahbis (ditahan) dan tasbil (dijadikan halal di jalam Allah). Sedangkan menurut terminolegi syara, wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan tetap menjaga zatnya, memutus pemanfaatan terhadap zat dengan bentuk pemanfaatan lain yang mubah adanya. (Abdul Aziz Muhammad Azam, 2010: 395) 1 Namun menurut Kahf (1998) wakaf dalam pandangan ekonomi berarti mekanisme ekonomi yang di investasikan dalam aset produktif yang bermanfaat untuk yang lain (Rokyah dan Rahim, 2005). 2 Nilai strategis dari wakaf dapat dilihat melalui sisi pengelolaan. Jika zakat ditunjukan untuk menjamin keberlangsungan pemenuhan kebutuhan kepada delapan golongan (asnaf), sedangkan wakaf lebih dari 2006, 197 1 Heri Sudarsono, Bank dan LKS, (Yogyakarta: EKOHISIA, 2008), 281. 2 M Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: Muhammadiyah Pres,

itu, bisa dimanfaatkan untuk semua lapisan masyarakat dan tanpa batasan golongan sebagai jalan untuk membangun peradaban umat. Keutamaan wakaf terletak pada hartanya yang utuh dan manfaatnya yang terus berlipat dan mengalir abadi. Dalam upaya produktifitas aset wakaf, mulai kembali dibahas mengenai efisiensi wakaf uang (tunai) dalam pemanfaatan harta tanah secara produktif. Wakaf uang adalah wakaf berupa uang yang dapat dikelola secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk mauquf alaih. Secara umum wakaf uang adalah penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan dan dibekukan selain untuk kepentingan umum, serta tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokok substansi esensial wakaf. Pembahasan kembali mengenai wakaf uang dapat menjadi landasan baru dalam pemberdayaan masyarakat secara produktif. Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui. (QS. Al- Imron [3]:92) 3 Dana wakaf uang yang terkumpul selanjutnya diinvestasikan oleh nazhir kedalam berbagai sektor usaha yang halal dan produktif. Keberadaan nazhir memegang peranan penting terhadap perkembangan harta wakaf, dimana pendayagunaan wakaf uang bergaris lurus dengan kemampuan nazhir (Rahmat Dahlan, 2009). Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. 4 3 Usman, Rachmadi, Hukum Perwakafan Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika. 2013,106-107 4 Fiqh Wakaf,( Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf,2007),69-70

Sebagai salah satu instrumen keuangan dalam Islam, wakaf tidak dapat terpisahkan dari sistem ekonomi dengan tujuan kemaslahatan umat melalui pemberdayaan masyarakat. Kompetensi seorang nazhir yang profesional merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan dana wakaf, dimana seorang nazhir harus mampu mengelola dana wakaf agar memiliki nilai tambah sebagai modal untuk mengembangkan aset wakaf secara produktif. Pemberdayaan masyarakat khususnya di bidang perekonomian dapat dilakukan melalui hasil wakaf tersebut, sehingga masyarakat mampu berdikari dan bertanggung jawab atas modal yang diberikan tersebut. Pengelolaan wakaf uang sudah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga atau badan pengelola yang khusus menangani masalah perwakafan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang Standar kompentensi sebagai dan Mekanisme wakaf Uang yang akan di tuangkan dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul Implementasi Wakaf Uang di BMT Damar Ngaliyan B. Rumusan masalah 1. Apa Saja Kriteria dan Standar Kompentensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang untuk Menjadi Nazhir yang Professional? 2. Bagaimana Pengoptimalisasian dan Mekanisme Wakaf Uang pada Baitul Mal Damar Ngaliyan? 3. Bagaimana Perkembangan Wakaf Uang pada Baitul Mal Damar Ngaliyan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh standar kompetensi seorang nazhir yang global sehingga dapat menghasilkan nazhir yang professional.

2. Untuk mengetahui mekanisme dan optimalisasi wakaf uang pada Baitul Mal Damar Ngaliyan. 3. Mengetahui perkembangan wakaf uang di Baitul Mal Damar Ngaliyan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis Secara otoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah pemikiran islam tentang fenomena mengatahui gambaran kriteria dan standard kompetensi seorang nazhir dalam mengelola wakaf di Indonesiaserta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang sejenis sehingga lebih mampu mengaktualisasikan fenomena tersebut dalam karya yang lebih baik di masa yang akan datang. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi Lembaga atau Badan pengelolaan wakaf uang. Masyarakat umum dan penulis lain sehingga memiliki acuan kompetensi nazhir sekaligus sebagai informasi dalam mengembangkan rangkaian penelitian lebih lanjut dalam karya keilmuan yang lebih bermanfaat. 5 E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa karya ilmiah yang relevan dengan apa yang akan penulis kaji, yaitu: a. Nuzfatut Saniah (204046102960), Pengaruh Wakaf Produktif terhadap Peningkatan Ekonomi Pesantren Darunnajah Jakarta, Strata I Sarjana Ekonomi Islam (SEI), (Jakarta, Program Studi Ekonomi Islam atau Muamalat Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah 5 http://www.scribd.com/doc/33388389/contoh.proposal.penelitian.kualitatif. 9April 2017. Jam 19.50 WIB

Jakarta, 2000). Dalam kajian yang terdapat didalam skripsi saudari Nufzatut Saniah, membahas mengenai pengaruh wakaf produktif terhadap peningkatan ekonomi di Pesantren Darunnajah Jakarta. b. Zulfa Nur Kamila (072411085), Manajemen Badan Pengelolahan Wakaf Masjid Agung Kauman Semarang Dalam Pemberdayaan Ekonomi Harta Wakaf, Strata I Sarjana Ekonomi Islam (SEI), (Semarang Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Syariah Dan Hukum IAIN Walisongo Semarang,2011). Dalam kajian yang terdapat didalam skripsi saudari Zulfa Nur Kamila, membahas mengenai Manajemen Badan Pengelolahan Wakaf Masjid Agung Kauman Semarang Dalam Pemberdayaan Ekonomi Harta Wakaf. Dari deskripsi diatas bahwa masalah yang akan penulis bahas mengenai Implementasi Wakaf Uang di BMT Damar Ngaliyan F. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian tugas akhir untuk mendapatkan informasi dan data-data adalah sebagai berikut: 1. Jenis penelitian Metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian Kualitatif, penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai atau diperoleh melalui prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) dan menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. 6 2. Sumber data yaitu : Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis ada dua macam, 2012, H. 51. 6 Jusuf Soewardji, Pengantar metodologi penelitian, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,

a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini penulis memperoleh data atau informasi langsung dari pihak BMT Damar Ngaliyan yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan maupun tulisan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara langsung yang dilakukan penulis kepada pihak-pihak yang bersangkutan di BMT Damar. b. Data sekunder Sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian. 7 3. Metode Pengumpulan Data Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan data yang penulis lakukan melalui: a. Observasi, dilakukan dengan mengamati fakta mengenai kenyataan di lembaga keuangan yang disini di peroleh dari BMT Damar Ngaliyan. b. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, yang dilakukan secara langsung kepada pihak BMT Damar Ngaliyan 2009, h.79. 7 Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,

c. Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau laporan-laporan untuk mengumpulkan data tentang keadaan BMT Damar Ngaliyan. 8 G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan pada bab pertama ini didasarkan pada masalah secara umum. Bab ini terdiri dari lima sub bab, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini memuat ketentuan umum tentang pengertian Wakaf, dasar hukum wakaf, macam-macam wakaf,sejarah wakaf, pengertian wakaf uang, dasar hukum wakaf uang,potensi wakaf uang di Indonesia, pengertian Nazhir, syarat nazhir, hak dan kewajiban nazhir. BAB III GAMBARAN UMUM BMT DAMAR NGALIYAN Dalam bab ini meliputi profil BMT Damar yang menguraikan tentang sejarah BMT Damar, visi dan misi, strukturkelembagaan, produk-produk Baitul Mal damar. BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini meliputi pembahasan rumusan masalah yaitu ;Apa saja Kriteria dan standar kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang untuk menjadi nazhir yang professional?; Bagaimana pengoptimalisasian dan mekanisme Wakaf Uang pada Baitul mal 240 8 Sugiyono, metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 226-

BAB V Damar?; Bagaimana perkembangan wakaf uang pada Baitul mal Damar. PENUTUP Berisi kesimpulan, saran dan penutup.