PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

dokumen-dokumen yang mirip
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK TENTANG PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK DAN PORNOGRAFI ANAK

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1 MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V INSTRUMEN-INSTRUMEN INTERNASIONAL TENTANG PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA. 1. Memahami dan mengetahui sistem internasional hak-hak asasi manusia;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONFERENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENGENAI ARBITRASE KOMERSIAL INTERNASIONAL KONVENSI MENGENAI PENGAKUAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

KonveKonvensi Anti Penyiksaan dan perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KONVENSI HAK ANAK Mukadimah

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA

MULAI BERLAKU : 3 September 1981, sesuai dengan Pasal 27 (1)

Konvensi Internasional menentang Perekrutan, Penggunaan, Pembiayaan, dan Pelatihan Tentara Bayaran (1989) Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

Terjemahan Tidak Resmi STATUTA UNIDROIT. Pasal 1

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

KONVENSI MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN (Convention Against Torture and Other Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment)

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 83 TAHUN 1998

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

Konvensi Munisi Tandan (CCM) tahun 2008

Transkripsi:

1 PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada tanggal 25 Mei 2000 Negara-negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan yang kuat atas Konvensi tentang Hak Anak, menunjukan komitmen yang tersebar luas untuk berjuang meningkatkan dan melindungi anak-nakan Menegaskan kembali bahwa hak anak membutuhkan perlindungan khusus, dan memerlukan perkembangan situasi anak yang berkesinambungan dan tanpa perbedaan sebagaimana juga untuk pengembangan dan pendidikan mereka dalam kondisi yang damain dan aman, Dikhawatirkan oleh dampak yang berbahaya dan menyebar luas dari konflik bersenjata trehadap anak dan konsekuensi jangka panjang terhadap perdamaian yang kekal, keamanan, dan perkembangan. Mengutuk kegiatan yang menjadikan anak sebagai sasaran dalam situasi konflik bersenjata dan serangan langsung terhadap objek-objek yang dilindungi oleh hukum internasional, termasuk juga tempat-tempat yang dibutuhkan anakanak, seperti sekolah dan rumah sakit, Mengingat penetapan Statuta Mahkamah Pidana Internasional, khususnya penerapan wajib militer atau perekrutan anak-anak di bawah umur 15 tahun untuk berpartisipasi secara aktif dalam peperangan baik dalam konflik bersenjata internasional maupun non internasional sebagai kejahatan perang, Menimbang bahwa untuk memperkuat pelaksanaan hak-hak yang diakui dalam Konvensi tentang Hak Anak, ada kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan anak untuk tidak dilibatkan dalam konflik bersenjata, Mengingat bahwa pasal 1 Konvensi tentang Hak Anak yang secara khusus mengatur bahwa untuk tujuan Konvensi tersebut seorang anak adalah manusia yang umurnya dibawah 18 tahun kecuali, berdasarkan hukum yang berlaku terhadap kedewasaanya telah dicapai sebelumnya, Meyakini bahwa protokol opsional pada Konvensi yang meningkatkan umru penerimaan personel ke dalam angkatan bersenjata dan partisipasi mereka dalam peperangan akan memberikan kontribusi yang efektif terhadap pelaksanaan prinsip bahwa kepentingan anak-anak menjadi kepentingan utamanya dalam segala hal berkaitan dengan anak-anak.

2 Mengingat bahwa Konferensi Internasional Palang Merah da Bulan Sabit Merah yang kedua puluh enam pada bulan Desember 1995 merekomendasikan bhawa pihak-pihak yang berkonflik harus mengambil langkah-langkah yang memungkinkan untuk menjamin bahwa setiap anak di bawah umur 18 tahun tidk berpastisipasi dalam peperangan, Menyambut penetapan dengan suara bulat, pada bulan Juli 1999, Konvesi Organisasi Buruh Internasional Nomor 182 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak yang mana melarang antara lain perekrutan paksa atau perekrutan wajib terhadap anak untuk digunakan dalam konflik bersenjata, Mengutuk dengan bera hal-hal yang terkait dengan penerimaan, pelatihan, dan penggunaan sepanjang dan melintasi perbatasan negara dari anak dalam perang melalui nagkatan bersenjata yang berbeda dari angkatan bersenjata sebuah negara, dan mengakui tanggung jawab mereka yang merekrut, melatih, dan menggunakan anak-anak dalam hal ini, Mengingat kewajiban negara dalm setiap konflik bersenjata untuk tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum humaniter internasional, Menekankan pada Protokol ini tanpa mengurangu tujuan atau prinsipprinsip yang terkandung dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Pasal 51 dan norma-norma yang terkait dalam hukum humaniter, Menyikapi bahwa kondisi aman dan damai berdasarkan sikap menghormati tujuan dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam dan penataan intrumen-instrumen hak asasi manusia yang berlaku mutlak diperlukan bagi perlindungan penuh pada anak, khususnya selama keadaan konflik bersenjata dan pendudukan pihak asing, Mengakui kebutuhan-kebutuhan khusus anak-anak tersebut yang khsusnya rentan terhadap perekrutan atau penggunaan dalam peperangan yang bertentangan dengan Protokol ini dengan memperhatikan status ekonomi atau sosial atau jenis kelamin mereka, Mengingat pentingnya mempertimbangkan akar penyebab keterlibatan anak dalam konflik bersenjata baik secara ekonomi, sosial, dan politik, Meyakini kebutuhan akan kerjasama internasional yang kuat dalam pelaksanaan Protokol ini, selama rehabilitasi fisik dan psikososial dan mengintegrasikan kembali kehidupan sosial anak-anak yang menjadi korban dalam konflik bersenjata, Mendorong partisipasi masyarakat sekitar khususnya, anak-anak dan korban anak-anak dalam penyebaran informasi dan program pendidikan mengenai pelaksanaan Protokol ini, Telah menyetujui hal-hal di bawah ini :

3 Pasal 1 Negara-negara pihak harus mengambil langkah-langkah yang memungkinkan untuk memastikan bahwa anggota angkatan bersenjatanya yang belum bersuia 18 tahun tidak dilibatkan secara langsung dalam peperangan. Pasal 2 Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa orang-orang yang belum mencapai usia 18 tahun tidak diwajibkan untuk direkrut sebagai angkatan bersenjata. Pasal 3 (1) Negara-negara Pihak harus menaikan usia minimal untuk penerimaan sukarela bagi angakatan bersenjatanya sebagaimana diatur dalam pasal 38 ayat 3, Konvensi tentang Hak Anak, dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pasal tersebut dan mengakui bahwa berdasarkan Konvensi orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun berhak atas perlindungan khusus. (2) Setiap negara Pihak harus menyerahkan deklarasi mengikat pada saat meratifikasi atau mengaksesi Protokol ini yang mengatur mengenai usia minimum yang diperbolehkan dalam penerimaan sukarela angkatan bersenjata dan suatu penjelasan mengenai langkah-langkah perlindungan yang telah diterapkannya untuk menjamin bahwa penerimaan tersebut tidak dilakukan dengan paksaan. (3) Negara-negara pihak yang mengizinkan penerimaan sukarela untuk angkatan bersenjatanya di bawah 18 tahun harus memiliki kebijakankebijakan yang menjamin setidaknya a. Penerimaan tersebut adalah benar-benar sukarela b. Penerimaan tersebut dilakukan dengan persetujuan orang tua atau wali orang yang direkrut c. Orang yang direkrut tersebut benar-benar mengetahui akan tugastugasnya dalam keanggotaan militernya d. Orang-orang tersebut harus dapat membuktikan bahwa dia telah cukup umur sebelum dapat diterima dalam angkatan bersenjata nasionalnya. (4) Setiap negara pihak dapat memperkuat deklarasinya sewaktu-waktu dengan mengajukan pemberitahuan yang dirujukan kepada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangs-bangsa, yang akan memberitahukan hal tersebut kepada semua negara pihak. Pemberitahuan tersebut akan berlaku efektif pada tanggal penerimaan oleh Sekretariat Jenderal. (5) Persyaratan untuk meningkatkan batasan usia dalam ayat 1 pasal ini tidak berlaku di sekolah-sekolah yang dijalankan oleh atau di bawah kuasa angkatan bersenjata negara Pihak, berdasarkan pasal 28 dan 29 Konvensi tentang Hak Anak. Pasal 4

4 (1) Kelompok bersenjatan yang tidak termasuk dalam angkatan bersenjata dalam negara pihak sebaiknya tidak dalam situasi apapun menerima atau memanfaatkan orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun dalam peperangan. (2) Negara-negara pihak harus mengambil semua langkah yang memungkinkan untuk mencegah penerimaan dan pemnafaatann tersebut diatas, termasuk melaksanakan ketentuan hukum yang melarang dna menghukum praktik-praktik tersbeut di atas. (3) Pelaksanaan pasal ini tidak mempengaruhi status hukum pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata Pasal 5 Tiadak satu ketentuan pun dalam Protokol ini yang dianggap menghambat ketentuan-ketentuan dalam hukum suatu negara pihak atau dalam instrumen internasional dan dalam hukum humaniter internasional yang lebuh baik dalam mewujudkan hak anak. Pasal 6 (1) Setiap negara pihak harus menerapkan langkah-langkah hukum, administrasi dan langkah-langkah lainnya yang menjamin pelaksanaan secara efektif dan penegakan ketentuan-ketentuan Protokol ini di dalam wilayah yuridiksinya. (2) Negara-negara pihak berjanji untuk membuat prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan Protokol ini dapat diketahui secara luas dan dipromosikan dengan cara-cara yang sesuai, kepada orang-orang dewasa dan anak-anak. (3) Negara-negara pihak harus mengambil semua langkah-langkah yang memungkinkan untuk menjami bahwa setiap orang dalam yuridiksinya yang direkrut atau dimanfaatkan dalam peperangan yang bertentangan dengan Protokol ini dilepaskan atau dibebastugaskan. Negara-negara pihak apabila diperlukan harus membantu orang-orang tersebut untuk memulihkan fisik dan psikologi serta reintegrasi sosial mereka. Pasal 7 (1) Negara-negara pihak harus bekerjasama dalam melaksanakan Protokol ini, termasuk pencegahan aktivitas yang bertentangan dengannya dan dalam hal ini hak rehabilitasi dan mengembalikan kembali integrasi sosial yang menjadi korban aksi-aksi yang bertentaangan dengan Protokol ini, termasuk melalui kerja sama teknis dan bantuan keuangan. Bantuan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan melalui konsultasi dengan negara-negara pihak yang bersangkutan dan dengan organisasi internasional yang terkait (2) Negar-negara pihak yang melaksanakan hal tersebut harus menyediakan bantuan melalui program-program multilateral bilateral atau programprogram lainnya yang telah ada atau melalui dana sukarela yang dikumpulkan berdasarkan peraturan-peraturan Majelis Umum

5 Pasal 8 (1) Setiap negara pihak dalam waktu dua tahun setelah Protokol ini berlaku efektif bagi negara pihak tersebut, harus menyerahkan laporan kepada Komite Hak Anak yang berisi informasi komprehensif mengenai langkahlangkah yang telah diambil untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Protokol, termasuk langkah-langkah yang diambil untuk melaksanakan ketentuan untuk berpartisipasi dan penerimaan. (2) Setelah penyerahan laporan komprehensif, setiap negara pihak harus memasukan dalam laporan-laporan yang diserahkan kepada Komite Hak Anak, sesuai dengan pasal 44 Konvensi, informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan protokol. Negara-negara pihak lainnya harus menyerahka laporan setiap limatahun. (3) Komite Hak Anak dapat meminta pada negara pihak informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan protokol ini. Pasal 9 (1) Protokol ini terbuka untuk ditandatangi oleh negara manapun yang menjadi anggota Konvensi atau telah menandatanganinya. (2) Protokol ini berlaku setelah ratifikasi dan terbuka untuk aksesi oleh negara manapun. Instrumen ratifiksi dan aksesi harus diserahkan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk disimpan. (3) Sekretaris Jenderal, dalam kapasitasnya sebagai tempat penyimpanan Konvensi dan Protokol akan memberitahukan kepada negara pihak konvensi yang telah menandatangani konvensi setiap instrumen deklarasi Pasal 3. Pasal 10 (1) Protokol ini akan berlaku efektif salam waktu tiga bulan setelah instrumen ratifiksi atau aksesi yang kesepuluh diserahkan. (2) Setiap negara yang meratifikasi Protkol ini atau mengaksesinya setelah protokol ini diberlakukan, maka bagi mereka protokol akan berlaku efektif sebulan setelah tanggal penyerahan instrumen ratifikasi atau aksesi. Pasal 11 (1) Setiap negara pihak dapat mengajukan penarikan diri terhadap Protokol kapan pun dengan pemberitahaun tertulis kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang setelah itu akan memberitahukan negaranegara pihak konvensi dan negara-negara lainnya yang telah menandatangani konvensi. Penarikan diri akan berlaku efektif setahun setelah tanggal penyerahan pemberitahuan kepada Sekretaris Jenderal. Namun apabila pada saat berakhirnya masa tersebut negara pihak yang menarik diri itu terlibat dalak konflik bersenjata, penarikan diri tersebut tudak akan diberlakukan sebelum konflik bersenjata berakhir. (2) Penarikan diri tidak akan berdampak melepaskan negara pihak tekait atas kewajibannya berdasarkan protokol ini mengenai setiap tindakan yang timbul sebelum tanggal berlaku efektifnya penarikan tersebut. Penarikan diri juuga

6 tidak boleh merugikan dalam hal apapun pembahasan atas setiap masalah yang telah dipertimbangkan oleh Komite sebelum tanggal penarikan dri berlaku efektif. Pasal 12 (1) Setiap negara pihak dapat mengajukan suatu usulan amandemn dan menyampaikannya kepada Sekretaris Jenderal Perserikat Bangsa-Bangsa. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangasa akan memberitahukan usulan amademen kepada negara-negara pihak dengan menanyakan apakah mereka perlu mengadakan konferensi negara-negara pihak yang bertujuan untuk membahas amandemen dan mengadakan pengambilan suara. Apabila dalam jangka waktu empat bulan sejak tanggal pemberitahuan etrsebut sedikitnya sepertiga dari jumlah negara pihak tersbeut menghendaki diadakan konferensi, Sekretaris Jenderal Perserikat Bangsa-Bangsa akan mengadakan konferensi dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setiap amandemen yang ditetapkan oleh suara mayoritas negara pihak yang hadur dan memberikan suaranya dalam konferensi harus diserahkan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk disetujui. (2) Suatu amandemen yang dibuat berdasarkan ayat 1 pasal ini akan berlaku secara efektif seelah disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa dan diterima mayoritas dua pertiga negara-negara pihak. (3) Ketika amandemen berlaku efektif, ia akan mengikat negara-negara yang mengetujuinya, negara-negara pihak lainnya yang masih terikat dengan ketentuan-ketentuan Protokol dan amandemen-amandemen yang disepakati. Pasal 13 (1) Protokol ini ditulis dalam bahasa Arab, China, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol memiliki keaslian yang sama, disimpan dalam arsip Perserikatan Bangsa-Bangsa. (2) Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa harus mengirimkan salinan Protokol ini yang resmi kepada semua negara pihak dan negara pihak konvensi dan negara-negara yang telah menandatangani konvensi.