I. PENDAHULUAN. pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 028 TAHUN 2018

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 36 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 861 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 07 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

Pointer-pointer Regulasi Bidang Kependudukan 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BULUNGAN. Jalan Jelarai Tanjung Selor Kaltim, Telp. (0552) , Fax (0552) 21009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI C.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 20 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 20 TAHUN 2006

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TLD NO : 15

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

BUPATI PURWAKARTA PROPINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN UU NO.23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 201 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 18 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara dengan laju pertumbuhan penduduk sangat pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut Undang-undang Dasar 1945 Pasal 26 Ayat (2) dijelaskan bahwa penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Jadi penduduk yang ada di Indonesia bukan hanya orang Indonesia asli tetapi juga Warga Negara Asing yang tinggal di semua wilayah negara Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat dan pesat menimbulkan aneka permasalahan yang serius, baik dibidang ekonomi, sosial, politik dan pembangunan, serta kesejahteraan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Kondisi demikian banyak menimbulkan permasalahan dibidang administrasi kependudukan (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008:3). Berdasarkan hasil sensus penduduk jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negara-negara yang sedang berkembang setelah Cina dan India. Dibanding dengan jumlah sensus tahun 2010 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 195,3 juta jiwa.

2 Salah satu upaya menghadapi dan menangani masalah kependudukan adalah dengan membentuk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat daerah dengan tujuan : memberikan pelayanan masyarakat yang cepat, tepat, mudah dan murah, mencatat seluruh penduduk baik tetap maupun tidak tetap, Warga Negara Indonesia ( WNI) maupun Warga Negara Asing ( WNA), memonitor mobilitas penduduk secara baik, menyediakan data atau informasi yang lengkap dan akurat. Secara khusus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Kependudukan, pengendalian mobilitas penduduk serta penerbitan akta-akta catatan sipil (dalam artikel payung hukum membangun database kependudukan, www.adminduk.depdagri.go.id diakses 7 Oktober 2011). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di jelaskan di Pasal 1 Ayat (1) bahwa Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Penduduk yang ada di wilayah Indonesia harus dapat ditata dan ditertibkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan semua penduduk Indonesia dapat mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar kehidupan penduduk Indonesia menjadi lebih tertib dan teratur dan memudahkan pemerintah dalam hal

3 ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurus administrasi setiap penduduk. Dibentuknya lembaga ini diharapkan pemerintah dapat memperoleh data dan informasi penduduk secara lengkap dan akurat, sehingga dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi masalah kependudukan yang terjadi serta bersama instansi pemerintah lain yang terkait maupun pihak-pihak lain dapat mengambil suatu kebijakan publik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketersediaan informasi tentang kependudukan yang lengkap dan mutakhir tercermin dari tertib dokumen kependudukan atau tertib administrasi kependudukan yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Pada hakikatnya upaya tertib dokumen kependudukan atau tertib administrasi kependudukan bukan sekedar pengawasan terhadap blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen tetapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan pragmatis, artinya mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini bermakna secara hukum yang berfungsi untuk melindungi, mengakui/ mengesahkan status kependudukan atau peristiwa vital yang dialami penduduk sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan dan melancarkan segala urusan dalam kehidupannya. Penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah di negara Indonesia terdiri dari Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing. Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang tertib administrasi kependudukan untuk Warga Negara Asing yaitu mengenai izin tinggal di wilayah Indonesia khususnya Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung. Pengurusan administrasi Tenaga

4 Kerja Asing untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal dengan syaratsyarat yang telah ditentukan dan bila surat tersebut telah habis masa berlakunya maka dapat diperpanjang dengan persyaratan yang sama dengan waktu pembuatan awal izin tempat tinggal tersebut. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok membantu Bupati atau Walikota melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kependudukan dan catatan sipil serta tugas-tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi: perumusan kebijakan tekhnis di bidang kependudukan dan catatan sipil, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan catatan sipil, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kependudukan dan catatan sipil serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati atau Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bertugas dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Warga Negara Asing khususnya Tenaga Kerja Asing yang ada di Kota Bandar Lampung. Pada dasarnya, kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung tersebut sudah terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung wajib melengkapi dokumen kependudukannya, bukan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) melainkan Surat Keterangan Tempat Tinggal. Seorang Tenaga Kerja Asing yang datang dan hendak berdomisili sementara waktu di kota Bandar Lampung, wajib untuk memiliki Surat

5 Keterangan Tempat Tinggal yang dibuat dan dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. Tenaga Kerja Asing yang datang ke Kota Bandar Lampung harus melengkapi berbagai persyaratan untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) dan Tenaga Kerja Asing tersebut juga tidak menggangu kenyamanan warga sekitar tempat Tenaga Kerja Asing tersebut tinggal. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Lampung memperketat pengawasan terhadap Warga Negara Asing yang tinggal di provinsi Lampung (Radar Lampung Edisi, 02 Mei 2011). Dibentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil diharapkan pemerintah dapat memperoleh data dan informasi secara lengkap dan akurat mengenai Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung, sehingga dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi berbagai masalah kependudukan yang terjadi khususnya bagi Tenaga Kerja Asing. Persoalan yang terjadi dan ditemukan di lapangan masih banyak Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung tetapi belum mendaftarkan diri untuk membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan yang timbul karena kurangnya kesadaran Tenaga Kerja Asing untuk tertib Administrasi Kependudukan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka bagi Warga Negara Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung dalam hal in Tenaga Kerja Asing wajib memiliki Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) dan harus dibawa kemana pun Tenaga Kerja Asing tersebut pergi, sehingga apabila ada pemeriksaan identitas diri Tenaga Kerja Asing tidak akan terkena masalah. Bila tidak memiliki

6 SKTT ini, maka Tenaga Kerja Asing akan ditindak sesuai dengan ketetapan yang diatur oleh UU Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 91 Ayat (2) tentang ad ministrasi kependudukan. Saat ini kondisi Tenaga Kerja Asing di Kota Bandar Lampung, belum menjadi persoalan yang berarti bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung. Data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung, Tenaga Kerja Asing yang telah membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal pada tahun 2011 sebanyak 17 orang. Terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Kondisi lain yang terjadi dilapangan, Tenaga Kerja Asing yang berada di Kota Bandar Lampung masih kurang kesadarannya untuk membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal sesuai dengan peraturan yang ada. Dikarenakan hal tersebut diatas, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana kesadaran Tenaga Kerja Asing untuk tertib administrasi di Kota Bandar Lampung yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang: Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal Bagi Tenaga Kerja Asing Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

7 a. Bagaimanakah penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung? b. Apa faktor penghambat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing? 1.2.2 Ruang Lingkup Penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian terbatas pada kajian hukum yang meliputi penerbitan dan faktor penghambat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing dan sebagai tempat penelitian adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk menganalisis penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. 2. Untuk menganalisis faktor penghambat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

8 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan Ilmu Hukum, terutama dalam bidang Hukum Administrasi Negara serta menambah pengetahuan bagi penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) bagi Tenaga Kerja Asing (TKA). 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan informasi terutama bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) agar dapat lebih tertib administrasi kependudukan yang dikeluarkan pemerintah melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dimana Tenaga Kerja Asing tersebut berada.