PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

Pengaruh Penyuluhan Tentang Pemeriksaan Kehamilan Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

EFEKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

Pengaruh Penyuluhan Tentang Senam Hamil Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. membawa resiko bagi ibu. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Shinta Safira Yahya 201510104095 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana SainsTerapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IVFakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Shinta Safira Yahya 201510104095 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 i

ii

PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA 1 Shinta Safira Yahya 2, Suharni 3 INTISARI Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Indonesia berada pada peringkat ke 108 dari 177 negara sebagai negara yang memiliki AKI tertinggi (WHO, 2008). Secara nasional AKI di Yogyakarta pada tahun 2014 sebanyak 56 kasus. Penyebab langsung kematian ibu yang banyak terjadi selama masa kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (33 %), Pre Eklamsi berat (PEB) (28 %), Sepsis dan infeksi (9 %), Eklamsi (2 %) dan penyebab lain (28 %) (Dinkes DIY, 2015). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida di Puskesmas Mergangsan tahun 2016. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen atau kegiatan percobaan (exsperiment research). Dengan Rancangan atau desain penelitiannya adalah one group pretest-posttes. Sampel penelitian adalah semua ibu primigravida dengan teknik purposive sampling dengan sampel didapat sebanyak 34 responden. Analisa data menggunakan uji statistik Wilxocon Signed Ranks Test. Hasil: Pelaksanaan penyuluhan memberikan efek pengetahuan ibu primigravida tentang tanda bahaya kehamilan mengalami peningkatan setelah dilakukan penyuluhan yaitu dalam kategori baik sebanyak 30 responden (88,2 %), cukup 2 responden (5,9%), kurang 2 (5,9%), dan kategori buruk 0 (0%). Hasil uji Wilxocon Signed Ranks Test p-value 0.000 dimana p <0,05, sehingga ada pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2016. Simpulan dan Saran: Ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan pada ibu primigravida di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Diharapkan bidan atau tenaga kesehatan lainya lebih aktif memberikan intervensi penyuluhan kepada ibu hamil, karena dengan penyuluhan terbukti mampu meningkatkan pengetahuan Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan iii

PENDAHULUAN Menurut WHO pada tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup (SDKI, 2012). Secara nasional AKI di Yogyakarta pada tahun 2014 sebanyak 56 kasus. Penyebab langsung kematian ibu yang banyak terjadi selama masa kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (33 %), Pre Eklamsi berat (PEB) (28 %), Sepsis dan infeksi (9 %), Eklamsi (2 %) dan penyebab lain (28 %) (Dinkes DIY, 2015). AKI juga merupakan indikator yang mencerminkan status kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Kematian ibu dipengaruhi oleh keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan pengambilan keputusan untuk segera mencari pertolongan, keterlambatan dalam mencapai tempat pelayanan kesehatan dan keterlambatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan. Salah satu penyebab masih rendahnya pengetahuan pada ibu hamil yaitu kurangnya peran bidan dalam pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan. Saat ini diperkirakan dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya ada 20.000 ribu ibu meninggal akibat komplikasi dari kehamilan dan persalinan. Deteksi dini tanda bahaya kehamilan sangat diperlukan untuk menemukan ibu hamil yang kemungkinan mengalami tanda bahaya atau komplikasi sehingga dapat menurunkan AKI. Penatalaksanaan deteksi dini dapat dilakukan sesuai dengan standar kompetensi bidan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 kompetensi ke-2 yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin pada tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali selama kehamilannya yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester ke III. Pada standar Ante Natal Care (ANC) terdiri 14 T, dimana penyuluhan pada ibu hamil masuk pada urutan ke-13 yaitu tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan ) seperti, makanan bergizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamialan dan persalinan. Menurut KepMenkes nomor 928 tahun 2007 tentang standar asuhan kebidanan bahwa asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan buku KIA. Salah satu isi buku KIA tersebut materi tentang tanda bahaya kehamilan (Depkes RI, 2009). Tanda bahaya kehamilan ibu meliputi tanda bahaya pada tiap trimester, diantanya perdarahan, bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan kejang, panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, bayi dikandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak, muntah terus dan tidak mau makan dan komplikasi komplikasi lain pada kehamilan yang berdampak pada AKI (Depkes RI, 2009). Dalam Al-Quran Allah berfirman (QS. Ali Imran : 104) : Aritnya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dari ayat diatas diharapkan semua bidan dapat berbuat baik dengan cara mau dan mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil 1

untuk dapat menjaga kehamilannya agar ibu dan bayinya dapat lahir selamat tanpa ada gangguan atau komplikasi yang mengancam kehidupannya METODE PENELITIAN Populai dalam penelitian ini sebanyak 112 ibu primigravida sedangkan sampel seabnyak 34 ibu primigrafida yang sesuai dengan kriteria inklusi. Uji validitas menggunakan rumus product moment dan uji reabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon dimana digunakan untuk menguji nilai pre-test dannilai post-test. Metode pengolahan data yaitu : Editing, Scoring, Coding : Coding tingkat pengetahuan (Buruk= <40%, Kurang = 40%-55%, Cukup = 56%-75%, Baik = 76%-100%), Tabulating, Entry dan Cleaning. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta pada saat penelitian sebagai berikut : Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pekerjaan, dan Pendidikan Kriteria Freku Presentase Responden ensi Usia : 20-25 tahun 16 47,0% 26-30 tahun 14 41,1% 31-35 tahun 4 11,7% Pekerjaan : IRT 22 64,7% PNS 7 20,5% Buruh 2 5,9% Swasta 3 8,9% Pendidikan : SMP 5 14,8% SMA 23 67,6% PT 6 17,6% Jumlah 34 100% Sumber : Data Primer 2016 Dari tabel diatas pada kriteria responden berdasarkan umur dapat diketahui bahwa paling tinggi adalah pada usia 20-25 tahun yaitu sebanyak 16 responden 47,0%. Sedangkan krtiteria responden berdasarkan umut dengan jumlah paling sedikit adalah pada usia 31-35 tahun yaitu sebanyak 4 responden (11,7%). Berdasarkan data diatas semakin cukup umur, tingkat kematangan dan penegtahuan seseorang akan lebih matang berpikir dan bekerja. Semakin tua umur seseorang, makin konstruktiv dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Nursalam, 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman, dkk (2014) dengan judul, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di Desa Kertajaya Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur 2014, dengan didapatkan hasil umur ibu hamil tidak berisiko sebanyak 52,1% (25 orang) memiliki pengetahuan cukup, tingkat pendidikan rendah sebanyak 46,9% (15 orang) memiliki pengetahuan kurang dan ibu dengan paritas multipara sebanyak 54,5% (18 orang) memiliki pengetahuan cukup. Dari tabel diatas kriteria responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui yang paling tertinggi adalah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 22 0rang (64,7%). Sedangkan untuk data responden pekerjaan terendah adalah pekerja buruh yaitu sebanyak 2 orang (5,9%). Menurut Bobak (2009) menyatakan bahwa Pekerjaan ibu berkaitan dengan aktivitas yang di lakukan ibu hamil. Aktivitas yang berat membuat resiko keguguran dan kelahiran prematur lebih tinggi karena kurang asupan oksigen pada plasenta dan mungkin terjadi kontraksi dini. Dari tabel diatas didapatkan bahwa untuk kriteria responden 2

berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah SMA yaitu 23 orang (67,6%). Sedangkan untuk data responden pendidikan terendah adalah SMP yaitu 5 orang (14,8%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2010) dengan judul Pengaruh Penyuluhan dengan Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tanda- Tanda Bahaya Kehamilan Trimesterr III didapatkan hasil pre-test yang memiliki tingkat pengetahuan baik berjumlah 8 orang ibu hamil yang berlatarbelakang pendidikan terakhir PT, yang berpengetahuan cukup 22 orang dan berpengetahuan buruk 10 orang. Menurut Notoatmodjo (2012) orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengatahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Tanda bahaya Kehamilan Sebelum Diberikan Penyuluhan Tingkat pengetahuan pre-test responden tentang tanda bahaya kehamilan dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 1.2 Nilai Pre-test Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Buruk Pre-test % 3 8,9% 22 64,7% 8 23,5% 1 2,9% Jumlah 34 100,0 Sumber : Data Primer 2016 Dari data diatas, bisa disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang tertinggi adalah cukup sebanyak 22 (64,7%), dan yang terendah adalah buruk 1 (2,9%). Tingkat pengetahuan dilihat dari tingkat pendidikan responden yang berbedabeda. Menurut Notoatmodjo (2012) tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur, pendidikan, usia, sosial budaya dan paritas. Menurut Soekanto (2007) instruksi verbal (penyuluhan) juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Hal ini menunjukan bahwa dengan pendidikan tidak hanya pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal seperti penyuluhan juga merupakan peran pentig untuk meningkatkan pengetahuan. Berdasarkan karakteristik responden umur yang paling banyak adalah dengan usia 20-25 tahun yaitu sebanyak 16 responden (47%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tertinggi adalah dalam kategori baik 2 orang (12,5%), cukup 13 orang (81,2%) dan dalam kategori kurang 1 orang (4,5%). Sedangkan kriterian umur responden yang terendah adalah 31-35 tahun dalam kategori cukup 2 orang (50%), kurang 1 orang (25%), dan kategori buruk 1 orang (25%). Tingkat pendidikan pada responden yaitu SMA dengan jumlah 23 responden (67,6%) dan PT (Perguruan Tinggi) berjumlah 6 responden (17,6%) dan responden tingkat pendidikan yang terrendah adalah tingkat pendidikan SMP dengan jumlah 5 responden (14,8%). Dari data diatas terdapat hasil pre-test pada tingka pengetahuan yang tertingggi adalah tingkat pendidikan SMA dengan kategori baik sebanyak 2 responden (8,6%), kategori cukup sebanyak 15 responden (65,2%) dan kategori kurang sebanyak 6 responden (26%). Sedangkan untuk hasil pre-test pada tingkat pengetahuan terendah adalah tingkat pendidikan SMP dengan kategori cukup sebanyak 4 responden (11,7%) dan kategori buruk sebanyak 1 responden (2,9%) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah status pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 22 responden 3

(64,7%) dan yang terendah adalah buruh berjumlah 2 responden (5,9%). Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang tanda bahaya kehamilan sesudah diberika penyuluhan Tingkat pengetahuan post-test responden tentang tanda bahaya kehamilan dapat dilihat dari tabel berikut ini Tabel 1.3 Nilai Post-test Tingkat Pengetahuan Pre-test % Baik 30 88,2 % Cukup 2 5,9% Kurang 2 5,9% Buruk 0 0% Jumlah 34 100,0 Berdasarkan tabel 1.2 dan 1.3 tingkat pengetahuan ibu primigravida sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan data yang telah didaparkan responden setelah diberikan penyuluhan adalah tingkat pengetahuan yang tertinggi adalah kategori baik sebanyak 30 responden (88,2 %) dan yang terendah adalah kategori buruk jumlah 0 (0%).Pengetahuan responden mengalami peningkatan karena telah mendapatkan pelajaran dalam bentuk penyuluhan sehingga terjadi proses belajar dimana sesuatu yang tidak tahu berubah menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Notoatmodjo (2012) proses belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan nilai-nilai dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Pengaruh Penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tabel 4.7 Analisa Data Wilcoxon perbandingan nilai pre-test dan post-test responden Variabel Z Score Asymp. Sig. (2- tailed) Pengaruh Penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida -4.975 a.000 Hasil penelitain yang telah diuji dengan menggunakan uji wilcoxon menyatakan efektifitas penyampaian penyuluhan tanda bahaya kehamilan terjadi perubahan dengan nilai p= 0.000 yang berarti p value <0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada sampel penelitian dari hasil pre- test dan post-test dari hasil yang diperoleh diatas bahwa terdapat peningkatan pengetahaun dilihat dari sebelum dan sesudah pemberian prnyuluhan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pada saat pemberian penyuluhan terdapat perpindahan informasi dan pemberian informasi kepada respnden melalui penyuluhan. Menurut Setiawati & Dermawan (2008) Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditunjukan untuk peningkatan pengetahuan orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga, dan peningkatan pengetahuan masyarakat agar terlaksana perilaku yang sehat. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setalah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui 4

panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan SIMPULAN DAN SARAN 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan yang tertinggi yaitu responden yang memiliki kategori cukup sebanyak 22 (64,7%) dan yang terendah yaitu tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 (2,9%). b. Tingkat pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan yang tertinggi yaitu responden yang memiliki kategori baik sebanyak 30 (88,2 %) dan yang terendah yaitu tingkat pengetahuan buruk sebanyak 0 (0%). c. Adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan tanda bahaya kehamilan pada ibu primigravida, hal ini ditunjukan dari hasil uji statistik wilcoxon signed ranks test yang diperoleh nilai p-value sebesar 0,000, yang dimana p-value <0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak Ha diterima karena nilai probabiliti <0,05 2. Saran a. Bagi Ibu Primigravida Ibu hamil diharapkan lebih aktif lagi dalam menggali informasi yang benar tentang tanda bahaya kehamilan. Sumber informasi langsung dapat diperoleh saat bimbingan konseling atau bidan. Adanya informasi yang jelas dan benar akan meningkatkan pengetahuan yang baik pada ibu hamil. b. Bagi Bidan atau Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Diharapkan bidan atau tenaga kesehatan lainya lebih aktif memberikan intervensi penyuluhan kepada ibu hamil, karena dengan penyuluhan terbukti mampu meningkatkan pengetahuan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang pengaruh penyuluhan tanda bahaya kehamilan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida seperti melakukan penelitian dengan judul yang sama tetapi jumlah responden serta metode yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an Surah Al-Imran : 104 Budiman, dkk. 2015. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Di Desa Katajaya Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur 2014. Cianjur : Poltekes Cinanjur Bobak, L. 2009. Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta Dep Kes DIY. 2015. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta Dep Kes RI. 2009. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Buku 1 Farichah, dkk. 2012. Efektifitas Penyuluhan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Pada Wanita Usia Subur Pranikah Di Desa Tambakharjo Semarang. Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta 5

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rinika Cipta Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Setyowati, A. 2010. Pengaruh Penyuluhan dengan Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Bahaya Kehamilan TM 3 di RB YKWP Mranggen Kab Demak 2010 Soekanto, M. 2007. Teori Pengetahuan dan Rancangan Penelitian. Jakarta : Bina Pustaka WHO. 2012. Health Education : Theoretical Concepts, Effective Strategies and Core Competencies A Foundation Document to Guide Capacity Development of Healt Education Availaibel from http://applicatins.emro.who.int/dsa f/emrpub/_2012_en1362.pdf (Diakses 14 Februari, 2016). 6