PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

PENGARUH LATIHAN YOGA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

Kata kunci: Belimbing wuluh, tekanan darah, wanita dewasa.

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

DINI AFRIANI KHASANAH J120

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

PENURUNAN TEKANAN DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I LATAR BELAKANG

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG STIMULASI TOILET TRAINING

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menuju masyarakat Indonesia sehat, tindakan yang harus dilakukan yaitu

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT

PENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Journal of Health Education

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH TERAPI BEKAM SATU TITIK TERHADAP TINGKAT TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI DUSUN DAWUNG MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SURYATI

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

PERBEDAAN PENGARUH SENAM LANSIA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

HALAMAN PERSEMBAHAN. Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak. kenikmatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI RAHAYU 201210201032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 1

2

PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA 1 Indah Restiani Rahayu 2, Sugiyanto 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email : indahrestiani35@gmail.com Abstract: The study aimed at investigating the effect of progressive relaxation therapy on decreasing blood pressure in elderly at elderly health center in Jelapan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. The study used quasi-experimental method with one group pre test and post test design. The samples were 30 respondents aged 60-74 years. The data were analyzed using paired t -test. Respondents in this study consisted of 30 elderly people who have hypertension. Sampling with purposive sampling. The statistical paired t-test obtained p-value 0,001 (<0.05) on the systole blood pressure and p-value of 0.001 (<0.05) on the diastole blood pressure. So it can be conclude progressive relaxation therapy significantly influence the decrease blood pressure. Keywords: Hypertension, Progressive Relaxation, Blood Pressure Bibliography: 2 Books, 1 thesis, 4 website Number of pages: 8 pages, 8 tables Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Dusun Jelapan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. metode penelitian quasi eksperimental dengan one group pre test and post test design. Jumlah sampel yaitu 30 responden dengan rentang usia 60-74 tahun. Analisa data menggunakan paired t-test. Responden penelitian ini terdiri dari 30 lansia yang mengalami hipertensi. Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil uji statistik menggunakan paired t-test diperoleh hasil p-value 0,001 (<0,05) pada tekanan darah systole dan p- value 0,001 (<0,05) pada tekanan darah diastole. Sehingga dapat disimpulkan terapi relaksasi progresif berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tekanan darah. Kata Kunci: Hipertensi, Relaksasi Progresif, Tekanan Darah Kepustakaan: 2 buku, 1 skripsi, 4 website Jumlah Halaman: 8 halaman, 8 tabel 3

PENDAHULUAN Indonesia telah masuk sebagai negara yang berstruktur penduduk tua sebagaimana ketentuan badan dunia, karena jumlah penduduk lanjut usia telah mencapai lebih dari 70%. Indonesia juga menduduki rangking keempat di dunia dengan jumlah lansia 24 juta jiwa. Menurut Adjhis (2013) provinsi di Indonesia yang paling banyak penduduk lanjut usia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (12,48%), Jawa Timur (9,36%), Jawa Tengah (9,26%), Bali (8,77%), Jawa Barat (7,09%). Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima kabupaten antara lain Kulon Progo, Gunung Kidul, Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta. Kabupaten Sleman menempati urutan ketiga dalam proporsi penduduk lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor statistik Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa data jumlah penduduk yang berusia lanjut pada tahun 2013 mencapai 152.478 jiwa, atau sekitar 13,5% dari total penduduk dan pada tahun 2021 lanjut usia diperkirakan meningkat sekitar 578,000 jiwa (15,6%) (BPS DIY, 2013). Usia Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tertinggi di Indonesia. Menurut BPS 2010 UHH penduduk di Kabupaten Sleman mencapai 75,1 tahun, sedangkan UHH di tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 73,2 tahun. Adapun jumlah penduduk pra usia lanjut (45-59 tahun) sejumlah 53.146 jiwa dan penduduk lansia (>60 tahun) ada 55.967 jiwa, dari total penduduk 1.090.567 jiwa (Dinkes Sleman, 2012). Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan farmakologis dengan menggunakan obat anti hipertensi dan pengobatan non farmakologis yang dilakukan dengan terapi relaksasi progresif. Cara relaksasi dapat menghasilkan terapi seperti detak jantung yang tenang yang dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan tingkat hormon stres (Jain, 2011). Relaksasi progresif sebagai salah satu teknik relaksasi otot telah terbukti dalam program terapi terhadap ketegangan otot mampu mengatasi keluhan tekanan darah tinggi. Terapi relaksasi progresif diharapkan dapat memberikan kondisi tubuh yang rileks dan bebas dari ketegangan sehari-hari sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia penderita hipertensi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian experiment, yaitu untuk menilai pengaruh terapi relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia penderita hipertensi. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasi-experiment) dengan non-equivalent control group yaitu penelitian dengan membandingkan 4

antara kelompok experiment dan kelompok kontrol (Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut berusia 60-74 tahun yang mengalami hipertensi sejumlah 32 di Posyandu Dusun Jelapan Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Pada penelitiian ini menggunakan sampel sebanyak 30 orang lanjut usia di Dusun Jelapan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman. Responden tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 15 orang. Penentuan sampel dengan cara menghitung mulai dari angka 1 sampai dengan jumlah responden (30) jika mendapatkan angka ganjil maka sebagai kelompok intervensi dan jika mendapatkan angka genap maka sebagai kelompok kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden pada penelitian ini bersedia diberikan terapi relaksasi progresif pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol bersedia di ukur tekanan darahnya. Berikut karakteristik responden penelitian: Tabel. 2 Karakteristik Responden di Posyandu Dusun Jelapan Sindumartani Ngemplak Sleman Yogyakarta Karakteristik Frekuensi Persenta Usia Jenis kelamin Pendidikan 60-74 tahun 50-60 tahun Perempuan Laki-laki 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SMP 4. SMA se 30 100% 26 4 11 14 3 2 86,6% 13,3% 36,6% 46,6% 10% 6,6% Tabel. 1 dapat diketahui bahwa rata-rata responden berusia 60-74 tahun yaitu berjumlah 30 responden (100%). Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa responden perempuan berjumlah 26 orang (86,6%) dan laki-laki sebanyak 4 orang (13,3%). Selain itu dari tabel 4.1 juga dapat diketahui bahwa sebanyak 11 responden (36,6%) tidak tamat SD, 14 responden (46,6%) pendidikan SD, sebanyak 3 responden (10%) pendidikan terakhir SMP, dan 2 responden (6,6%) pendidikan SMA. Data yang dikumpulkan dan dianalisa adalah data hasil pengukuran tekanan darah responden yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekananan darah pada usia lanjut sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi progresif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada penurunan tekanan darah setelah diberikan terapi relaksasi progresif pada lansia hipertensi di Dusun Jelapan Sindumartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. 5

1. Deskripsi data penelitian Deskripsi data juga memberikan gambaran dengan mengkategorikan data berdasarkan rumus yang telah ditentukan. Data lengkap dapat dilihat di lampiran. Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian: a. Deskripsi Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Relaksasi Progresif (Pretest-Posttest) pada kelompok eksperimen. Tabel. 3 Deskripsi tekanan darah systole sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi progresif Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Dev Systole pre 15 143 177 158,07 11,139 Systole post 15 133 169 151,00 12,364 Tabel. 3 menunjukkan dari 15 responden penelitian diperoleh data, hasil perhitungan tekanan darah systole sebelum diberikan perlakuan terapi relaksasi progresif diperoleh skor minimum sebesar 143 dan skor maksimum 177. Mean sebesar 158,07 dan standar deviasi 11,139. Hasil perhitungan tekanan darah systole sesudah perlakuan diperoleh skor minimum sebesar 133 dan skor maksimum 169. Mean sebesar 151,00 dan standar deviasi sebesar 12,364. Selanjutnya agar lebih jelas, data disusun dalam distribusi frekuensi dan dikategorikan berdasarkan rumus yang ditentukan. Tabel. 4 Deskripsi tekanan darah diastole sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi progresif Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Dev Diastole pre 15 90 99 94,47 2,722 Diastole post 15 84 94 88,47 3,091 Tabel. 4 menunjukkan hasil perhitungan tekanan darah diastole sebelum perlakuan diperoleh skore minimum sebesar 90 dan maksimum sebesar 99. Mean sebesar 94,47 dan standar deviasi sebesar 2,722. Hasil perhitungan tekanan darah diastole setelah diberikan terapi relaksasi progresif diperoleh skor minimum sebesar 84 dan skor maksimum sebesar 94. Mean diperoleh angka sebesar 88,47 dan standar deviasi sebesar 3,091. b. Deskripsi Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Relaksasi Progresif (Pretest-Posttest) pada kelompok kontrol. Tabel. 5 Deskripsi tekanan darah systole pada kelompok kontrol Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Dev Systole pre 15 144 147 155,67 9,477 Systole post 15 144 177 155,60 9,410 Tabel. 5 menunjukkan hasil perhitungan tekanan darah systole pada pengukuran diperoleh skor minimum sebesar 144 dan maksimum sebesar 147. Mean sebesar 6

155,67 dan standar deviasi sebesar 9,477. Hasil perhitungan tekanan darah systole pada pengukuran 2 diperoleh skor minimum sebesar 144 dan skor maksimum sebesar 177. Mean diperoleh angka sebesar 155,67dan standar deviasi sebesar 9,410. Tabel. 6 Deskripsi tekanan darah diastole pada kelompok kontrol Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Diastole Per1 Diastole Per2 Dev 15 80 90 90,07 4,527 15 80 99 90,27 4,448 Tabel. 6 menunjukkan hasil perhitungan tekanan darah diastole pada pengukuran1 diperoleh skor minimum sebesar 80 dan maksimum sebesar 90. Mean sebesar 90,07 dan standar deviasi sebesar 4,527. Hasil perhitungan tekanan darah diastole pada pengukuran 2 diperoleh skor minimum sebesar 80 dan skor maksimum sebesar 99. Mean diperoleh angka sebesar 90,27dan standar deviasi sebesar 4,448. 2. Hasil uji normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk, diperoleh nilai signifikan dan hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel. 7 Nilai Signifikan uji Shapiro- Wilk No Kategori Signifikan Ketera. 1. Tekanan darah systole sebelum diberikan intervensi (pretest) 2. Tekanan darah systole sesudah diberikan intervensi (posttest) ngan 0,131 Normal 0,364 Normal 3. Tekanan darah diastole sebelum diberikan intervensi (pretest) 4. Tekanan darah diastole setelah diberikan intervensi (posttest) 5. Tekanan darah systole pada kelompok kontrol (pre test) 6 Tekanan darah systole pada kelompok pengukuran (post test) 7. Tekanan darah diastole pada kelompok kontrol (pre test) 8. Tekanan darah diastole pada kelompok kontrol (post test) 0,206 Normal 0,477 Normal 0,308 Normal 0,301 Normal 0,607 Normal 0,466 Normal Berdasarkan hasil uji normalitas data tekanan darah systole maupun diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi tersebut diketahui data terdistribusi normal sehingga analisa data yang digunakan menggunakan uji statistik parametris yaitu uji Paired t-test. Kemudian untuk tekanan darah darah systole maupun diastole pre test dan post test pada kelompok kontrol didapatkan nilai signifikannya > 0,05. 3. Hasil uji pired t-test Uji ini menguji hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tekanan darah systole dan diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi. a. Hasil analisis uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan tekanan systole dan diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 8 Rangkuman hasil analisis uji paired t-test tekanan darah systole 7

maupun diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi Aspek T hitung P- value Keterangan Systole 8,023 0,001 Signifikan Diastole 8,695 0,001 Signifikan Hasil tekanan darah systole tersebut dapat diketahui bahwa T hitung = 8,023 dengan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,001. Ternyata nilai signifikan yang diperoleh <0,05 sehingga H 0 ditolak dan Hα diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah systole sebelum dan sesudah pemberian intervensi teknik relaksasi progresif. Hasil tekanan darah diastole tersebut dapat diketahui bahwa T hitung = 8,695 dengan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,001 ternyata nilai signifikan yang diperoleh adalah < 0,05 sehingga H 0 ditolak dan H α diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan teknanan darah diastole sebelum dan sesudah pemberian intervensi teknik relaksasi progresif. b. Hasil analisis uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan tekanan systole dan diastole kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 8 Rangkuman hasil analisis uji paired t-test tekanan darah systole maupun diastole kelompok kontrol Aspek T hitung P Keterangan Systole 0,323 0,751 Tidak signifikan Diastole -1,382 0,189 Tidak signifikan Hasil tekanan darah systole pada kelompok kontrol tersebut dapat diketahui bahwa T hitung = 0,323, dengan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,751. Ternyata nilai signifikan yang diperoleh >0,05 sehingga H0 diterima dan Hα ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tekanan darah systole pre test dan post testpada kelompok kontrol. Hasil tekanan darah diastole tersebut dapat diketahui bahwa Thitung= -1,382 dengan nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,189 ternyata nilai signifikan yang diperoleh adalah >0,05 sehingga H 0 diterima dan H α ditolak artinya bahwa tidak terdapat perbedaan teknanan darah diastole pre test dan post test pada kelompok kontrol. SIMPULAN Tekanan darah systole pada kelompok eksperimen sebelum diberikan terapi relaksasi progresif didapatkan hasil rerata 158,07 mmhg dan tekanan diastole reratanya sebesar 94,47 mmhg. Sedangkan rerata tekanan darah systole pada kelompok kontrol didapatkan hasil 155,67 mmhg dan rerata tekanan darah diastole sebesar 90,07 mmhg. Tekanan darah systole pada kelompok experiment sesudah diberikan teknik relaksasi progresif didapatkan hasil rerata 151,00 mmhg dan tekanan diastole reratanya sebesar 88,47 mmhg. 8

Sedangkan rerata tekanan darah systole pada kelompok kontrol didapatkan hasil 155,60 mmhg dan rerata tekanan darah diastole sebesar 90,27 mmhg. Ada perbedaan tekanan darah systole antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang ditunjukkan dengan nilai p-value 0,01 (p<0,05). Sementara untuk tekanan darah diastole dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi progresif terdapat perbedaan rerata penurunan tekanan darah diastole pada penderita hipertensi antara kelompok experiment dengan p-value 0,01 (p<0,05). SARAN Saran bagi lansia di Posyandu Dusun Jelapan, diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang hipertensi dan pengobatan non farmakologisnya yaitu dengan melakukan terapi relaksasi progresif 2 kali sehari untuk menurunkan tekanan darahnya. Selain itu lanjut usia diharapkan rutin untuk mengikuti kegiatan posyandu dan melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin di posyandu. Bagi kader Posyandu Dusun Jelapan melakukan teknik relaksasi progresif setiap pertemuan rutin di posyandu sebagai pengobatan hipertensi secara nonfarmakologis. Bagi Perawat diharapkan dapat digunakan sebagai saran alternatif pengobatan non farmakologi kepada penderita hipertensi sebagai acuan dalam menangani hipertensi. Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengendalikan seluruh variabel pengganggu sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan, dapat melakukan penelitian pada waktu yang bersamaan saat melakukan terapi relaksasi progresif pada setiap responden, mampu memberikan teknik relaksasi progresif 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari. DAFTAR PUSTAKA Adjhis.(2013). Jumlah Penduduk Lansia di Indonesia dalam https://adjhis.wordpress.com/ 2013/01/21/jumlahpenduduk-lanjut-usia-lansiadi-indonesia/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY. (2013). Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur di DIY dalam http://yogyakarta.bps.go.id pada tanggal 14 Oktober 2015. Dinkes Sleman. (2012). Kesehatan Usia Lanjut dalam http://dinkes.slemankab.go.id 9

/ kesehatan-usia-lanjutdiakses tanggal 10 Oktober 2015. Jain, R. (2011) Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Kementrian Sosial RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia dalam www.depkes.go.id/download. php?file=download/pusdatin/...lansia.pdf diakses pada 11 Oktober 2015. Notoadmojo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan) dan Aktifitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Lansiandi Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 10