ANALISIS KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN VARIETAS PISANG (Musa paradisiaca L.) BERDASARKAN METODE FENETIK

dokumen-dokumen yang mirip
BIOSISTEMATIKA BERBAGAI VARIETAS PISANG (Musa paradisiaca L.) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI MELALUI METODE FENETIK

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DAN HUBUNGAN KEKERABATAN PADA JAMBU AIR

ANALISIS KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN EMPAT VARIETAS KELENGKENG (Dimocarpus longan Lour.) MELALUI METODE FENETIK

Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

STUDI KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN BEBERAPA VARIETAS RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

RINGKASAN. PENGELOMPOKAN EMPAT VARIETAS PISANG (Musa acuminata Colla) MELALUI PENDEKATAN FENETIK

ANALISIS KEANEKARAGAMAN TANAMAN KANA (Canna sp.) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI JURNAL DWI PUTRI SUNARYANTI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

PENGELOMPOKAN EMPAT VARIETAS... (Musa acuminata Colla) MELALUI PENDEKATAN FENETIK SKRIPSI

KERAGAMAN GENETIK PISANG (Musa sp) BERDASARKAN MORFOLOGI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN SUMATERA UTARA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pisang (Musa paradisiaca) adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis.

Analisis Kekerabatan Varietas Tanaman. Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA APEL (Malus sylvestris L.) DI KOTA BATU BERDASARKAN MORFOLOGI

KARAKTERISASI PISANG LOKAL MAS JARUM DAN GOROHO DI KEBUN KOLEKSI SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN SULAWESI UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unsrat Manado, )

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

Key Words : Phylogenetic relationship, Curcuma, morphology, phytochemical screening, dendogram.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai

IDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

* korespondensi: Diterima 10 Januari 2014, diterima untuk dipublikasikan 19 Februari Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun

KARAKTERISASI MORFOLOGI PISANG BATU (Musa balbisiana Colla) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

III. BAHAN DAN METODE

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

KARAKTERISASI SIFAT KUALITATIF BUAH PADA ENAM KULTIVAR PISANG(Musaspp.) LOKAL KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA Chrysanthemum morifolium Ramat DAN VARIETASNYA ABSTRAK

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN PISANG(Musa spp.) DITIGA KECAMATAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

SKRIPSI IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AKSESI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh : Pamungkas Surya Atmaja H

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

KARAKTERISASI MORFOLOGI VARIETAS LOKAL DURIAN PETRUK DAN BRONGKOL DI JAWA TENGAH

KEANEKARAGAMAN PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK DEMAM BERDARAH DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

Indarto 1, Murinto 2, I. PENDAHULUAN. Kampus III UAD Jl.Dr.Soepomo, Janturan, Yogyakarta

RESPON BEBERAPA VARIETAS TOMAT DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERFERMENTASI

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA KULTIVAR CABAI (Capsicum sp.) DI YOGYAKARTA BERDASAR PADA KARAKTERISASI MORFOLOGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dijadikan sebagai wilayah sampling, yaitu: Adapun deskripsi lokasi penelitian yaitu sebagai berikut:

KARAKTERISASI 20 KULTIVAR PISANG BUAH DOMESTIK (Musa paradisiaca) DARI BANYUWANGI JAWA TIMUR. Anis Nur Khasanah 1, Marsusi 2

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS FILOGENETIK TIGA POPULASI DUKU TURAK (Lansium domesticum Corr.) ASAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Buah-buahan memiliki tingkat permintaan yang tinggi.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

Penampilan kopi excelsa hasil eksplorasi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN VARIETAS PADA. BELIMBING (Averrhoa carambola L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI SKRIPSI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya

SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL. Oleh DR. M. Rahmad Suhartanto Dr. Sobir DR. M. Arif Nasution Heri Harti, SP

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...

Transkripsi:

ANALISIS KEANEKARAGAMAN DAN PENGELOMPOKAN VARIETAS PISANG (Musa paradisiaca L.) BERDASARKAN METODE FENETIK RR. Juanita Ayu Sonia, Dr. Hamidah, M.Kes., Dr. Juairiah, S.Si., M.Kes. Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya Email : rr.juanita94@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya keanekaragaman morfologi dari varietas pisang (Musa paradisiaca L.), pengelompokan antar varietas pada pisang melalui pendekatan morfologi, dan karakter morfologi yang dapat mempengaruhi pengelompokkan pada varietas pisang. Lokasi pengambilan sampel terletak di Agrowisata Bhakti Alam, Pasuruan, Jawa Timur dan kebun pisang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bagian tanaman yang diteliti berjumlah 64 karakter fenotip terdiri dari perawakan, batang semu, daun, bunga, dan buah. Penelitian ini bersifat observasional, yang selanjutnya di analisis secara deskriptif dan dengan metode fenetik. Berdasarkan analisis deskripsi, diperoleh keanekaragaman karakter morfologi antar varietas pisang antara lain : Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau dan outgroup Berlin. Berdasarkan analisis data dengan metode fenetik menggunakan program komputer SPSS dihasilkan dendrogram yang menunjukkan kelompok utama yaitu kelompok A dan kelompok B dengan nilai similaritas 0,088. Kelompok A beranggotakan varietas Berlin. Kelompok B beranggotakan kelompok C dan kelompok D dengan nilai similaritas 0,134. Kelompok C beranggotakan varietas Hijau, sedangkan kelompok D beranggotakan kelompok E dan kelompok F dengan nilai similaritas 0,420. Kelompok F beranggotakan pisang varietas Sobo Awu, sedangkan kelompok E beranggotakan pisang varietas Kayu dan Rojo Molo dengan nilai similaritas 0,497. Berdasarkan hasil PCA (Principal Component Analysis), karakter yang berpengaruh besar dalam pengelompokkan varietas pisang antara lain habitus, tinggi tanaman, bentuk batang, warna batang semu, tiggi batang semu, lingkar batang semu, tipe pertumbuhan daun, warna permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, tebal daun, lebar daun, panjang pelepah daun, warna tepi tangkai daun, tipe bentuk pangkal tangkai daun, panjang tangkai daun, bentuk jantung, bentuk pangkal braktea, warna braktea bagian luar, lebar helai braktea, posisi rakis, bentuk buah muda, bentuk buah matang, panjang buah, penampang melintang buah matang, warna kulit buah muda, warna kulit buah matang, tebal kulit buah, warna daging buah matang, jumlah buah satu sisir, jumlah sisir dalam satu tandan dan penampang melintang buah muda. Kata Kunci : Dendrogram, morfologi, Musa paradisiaca L., Principal Component Analysis, Statistical Product and Service Solutions. ABSTRACT The purpose for this research is to know there are morphology diversity between the varieties of banana (Musa paradisciaca L.), it was banana classification based on morphology approach, and the characters of morphology which could affect the grouping of banana varieties. The samples were took from Agrowisata Bhakti Alam, Pasuruan, East Java and banana farm in Bojonegoro District, East Java. There are 64 phenotype characters of plants parts observed, these are plant stature, pseudostem, leaves, flowers, and fruits. This was observational research, hereafter descriptions and phenetic analysis was used. According to its description analysis, there were diversities of morphology characters among bananas :

Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, and the outgroup Berlin. According to its phenetic analysis using SPSS computer program, a dendrogram which shown main group, group A and group B with 0,088 similarity values resulted. Group A has Berlin variety. Group B has group C and group D as members with 0,134 similarity values. Group C has Hijau variety, whereas group D has group E and group F with 0,420 similarities. Group F has Sobo Awu variety, whereas group E has Kayu variety and Rojo Molo variety as members with 0,497 similarity values. According to PCA (Principal Component Analysis) result, the characters which are take effect in banana varieties classification were habitus, plants height, pseudostems shape, pseudostems color, pseudostems height, pseudostem periphery, leaf growth type, leaf upper surface color, leaf reverse side color, leaf thickness, leaf width, leaf midrib length, the color of the petioles edge, the shape of petioles base, petioles length, bract shape, bracts base shape, outside bract color, blade bract width, rachis position, young fruit shape, ripe fruit shape, fruit length, ripe fruit cross-section, young fruit skin color, ripe fruit skin color, fruit skin thickness, fruit flesh color, the amount of fruits in a bunch, the amount of bunches in a cluster, and cross-section of young fruit. Keywords : Dendrogram, morphology, Musa paradisiaca L., Principal Component Analysis, Statistical Product and Service Solutions. I. PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu dari 17 negara yang disebutkan sebagai negara mega biodiversitas (Behera dan Das, 2008). Menurut Mittermeier (2005), Indonesia ditetapkan sebagai negara mega biodiversitas kedua terbesar di dunia. Salah satu komoditas di Indonesia yang memiliki potensi besar namun selama ini masih sedikit diperhatikan adalah buah pisang. Pisang (Musa sp.) merupakan komoditas buah yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di Indonesia (Purwadaria, 2006). Tanaman pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki arti ekonomi penting di Indonesia. Setiap jenis pisang mengandung gizi yang berbeda antara jenis satu dengan yang lainnya. Rata rata kandungan setiap 100 gr daging buah pisang terdiri atas energi 90 kkal, karbohidrat 22,84 gr, protein 1,09 gr, lemak 0,33 gr, serat 2,6 fg, kalsium 5 mg, fosfor 22 mg, zat besi 0,26 mg, tembaga 0,078 mg, potasium 358 mg, magnesium 27 mg, vitamin A 64 mg, vitamin B1 0,031 mg, vitamin C 8,7 mg, vitamin E 0,1 mg (Wardhany, 2014). Produksi pisang di Indonesia menduduki tempat kelima dunia dengan besaran 3,6 juta ton atau 5 persen dari produksi dunia (Dinas Pertanian, 2006). Potensi produksi buah pisang di Indonesia memiliki daerah sebaran yang luas, hampir seluruh wilayah merupakan tempat produksi pisang, ditanam di pekarangan maupun di ladang, dan sebagian telah membudidayakannya menjadi sebuah perkebunan. Jenis pisang yang ditanam oleh masyarakat beranekaragam, mulai dari pisang untuk olahan (plantain) sampai jenis pisang komersial (banana) yang bernilai ekonomi tinggi (Wardhany, 2014). Dari banyaknya daerah sebaran pisang yang luas di Indonesia, maka dapat dilakukan penggolongan atau pengelompokkan berdasarkan keseluruhan persamaan atau ketidaksamaan yang dimiliki terhadap individu yang lain (Saupe, 2005). Semakin dekat antar individu dengan individu lain, maka semakin besar pula kesamaan antar individu tersebut. Namun penelitian tentang keanekaragaman dan pengelompokan antar varietas pada pisang spesies Musa paradisiaca L. dengan pendekatan morfologi masih belum banyak dilakukan dan ditemukan baik pustaka maupun internet. Penelitian hubungan fenetik diantara varietas pisang (Musa paradisiaca L.) dianggap perlu dilakukan, karena dari metode fenetik

dapat diperoleh informasi akan pengelompokan antar varietas tersebut berdasarkan kesamaan yang dimiliki. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis keanekaragaman dan pengelompokan pisang (Musa paradisiaca L.) melalui pendekatan morfologi dengan metode fenetik ini dilakukan. II. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Agrowisata dan Perkebunan Bhakti Alam Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, kebun pisang yang berlokasi di Jalan Panglima Polim, Kelurahan Sumbang, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Airlangga. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional berdasarkan karakter morfologi, yang dilaksanakan selama empat bulan, yaitu mulai pada bulan Desember 2015 April 2016. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman hidup dari empat varietas tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) yaitu Pisang Sobo Awu, Pisang Kayu, Pisang Rojo Molo, dan Pisang Hijau, serta satu varietas pisang dari spesies Musa acuminata yaitu Pisang Berlin sebagai outgroup. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi (1) meteran untuk mengukur diameter dan lingkar batang, (2) jangka sorong untuk mengukur ketebalan spesimen, (3) penggaris untuk mengukur panjang dan lebar spesimen, (4) kamera digital, (5) sling untuk mengukur kelembaban udara, (6) alat tulis, (7) tabel scoring (tabel karakter dan karakteristik morfologi), (8) rafia untuk memberi tanda tanaman mana yang digunakan dalam pengamatan, dan (9) penentuan warna dengan menggunakan indeks warna RGB (Red-Green- Blue index). Bagian tanaman yang digunakan dalam pengamatan adalah diantaranya meliputi bentuk, perawakan, ukuran, dan warna dari organ batang semu, daun, bunga, dan buah. Tahap penelitian yang dilakukan antara lain:(1) persiapan penelitian, (2) pengumpulan data, (3) observasi karakter morfologi, dan (4) analisis data. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil deskripsi masing masing varietas Pisang (Musa paradisiaca L.) dan outgroup dapat dibuat kunci identifikasi. 1. a. Bentuk penampang melintang buah membentuk sudut atau bersegi... 2 b. Bentuk penampang melintang buah tidak membentuk sudut atau berbentuk bulat... Musa acuminata var. Berlin 2. a. Memiliki bercak pada batang semu... 3 b. Tidak memiliki bercak pada batang semu... Musa paradisiaca L. var. Kayu 3. a. Bentuk jantung tidak meruncing... 4 b. Bentuk jantung meruncing... Musa paradisiaca L. var. Rojo Molo 4. a. Bentuk ujung buah seperti leher botol... Musa paradisiaca L. var. Sobo Awu b. Bentuk ujung buah tumpul... Musa paradisiaca L. var. Hijau

Setelah dilakukan deskripsi dan kunci identifikasi, dapat diperoleh pengelompokkan antar varietas pisang melalui pendekatan morfologi yang divisualisasikan dalam bentuk dendrogram pada gambar 1 berikut : Gambar 1. Dendrogram hubungan fenetik antara empat varietas pisang (Musa paradisiaca L.) dan satu outgroup (Musa acuminata) yang diamati dengan analisis karakter morfologi. Berdasarkan dendrogram pada Gambar dendrogram di atas, karakter morfologi dengan nilai kesamaan (similaritas) 0,088 diperoleh 1 kelompok outgroup pisang varietas Berlin (Musa acuminata) yang ditandai dengan huruf A. Hasil analisis yang digambarkan dalam dendrogram tersebut dapat menunjukkan pengelompokan antar empat varietas pisang (Musa paradisiaca L.) Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, dengan satu outgroup pisang Berlin (Musa acuminata). Kelompok pertama (kelompok A) beranggotakan outgroup pisang Berlin (Musa acuminata). Kelompok kedua (kelompok B) beranggotakan pisang varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, dan Hijau, dengan nilai kesamaan (similaritas) 0,134. Kelompok B dikelompokkan lagi menjadi kelompok C dan kelompok D. Kelompok C beranggotakan pisang varietas Hijau, sedangkan kelompok D beranggotakan pisang varietas Sobo Awu, Rojo Molo, dan Kayu. Kemudian dengan nilai kesamaan (similaritas) 0,420, kelompok D dikelompokan kembali menjadi kelompok E dan kelompok F. Kelompok E beranggotakan pisang varietas Rojo Molo dan Kayu dengan nilai kesamaan (similaritas) 0,497, sedangkan kelompok F beranggotakan pisang varietas Sobo Awu. Kemudian kelompok E dikelompokkan menjadi kelompok G dan kelompok H. Kelompok G beranggotakan pisang varietas Kayu, dan kelompok H beranggotakan pisang varietas Rojo Molo. Setelah melakukan analisis pengelompokkan hierarki (Classify Hierarchial Cluster), data harus dikonfirmasi kembali dengan analisis komponen PCA (Principal Component Analysis). Hasil PCA adalah tabel yang menunjukkan bobot nilai dari masing masing karakter pembeda yang menyebabkan pemisahan dari setiap individu atau varietas (Gil dan Cubero, 1993). Komponen nilai tersebut berasal dari sejumlah karakter pembeda dan dinyatakan dalam Tabel 1. Karakter yang digunakan sebanyak 54 karakter, sedangkan sisa

karakter lainnya (10 karakter) tidak dimasukkan dalam tabel karena karakter tersebut memiliki nilai yang sama pada tiap spesimen atau varietas yang diamati. Tabel 1. Nilai komponen utama karakter morfologi pisang (Musa paradisiaca L.) varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, serta pisang (Musa acuminata) varietas Berlin sebagai outgroup. Component Matrix a Component 1 2 3 Habitus.908 -.251 -.272 TinggiTanaman.838.353 -.411 JumlahAnakan.376.057.298 BentukBatang.908 -.251 -.272 WarnaBatangSemu.307.113 -.928 WarnaBercakBatangSemu.207.667 -.668 TinggiBatangSemu.795.538.121 LingkarBatangSemu.835.369.368 TipePertumbuhanDaun.573 -.750.323 WarnaPermukaanAtasDaun -.772.058.155 WarnaPermukaanBawahDaun.908 -.251 -.272 BangunDaun -.485.163 -.714 PangkalDaun.665 -.148.458 TebalDaun.318.803.194 PanjangDaun.402.638 -.530 LebarDaun.917 -.029.331 RasioDaun -.716.330 -.287 JumlahDaunDalamSatuPohon.558 -.601 -.028 LebarPelepahDaun.607.246.310 PanjangPelepahDaun.766.217.082 BercakPadaPelepahDaun.207.667 -.668 WarnaTangkaiDaun.646.718.064 WarnaTepiTangkaiDaun.025.957 -.143 TipeBentukPangkalTangkaiDaun.834.396 -.088 PanjangTangkaiDaun.779.445.028 LingkarTangkaiDaun.629.182.406 BentukJantung.300 -.372 -.873 BentukPangkalBraktea -.805.585 -.062 BentukUjungBraktea.665 -.148.458 WarnaBrakteaBagianLuar.821.136.203 WarnaBrakteaBagianDalam -.657 -.559 -.335 RasioBraktea -.308.186.666 PanjangHelaiBraktea.686.071.668

LebarHelaiBraktea.842.051.006 PanjangTangkaiTandan.610 -.407 -.288 LingkarTangkaiTandan.327 -.410.473 WarnaTangkaiTandan -.571.734.360 PosisiRakis -.908.251.272 BentukBuahMuda.908 -.251 -.272 BentukBuahMatang.908 -.251 -.272 PanjangBuah.789.437.189 LingkarBuah.551 -.424.556 PenampangMelintangBuahMatang -.908.251.272 BentukUjungBuah.042 -.666.273 WarnaKulitBuahMuda.272.913 -.048 WarnaKulitBuahMatang -.142.794.561 TebalKulitBuah.921 -.231.154 WarnaDagingBuahMuda.554.515 -.290 WarnaDagingBuahMatang -.300.372.873 JumlahBuahSatuSisir.256.097.760 PanjangTangkaiBuah.321 -.606 -.185 LingkarTangkaiBuah.747.364.279 JumlahSisirSatuTandan -.369 -.794.352 PenampangMelintangBuahMuda -.908.251.272 Dalam Tabel 1 komponen matrikx PCA (Principal Component Analysis) terdapat 3 komponen utama yaitu komponen 1, 2,dan 3. Komponen 1 merupakan komponen yang paling berperan utama dalam memisahkan kelompok varietas. Sedangkan komponen 2 merupakan komponen karakter pendukung pertama komponen 1. Komponen 3 merupakan komponen karakter pendukung kedua dari komponen 1. Nilai yang berwarna merah pada tabel merupakan nilai karakter yang mempunyai mempunyai nilai 0,750 yang berarti karakter tersebut mempunyai pengaruh yang sangat kuat atau besar dalam pengelompokkan empat varietas pisang (Musa paradisiaca L.) dan outgroup. Sedangkan nilai yang berwarna biru merupakan nilai karakter yang mempunyai nilai 0,500 X 0,750 yang berarti karakter tersebut cukup mempunyai pengaruh dalam pengelompokkan, dan nilai < 0.500 merupakan karakter yang kurang berpengaruh dalam pengelompokkan. Dalam komponen 1, karakter yang berpengaruh besar (mempunyai nilai 0,750) antara lain : habitus, tinggi tanaman, bentuk batang, tinggi batang semu, lingkar batang semu, warna permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, lebar daun, panjang pelepah daun, tipe bentuk pangkal tangkai daun, panjang tangkai daun, bentuk pangkal braktea, warna braktea bagian luar, lebar helai braktea, posisi rakis, bentuk buah muda, bentuk buah matang, panjang buah, lingkar buah, penampang melintang buah matang, tebal kulit buah, dan penampang melintang buah muda. Karakter yang termasuk dalam komponen 2 antara lain : tipe pertumbuhan daun, tebal daun, warna tepi tangkai daun, warna kulit buah muda, warna kulit buah matang, dan jumlah sisir dalam satu tandan. Sedangkan karakter yang berpengaruh besar pada komponen 3 antara lain : warna batang semu, bentuk jantung, warna daging buah matang, dan jumlah buah satu sisir.

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa karakter pada komponen 1 yang memiliki peran penting dalam pengelompokkan varietas pisang karena mempunyai nilai 0,75 berjumlah 21 karakter, yaitu 2 karakter perawakan, 3 karakter batang semu, 6 karakter daun, 4 karakter bunga, dan 6 karakter buah. Karakter perawakan antara lain habitus dengan nilai 0,908 dan tinggi tanaman (0,838). Karakter batang semu antara lain bentuk batang (0,908), tinggi batang semu (0,795), dan lingkar batang semu (0,835). Karakter daun antara lain warna permukaan atas daun (0,772), warna permukaan bawah daun(0,908), lebar daun (0,917), panjang pelepah daun (0,766), tipe bentuk pangkal tangkai daun (0,834), dan panjang tangkai daun (0,779). Karakter bunga antara lain bentuk pangkal braktea (0,805), warna braktea bagian luar (0,821), lebar helai braktea (0,842), dan posisi rakis (0,908). Sedangkan karakter buah antara lain bentuk buah muda (0,908), bentuk buah matang (0,908), panjang buah (0,789), penampang melintang buah matang (0,908), tebal kulit buah (0,921), dan penampang melintang buah muda (0,908). Pada komponen 2, karakter yang memiliki peran penting dalam pengelompokkan varietas pisang karena mempunyai nilai 0,75 berjumlah 6 karakter, yaitu 3 karakter daun dan 3 karakter buah. Karakter daun antara lain tipe pertumbuhan daun (0,750), tebal daun (0,803), dan warna tepi tangkai daun (0,957). Karakter buah antara lain warna kulit buah muda (0,913), warna kulit buah matang (0,794), dan jumlah sisir dalam satu tandan (0,794). Dan pada komponen 3, karakter yang memiliki peran penting dalam pengelompokkan varietas pisang karena mempunyai nilai 0,75 berjumlah 4 karakter, yaitu 1 karakter batang semu antara lain warna batang semu (0,928), 1 karakter bunga yaitu bentuk jantung (0,873), dan 2 karakter buah yaitu warna daging buah matang (0,873) dan jumlah sisi dalam satu tandan (0,760). Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan karakter morfologi (fenotip) pada varietas pisang (Musa paradisiaca L.) dan outgroup, menunjukkan bahwa karakter morfologi sebagai bukti taksonomi sangat baik digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman suatu organisme serta dapat diketahui pula bagaimana pengelompokkan antar varietas jika dilihat dari kesamaan dan perbedaan karakter antar varietas tersebut. Bentuk morfologi atau karakter morfologi merupakan data yang paling baik digunakan sebagai penelitian untuk dilakukannya suatu kajian keanekaragaman dan pengelompokkan dari suatu organisme. Pembatasan takson yang baik dilakukan dengan menggunakan karakter karakter yang mudah dilihat, dan bukan karakter karakter yang tersembunyi (Stace, 1981 dalam Hardiyanto et. al., 2007). IV. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Terdapat keanekaragaman morfologi antar varietas pisang (Musa paradisiaca L.) varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, serta pisang (Musa acuminata) varietas Berlin sebagai outgroup dilihat dari banyaknya perbedaan karakter morfologi antara varietas satu dengan varietas yang lain. 2. Hasil pengelompokkan antar varietas pisang (Musa paradisiaca L.) varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, serta pisang (Musa acuminata) varietas Berlin sebagai outgroup ditinjau dari karakter morfologi diperoleh 2 kelompok utama pada dendrogram, yaitu kelompok pertama (kelompok A) yang beranggotakan kelompok pisang varietas Berlin dan kelompok kedua (kelompok B) beranggotakan pisang (Musa paradisiaca L.) varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, dan Hijau. Kelompok B dikelompokan lagi menjadi kelompok C dan kelompok D. Kelompok C beranggotakan pisang varietas Hijau, sedangkan kelompok D dikelompokan kembali menjadi kelompok E dan kelompok F. Kelompok E dikelompokkan menjadi kelompok G dan kelompok H. Kelompok G beranggotakan pisang varietas Kayu, dan

kelompok H beranggotakan pisang varietas Rojo Molo. Sedangkan kelompok F beranggotakan pisang varietas Sobo Awu. 3. Karakter morfologi yang dapat mempengaruhi pengelompokkan varietas pisang (Musa paradisiaca L.) varietas Sobo Awu, Kayu, Rojo Molo, Hijau, serta outgroup (Musa acuminata) varietas Berlin yaitu, perawakan: habitus dan tinggi tanaman, batang semu : bentuk, warna, tinggi, dan lingkar, daun : tipe pertumbuhan daun, warna permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, tebal, lebar, panjang pelepah, warna tepi tangkai, tipe bentuk pangkal tangkai, panjang tangkai, bunga : warna brakea bagian luar, lebar helai braktea, posisi rakis, buah : bentuk buah muda, bentuk buah matang, panjang buah, penampang melintang buah matang, warna kulit buah muda, warna kulit buah matang, tebal kulit, warna daging buah matang, jumlah buah satu sisir, jumlah sisir satu tandan, dan penampang melintang buah muda. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengelompokkan varietas pada pisang (Musa paradisiaca L.) lain karena banyaknya varietas pisang di Indonesia sehingga di kemudian hari dapat diperoleh data tentang pengelompokkan pisang dari berbagai macam varietas pisang dilihat dari karakter morfologi. V. DAFTAR PUSTAKA Behera, R. C., Das, D. K., 2008, Environmental Science: Principles and Practice, Kindle edition, PHI, New Delhi. Dinas Pertanian, 2006, Data Perkembangan Pisang Barangan, Dinas Pertanian Deli Serdang, Lubuk Pakam. Gill, J. dan Cubero, J. I., 1993, Multivariant Analysis Of The Vicia sativa L. Aggregate, Botanical Journal Of The Linnear Society, Volume 113, Issue 4, Pages 389-400. Hardyanto, E. Mujiarto, dan E.S. Sulasni, 2007, Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri, J. Hort, Vol. 17 No. 3 Mittermeier RA, Gil PR, Hoffman M, Pilgrim J, Brooks T, Mittermeier CG, Lamoreux J, da Fonseca GAB, Seligmann PA, Ford H. 2005. Hotspots Revisited : Earth's Biologically Richest and Most Endangered Terrestrial Ecoregions. Conservation International, New York. Purwadaria, Hadi, K., 2006, Issues and solutions of fresh fruits export in Department of Agricultural Engineering, Bogor Agricultural University, Saupe, S.G., 2005, Phenetic Classification Systems. Plant Taxonomy, College of Benedict/ St. John's University; Biology Department; Collegeville. Indonesia, Indonesia. Wardhany, K. H., 2014, Khasiat Ajaib Pisang Khasiatnya A to Z, dari Akar Hingga Kulit Buahnya, Edisi I, Yogyakarta: Rapha Publishing. St.