BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : Rina Yuni Hidayati A

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pendidikan yang dimaksud. dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah diatur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003, bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari pengertian di atas tergambar secara jelas bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk membina dan menggambarkan persatuan bangsa diawali dari pemberian bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik. Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan mengajar ialah menggunakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Matematika seringkali dikatakan sebagai momok bagi siswa, khususnya siswa Sekolah Dasar, karena dianggap pelajaran yang sulit dan membingungkan, tetapi sebenarnya matematika itu sangat menyenangkan, karena hampir seperti sebuah permainan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat matematika menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Untuk dapat terlaksananya pembelajaran matematika dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran seperti yang tercermin dalam rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Ramburambu tersebut antara lain guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan

2 strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Di kelas V sekolah dasar, pelajaran Matematika pada semester dua mencakup bilangan yang membahas tentang menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dan geometri dan pengukuran yang membahas tentang memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun. Adapun pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan di Sekolah Dasar Negeri Cisalasih ditemukan gejala kurangnya motivasi siswa pada mata pelajaran Matematika karena dianggap sulit dipelajari. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa, yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Matematika sebelumnya. Ketika dilakukan pengamatan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana proses pembelajaran berpusat pada guru dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung dan pada akhirnya kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya pun belum maksimal. Selain itu, salah satu penyebab kurangnya motivasi siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi pecahan ialah kurangnya media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Menurut Abdul Majid (Strategi Pembelajaran: 2013) terdapat prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan guru untuk memotivasi siswa. Kegiatan pembelajaran yang baik dapat menjadi salah satu modal untuk mencegah rasa tak acuh siswa. Kebanyakan siswa menanggapi secara positif kegiatan pembelajaran di kelas yang baik oleh guru yang antusias dan sungguh-sungguh tertarik terhadap siswa dan pelajaran yang diajarkannya. Kegiatan yang dilakukan guru di kelas untuk meningkatkan pembelajaran akan meningkatkan motivasi siswa dengan sendirinya.

3 Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa guru diharapkan dapat merancang dan mengelola proses pembelajaran, agar dapat mengajarkan matematika dengan baik. Mengajarkan matematika mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar matematika dengan baik. Selain itu guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar matematika. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (Strategi Belajar Mengajar: 2002) secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garisgaris besar haluan untuk bertindak dalam berusaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk mengubah situasi belajar siswa menjadi tidak tertekan, menyenangkan dan mudah dipahami yaitu dengan mengubah cara pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dan tidak disukai siswa menjadi lebih disukai siswa. Cara pembelajaran tersebut yaitu dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino. Proses pembelajaran menggunakan kartu domino ini dilatarbelakangi oleh adanya strategi belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar, dengan cara merubah metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher oriented) menjadi berpusat pada siswa (student oriented). Kartu domino disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang untuk berjudi, melainkan suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Kartu domino digunakan untuk memahami fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian suatu bilangan khususnya bilangan pecahan serta digunakan untuk menghafal bangun-bangun geometri. (Darhim, 2001: 314) Dalam pembelajaran matematika dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino dirasakan akan lebih efektif dan berhasil

4 daripada menggunakan metode ceramah/informasi terutama bagi siswa yang daya ingatnya kurang dalam belajar karena banyaknya materi yang harus diterima di sekolah, selain itu dengan metode permainan yang menggunakan kartu domino ada keasyikan tersendiri dalam belajar sehingga siswa akan tertarik dan mudah untuk menerima, mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana metode permainan yang menggunakan media kartu domino tersebut dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, diharapkan hasil belajarnya pun akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil sebuah penelitian tindakan kelas dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino dalam pembelajaran matematika dengan judul Penerapan Metode Permainan Dengan Media Kartu Domino Dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 5 SD Negeri Cisalasih Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). B. Rumusan Masalah Penelitian ini berkenaan dengan masalah: Bagaimana upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan di kelas V SDN Cisalasih?. Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V SDN Cisalasih? 2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino di kelas V SDN Cisalasih?

5 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino di kelas V SDN Cisalasih? C. Hipotesis Tindakan Jika metode permainan dengan media kartu domino dilakukan secara tepat, maka dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan di kelas V SDN Cisalasih. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini memiliki tujuan umum dan khusus, antara lain: Tujuan umum yaitu untuk memperoleh alternatif media dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan pecahan. Tujuan khusus yaitu untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang: 1. Proses pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V SDN Cisalasih. 2. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino di kelas V SDN Cisalasih. 3. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi penjumlahan pecahan dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino di kelas V SDN Cisalasih. E. Manfaat Penelitian

6 Dalam penelitian ini, terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari berbagai pihak antara lain: 1. Siswa Dengan penelitian ini siswa mendapatkan variasi cara untuk belajar dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tersebut. 2. Guru Penelitian ini dapat memberikan acuan dan menyediakan alternatif kepada guru mengenai media pembelajaran matematika yang tepat dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa dan media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat mengoptimalkan konstruksi pengetahuan siswa yang secara positif mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. 3. Sekolah Penelitian ini sedikitnya turut memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas sekolah. 4. Peneliti Peneliti dapat meningkatkan kualitas diri dalam pengetahuan maupun pengembangan dirinya sebagai seorang calon guru sekolah dasar. Selain itu, peneliti juga dapat mempraktekan ilmu yang didapatnya selama masa kuliah dan melakukan penelitian untuk beberapa masalah tertentu. F. Definisi Operasional Definisi operasional ini disusun untuk menghilangkan kekurang jelasan makna atau kesalahan persepsi terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Metode Permainan Metode permainan ialah metode dimana para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan

7 yang ditentukan. Permainan yang dimaksud disini ialah permainan yang menggunakan media kartu domino. 2. Media Kartu Domino Kartu domino disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang untuk berjudi, melainkan suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Adapun kartu Domino yang dimaksud berisikan/tertuliskan angka pecahan dan operasi penjumlahan pecahan. Kartu Domino yang akan digunakan berasal dari kertas manila yang ditempel di karton tebal, dengan ukuran tiap kartu yaitu 3 cm x 6 cm dengan alasan ukuran kartu ini dapat atau mudah dipegang anak yang rata-rata usia SD kelas V. 3. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika yang dimaksud disini ialah pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan kompetensi dasar 5.2 menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Materi dalam penelitian ini ialah mengenai penjumlahan pecahan biasa berpenyebut beda dengan pecahan campuran dan penjumlahan pecahan desimal. Adapun indikator pencapaiannya adalah menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut beda dan menjumlahkan pecahan desimal. 4. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah suatu daya atau kekuatan yang ada dalam diri siswa yang menyebabkan siswa mengikuti pembelajaran dan mengarahkan perilaku belajar siswa pada tujuan yang ingin dicapai yang dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran dengan metode permainan yang menggunakan media kartu domino. Hal tersebut diukur menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dengan indikator pengukurannya meliputi ketertarikan siswa untuk belajar, keaktifan siswa dalam belajar dan ketekunan siswa dalam belajar. 5. Hasil Belajar

8 Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah memperoleh pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud oleh peneliti disini adalah kemampuan siswa setelah memperoleh pembelajaran pada ranah kognitif, yaitu mengetahui dan mengingat (C 1 ), pemahaman (C 2 ), aplikasi (C 3 ) dan analisis (C 4 ). Hasil belajar ini diukur menggunakan tes pada setiap akhir siklus dengan kompetensi dasar 5.2 menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Adapun indikator pencapaiannya adalah menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut beda dan menjumlahkan pecahan desimal.