I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang positif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

I. PENDAHULUAN. memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau. memiliki ketersediaan barang yang dijual pada setiap saat ketika pesanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

ABSTRAKSI. Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat. merupakan dampak dari meningkatnya persaingan usaha yang kompetetif.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dengan benar selama operasional perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan perikanan merupakan salah satu pelaku dalam. pembangunan perekonomian nasional. Walaupun didukung oleh sumberdaya

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian banyak membawa dampak terhadap dunia usaha.

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEUANGAN. o o

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

BAB III PERUMUSAN MASALAH. Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, pertumbuhan industri

TEKNIK PENGAWASAN ATAU PENGENDALIAN MANAJEMEN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif sepeda motor roda dua.

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang positif. Hal ini tercermin pada pencapaiannya pertumbuhan ekonomi tahun 2003 sebesar 3,8% (Warta Ekonomi 2004) dan diprediksi pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2008 sebesar 5% (Kompas 2003). Dalam rangka mencapai target pertumbuhan tersebut diperlukan iklim usaha yang kondusif baik dari segi infrastruktur yang menunjang, jaminan keamanan maupun kondisi politik yang stabil, sehingga akan menarik minat para investor baik dari dalam maupun luar negeri. Sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian maka banyak perusahaan yang mulai menunjukkan kinerja yang lebih baik. Beberapa perusahaan yang sejenis harus bersaing memperebutkan pasar yang masih terbatas. Perusahaan yang mempunyai kualitas manajemen yang baik tentu akan lebih diuntungkan dibandingkan perusahaan yang kualitas manajemennya kurang baik. Membaiknya kondisi perekonomian tersebut juga membawa dampak positif kepada bisnis jasa konstruksi khususnya bagi PT TJE. Dampak positif bagi PT TJE tersebut dapat terlihat pada nilai pendapatan yang diperoleh selama 4 tahun terakhir yang mengalami peningkatan. Namun demikian peningkatan nilai pendapatan tersebut kurang didukung

oleh kinerja keuangan yang baik, di mana kinerja keuangannya menunjukkan penurunan sejak tahun 2000 sampai dengan 2003. Gambaran kinerja keuangan PT TJE untuk empat tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1. Gross Profit Ratio (%) Arus Kas Operasi Tabel 1. Gambaran Kondisi Keuangan PT TJE Tahun 2000 2003 (dlm juta Rupiah) Tahun Pendapatan Biaya Produksi Piutang Usaha Perputaran Piutang Usaha (hari) 2000 287.849 235.032 121.297 18 96.017 169 2001 285.316 233.280 123.413 18 (17.571) 157 2002 499.276 448.579 181.053 10 (44.232) 111 2003 586.035 531.094 239.302 9 (19.358) 131 Rata 414.619 361.996 166.266 14 3.691 142 Sumber : PT TJE Tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003 Volume kegiatan PT TJE sebenarnya menunjukkan peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan yang diperoleh perusahaan yang terus meningkat, di mana dalam dua tahun terakhir pendapatannya mencapai di atas rata-rata Rp 414 milyar. Tetapi peningkatan kegiatan tersebut tidak dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Hal ini terlihat dari terus menurunnya laba kotor yang diperoleh perusahaan, di mana laba kotor selama dua tahun terakhir berada di bawah rata-rata 14%. Hal ini juga mengindikasikan beberapa proyek yang dikerjakan menunjukkan kinerja rugi atau kalau pun laba, maka margin yang diperoleh cukup kecil. Di samping itu arus kas bersih dari hasil operasional perusahaan juga menunjukkan penurunan dalam empat tahun terakhir, di mana 2

kondisi arus kas tersebut dalam tiga tahun terakhir berada di bawah ratarata Rp 3,7 milyar. Hal ini mengindikasikan adanya pre-financing dari beberapa proyek yang dikerjakan. Kondisi tersebut juga didukung oleh jumlah piutang usaha yang terus meningkat dalam periode yang sama, di mana dalam dua tahun terakhir saldonya menunjukkan di atas rata-rata Rp158 milyar. Walaupun dari sisi perputaran piutang menunjukkan adanya perbaikan tetapi secara rata-rata dalam empat tahun terakhir masih menunjukkan jumlah hari perputaran yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kesulitan dari beberapa pelanggan dalam melunasi hutang-hutangnya. PT TJE membentuk empat divisi operasional untuk menjalankan bisnis utamanya, yaitu divisi operasional satu (OD1), divisi operasional dua (OD2), divisi operasional tiga (OD3) dan divisi operasional empat (OD4). Perusahaan memperlakukan keempat divisi tersebut sebagai pusat laba. Artinya keempat divisi tersebut diharapkan akan terjadi persaingan yang sehat dan menciptakan motivasi yang kuat bagi setiap pimpinan divisi untuk mengkontribusikan keuntungan yang sebesarbesarnya kepada korporasi. Selain itu manajemen membagi aktivitas utama dalam empat katagori jasa yaitu jasa konstruksi, jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC), jasa pemeliharaan dan jasa fabrikasi Jasa yang dikerjakan oleh masing-masing divisi operasional adalah sebagai berikut: 1. Divisi operasional satu mengerjakan jasa konstruksi, jasa EPC dan jasa pemeliharaan. 3

2. Divisi operasional dua mengerjakan jasa konstruksi dan jasa pemeliharaan. 3. Divisi operasional tiga mengerjakan jasa konstruksi, jasa EPC dan jasa pemeliharaan. 4. Divisi operasional empat mengerjakan jasa konstruksi dan jasa fabrikasi. Sistem pengelolaan dana pada masing-masing divisi operasional adalah desentralisasi. Artinya setiap divisi operasional diberikan wewenang penuh untuk mengelola dana yang setiap bulan didistribusi oleh korporasi. Gambaran dari kinerja masing-masing divisi selama empat tahun terakhir digambarkan dalam Tabel 2 berikut ini. 4

Gross Profit Ratio (%) Tabel 2. Gambaran Kinerja Keuangan Divisi Operasional PT TJE Tahun 2000 2003 (dlm juta Rupiah). Tahun Pendapatan Biaya Produksi Piutang Usaha Perputaran Piutang Usaha (hari) Divisi Operasional Satu 2000 20.940 17.293 17 4.978 871 2001 31.362 28.591 9 17.057 199 2002 35.119 29.463 16 4.970 52 2003 66.324 63.858 4 33.161 182 Rata 38.436 34.801 12 15.042 143 Divisi Operasional Dua 2000 157.268 111.101 29 37.610 87 2001 123.308 94.076 24 41.645 123 2002 299.447 269.005 10 117.917 144 2003 362.146 323.826 11 167.891 169 Rata 235.542 199.502 18 91.266 141 Divisi Operasional Tiga 2000 68.449 58.561 14 15.621 83 2001 81.445 59.169 27 27.372 123 2002 116.685 104.249 11 43.956 137 2003 102.674 89.766 13 60.718 216 Rata 92.313 77.936 16 36.917 146 Divisi Operasional Empat 2000 24.018 22.112 8 16.132 245 2001 24.695 21.963 11 7.778 115 2002 53.316 51.705 3 40.549 278 2003 71.588 69.595 3 20.203 103 Rata 43.404 41.344 6 21.166 178 Sumber : Laporan PT TJE Tahun 2000, 2001, 2002, 2003 dan diolah Dari gambaran keuangan divisi operasional terlihat bahwa pendapatan mengalami peningkatan hampir di setiap divisi. Hal ini terlihat pada pendapatan dari divisi operasional satu dalam satu tahun terakhir berada di atas rata Rp 38 milyar, divisi operasional dua selama dua tahun terakhir berada di atas rata-rata Rp 235 milyar, divisi operasional tiga 5

selam dua tahun terakhir berada di atas rata-rata Rp 92 milyar dan divisi operasional empat juga berada di atas rata-rata Rp 43 milyar. Akan tetapi dari sisi laba kotor bahkan terjadi sebaliknya, hampir di setiap divisi operasional mengalami penurunan. Hal ini terlihat laba kotor pada pada divisi operasional satu, dua, tiga dan empat dalam tahun terakhir berada di bawah rata-rata masing-masing sebesar 12%, 18%, 16% dan 6%. Di samping itu perputaran piutang sangat lambat, hal ini terlihat pada setiap divisi operasional masih menunjukkan angka perputaran piutang di atas dua bulan, di mana rata-rata perputaran piutang pada divisi operasional satu, dua, tiga dan empat masing-masing selama 143, 141, 146 dan 178 hari. Semakin besar dana yang tertanam dalam bentuk piutang maka oportunity cost yang ditanggung perusahaan juga akan semakin besar. Kalau kondisi ini dibiarkan, maka akan mengganggu bahkan membahayakan likuiditas perusahaan. Pengukuran kinerja selama ini hanya didasarkan pada pencapaian laba kotor dibandingkan yang ditargetkan. Untuk memberikan gambaran kinerja atas penggunaan modal kerja korporasi, maka idealnya digunakan juga pengukuran kinerja dengan menggunakan Return on Investment (ROI). Hal ini penting kerena masing-masing divisi diberi kewenangan penuh untuk mengelola modal kerja yang merupakan investasi dari korporasi. Pengukuran kinerja yang hanya didasarkan pada laba kotor membuat kurangnya usaha dari masing-masing divisi operasional untuk menekan perputaran piutang serendah mungkin. Padahal piutang usaha yang besar juga merupakan investasi yang mengandung biaya. Semakin 6

besar dana yang tertanam dalam piutang usaha semakin besar pula opportunity cost yang hilang. Oleh karena itu pengukuran kinerja juga sebaiknya juga didasarkan pada Cash Flow Return on Investment (CFROI). Penggunaan metode CFROI sangat penting karena metode ini disamping menggunakan pendekatan arus kas juga mempertimbangkan time value of money. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, maka rumusan permasalahan dalam penulisan tesis adalah melakukan pengukuran kinerja keuangan segmen operasional untuk mengetahui: 1. Bagaimana pencapaian gross profit atas target yang telah ditetapkan. Pencapaian gross profit tersebut akan dikaitkan dengan tingkat efisiensi dalam pengeluaran biaya proyek. 2. Berapa Return on Investment (ROI) dan Cash Flow Return on Investement (CFROI) yang dihasilkan oleh segmen operasional. Hal ini untuk memberikan pengukuran atas return yang dihasilkan masing-masing divisi operasional dibandingkan biaya investasi yang ditetapkan oleh manajemen dan menilai kualitas laba dengan menggunakan metode CFROI. Kemudian bagaimana dampak yang ditimbulkan dari lamanya investasi yang tertanam dalam piutang usaha dikaitkan dengan opportunity cost. 7

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian atas kinerja keuangan segmen operasional pada PT TJE adalah untuk mengidentifikasi kinerja keuangan masing-masing divisi operasional setelah dilakukan perbandingan anatara kondisi aktual dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian gross profit, ROI dan CFROI masing-masing divisi operasional. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian gross profit, ROI dan CFROI dari setiap jenis jasa yang dikerjakan oleh masing-masing divisi operasional. 3. Menganalisis akibat keterlambatan penerimaan piutang usaha dikaitkan dengan opportunity cost. 8

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 9