PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Susan Aprianti, 2013 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

PENGARUH PROSEDUR INVENTARISASI KANTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan, seperti pendapat Malayu S.P. Hasibuan (2003, hlm. 10) bahwa : Pegawai adalah kekayaan utama yang di miliki perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Pegawai berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin di capai. Sumber daya manusia perlu di kelola dan di kembangkan secara terus menerus agar di peroleh Sumber Daya Manusia yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang di laksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang di kehendaki. Bermutu bukan hanya berarti pandai saja tetapi itu benar-benar dapat di selesaikan sesuai dengan rencana. Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak di pengaruhi oleh pelaku pesertanya (partisipannya) atau aktornya. Keikusertaan sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang harus di capai karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah di tetapkan dan di sepakati oleh karyawan dan atasan. Karyawan dan atasan dapat masing-masing menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus di capai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya di capai pada akhir kurun waktu tertentu. Sumber Daya Manusia yang disebut di sini salah satunya adalah pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS Sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara mempunyai peranan yang menentukan No. Daftar keberhasilan FPEB: 251/UN40.7.D1/LT/2015 penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peran

2 tersebut adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasi dari sikap disiplin yang tinggi, kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan ini semua perlu adanya disiplin kerja yang baik yang dilakukan oleh para pegawai. Namun pada kenyataannya tidak semua pegawai instansi pemerintah memiliki disiplin kerja yang baik bagi instansi pemerintahannya, hal ini salah satunya terjadi karena disiplin kerja mereka berbeda-beda. Disiplin kerja merupakan suatu tindakan atau sikap taat dan patuh para pegawai terhadap aturan-aturan kerja yang ada dalam organisasi itu sendiri. Dalam hal ini berarti pegawai harus taat dan patuh terhadap aturan yang telah di tetapkan oleh organisasi. Veithzal Rivai (2004, hlm 153) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah : Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Faktor kedisiplinan memegang peran yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Tidak ada tindakan disiplin yang dibuat tanpa adanya hukuman bagi pegawai yang telah melanggar aturan yang telah di tetapkan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Henry Simamora (2003, hlm. 236) yaitu bahwa Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap pegawai yang gagal memenuhi standar-standar yang di tentukan Itulah sebabnya dalam setiap lembaga atau organisasi terdapat sanksi-sanksi No. Daftar yang FPEB: telah 251/UN40.7.D1/LT/2015 di tetapkan sebagai

3 peringatan terhadap para pegawai yang melanggar standar-standar yang telah di tetapkan dalam sebuah organisasi. Pembentukan disiplin kerja merupakan hal yang mutlak bagi setiap pegawai, karena akan meningkatkan kinerja pegawai. Namun pada kenyataannya pada saat ini masih banyak pegawai yang kurang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya absensi pegawai, adanya kemangkiran dan adanya pegawai yang masuk dan pulang kerja tidak tepat waktu. Dalam upaya meningkatkan kedisplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut benarnya pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam suatu instansi pemerintah, para pegawai melakukan pelanggaran yang menimbulkan ketidakefektifan kinerja pegawai yang bersangkutan. Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban-kewajiban tidak ditaati atau dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Dengan maksud untuk mendidik dan membina Pegawai Negeri Sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran atau kewajiban dan larangan dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai Abdi negara dan Abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara namun kenyataan dilapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut sehingga seringkali timbul ketimpangan-ketimpangan dalam menjalankan tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada masyarakat. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan

4 dan pembangunan. Peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan serta sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar diperlukan untuk membina Pegawai Negeri Sipil, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, sebagai suatu peraturan yang memuat keharusan, larangan dan sanksi apabila keharusan tidak dilaksanakan digunakan untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur dengan jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar. Peraturan tersebut berlaku untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil, termasuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang merupakan instansi pemerintah. Berdasarkan kajian empirik dilapangan, didapat data di sub bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dari bagian Kepegawaian sebagai bagian yang mengelola seluruh staff dalam organisasi, di dapat temuan-temuan yang mengidentifikasi disiplin kerja pegawai yaitu : 1. Tingkat kehadiran yang belum optimal, Salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa disiplin kerja pegawai di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat belum tercipta secara optimal dapat dilihat dari tingkat kehadiran pegawai yang tidak stabil. Berikut adalah laporan data kehadian masuk kerja pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012-2014. Tabel 1 Persentase Data Absensi Pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 No. Tahun Kehadiran (%) Ketidakhadiran (%) Terlambat Masuk (%) Cepat Pulang (%) 1 2012 85,7 % 14,2 % 18,3 % 22,3 % 2 2013 92,5 % 7,5 % 18,7 % 19,5 % 3 2014 71,7 % 28,3 % 19,2 % 20,1 % Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2012-2014 Gambar 1.1 Persentase Data Absensi

5 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Persentase Data Absensi 2012 2013 2014 Kehadiran ketidakhadiran terlambat masuk pulang cepat Persentase daftar hadir di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Berdasarkan tabel dan gambar 1.1 dapat diketahui bahwa tingkat absensi hadir dan tidak hadir serta datang dan pulang cepat pegawai sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat selama 3 tahun mengalami kenaikan pada tahun 2014. Dari pernyataan tersebut hal ini penulis menyimpulkan bahwa tingkat kehadiran karyawan belum optimal, hal tersebut dilihat dari segi presentase ketidakhadiran pada tahun 2012 sebesar 14,2% dan pada tahun 2013 turun menjadi 7,5%, dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 28,3%. Setelah melakukan wawancara tidak terstruktur dengan Ibu Ade Tini Martini selaku Pengelola Staf bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, ketidakhadiran pegawai disebabkan karena beberapa faktor diantaranya karena kesehatan pegawai, kepentingan keluarga, keperluan dinas dan faktor lain yang mungkin menyebabkan menurunnya kedisiplinan Pegawai. Ini menunjukkan masih banyak para pegawai yang melakukan tindakan tidak disiplin. Hal tersebut dapat menyebabkan pekerjaan sedikit terganggu. Jika hal tersebut terus terjadi, akan berdampak ketidaktercapaian hasil kerja sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai yang bekerja di instansi pemerintah pegawai harus selalu menerapkan sikap dan perilaku yang baik dalam bekerja, terutama disiplin kerja. Melihat dan menimbang masalah yang tercantum di atas sangat di harapkan adanya perubahan yang semakin baik. Dengan demikian, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat perlu menegakkan aturan kerja perusahaan serta harus disosialisasikan untuk meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

6 2. Masih banyak pegawai yang datang terlambat, pegawai yang pulang sebelum jam kerja selesai, serta kurangnya pemahaman mereka mengenai pentingnya disiplin. Pemahaman yang kurang terhadap peraturan kerja serta kurang tegasnya hukuman yang diberikan akan membuat pegawai sering melanggar aturan seperti. Pelanggaran peraturan kerja dapat terjadi di mana saja. Tabel 1.2 Penilaian Capaian Sasaran Kerja Pegawai Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Persentase Rata rata Tugas Tidak No. Kegiatan Tugas Tambahan Target Realisasi Selesai Dikerjain 1 Memproses usulan ijin belajar dan pencantuman gelar 2 Memproses usulan karis karsu 3 Memproses kenaikan gaji berkala Kab. Subang, Kota Bekasi, Kab. Bekasi (%) 111 98 11,7 % 230 206 10,4 % 190 172 9 % 4 Memproses Karpeg 51 49 4 % 5 Memproses kenaikan 18 15 16,7 % pangkat guru SLB 6 Memproses penilaian angka kredit Kab. Subang, Kota Bekasi, Kab. Bekasi 3185 2859 10,2 % 7 Membuat surat pengantar ke BKD 8 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepala atasan sebagai pertanggungjawaban 18 17 6 % 1 1 0 % Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2014 Berdasarkan data pada tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa sasaran kinerja pegawai cenderung menurun dan sepenuhnya terlaksana yaitu poin delapan yaitu melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada No. Daftar atasan FPEB: sebagai 251/UN40.7.D1/LT/2015 pertanggungjawaban.

7 Hal ini juga belum sesuai dengan harapan instansi yang menginginkan sasaran kerja pegawai terpenuhi. Berikut daftar Personal Track Record pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai berikut : No. Tabel 1.3 Personal Track Record pada Tahun 2012 2014 JenisPelanggaran PersentasePelanggaran Per Tahun Tabel 1.4 Data Sanksi Pelanggaran Pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 SANKSI PELANGGARAN TAHUN (%) 2012 2013 2014 1 Terlambatmasukkerja 18,3 % 18,7 % 19,2 % 2 Pulangsebelum jam kerjaselesai 22,3 % 19,5 % 20,1 % 3 Tidakmenurutiaturanperusahaan 13,87 % 14,7 % 17,3 % Total Pelanggaran Per 2012 2014 18,16 % 17,64 % 18,87 % Sumber: Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2012-2014 Dari data tabel di atas, bisa terlihat bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai pada tahun 2012 sampai 2014 cukup mengalami kenaikan di beberapa point. Untuk mengatasi bentuk pelanggaran disiplin kerja yang terjadi di Sub kepegawaian dan umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, pimpinan memberikan sanksi hukuman setiap pelanggaran yang terjadi. Semua pegawai yang melakukan pelanggaran diberikan sanksi hukuman yang setimpal atau sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya. Tetapi dalam hal ini, pegawai tetap saja melakukan kesalahan atau pelanggaran disiplin kerja yang telah dipatuhi sebelum pegawai diterima bekerja. Tindakan (sanksi hukuman bagi pelanggaran peraturan kerja) yang diberikan oleh pimpinan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam mendisiplinkan pegawainya, dapat dilihat dari tabel 1.4 sebagai berikut :

8 2013 2014 1. Sanksiringan, terdiriatas : a. TeguranLisan, b. TeguranTertulis, 2. Sanksisedang, terdiriatas : a. PenundaanKenaikanGaji b. PenurunanGaji c. PenundaanPromosiJabatan 3. Sanksiberat, terdiriatas : a. PenundaanPangkat (demosi) b. Pemberhentian 6 kali 3 kali - 1 kali 1 kali 1 kali - 5 kali 4 kali - 1 kali - 3 kali - JumlahPelanggaran 12 kali 13 kali Sumber: Bidang Kepegawaian dan Umum Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa pegawai di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memberikan sanksi hukuman pelanggaran disiplin kerja kepada para pegawai yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh para pegawai tersebut dapat mempengaruhi produktifitas instansi. Jika dilihat dari tabel di atas diindikasikan adanya masalah disiplin yang perlu dicarikan solusinya. Permasalahan tersebut adalah mengapa jumlah pelanggaran yang dilakukan pegawai semakin bertambah. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pegawai yang tidak disiplin akan sulit sekali melaksanakan program program untuk meningkatkan produktivitas dan akan mustahil untuk dapat merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 yang digunakan untuk melihat hasil pencapaian kinerja seorang Pegawai Negeri Sipil disebut dengan istilah DP3 (Daftar pelaksanaan Penilaian Pegawai) selama ini cenderung terjebak kedalam proses formalitas. Padahal penilaian kinerja merupakan alat kendali agar setiap kegiatan tugas pokok oleh setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai penyempurnaan DP3 Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

9 Kerja Pegawai Negeri Sipil yang mulai dilaksanakan per 1 Januari 2014 yang secara sistematik menggabungkan antara penetapan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan perilaku kerja sehingga objektivitas penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dapat tercapai. Semenjak diberlakukannya peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan diatas maka semua instansi pemerintah mulai melaksanakan ketentuan tersebut. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada sub bagian Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu instansi pemerintah yang mengelola dan membina aparatur negara dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil juga memberlakukan ketentuan penilaian kinerja pegawai. Dari uraian di atas, maka penulis terdorong untuk mengetahui pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Disiplin kerja Pegawai. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada Sub bagian Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Unsur manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan. Merekalah penentu maju mundurnya suatu perusahaan, dengan memiliki tenaga-tenaga kerja yang terampil dengan motivasi dan disiplin yang tinggi perusahaan telah mempunyai aset yang sangat mahal, dan sulit dinilai dengan uang. Pentingnya sumber daya manusia di dalam perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian khusus terhadap penilaian kinerja pegawai di dalamnya, sebab jika tidak maka akan muncul ketimpangan proses penilaian kinerja pegawai dalam bekerja. Penilaian kinerja perlu mendapat perhatian pimpinan karena ketidakefektifan penilaian kinerja akan berdampak pada penurunan kerja, prestasi kerja, serta rendahnya disiplin pegawai dalam bekerja. Dalam penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja dalam pengaruhnya terhadap disiplin kerja di suatu perusahaan. Konsep penilaian kinerja sebagai variabel independent dijadikan sebagai landasan berfikir dimana akan

10 ditinjau secara nyata pengaruhnya terhadap variabel dependent yakni disiplin kerja. Salah satu bentuk sikap mental yang dapat dipengaruhi penilaian kinerja adalah kedisiplinan. Disiplin kerja dalam ruang lingkup perusahaan menjadi salah satu isu penting manakala dikaitkan dengan profesionalisme dalam bekerja. Seseorang yang disiplin dalam bekerja sering dicirikan oleh ketaatan mematuhi jam masuk dan pulang kerja, tidak pernah meninggalkan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, serta tingkat kehadiran yang baik. Schuler & jackson (1996, hlm. 3) yang mengemukakan bahwa : Penilaian kinerja adalah suatu sikap formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran (indisipliner). Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. Dari pernyataan tersebut terungkap bahwa penilaian kinerja seorang pegawai dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinnnya dalam bekerja. Oleh karena itu untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam bekerja salah satu aspek yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan penilaian kinerja pegawai. Melihat dari pemaparan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi permasalahan pada ruang lingkup penilaian kinerja terhadap tingkat disiplin kerja pegawai pada sub bagian kepegawaian dan umum di Dinas Pendidikan provinsi Jawa Barat. Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran efektifitas penilaian kinerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat? 2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat? 3. Adakah pengaruh penilaian kinerja terhadap disiplin kerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

11 1.3 Tujuan Penelitian Penulis mengadakan penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh data atau informasi guna memecahkan persoalan pengaruh penilaian kinerja terdapat disiplin kerja pegawai. Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui efektifitas penilaian kinerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui tingkat disiplin kerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh penilaian kinerja terhadap disiplin kerja pegawai pada sub Kepegawaian dan Umum di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Manfaat teoritis, yaitu penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin pegawai yang dtimbulkan oleh pengaruh penilaian kinerja pegawai. 2. Kegunaan Praktis Manfaat praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi instansi dalam melaksanakan penilaian kinerja pegawai sebagai langkah untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.