BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 untuk kelas VII. SMP Negeri 6 Percut

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dengan baik dan benar dalam berbagai kegiatan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Sastra terbagi menjadi beberapa jenis misalnya puisi, cerpen, novel,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menitik beratkan pada empat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran tentang membedakan fakta dan opini pada teks editorial/ tajuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Dari Silabus Bahasa Indonesia SMA/MA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat diketahui bahwa pada dasarnya pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa yang ditentukan pada empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu berarti bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum itu, salah satu aspek kemampuan berbahasa Indonesia yang harus dimiliki dengan terus ditingkatkan oleh siswa adalah kemampuan menulis. Di dalam Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA KTSP ada dinyatakan bahwa salah satu kompetensi dasar (KD) yang harus dimiliki oleh siswa adalah 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif. Tentunya, dalam hal ini pembelajarannya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi yang dapat menjadi kemampuan dasar bagi mereka dalam menulis karya tulis pada umumnya dan dalam menulis teks argumentasi pada khususnya. Namun, realitas menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa pada umumnya dan kemampuan menulis paragraf argumentasi mereka pada khususnya masih relatif rendah. Realitas ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang (2014:37) yang menyatakan bahwa sebelum diberi perlakuan, nilai rata- 1 1

2 rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2013/2014 adalah 66 (tergolong rendah). Hampir sama dengan kondisi itu, Sitepu (2014 : 50) melaporkan bahwa sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata kemampuan menulis teks eksposisi berita siswa kelas X SMA Swasta Indonesia Membangun Medan tahun pembelajaran 2013/2014 adalah 49,5 (tergolong rendah). Selanjutnya, Deka Kurnia (dalam Marbun, 2015 : 3) menyatakan bahwa sebelum diberi perlakuan, nilai rata-rata kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X B SMA Islam Gamping Sleman Yogyakarta adalah 57,33 (tergolong rendah). Hampir sama dengan kondisi itu, Sari (2013 : 5) menyatakan bahwa nilai rata-rata menulis argumentasi yang diperoleh siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar adalah 65, sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah adalah 72. Tentunya, banyak penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa, khususnya kemampuan menulis paragraf argumentasi mereka. Penyebab yang sudah umum dialami siswa adalah kesulitan dalam menulis. Jauhari (2013 : 14) menyatakan, dari empat keterampilan berbahasa, yang dianggap paling sukar dan membosankan ialah menulis. Ada beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam menulis argumentasi menurut Sari (2013 : 4-5), yakni sebagai berikut. Pertama, penulis harus memiliki pengetahuan yang luas. Kedua, tujuan akhir dari tulisan ini ialah bahwa si pembaca yakin terhadap kebenaran pendapat atau pernyataan si penulis. Ketiga, penulisan argumentasi memerlukan data atau fakta untuk membuktikan kebenaran pendapat yang akan diungkapkan. Keempat, cara pembuktian kebenaran pendapat yang bermacam-macam dengan menggunakan fakta atau data. Dari kesulitan yang ketiga, yaitu penulisan argumentasi yang memerlukan data atau fakta untuk membuktikan kebenaran, dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir logis 2

3 sesungguhnya diperlukan dalam menulis argumentasi, lalu kemampuan berpikir logis siswa belum memadai. Dari wawancara yang dilakukan terhadap Ibu Dra. Samsidar, yaitu guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 11 Medan, diperoleh informasi bahwa kemampuan menulis paragraf argumentsi siswa belum memuaskan; mereka mengalami kesulitan dalam mengemukakan pikiran-pikiran khusus yang berdasarkan gagasan umumnya dan dalam menyatakan pendapatnya berdasarkan fakta-fakta dan pikiran-pikiran khusus. Menurut guru itu, masalah tersebut disebabkan kurangnya kemampuan bernalar siswa. Sarifah (2013 : 2) menyatakan, pembelajaran menulis masih merupakan pembelajaran yang tidak diminati siswa. Di SMA Widya Kutoadjo diketahui bahwa masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan argumentasi. Tentunya, kedua hal ini menyebabkan lemahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi. Dalam penelitiannya, Sarifah menilai bahwa guru masih kurang memperhatikan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis. Karena itu, untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran menulis sekaligus mengefektifkan pembelajarannya, dia menawarkan penggunaan media bagan dinding. Lebih lanjut, Sari (2013 : 6) menyatakan bahwa rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Banjar disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, masih metode konvensional yang kurang memberi latihan. Relatif sama dengan permasalahan ini, hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Munirah (2012 : 389) di SMA Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa dalam pembelajaran menulis, guru masih menggunakan metode diskusi kelompok, partisipatori, ceramah, dan lain-lain. 3

4 Sebenarnya, masalah itu tidak boleh lagi terjadi sekarang. Pembelajaran menulis yang menekankan penggunaan metode konvensional atau ceramah, menunjukkan pengajaran yang berpusat pada guru. Padahal, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, pembelajaran seyogianya sudah berpusat pada siswa. Lagi pula, untuk mencapai kompetensi dasarnya, dalam perencanaan pembelajarannya pemilihan metode harus berorientasi pada tujuan pembelajaran dan relevan dengan pengalaman belajar yang perlu dimiliki siswa. Dari berbagai masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik pada dua hal, yaitu kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis paragraf argumentasi. Dalam hal ini, kemampuan berpikir logis adalah kesanggupan menghubunghubungkan pengetahuan menurut aturan-aturan logika yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sedangkan kemampuan menulis paragraf argumentasi adalah kesanggupan mengungkapkan dan mengembangkan suatu pendapat secara maksimal dengan menggunakan sejumlah pikiran penjelas yang menunjukkan sejumlah fakta yang berhubungan sesamanya. Ketertarikan penulis pada dua hal itulah yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa di sekolah. B. Identifikasi Masalah Di dalam latar belakang masalah ada beberapa masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis, yang dapat diidentifikasi, yaitu : (1) rendahnya kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa, (2) adanya kesulitan yang dialami siswa dalam menulis, khususnya dalam menulis paragraf argumentasi, (3) belum memadainya kemampuan berpikir logis siswa, 4

5 (4) kurangnya minat siswa pada pembelajaran menulis, (5) lemahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis, (6) kurangnya perhatian guru pada penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis, dan (7) kurang relevannya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis. C. Batasan Masalah Identifikasi masalah di atas menunjukkan banyaknya masalah yang perlu diteliti berkaitan dengan pembelajaran menulis pada umumnya dan pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada khususnya. Namun, karena kemampuan, dana, dan waktu yang terbatas pada penulis dan demi terwujudnya pembahasan masalah yang mendalam, maka masalah yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada masalah kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa itu. Dengan demikian, yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir logis siswa, kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa, dan hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa. Lalu, penelitian ini hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI Jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah yang telah dinyatakan dalam pembicaraan terdahulu, masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut. 5

6 (1) Bagaimana kemampuan berpikir logis siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017? (2) Bagaimana kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017? (3) Apakah ada hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui kemampuan berpikir logis siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017, (2) untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017, dan (3) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan tahun pembelajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan. 6

7 Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. (1) Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi guru di dalam menyesuaikan program pembelajaran menulis argumentasi dengan karakteristik siswa, khususnya kemampuan berpikir logis mereka. (2) Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengetahui dan menyadari pentingnya kemampuan berpikir logis dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. (3) Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian ini. 7