BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA PILIHAN SISWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MENULIS PUISI SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan ketat sejak di Hollandsch Inlandsche Scholl (HIS) dan Meer

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang harus dilestarikan dan diajarkan. Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sarana untuk mengupayakan pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia secara terarah. Maka dari itu, melalui proses pengajaran Bahasa Indonesia, siswa diharapkan mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa Indonesia mempunyai dua aspek pengajaran, yaitu ragam bahasa sastra dan non sastra. Dalam pengajaran, guru tidak hanya mengajarkan kepada siswa untuk membuat, memahami dan mengenal sejarah dan pengarang sastra melainkan juga untuk menumbuhkembangkan akal budi siswa melalui kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra, sehingga tumbuh kemampuan menghargai sastra sebagai sesuatu yang penuh makna bagi kehidupan. Pengajaran sastra diharapkan mampu membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif terhadap sastra, dan dapat mengembangkan kemampuan, wawasan serta sikap positif. Tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya mengapresiasi sastra akan berpengaruh pada kemampuan menganalisis 1

2 permasalahan secara objektif, membentuk karakter, merumuskan watak dan kepribadian. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar harus memuat aspek kemampuan berbahasa dan bersastra Indonesia. Aspek kemampuan berbahasa Indonesia meliputi ketrampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam non sastra. Aspek kemampuan bersastra meliputi mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan ragam sastra. Pengajaran Bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu disekolah. Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Menulis termasuk dalam tataran ketrampilan berbahasa yang paling sulit karena untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik diperlukan penguasaan terhadap tiga ketrampilan berbahasa lainnya. Lasa Hs (2005:9) mengatakan bahwa menulis memiliki nilai tinggi dan bermakna abadi. Namun dalam masyarakat terdapat dilema bahwa menulis itu menakutkan, bakat, seni, profesi, dapat dipelajari, dan mendidik. Beragamnya pendapat yang berkembang di masyarakat tentang menulis justru malah membuat orang berfikir dua kali untuk dapat menguasai atau menekuni ketrampilan berbahasa yang satu ini. Sebagai suatu ketrampilan, menulis memang harus melalui proses belajar dan berlatih. Semakin sering belajar dan berlatih, tentu akan semakin

3 terampil. Seseorang yang sudah biasa menuliskan sebuah ide, gagasan, pendapat, atau perasaannya, tentu tidak akan mengalami kesulitan ketika harus menulis. Berbeda halnya jika seseorang jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah membuat karya tulisan, sudah barang tentunya orang tersebut akan mengalami banyak kesulitan ketika diminta menulis sesuatu. Selain itu, kemampuan berfikir juga mempengaruhi kemampuan sesorang untuk menulis sesuatu, misalnya: karya ilmiah, cerita pendek, bahkan puisi. Kemampuan berfikir siswa Sekolah Dasar (SD) berbeda dengan cara berfikir siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada siswa SD kemampuan berfikirnya dapat dikatakan masih bersifat kekanak-kanakan dan kemampuan imajinatifnya belum berkembang dengan baik. Menurut Alfiah dan Santoso (2009:1) peningkatan pembelajaran menulis puisi kepada anak-anak yang masih berpikiran seperti itu sangatlah penting. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam pembelajaran penulisan puisi untuk anak-anak masih ada berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut berakibat antara lain: siswa mengalami kesulitan dalam membuat pusi (puisi lama maupun baru), nilai pelajaran yang berkaitan dengan puisi tidak memuaskan, tidak ada ketertarikan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis puisi, dan kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Demikian pula yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SD tersebut, kemampuan menulis puisi

4 siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan dinilai masih rendah. Secara umum siswa memang mampu menulis puisi. Namun karena kurang ekspresi dan gagasan yang berkesinambungan serta belum mampu memilih kata, menggunakan kosakata, kaidah bahasa dan tata bahasa yang telah ditentukan, siswa sering kesulitan membuat puisi. Pilihan kata (diksi) dan susunan kata yang mereka susun masih belum dapat dipahami. Oleh karena itu, hasil yang mereka peroleh untuk menulis puisi kurang dari kompetensi yang diharapkan (standar KKM rata-rata 65,00). Akibatnya nilai ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran menulis puisi hanya mencapai angka 61,5 (Standar Ketuntasan Belajar Minimal untuk pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Negeri 03 Bangsri Tahun Ajaran 2011 / 2012 adalah 65,00). Menurut guru Bahasa Indonesia, rendahnya kualitas pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama siswa kesulitan dalam menuangkan ide ke bentuk kalimat puisi. Kedua, kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan topik menulis puisi. Ketiga, kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan puisi. Selain itu minimnya penggunaan media dalam pembelajaran menulis puisi disinyalir juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa. Selama ini siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi. Disamping beberapa faktor tersebut di atas, guru cenderung hanya

5 menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas menulis puisi pada siswa tanpa memberikan contoh puisi-puisi yang bagus yang memenuhi unsur-unsur sebuah puisi. Hal ini semakin membuat ide siswa tidak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluar untuk memecahkan beberapa permasalahan tersebut. Salah satu jalan keluarnya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat merangsang ide dan kreativitas siswa serta mampu membuat siswa lebih aktif lagi selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru juga harus mengubah cara mengajarnya. Guru menyadari betul bahwa penggunaan media akan membantu siswa menentukan ide atau gagasan dalam menulis puisi dan dapat mempengaruhi sikap siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Sesuai dengan kondisi pendidikan di Indonesia, guru juga diharapkan untuk kreatif menciptakan, mengembangkan dan mendayagunakan imajinasinya untuk memilih sebuah media yang ada dan mengembangkannya menjadi sebuah media baru yang menarik dan inovatif. Kehadiran media dalam proses belajar mengajar memang memiliki arti yang cukup penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru atau kebutuhan untuk memunculkan ide-ide baru dapat dibantu dengan hadirnya media pengajaran sebagai perantara. Penggunaan media merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat terjadi karena dengan penggunaan media, memungkinkan proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah atau hanya didominasi oleh guru dengan metode ceramahnya.

6 Berdasarkan hasil diskusi antara penulis dengan guru kelas V SD Negeri 03 Bangsri, penulis mengajukan solusi berupa penerapan media gambar, khususnya gambar tokoh idola pilihan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Penulis berpendapat bahwa media gambar tokoh idola pilihan siswa akan lebif efektif untuk pembelajaran menulis puisi. Hal ini dikarenakan dengan kekaguman dan kecintaannya kepada seseorang yang diidolakan, siswa akan mampu menuliskan banyak hal. Tokoh idola memang seringkali mendatangkan banyak inspirasi bagi seseorang. Dengan hadirnya tokoh idola sebagai objek tulisan diharapkan siswa mampu menuliskan halhal yang dirasakan, diinginkan, atau sekadar tulisan tentang kekaguman kepada idolanya dalam larik-larik puisi yang memiliki kedalaman makna. Siswa tidak akan kehabisan ide jika diminta menuliskan sesuatu yang disenanginya. Puisi siswa yang ditujukan kepada tokoh idolanya akan terasa lebih mengalir dan apa adanya. Puisi tersebut lahir bukan berdasarkan paksaan karena siswa dituntut memang harus menulis sebuah puisi, tetapi puisi tentang tokoh idola lahir berdasarkan perasaan jiwa siswa yang terimplementasi dalam bentuk puisi. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis bermaksud melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA PILIHAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SISWA SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

7 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, pembatasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pelajaran ketrampilan menulis puisi melalui media gambar tokoh idola pilihan siswa, yang dibicarakan adalah kesesuaian isi dengan judul, kata konkret, diksi, penggunaan bahasa, dan imajinasi. 2. Meningkatkan aspek afektif dan kognitif siswa pada pelajaran menulis puisi. 3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar tokoh idola pilihan siswa. 4. Penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis puisi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah adalah Apakah penggunaan media gambar tokoh idola pilihan siswa dapat meningkatkan ketrampilan menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan Tahun Ajaran 2011/2012?

8 D. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan ketrampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar tokoh idola mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan Tahun Ajaran 2011/2012. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah bagi ilmu pengetahuan kebahasaan, khususnya pada ketrampilan menulis puisi. b. Pengembangan media pembelajaran menulis puisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Untuk mengetahui efektifitas penggunaan media gambar tokoh idola pilihan siswa pada ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 03 Bangsri Kecamatan Karangpandan Tahun Ajaran 2011/2012. 2) Menawarkan inovasi cara mengajarkan ketrampilan menulis puisi. 3) Memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi. 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi.

9 b. Bagi Siswa 1) Memudahkan siswa dalam belajar dan berlatih ketrampilan menulis puisi. 2) Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan. 3) Meningkatkan minat dan ketrampilan menulis puisi pada siswa. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran ketrampilan menulis puisi sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik bagi sekolah. 2) Memberi masukan tentang penyediaan media pembelajaran dalam pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi dasar yang telah di tetapkan dalam KTSP.