BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
mengorganisir, dan melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.3

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses pada 08 November 2016 pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pati. 2 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama setiap pembangunan daerah adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wulan Ayodya,,Mau Kemana Setelah SMK?, Erlangga, Jakarta, 2013, hlm. 64

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Wahibur Rahman, Manajemen Sumber Daya Manusia, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan di prima swalayan nganjuk, hal: 3 2 Erlando, Analisis Pengaruh Pelayanan Prima (Service Excelence) Terhadap Kepuasan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

BAB I PENDAHULUAN. batik sempat diakui milik Negara tetangga kita Malaysia pada tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Masyhuri Machfudz, M Nurhadi Sujoni, Teori Ekonomi Makro, UIN-Maliki Press, Malang, 2012, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mubarok.html.

mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengingat hampir sebagian besar penduduk Indonesia masih tinggal di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2007, hlm Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Pt. Indek, Jakarta, 2006, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini daya beli masyarakat semakin meningkat dalam pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Philip Kotler dan A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba, Jakarta, hal

BAB II METODE PENULISAN

BAB V PENUTUP. seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga dengan Batik Girli (Pinggir Kali) 1980-an. Sebab, pionir kerajinan batik di Sregen umunya pernah bekerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat dalam segala bidang usaha. Hal ini terlihat pada banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran, Amara Books, Jogjakarta, 2003, hlm

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang merupakan salah satu

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

Nadia Dwi Irmadiani. Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA. Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif sebagai jenis penelitian. Data yang di kumpulkan terutama kata-kata,

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG. PENGGUNAAN LABEL "batik Pekalongan"

produk.kualitas produk menurut ISO 9000 adalah derajat yang dicapai oleh

Transkripsi:

global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi lingkungan persaingan bisnis yang penuh dinamika ini, manajemen dituntut untuk menciptakan perusahaan yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan, karyawan, penanam modal, pemasok, penyalur, maupun pesaing. Pada saat bersamaan perusahaan harus dapat bersaing secara efektif baik dalam tingkat regional bahkan dalam konteks strategi dan langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh guna mempertahankan, dan mengembangkan usahanya. Dalam hal ini pihak manajemen berperan penting dalam memilih dan menetapkan strategi yang cocok untuk perusahaan. Strategi bisnis pada umumnya dirancang untuk meletakkan bisnis pada suatu posisi yang diinginkan dalam suatu industri tertentu, sehingga pada jangka waktu tertentu dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi dan pengembalian dari investasi yang ditanamkan. Untuk mencapai posisi lain, perusahaan harus mengimplementasikan strategi bisnis yang membangun dan mempertahankan keunggulan yang berkelanjutan melebihi pesaingnya. 2 Dengan berkembangnya kontek persaingan, dunia usaha dituntut untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi yang dapat mengimplementasikan strategi yang dapat mengantisipasi terhadap kecenderungan baru untuk mencapai dan mempertahankan posisi bersaing maupun keunggulan kompetitifnya. 3 Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan 1 Muhammad Husni Mubarok, Strategi Korporat dan Persaingan Bisnis dalam Meraih Keunggulan Kompetitif, Idea Press, Yogyakarta, 2009, hal. 1. 2 Ibid., hal. 86. 3 Ibid., hal. 1. 1

2 mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk, dan sebagainya. Tetapi hambatan-hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Pengembangan usaha tersebut merupakan bagian dari marketing plan oleh karena itu setiap pengusaha baik pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya. 4 Di kabupaten Kudus ini memiliki banyak potensi usaha kecil menengah yang perlu untuk terus dikembangkan agar mempunyai daya saing terhadap daerah lain. Salah satunya adalah usaha yang bergerak dibidang batik khas kudus, yang mana batik ini merupakan warisan budaya dari nenek moyang sejak zaman dahulu. Batik ini terlukis sebagai karya seni yang mempunyai filosofi terhadap makna kehidupan. Sebagai obyek penelitian di sini adalah Alfa Shoofa Batik Kudus, yang bergerak di bidang pembuatan produk batik Kudus. Meski bukan berasal dari daerah penghasil batik yang terkenal, Alfa Shoofa Batik Kudus merupakan salah satu tempat usaha yang memproduksi batik dengan ciri khas sendiri. Ciri khas batik Kudus produk Alfa Shoofa Batik Kudus ini terlihat dari motif-motif yang terinspirasi dari budaya, sejarah juga kuliner kota Kudus, dari segi warna, batik Kudus juga identik dengan warna-warna sogan dengan corak tombak, kawung atau parang tetapi juga dihiasi dengan buketan dengan imbuhan pinggiran lebar, taburan kembang, kupu-kupu, burung dengan warna cerah. Namun, terlepas dari segala keunikan tersebut dalam perkembanganya batik Kudus masih kurang dikenal dibandingkan batik-batik lain seperti batik Jogja, Solo, Pekalongan, Madura, Lasem, dan lain-lain. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti ternyata sampai saat ini perputaran 4 http://harrisfadilah.wordpress.com/2012/04/17/pengembangan-usaha/, diakses tanggal 1 Juni 2015.

3 produksi batik Kudus di Alfa Shoofa Batik Kudus ini cukup lambat, karena batik yang dihasilkan hanya diminati oleh konsumen eksklusif atau dari kalangan tertentu saja dan belum dapat menarik minat konsumen secara luas dari semua kalangan baik dilihat dari segi ekonomi maupun usia konsumen, karena untuk rata-rata harga batik tulis Kudus terbilang cukup mahal bila dibandingkan dengan batik tulis di kota lain seperti batik Lasem, batik Pekalongan dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh batik Kudus yang masih menjadi barang langka di kota Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan usaha batik khas Kudus terkesan masih jalan di tempat. Permasalahan yang sedang dihadapi usaha dalam bidang batik Kudus ini adalah masalah keterbatasan tenaga kerja, juga masalah pemasaran karena kurangnya promosi baik dari pelaku usaha sendiri maupun peran serta pemerintah setempat yang disinyalir menjadi penyebab batik Kudus kurang dikenal secara luas dan belum bisa berkembang dengan baik, bahkan masyarakat Kudus sendiri pun banyak yang belum mengetahui keberadaan batik Kudus. Dalam penelitian terdahulu, yaitu penelitian Weni Novandari, Pemetaan Inti UKM Batik di Kabupaten Purbalingga dengan Pendekatan Value Chain, menunjukkan rendahnya daya saing indtri batik di kabupaten Purbalingga yang disebabkan oleh berbagai kendala yang dihadapi, sebagaimana kondisi usaha batik Kudus di Alfa Shoofa Batik Kudus ini. Mulai dari sumber daya manusia yang kurang memadai, minimnya ketersediaan peralatan penunjang, juga minimnya pemasaran. Karena itu pengembangan usahanya dilakukan dengan penerapan kompetensi inti yang dimilik oleh industri batik di Purbalingga ini. Selain itu dalam penelitian Arief Murtadlo, Upaya Pengembangan Usaha Pengrajin Batik Malangan (Studi Kasus di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malangan), menunjukkan bahwa dalam pengembangan suatu usaha tidak terlepas dari pemanfaatan modal baik fisik, keuangan, manusia, maupun modal sosial. Beberapa upayanya yaitu dengan perluasan daerah pemasaran, melakukan promosi yang tepat, dan melakukan strategi pengembangan pasar.

4 Berdasarkan uraian di atas, maka usaha batik Kudus perlu menerapkan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk dapat menghadapi persaingan dan lebih dikenal oleh masyarakat luas, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan penggunaan analisis SWOT ini maka dapat diketahui faktorfaktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dari usaha batik Kudus ini, sehingga pada akhirnya akan dihasikan beberapa alternatif strategi yang juga mencakup usaha pengembangan produk, pengembangan pasar, juga pengembangan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Batik Kudus (Studi Analisis SWOT Usaha Batik Kudus di Alfa Shoofa Batik Kudus). B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan beberapa istilah digunakan dalam judul ini, maka penulis perlu menjelaskan masing-masing istilah tersebut. istilah yang dimaksud adalah: 1. Strategi Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 5 Dalam penelitian ini, istilah strategi diartikan secara operasional sebagai program aksi. 2. Pengembangan Pengembangan adalah perihal berkembang, sedangkan berkembang berarti: a. Menjadi besar (luas, banyak, dan sebagainya). b. Menjadi bertambah sempurna (pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya). 6 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal. 964. 6 Ibid., hal. 473.

5 3. Usaha Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan atau perbuatan, pramarsa, dan lain-lain. 7 4. Batik Kudus Batik adalah hasil karya seni berupa tulisan atau bentuk gambar yang cara pembuatannya menggunakan bahan lilin (malam = wax) sebagai perintang warnanya di atas kain putih atau media lainnya. 8 Batik Kudus adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, umumnya Jawa dan khususnya daerah Kudus dan sekitarnya. 9 5. Analisis SWOT Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya). 10 Analisis SWOT adalah penilaian/ assessment terhadap hasil identifikasi situasi, untuk menentukan apakah suatu kondisi dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman. 11 6. Alfa Shoofa Batik Kudus Alfa Shoofa Batik Kudus adalah sebuah rumah produksi batik tulis maupun batik cap yang melestarikan tradisi dan budaya kota Kudus melalui seni batik. C. Fokus Penelitian Fokus dari penelitian ini bertujuan memberikan batasan yang paling jelas dari pembahasan-pembahasan yang ada untuk memudahkan fokus dalam penelitian. Berdasarkan identifikasi dari latar belakang penelitian maka penulis 7 Ibid., hal. 1112. 8 Ami Wahyu, Chic in Batik, Erlangga, Jakarta, 2012, hal. 4. 9 http://batikhaskudus.blogspot.com/, diakses tanggal 2 Juni 2015 10 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Op. Cit., hal. 37. 11 Tedjo Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005, hal. 118.

6 memberikan batasan yaitu strategi pengembangan usaha batik Kudus dilihat dari sumber daya manusia, produk, dan pemasaran, serta analisis SWOT usaha batik Kudus. D. Rumusan Masalah 1. Strategi apa sajakah yang diterapkan oleh Alfa Shoofa Batik Kudus dalam mengembangkan sumber daya manusia? 2. Strategi apa sajakah yang digunakan oleh Alfa Shoofa Batik Kudus dalam mengembangkan produk? 3. Strategi apa saja yang digunakan oleh Alfa Shoofa Batik Kudus dalam pemasaran? 4. Bagaimana analisis SWOT usaha batik Kudus di Alfa Shoofa Batik Kudus? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi pengembangan sumber daya manusia yang diterapkan di Alfa Shoofa Batik Kudus. 2. Untuk mengetahui strategi pengembangan produk yang digunakan oleh Alfa Shoofa Batik Kudus. 3. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh Alfa Shoofa Batik Kudus. 4. Untuk mengetahui analisis SWOT usaha batik Kudus di Alfa Shoofa Batik Kudus. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan manajemen, khususnya manajemen bisnis syariah mengenai manajemen strategi pengembangan usaha. b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan usaha melalui analisis strategi pengembangan dengan pendekatan SWOT.

7 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh tempat usaha Alfa Shoofa Batik Kudus dalam menganalisis strategi pengembangan usahanya. b. Bagi penulis lain yang sejenis, dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang dimaksud disini adalah penempatan unsur-usur permasalahan dan urutanya di dalam skripsi sehingga membentuk satu kesatuan karangan ilmiah yang tersusun rapi dan logis. Sistematika ini digunakan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dan penelitian sehingga dapat memudahkan bagi pembaca. Maka dapat disusun sistematika sebagai berikut: 1. Bagian Awal Dalam bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujusn pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman tabel, dan halaman daftar gambar. 2. Bagian Isi Bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian di antaranya tentang strategi dan manajemen strategi, pengembangan usaha di dalamnya termasuk strategi pengembangan sumber daya manusia, strategi pengembangan produk, dan strategi pemasaran, analisis SWOT, batik, Serta

8 penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan judul. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, instrumen penelitian, sumber data, subyek dan obyek penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji keabsahan data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, data hasil penelitian, dan analisis dari hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian Akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis, dan lampiran-lampiran. Demikian sistematika penulisan skripsi yang penulis ajukan dengan harapan dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyusunan sub bab yang tertera dalam skripsi ini.