BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA REGISTRASI KOMPETENSI BIDANG LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA REGISTRASI KOMPETENSI BIDANG LINGKUNGAN

4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA


MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG OTORITAS SERTIFIKAT DIGITAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA INFORMASI PARIWISATA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER /MEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04 / PRT / M / 2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. Pendaftaran. Prosedur.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

BERITA NEGARA. No.1141, 2012 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Penelitian. Resiko Tinggi dan Berbahaya. Izin. Daftar.

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

BERITA NEGARA. No.1712, 2015 KEMENPORA. Prasarana. Pemberian. Permohonan. Pemberian Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAWASAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA KONSULTAN PARIWISATA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembara

, No Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata (Lembaran Negar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PONDOK WISATA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI ORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RUMAH MAKAN

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembara

2012, No Mengingat Menetapkan d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Perat

Transkripsi:

No.395, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Audit Lingkungan Hidup; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standardisasi Kompetensi Personil dan Lembaga Jasa Lingkungan;

2010, No.395 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Auditor lingkungan hidup adalah seseorang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan audit lingkungan hidup. 3. Lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa audit lingkungan hidup. 4. Kompetensi adalah kemampuan personil untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Kriteria kompetensi adalah suatu rumusan mengenai lingkup kemampuan personil yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. 6. Lembaga pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut LPK auditor lingkungan hidup, adalah lembaga yang memiliki sarana dan prasarana bagi pelatihan dalam audit lingkungan hidup dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. 7. Penilaian kompetensi adalah kegiatan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan, keterampilan personil dan sikap kerja yang memenuhi kriteria kompetensi yang telah ditetapkan. 8. Sertifikat kompetensi adalah tanda pengakuan kompetensi seseorang yang memenuhi standar kompetensi tertentu setelah melalui uji kompetensi.

3 2010, No.395 9. Pengakuan penyetaraan adalah pengakuan terhadap kurikulum pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup atau sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berasal dari luar negeri. 10. Lembaga sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup yang selanjutnya disebut LSK auditor lingkungan hidup, adalah lembaga pelaksana penilaian kompetensi dan pelaksana sertifikasi kompetensi dalam audit lingkungan hidup. 11. Registrasi kompetensi adalah rangkaian kegiatan pendaftaran dan dokumentasi terhadap lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan LPK audit lingkungan hidup yang telah memenuhi persyaratan tertentu. 12. Akreditasi adalah penilaian kelayakan lembaga Diklat dalam menyelenggarakan program Diklat tertentu yang ditetapkan dalam Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi oleh instansi pembina. 13. Sistem manajemen mutu adalah suatu sistem yang dilaksanakan untuk menjaga kualitas dari suatu pelaksanaan kegiatan yang meliputi perencanaan, seleksi dan penugasan tenaga pelaksana, penerapan prosedur operasional standar, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (1) Audit lingkungan hidup meliputi: Pasal 2 a. audit lingkungan hidup yang diwajibkan; atau b. audit lingkungan hidup yang bersifat sukarela. (2) Audit lingkungan hidup yang diwajibkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan kepada: a. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup; dan/atau b. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pasal 3 Ruang lingkup pengaturan audit lingkungan hidup meliputi: a. tata cara audit lingkungan hidup; b. kompetensi auditor lingkungan hidup, yang meliputi:

2010, No.395 4 1. kualifikasi auditor lingkungan hidup; 2. kriteria kompetensi auditor lingkungan hidup; 3. pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup; dan 4. sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup; c. lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup; dan d. registrasi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan lembaga pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup. Pasal 4 (1) Peraturan Menteri ini mengatur mengenai: a. kompetensi auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b; b. lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c; dan c. registrasi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan lembaga pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d. (2) Tata cara audit lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a diatur dalam Peraturan Menteri yang mengatur mengenai tata cara audit lingkungan hidup. BAB II KOMPETENSI AUDITOR LINGKUNGAN HIDUP Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Audit lingkungan hidup dilaksanakan oleh auditor lingkungan hidup yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini. (2) Auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. auditor lingkungan hidup perorangan; dan/atau b. auditor lingkungan hidup yang tergabung dalam lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup.

5 2010, No.395 Bagian Kedua Kualifikasi Auditor Lingkungan Hidup dan Kriteria Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup Pasal 6 Kualifikasi auditor lingkungan hidup terdiri atas: a. auditor utama; dan b. auditor. Pasal 7 (1) Kriteria kompetensi untuk kualifikasi auditor utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi kemampuan: a. memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup; b. melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan, dan pelaporan; c. merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup; d. menunjuk dan mengoordinasikan kegiatan auditor di bawah tanggungjawabnya sebagai auditor utama; e. merumuskan kesimpulan audit lingkungan hidup; f. mengoordinasikan penyusunan dan penyampaian laporan hasil audit lingkungan hidup; dan g. memenuhi kriteria lain yang ditetapkan oleh LSK auditor lingkungan hidup. (2) Kriteria kompetensi untuk kualifikasi auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi kemampuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c dan huruf g. Bagian Ketiga Pelatihan Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup Pasal 8 (1) Pelatihan kompetensi untuk calon auditor lingkungan hidup dilaksanakan oleh LPK auditor lingkungan hidup yang terakreditasi dan teregistrasi.

2010, No.395 6 (2) LPK auditor lingkungan hidup yang terakreditasi dan teregistrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki: a. status hukum atau berbadan hukum; b. pengelola LPK yang bersertifikat pengelola lembaga pendidikan dan pelatihan; c. pengajar yang kompeten, termasuk pengajar di bidang metodologi dan teknik audit lingkungan hidup yang bersertifikat kompetensi dengan kualifikasi auditor utama dan/atau berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) kali melakukan audit lingkungan hidup; d. program pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup, yang meliputi: kurikulum baku, metode dan jangka waktu pelatihan, persyaratan peserta pelatihan, persyaratan kelulusan pelatihan kompetensi, serta prosedur baku untuk pelaksanaan pelatihan kompetensi dan evaluasinya; e. sarana dan prasarana pelatihan; dan f. sistem informasi publik mengenai pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup. (3) Menteri menerbitkan sertifikat akreditasi dan tanda bukti registrasi kepada LPK auditor lingkungan hidup yang memenuhi persyaratan. (4) Penerbitan sertifikat akreditasi dan tanda bukti registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan peraturan Menteri yang mengatur mengenai tata cara akreditasi dan registrasi LPK auditor lingkungan hidup. Pasal 9 (1) LPK auditor lingkungan hidup dapat menggunakan kurikulum di luar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d. (2) Penggunaan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat persetujuan Kementerian Lingkungan Hidup. (3) Menteri melakukan verifikasi terhadap kurikulum pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Menteri memberikan pengakuan penyetaraan terhadap kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

7 2010, No.395 (5) Menteri dapat mendelegasikan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan penetapan pengakuan penyetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Deputi Menteri yang bertanggungjawab di bidang standardisasi. Bagian Keempat Sertifikasi Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup Pasal 10 (1) Sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup meliputi kegiatan: a. penilaian kompetensi; dan b. penerbitan sertifikat kompetensi. (2) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan sesuai dengan kriteria kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. (3) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk kualifikasi auditor utama dan auditor dilakukan dengan menggunakan data dan/atau informasi yang meliputi: a. latar belakang pendidikan; b. pelatihan di bidang audit lingkungan hidup; c. pengalaman kerja di bidang lingkungan hidup; dan d. pengalaman melakukan audit lingkungan hidup. (4) Penerbitan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup dilakukan setelah lulus penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku paling lama selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang. (6) Sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh LSK auditor lingkungan hidup yang ditunjuk oleh Menteri. (7) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan persyaratan sertifikasi kompetensi ditetapkan oleh LSK auditor lingkungan hidup dengan persetujuan Menteri.

2010, No.395 8 Bagian Kelima Lembaga Sertifikasi Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup Pasal 11 (1) LSK auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (6) wajib memiliki: a. sistem manajemen mutu; b. penguji/penilai yang memiliki pengalaman paling sedikit 5 (lima) tahun di bidang audit lingkungan hidup dan/atau 5 (lima) kali melakukan audit lingkungan hidup sebagai auditor utama; c. sistem informasi publik yang terkait dengan pelaksanaan sertifikasi kompetensi; dan d. mekanisme penanganan pengaduan dari pengguna jasa dan publik. (2) LSK auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kepada Menteri. BAB III LEMBAGA PENYEDIA JASA AUDIT LINGKUNGAN HIDUP Pasal 12 Lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup wajib memenuhi persyaratan: a. berbadan hukum; b. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang tenaga tetap auditor lingkungan hidup yang memiliki sertifikat kompetensi dengan kualifikasi auditor utama; c. memiliki perjanjian kerja dengan tenaga tidak tetap auditor utama dan/atau auditor yang memiliki sertifikat kompetensi dan personil tidak tetap lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, termasuk dalam hal ketidakberpihakan; d. memiliki sistem manajemen mutu; dan e. memiliki pengendalian mutu internal terhadap pelaksanaan audit lingkungan hidup, termasuk menjaga prinsip ketidakberpihakan dan/atau menghindari konflik kepentingan.

9 2010, No.395 BAB IV REGISTRASI LEMBAGA PENYEDIA JASA AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DAN LEMBAGA PELATIHAN KOMPETENSI AUDITOR LINGKUNGAN HIDUP Pasal 13 (1) Lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan LPK auditor lingkungan hidup yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 wajib melakukan registrasi kompetensi kepada Kementerian Lingkungan Hidup. (2) Kementerian Lingkungan Hidup memberikan tanda registrasi kepada lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan LPK auditor lingkungan hidup yang telah melakukan registrasi. Pasal 14 (1) Kementerian Lingkungan Hidup menyediakan informasi publik mengenai: a. tujuan registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan LPK auditor lingkungan hidup; b. tata laksana registrasi, penerbitan surat tanda registrasi, dan pemeliharaan registrasi; c. persyaratan dan prosedur mengikuti registrasi kompetensi; d. daftar registrasi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup yang meliputi: 1. nomor dan tanggal registrasi; 2. identitas lembaga penyedia jasa; 3. penanggung jawab teknis pelaksanaan audit lingkungan hidup; dan 4. daftar auditor lingkungan hidup yang memiliki sertifikat kompetensi dan ditugaskan untuk melakukan audit lingkungan hidup; e. daftar registrasi LPK auditor lingkungan hidup yang meliputi: 1. nomor dan tanggal registrasi; 2. identitas LPK auditor lingkungan hidup;

2010, No.395 10 3. penanggung jawab pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup; dan 4. daftar pengajar tetap dan tidak tetap; dan f. daftar pemegang registrasi yang dalam status dibekukan atau dicabut. (2) LPK auditor lingkungan hidup menyediakan informasi publik mengenai: a. tujuan pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup dan kurikulum yang digunakan; b. daftar pengajar tetap dan tidak tetap; c. persyaratan dan prosedur mengikuti pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup; d. jadwal dan tempat pelaksanaan pelatihan kompetensi yang disediakan untuk publik; dan e. daftar pemegang surat tanda tamat pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup. (3) LSK auditor lingkungan hidup menyediakan informasi publik mengenai: a. tujuan sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup; b. sistem penilaian kompetensi, penerbitan sertifikat kompetensi, dan pemeliharaan sertifikat; c. persyaratan dan prosedur sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup bagi pemohon; d. jadwal dan tempat pelaksanaan penilaian kompetensi yang disediakan untuk pemohon; dan e. daftar pemegang sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup, termasuk masa berlaku sertifikat dan daftar sertifikat yang dalam status dibekukan atau dicabut. (4) Kementerian Lingkungan Hidup, LPK auditor lingkungan hidup, dan LSK auditor lingkungan hidup wajib melakukan pemutakhiran informasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3). BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Menteri melakukan pembinaan terhadap LPK auditor lingkungan hidup dan LSK auditor lingkungan hidup.

11 2010, No.395 (2) Dalam melaksanakan pembinaan terhadap LPK auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat bekerjasama dengan gubernur dan/atau bupati/walikota. (3) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota melakukan pembinaan terhadap lembaga penyedia jasa auditor lingkungan hidup. (4) Menteri dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah provinsi dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan terhadap LPK auditor lingkungan hidup. (5) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi antara lain: a. penyediaan informasi yang relevan dan mutakhir kepada lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup, LSK auditor lingkungan hidup, LPK auditor lingkungan hidup dan pengajar; b. penyediaan panduan teknis yang memuat tatacara dan penjelasan teknis audit lingkungan hidup; dan/atau c. bimbingan teknis kepada auditor utama, auditor, dan pengajar Pasal 16 (1) Menteri melakukan pengawasan terhadap LPK auditor lingkungan hidup dan LSK auditor lingkungan hidup. (2) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap LPK auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat bekerjasama dengan gubernur dan/atau bupati/walikota. (3) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota melakukan pengawasan terhadap lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup. (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilakukan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu terhadap lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup, LPK auditor lingkungan hidup, dan LSK auditor lingkungan hidup. Pasal 17 (1) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Menteri berwenang membekukan registrasi kompetensi terhadap: a. lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup yang tidak dapat menjaga pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; atau

2010, No.395 12 b. LPK auditor lingkungan hidup yang tidak dapat menjaga pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. (2) Menteri berwenang mencabut registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan/atau LPK auditor lingkungan hidup apabila: a. lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup melakukan penjiplakan dan/atau pemalsuan data hasil audit lingkungan hidup; atau b. setelah dibekukan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan/atau LPK auditor lingkungan hidup tetap tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a atau huruf b. (3) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan registrasi kompetensi, LPK auditor lingkungan hidup dilarang melaksanakan pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup. (4) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan registrasi kompetensi, lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dilarang melaksanakan audit lingkungan hidup. (5) Menteri menginformasikan kepada publik mengenai pembekuan dan pencabutan registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa audit lingkungan hidup dan LPK auditor lingkungan hidup. Pasal 18 (1) LSK auditor lingkungan hidup melakukan pengawasan terhadap auditor lingkungan hidup yang telah memiliki sertifikat kompetensi. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan kriteria pemeliharaan sertifikat kompetensi dan mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh LSK auditor lingkungan hidup setelah mendapat persetujuan Menteri. Pasal 19 (1) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, LSK auditor lingkungan hidup berwenang membekukan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup apabila pemegang sertifikat tidak memenuhi kriteria pemeliharaan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2).

13 2010, No.395 (2) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, LSK auditor lingkungan hidup berwenang mencabut sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup apabila pemegang sertifikat melakukan penjiplakan dan/atau pemalsuan data dalam pelaksanaan audit lingkungan hidup. (3) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan sertifikat kompetensi, auditor lingkungan hidup dilarang melakukan audit lingkungan hidup. (4) Tata laksana pembekuan atau pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan tata laksana pembekuan dan pencabutan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang ditetapkan oleh LSK auditor lingkungan hidup setelah mendapat persetujuan Menteri. (5) LSK auditor lingkungan hidup menginformasikan kepada publik mengenai pembekuan atau pencabutan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup dan melaporkan kepada Menteri paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak pembekuan atau pencabutan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 20 (1) Biaya pelaksanaan pelatihan kompetensi dan sertifikasi kompetensi dibebankan kepada peserta. (2) Standar biaya sertifikasi kompetensi ditetapkan oleh LSK auditor lingkungan hidup setelah mendapat pertimbangan dari Menteri. (3) Biaya registrasi kompetensi dibebankan kepada pemohon. (4) Biaya registrasi kompetensi ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 21 (1) Biaya pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 yang dilaksanakan oleh Menteri dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Lingkungan Hidup. (2) Biaya pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 yang dilaksanakan oleh gubernur atau bupati/walikota dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

2010, No.395 14 (3) Biaya pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dibebankan pada LSK auditor lingkungan hidup. BAB VII PENGAKUAN PENYETARAAN Pasal 22 (1) Dalam rangka memenuhi kebutuhan auditor lingkungan hidup sebelum ditetapkannya LSK auditor lingkungan hidup, Menteri melakukan pengakuan penyetaraan terhadap sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berasal dari luar negeri yang memenuhi persyaratan: a. kriteria kompetensi untuk sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup memenuhi kriteria kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; b. penilaian kompetensi untuk sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup memenuhi persyaratan sertifikasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) dan ayat (4); dan c. sistem sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup memiliki pengawasan terhadap pemegang sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup. (2) Personil yang memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan permohonan pendaftaran kepada Kementerian Lingkungan Hidup disertai dengan data bukti pelatihan, pengalaman kerja, dan/atau sertifikasi kompetensi di bidang audit lingkungan hidup. (3) Menteri membentuk tim verifikasi untuk melakukan penilaian terhadap data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas unsur: a. Kementerian Lingkungan Hidup; b. praktisi/pelaku audit lingkungan hidup; c. pengguna jasa audit lingkungan hidup; dan d. pakar/akademisi di bidang audit lingkungan hidup. (5) Menteri menetapkan pengakuan penyetaraan berdasarkan rekomendasi tim verifikasi.

15 2010, No.395 (6) Menteri dapat mendelegasikan pembentukan tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan penetapan pengakuan penyetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Deputi Menteri yang bertanggungjawab di bidang standardisasi. (7) Menteri menyediakan informasi publik tentang personil yang memperoleh penetapan pengakuan penyetaraan dengan sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 23 Setelah terbentuknya LSK auditor lingkungan hidup, LSK auditor lingkungan hidup menerbitkan sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup bagi personil yang telah memperoleh pengakuan penyetaraan dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (5). BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2010 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, GUSTI MUHAMMAD HATTA PATRIALIS AKBAR