BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MINAT ENTREPRENEURSHIP. Muhammad Shohib Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan yang terus berkembang membuat banyak teori-teori

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I. PENDAHULUAN. menyenangkan membuat peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

Membangun Jiwa Wirausaha

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan. 1. Prakarya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet adalah cara yang inovatif dalam melakukan kegiatan organisasi atau perusahaan untuk memasuki pasar dunia maya yang disebut sebagai electronic business. Penggunaan internet semakin popular dikacamata para generasi muda tak terkecuali mahasiswa. Dengan memanfaat kan teknologi internet, organisasi atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi organisasi, berbagi informasi dengan konsumen dan supplier untuk mempertahankan hubungan sebelum, selama dan setelah proses pembelian. Dengan adanya electronic business mahasiswa dituntut untuk menjadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter, yang salah satu indikatornya adalah dengan memiliki jiwa wirausaha dan mampu mengembangkannya menjadi nyata. Kewirausahaan merupakan alternative pilihan yang paling tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Mahasiswa telah melakukan kegiatan atau perilaku wirausaha. Mahasiswa juga telah melakukan perilaku kewirausahaan sesuai dengan ciri-ciri dan sifat seorang wirausaha. Wirausaha mahasiswa adalah wirausaha yang pelaku utamanya adalah masih berstatus mahasiswa yang dilakukan disela-sela kuliahnya dengan pemanfaatan waktu yang

sebaik mungkin untuk bisa mengaturnya. Wirausaha mahasiswa adalah cara pintar mencuri strategi sebelum menghadap dunia bisnis dan dunia kerja yang sebenarnya. Sekarang banyak sekali mahasiswa yang berwirausaha dengan cara online, bisnis online merupakan kegiatan bisnis yang memanfaatkan jaringan komputer untuk mencari uang tanpa harus kemana-mana kita bisa mendapatkan uang. Dimasa sekarang ini untuk memulai usaha walaupun tidak memiliki komputer atau software lainnya, mahasiswa tetap dapat membuka bisnis online shopnya lewat telepon genggam yang dimiliki. Smartphone sekarang ini sangat membantu mahasiswa yang ingin berwirausaha online dengan cara menjual produk-produknya diberbagai aplikasi yang ada pada saatnya ini, contohnya seperti lewat BBM, Instagram, path dan sebagainya. Jadi dimasa sekarang baik komputer maupun handphone dapat dijadikan sebagai sarana untuk membuka bisnis online tanpa banyak mengeluarkan modal, waktu, dan energi. Modal utama dalam membuka bisnis online yaitu memiliki jaringan untuk mengakses internet. Di dalam organisasi maupun dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan, mahasiswa telah membuktikan diri sebagai seorang wirausaha. Hal ini senada dengan pendapat Baurnassepe (2001) bahwa mahasiswa berwirausaha mempunyai sifat rela berkorban dan berani mengambil resiko terhadap cita-cita yang diperjuangkannya. Dan terakhir adalah berpengetahuan dan berpandangan luas. Jelas mahasiswa adalah golongan intelektual karena lahir dari tempat-tempat yang menjadi sumber pengetahuan (perguruan tinggi). Mahasiswa adalah bagian masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses

informasi dan dunia internet, online shop merupakan bentuk perubahan yang disajikan oleh internet dari segi inovasi dalam berbelanja. Pada setiap kesempatan online shop menjadi perbincangan oleh sebagian kalangan mahasiswa, online shop memberikan berbagai kemudahan dalam proses transaksi. Dalam meningkatkan minat berwirausaha diperlukan ketertarikan serta keinginan yang kuat untuk menumbuhkan motivasi dalam kewirausahaan pada diri mahasiswa. Motivasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada diri seseorang untuk menentukan apa yang menjadi keinginan dan usahanya untuk mewujudkan keinginannya. Menurut Uno (2008) Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Jadi, semakin besar motivasi yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula usaha untuk mewujudkan tujuannya. Motivasi merupakan salah satu penunjang minat berwirausaha, tetapi juga dapat ditunjang oleh faktor lain yaitu sikap kewirausahaan, sikap dan perilaku wirausaha merupakan bagian penting yang menentukan kepribadian seorang wirausahawan. Memiliki pandangan maju dan selalu berfikir positif. Menurut Winarno (2011) Sikap kewirausahaan karyawan adalah kecenderungan berpikir (kognitif), merasa (afektif), dan berperilaku (konatif) dari karyawan dalam bekerja yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi, memberikan pelayanan baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dengan adanya motivasi dapat membantu mewujudkan keinginan yang diimpikan.

Bekal pengetahuan dan ilmu yang dimiliki setidaknya menjadi embrio untuk lahir menjadi seorang wirausaha sejati. Sebagai wirausahawan, mahasiswa juga merupakan orang yang action oriented, bukan no action, dream only dalam kondisi apapun sehingga diperlukan kesanggupan berpikir secara detil terhadap hal-hal penting. Bila kemudian muncul resiko, dia siap menanggung resiko apapun atas aktivitasnya, namun secepat itu pula dia akan berbenah diri dan melangkah maju untuk lebih baik (Chandra, 2001). Nilai personal sebagai salah satu faktor internal yang mempengaruhi kecenderungan berwirausaha dibentuk oleh motivasi, dan optimism, kecerdasan untuk mengatasi kesulitan, kemampuan untuk bertahan, dan terus berjuang dengan gigih dibutuhkan individu untuk menghadapi dalam kesulitan, Stoltz (2000). Tentu perilaku kewirausahaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa dalam berbagai kegiatannya membutuhkan kecerdasan emosi yang optimal. Dalam berwirausaha dibutuhkan kecerdasan untuk menghadapi setiap tantangan, kecerdasan ini dikenal dengan istilah Adversity Quotient (AQ). Seorang individu yang memiliki kecerdasan Adversity Quotient diduga akan lebih mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki kecerdasan menghadapi rintangan peluan usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan menanggung resiko, orientasi pada peluang/inisiatif, kreativita, kemandirian dan pengarahan sumber daya, sehingga

Adversity Quotient dalam diri individu memiliki pengaruh terhadap keinginan untuk berwirausaha. Adversity Quotient merupakan konsep yang dapat melihat seberapa jauh seseorang mampu menghadapi suatu kesulitan tersebut. Adversity Quotient pada wirausaha merupakan gambaran sejauh mana kinerja seorang wirausaha dalam menghadapi tantangan dan menyelesaikan permasalahan dalam mengembangkan usaha. Tantangan tersebut dapat beruba financial, emosional, fisik, pergaulan dan yang berkaitan dengan pengembangan karier dari wirausaha (Stoltz, 2003). Tanpa adanya Adversity Quotient yang tinggi maka dikhawatirkan seseorang akan mengalami frustasi dan kegamangan dalam menjalani proses menjadi seorang wirausaha nantinya (Stoltz, 2000). Sedangkan seorang wirausaha yang memiliki Adversity Quotient yang tinggi tidak akan menyerah dan tetap bertahan dimasa sulit dan menjadikan kesulitan sebagai penguat untuk menghadapi rintangan selanjutnya (Markman, 2004). Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi menurut Stoltz (2000) adalah mencapai prestasi yang baik dan memiliki Adversity Quotient (AQ). Konsep Adversity Quotient terikat erat dengan keberhasilan wirausaha, karena dalam menjalankan usahanya wirausaha memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan dan kemauan untuk mencoba terus-menerus sampai berhasil. Dalam berwirausaha perlunya Adversity Quotient untuk mampu menghadapi masalah yang akan terjadi pada saat berwirausaha dan perlunya juga motivasi untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam berwirausaha.

Salah satunya mahasiswa Universitas Medan Area yang sebagian besar mahasiswa nya berwirausaha sambil kuliah, alasan mereka berwirausaha untuk menggali potensi diri dan tidak hanya mengandalkan kekayaan orangtuanya. Sebagian besar mahasiswa di Universitas Medan Area memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi untuk membuka usaha, seperti usaha menjual sepatu, baju, parfum, dan makanan buatan sendiri. Mereka berani mengambil resiko dengan bermodal besar tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada saat mereka berwirausaha, mereka terus berpikir inovativ, kreatif dan respect akan situasi yang akan terjadi pada saat mereka berwirausaha. Adapun keuntungan yang didapat dari berwirausaha pada mahasiswa mereka mengatahui kepuasan akan potensinya sendiri, rasa bosan atau jenuh jarang ditemui. Menurut mereka dalam menjalankan sebuah usaha selalu memberikan tantangan yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang. Kreatifitas, semangat kerja dan impian yang akan dituju selalu memberikan sensasi yang menyenangkan dalam menjalankan usaha bagi mahasiswa. Menjadi mahasiswa sambil mulai wirausaha merupakan hal baik, sebab sejak dini bisa melatih diri menjadi wirausaha mandiri. Fenomena dalam penelitian ini pada Mahasiswa Universitas Medan Area, yang diketahui mahasiswa psikologi stambuk 2013 dan 2014 yang total keseluruhan berjumlah 226 mahasiswa, yang berwirausaha pada fakultas ini berjumlah 56 orang. Mahasiswa yang berwirausaha tersebut tidak jarang mengalami kendala pada usahanya. Hal yang sering terjadi adanya keterlambatan pengiriman barang kepada pelanggan yang disebabkan oleh keterlambatan waktu

yang dikarenakan oleh suppliernya sendiri, sehingga pembelinya mendesak atau tidak percaya lagi. Masalah lain terjadi pada saat barang sudah dikirim tetapi belum dibayar oleh pembelinya, sehingga sebagian mahasiswa yang berwirausaha merasa usahanya mengalami banyak kerugian. Dan ada juga kerusakan yang terjadi pada saat pengiriman barang dari supplier sehingga barang tidak dapat dijual dan membuat kerugian pada mahasiswa yang berwirausaha khususnya pada mahasiswa yang berjualan kosmetik. Dalam fenomena ini mahasiswa yang memiliki Adversity Quotient yang baik akan mampu mengatasi segala masalah yang timbul dalam berwirausaha sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki Adversity Quotient yang baik maka akan putus asa dan tidak memiliki motivasi untuk terus berwirausaha dan mengembangkan bisnisnya dengaan layak. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Motivasi dengan Adversity Quotient dalam Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area B. Identifikasi Masalah Kewirausaha merupakan alternatif pilihan yang paling tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Dalam berwirausaha membutuhkan kecerdasan emosi yang optimal dan dibutuhkan kecerdasan untuk menghadapi setiap tantangan. Kecerdasan ini dikenal dengan istilah Adversity Quotient (AQ). Adversity Quotient pada kewirausaha merupakan gambaran sejauh mana kinerja seorang wirausaha dalam menghadapi tantangan dan menyelesaikan permasalahan dalam mengembangkan usaha. Dalam berwirausaha perlunya

Adversity Quotient untuk mampu menghadapi masalah yang akan terjadi pada saat berwirausaha dan perlunya juga motivasi untuk mengetahui keberhasilan seorang dalam berwirausaha. Dari latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasikan masalah adalah Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi lebih terfokus dan dapat menjawab permasalahan penelitian dengan lebih efektif dan efisien. Adapun batasan masalah dalam peneliti ini yaitu menjelaskan tentang Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada ilmu psikologi khusus di bidang psikologi industri dan organisasi tentang Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berwirausaha Online pada Mahasiswa Universitas Medan Area. 2. Manfaat praktis Penelitian ini Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada mahasiswa di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa dan Adversity Quotient, sehingga diharapkan mampu memotivasi mahasiswa yang berwirausaha online dalam memiliki Adversity Quotient yang baik.