BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yuan-Yu Hsieh, 1985 perencanaan yang lengkap dari suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

perencanaan yang umum dilakukan pada proyek pembangunan meliputi berbagai

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL DAN MALL DI WILAYAH GEMPA 3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Penerbit Universiras SematangISBN X Judul Struktur Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pendahuluan Menurut Yuan-Yu Hsieh, 1985 perencanaan yang lengkap dari suatu struktur dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut: 1. Mengembangkan tata-susun umum. Tata susun umum melibatkan pemilihan tipe struktur, pemilihan material, perkiraan sementara biaya, pemilihan lokasi yang terbaik atau penerapan struktur pada suatu tempat yang belum ditentukan sebelumnya, estetika serta pertimbangan lainnya, termasuk aspek hukum, finansial, dan sebagainya. 2. Penyelidikan beban. Sebelum analisa struktural yang disempumakan dapat dilaksanakan, adalah perlu untuk menentukan beban-beban apa saja yang akan dipakai untuk perencanaan sebuah struktur. Beban-beban tersebut antara lain beban mati (dead load) yaitu berat sendiri dari struktur bersama-sama dengan material yang dipasang secara permanen pada struktur. Beban hidup (live load) yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai beban yang dapat dipindahkan dan beban bergerak atau beban dinamis. 3. Analisa tegangan. Apabila bentuk dasar dari struktur dan beban-beban eksternal telah ditetapkan, dapat dibuat suatu analisa struktural untuk menentukan gaya-gaya internal pada batang-batang struktur serta perubahan 7

8 kedudukan pada beberapa titik kontrol. Jika terdapat beban-beban hidup maka adalah penting untuk mempertimbangkan penentuan tegangan-tegangan maksimum yang kemungkinan timbul pada setiap batang. 4. Pemilihan unsur-unsur. Pemilihan terhadap ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk yang sesuai dengan batang dan sambungan-sambungannya tergantung pada hasil-hasil analisa tegangan bersama-sama dengan ketentuan-ketentuan untuk perencanaan dari spesifikasi-spesifikasi dan peraturan-peraturan. 5. Penggambaran dan pemerincian. Apabila penyusunan dari setiap bagian dari struktur telah ditetapkan, maka tahap terakhir dari perencanaan dapat dimulai yaitu meliputi persiapan gambar kontrak, pemerincian, spesifikasi pekerjaan dan anggaran biaya akhir yang diperlukan untuk melangsungkan bangunan. Perencanaan gedung ini ditinjau sebagai portal tiga dimensi. Sistem portal adalah suatu bentuk kesatuan sistem kolom dan balok induk yang merupakan sistem bangunan yang dapat menahan beban vertikal gravitasi dan lateral akibat gempa. Sistem ini memanfaatkan kekakuan balok-balok utama dan kolom. 2. 2. Perencanaan Gedung Tahan Gempa Perencanaan dan pelaksanaan penulangan struktur bangunan gedung bertingkat harus tahan terhadap gempa. Dalam hal ini, beban lateral rencana dasar akibat gerak gempa untuk suatu daerah harus diambil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam SK-SNI-1726-1989-F tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung.

Pada perencanaan ini harus juga dilakukan idealisasi struktur dan estimasi dimensi komponen-komponen struktur sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dalam SK-SNIT-15-1991-03 [8]. Setelah idealisasi struktur dan dimensi komponen-komponen perhitungan konvensional ataupun bantuan program komputer guna memperoleh besar dan arah gaya-gaya dalam yang bekerja pada setiap komponen struktur. Pengaruh gempa diperhitungkan dalam bentuk beban gempa dinamis respons riwayat waktu. Keadaan / kondisi lokasi proyek terhadap pengaruh gempa mempengaruhi tingkat daktilitas bangunan dalam lokasi tersebut. SK-SNI T-15-1991-03 [8] menetapkan bahwa struktur beton bertulang dapat direncanakan dengan tingkat daktilitas: Tingkat Daktilitas 1 (elastis), Tingkat Daktilitas 2 (Daktilitas Terbatas), dan Tingkat Daktilitas 3 (Daktilitas Penuh). Proyek pembangunan Gedung Kampus III Unit B UAD merupakan bangunan dengan tingkat Daktilitas Terbatas, dalam hal ini beban gempa rencana dapat diperhitungkan dengan menggunakan faktor jenis struktur, K minimum sebesar 2,0. Langkah-langkah perencanaan struktur rangka beton bertulang dengan daktilitas penuh antara lain adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan balok portal terhadap beban lentur adalah sebagai berikut ini. Mu =l,2-md+l,6-ml (p. 2. 2.1) dimana:

10 Mu = kuat lentur balok portal, Md = momen lentur balok akibat beban mati, ML = momen lentur balok akibat beban hidup. 2. Perencanaan balok portal terhadap beban geser r 4-v, >\ Vu = 1,05 vd+vl+- V K j E (p. 2. 2.2) dimana: Vu = kuat geser balok portal Vd = gaya geser balok akibat beban mati Vl = gaya geser balok akibat beban hidup Vk = gaya geser balok akibat beban gempa. 3. Perencanaan kolom portal terhadap beban lentur dan aksial M/ = 1,05-(MD +ML +codme) (p. 2. 2.3) Nn = l,05-(nd +NL +codne) (p. 2. 2.4) 2. 3. Dasar-Dasar Perencanaan Dasar-dasar perencanaan Gedung Kampus III Unit B UAD ini sebagai berikut ini. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-15-1991-03), 2. Peraturan Pembebanan untuk Gedung 1983, 3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI-1971), 4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1984),

11 5. Hasil penyelidikan tanah di lokasi, dan 6. Peraturan lain yang berkaitan dengan Perencanaan bangunan untuk gedung yang berlaku di Indonesia. 2. 4. Perencanaan Pembebanan Agar struktur dan komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan dari faktor beban. Menurut SK-SNI T-15-1991-03 pasal 3.2 ayat 3.2.2 faktor beban ditentukan sebagai berikut: U= 1,2 D+ 1,6 L U = 0,9D±E U= l,05(d+(j)l±e) dimana: U = kuat perlu adalah kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam suatu kombinasi. D = beban mati L = beban hidup E = beban gempa Kepastian kekuatan beban terhadap pembebanan dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan (<j>). Menurut SK-SNI T-15-1991-03 ayat 3.2.3 faktor reduksi kekuatan ditentukan sebagai berikut: 1. Lentur, tanpa beban aksial, fy = 0,80

12 2. aksial tank, dan aksial tarik dengan lentur, <J> = 0,80 3. aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur, = 0,65 4. Geser dan torsi, 4> = 0,60 Faktor reduksi kekuatan di atas juga dipakai untuk mereduksi kekuatanbeton dan baja berikut ini: 1. Untuk beton: fc' (kuat tekan beton yang disyaratkan) 2. Untuk baja: fy (tegangan 1eleh baja)