BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

dokumen-dokumen yang mirip
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas menurut (soekanto, 1990) berasal dari kata effectivennes yang

Pendidikan Agama Islam

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar)

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB V PENUTUP. 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina. Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah dengan memenuhi

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perbedaan individu ini merupakan faktor bawaan yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Menikah

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para.

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. nyata dari fenomena di atas adalah terbukanya komunikasi tanpa batas antara

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

PERKAWINAN WANITA HAMIL DILUAR NIKAH SERTA AKIBAT HUKUMNYA PERSPEKTIF FIKIH DAN HUKUM POSITIF Oleh. Wahyu Wibisana

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. Perkawinan yang dalam istilah agama disebut nikah ialah melakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sisi keistimewaan agama Islam adalah memberikan perhatian terhadap fitrah manusia dan memperlakukan secara realistis. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan jenis (laki-laki dan perempuan). Fitrah yang lain adalah adanya keinginan untuk memiliki keturunan. Islam kemudian menunjukkan cara pergaulan yang benar antara laki-laki dan perempuan dengan pernikahan. Allah menjadikan makhluknya berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, menjadikan hewan jantan dan betina, begitu pula tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. 1 Dalam surat Al- Dzariyat ayat 49 disebutkan: Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. 2 1 Mohd. Idris Ramulyo,Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),15 2 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahan (Jakarta: Darussalam: 2002), 234

Dalam surat Yasin ayat 36 dinyatakan: Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semua, baik dari apa yang ditumbuhkan dibumi dan dari diri mereka maupun apa yang tidak mereka ketahui. 3 Pengertian perkawinan sebagaimana dijelaskan oleh Slamet Abidin dan Aminullah terdiri atas beberapa definisi, yaitu sebagai berikut: a. Ulama Hanafiyah mendefinisikan pernikahan atau perkawinan sebagai suatu akad yang berguna untuk memiliki mut ah dengan sengaja. b. Ulama Syafi iyah mengatakan bahwa perkawinan adalah suatu akad dengan menggunakan lafazh nikah yang menyimpan arti memiliki. c. Ulama Malikiyah menyebutkan bahwa perkawinan adalah suatu akad yang mengandung arti mut ah untuk mencapai kepuasaan dengan tidak mewajibkan adanya harga. d. Ulama Hanabillah mengatakan bahwa perkawinan adalah akad dengan menggunakan lafazh inkah atau tazwij untuk mendapatkan kepuasaan. 4 3 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006),12

Beberapa pengertian nikah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pernikahan adalah suatu akad antara seorang calon mempelai pria dengan calon mempelai wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak yang dilakukan oleh pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat yang ditetapkan syara untuk menghalalkan pencampuran anatara keduanya, sehingga satu sama lain saling membutuhkan menjadi sekutu sebagai teman hidup dalam rumah tangga. 5 Keharmonisan rumah tangga juga disebabkan oleh lahirnya keturunan. Pasangan suami istri mendambakan lahirnya anak dalam keluarga, karena kebahagian rumah tangga belum lengkap jika tidak ada keturunan, baik disebabkan istri yang mandul atau suaminya atau penyakit yang menyebabkan istrinya tidak dapat memberikan keturunan. Anak adalah penerus atau pewaris keluarga, tanpa anak berarti tidak ada pelanjut kehidupan dan terputusnya sejarah keturunan manusia. Setiap pasangan suami istri menginginkan keturunan (anak) yang berakhlak baik. Akhlak secara etimologi merupakan jamak dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tabiat dan tingkah laku. Kalimat ini merupakan kalimat persesuaian dari kata kholqun yang artinya kejadian, kata ini erat kaitannya dengan khaliq yang berarti dicipta dari makhluk yang berarti dicipta. 4 Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Undang-Undang (Bandung: Pustaka Setia, 2008),14 5 Ibid,.15

Akhlak berasal dari bahasa Arab yang di Indonesiakan yang juga diartikan dengan istilah perangai dan kesopanan. Imam Al-Ghazali menekankan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat dinilai baik dan buruk, dengan menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dan norma agama. Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. 6 Definisi akhlak dalam bahasa Indonesia setara dengan budi pekerti, dimana budi pekerti itu berasal dari kata majemuk yakni budi yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kesadaran atau menyadarkan dan pekerti yang berasal dari bahasa Indonesia yang berarti kelakuan, yang dalam bahasa yunani sepadan dengan etika yang berasal dari kata ethos yang berarti kebiasaan. Beberapa definisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan secara spontan sebagai akibat dari perbuatan tersebut secara berulang serta dilakukan dengan kesadaran serta tanpa paksaan dari luar diri dengan tujuan untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia. Ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa Al- Qur an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. 6 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I, (Jakarta : Kalam Mulia), 5

Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakal, syukur, pemaaf dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Banyak yang berpendapat bahwa setiap pasangan yang menikah dini akan melahirkan keturunan berakhlak buruk karena kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya. Tidak semua pernikahan dini berdampak negatif ada juga sisi positif. Sisi positif dari pernikahan dini adalah meningkatkan stamina dan proses fa ali dalam tubuh karena meningkatnya kebahagian membuat kita memiliki daya tahan yang lebih baik. Banyak orang yang berpendapat bahwa anak hasil pernikahan dini yang berakhlak tidak baik karena kurangnya perhatian dari orang tuanya. Tetapi tidak semua pasangan nikah dini menghasilkan anak didik yang berakhlak buruk. Banyak juga yang berakhlak baik karena perhatiannya dari orang tua mereka. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dan untuk memudahkan penelitian, maka dirumuskan permasalahn meliputi hal-hal sebagai berikut. Fokus dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana metode pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak kepada orang tua di Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember? 2. Bagaimana metode pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak kepada masyarakat di Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 7 a. Untuk mendeskripsikan metode pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak kepada orang tua di Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. b. Untuk mendeskripsikan metode pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak kepada masyarakat di Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. 7 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jember: Stain Jember, 2014),45

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat merubah pemikiran orang tentang pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak di Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kebupaten Jember. b. Sebagai salah satu untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua orang dalam membentuk akhlak anak nantinya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai tolak ukur dalam penulisan karya ilmiah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan peneliti juga dapat memberikan informasi bagi pembaca umumnya sebagai pendorong pemikiran strategi pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak. b. Bagi desa yang diteliti, hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi dan masukan yang membengun untuk masyarakat dalam pemikiran pasangan nikah dini. c. Bagi lembaga IAIN Jember, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan dan tambahan refrensi kepustakaan bagi seluruh civitas akademika IAIN Jember.

E. Definisi Istilah Dibawah ini akan dijelaskan makna masing-masing kata yang ada dalam judul penelitian: 1. Metode Pasangan Nikah Dini Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 8 Nikah dini disebut juga pernikahan dini. Pernikahan adalah suatu akad antara seorang calon mempelai pria dengan calon mempelai wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak yang dilakukan oleh pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat yang ditetapkan syara untuk menghalalkan pencampuran antara keduanya sehingga satu sama lain membutuhkan menjadi sekutu sebagai teman hidup dalam rumah tangga. Menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan pada BAB II Syarat-Syarat Perkawinan Pasal 7 ayat 1 dinyatakan bahwa: Pekawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. 9 Pernikahan dini adalah pernikahan dibawah usia 16 tahun bagi seorang perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki, yang seharusnya mereka belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan. 8 http://kbbi.web.id/metode 9 Departemen Pemerintahan RI, Undang-Undang Pokok Perkawinan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Edisi 3, 4

Uraian diatas dapat dijelaskan bahwa metode pasangan nikah dini adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan rumah tangga yang dilakukan oleh pasangan dibawah umur 16 tahun bagi seorang wanita dan 19 tahun bagi laki-laki untuk mencapai tujuan yang ditentukan. 2. Akhlak anak Akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan secara spontan sebagai akibat dari perbuatan tersebut secara berulang serta dilakukan dengan kesadaran serta tanpa paksaan dari luar diri dengan tujuan untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia. Menurut Imam al-ghazali mengatakan akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa anak, yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan. Sifat tersebut melahirkan suatu tindakan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan norma agama, dinamakan akhlak baik, tetapi manakala ia melahirkan tindakan buruk maka dinamakan akhlak tercela. 10 Anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah keturunan. 11 Keturunan yang dilahirkan dari pasangan suami istri. Uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak anak adalak sifat yang tertanam dalam jiwa anak yang perlu mendapatkan 10 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), 2 11 http://kbbi.web.id/anak, Sabtu 9 April 2016 pukul 19.16

bimbingan agar berkembang dan tumbuh dengan memiliki sifat akhlakul kharimah. Beberapa penegasan judul maka dapat disimpulkan bahwa metode pasangan nikah dini dalam membentuk akhlak anak adalah cara kerja orang tua dalam mengasuh dan membimbing anak dengan tujuan agar berkembang dan tumbuh dengan memiliki sifat akhlakul kharimah. F. Sistematika Penelitian Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi. 12 Bab I merupakan bagian pendahuluan yang membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan juga tentang sistematika penelitian. Bab II berisi tentang kajian kepustakaan meliputi kajian terdahulu dan kajian teori. Fungsi dari bab ini adalah sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian. Bab III membahas metode penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, 12 Tim Penyusun, Pedoman, 48.

analisis data, keabsahan data. Metode penelitian merupakan acuan yang harus diikuti guna menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Bab IV berisi tentang penyajian data dan analisis data. Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan. Bab V merupakan penutup meliputi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta saran-saran yang bersifat konstruktif. Selanjutnya skripsi ini diakhiri daftar pustaka dan lampiranlampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data skripsi.