BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan

DAWET. Disusun oleh: A

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

MEMBELAJARKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BERBASIS PENGETAHUAN DAUR HIDUP MANUSIA JAWA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB V ANALISA DATA. A. Tata Cara Perkawinan Masyarakat Islam Jawa di Desa Taman Prijek Laren

BAB I PENDAHULUAN. unsur simbolis sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

Pemaes and Wedding Committee

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat DPC Harpi Melati Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

DWI INDAH ASTIKA YUNIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

PROSESI ADAT MITONI DI TINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN MORAL

BAB I PENDAHULUAN. ritual injak telur sesuai dengan namanya dimana telur ayam kampung yang telah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

BAB IV UNSUR-UNSUR YANG BERAKULTURASI PADA BUDAYA JAWA DALAM TRADISI PERKAWINAN DI DESA CENDORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

,-,rurt ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. SIMBOl-SIMBOl RITUAL PROFESI PERKAWJNAN TRADISIONAl MASYARAKAT lamongan : KAJIAN SEMIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai Upacara Tingkapan karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG TATACARA UPACARA PERKAWINAN DI DESA TAMANAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

5.1. KESIMPULAN FAKTUAL

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

UPACARA PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilainilai budayanya. Negara juga menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Artinya pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bagi seluruh warga negara Indonesia terutama generasi penerus bangsa. Budaya dapat dijadikan sebagai cerminan nilai-nilai dari masyarakat yang menjalankannya. Pelestarian budaya yang ada menjadi tanggung jawab bagi generasi penerusnya, agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pembimbing perilaku masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aneka ragam budaya yang terdapat di Indonesia merupakan kekayaan yang tidak mungkin dimiliki juga oleh negara lain. Suatu adat kebiasaan atau hasil karya manusia yang dilakukan di daerah tertentu sebagai warisan dari nenek moyang yang telah turun temurun dilakukan disebut tradisi. Karenanya tradisi dapat dikatakan sebagai bagian dari kebudayaan, karena Koentjaraningrat (1990:180) menjelaskan pengertian kebudayaan adalah keseluruhan sistem 1

2 gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Setiap tradisi di Indonesia terkandung nilai-nilai di dalamnya, terutama nilai religius. Sebagai contoh tradisi sekatenan di keraton Surakarta dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW atau kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi sekaten dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan mampu meningkatkan keimanan warga masyarakat Surakarta kepada Allah SWT dengan menjalankan ajaran-ajaran agama Islam yang disampaikan oleh Allah SWT melalui utusannya yaitu Nabi Muhammad SAW. Di samping tradisi yang mengandung nilai-nilai religius, terdapat pula tradisi yang nilai religiusnya bernuansa mempersekutukan Allah SWT. Salah satunya tradisi mitoni yang terdapat pada masyarakat Jawa. Rostiyati dkk. (1995:35) mengemukakan bahwa mitoni adalah selamatan yang dilakukan pada saat bayi berumur tujuh bulan dalam kandungan. Di dalam prosesi adat mitoni terdapat beberapa prosesi yang bernuansa mempersekutukan Tuhan, karena untuk memohon keselamatan kelahiran sang bayi harus menyediakan beberapa sesaji, misalnya dengan adanya tumpeng robyong, melambangkan keselamatan dan dicintai oleh semua orang (Negoro, 2001:37). Hal tersebut menggambarkan bahwa mereka tidak mempercayakan sepenuhnya atas keselamatan bayi mereka yang akan lahir kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka menganggap bahwa bayi yang akan dilahirkan tersebut akan selamat jika menyediakan tumpeng robyong tersebut.

3 Budaya sering dikaitkan dengan hal-hal gaib yang berujung pada tindakan mempersekutukan Tuhan, namun budaya kembar mayang tidak termasuk ke dalam tindakan yang mempersekutukan Tuhan. Dewasa ini masyarakat Indonesia telah banyak mengalami perubahan, terutama keyakinan terhadap Tuhan. Masyarakat telah memahami pentingnya beragama, namun masyarakat tidak begitu saja meninggalkan budaya atau tradisi yang telah ada, karenanya terjadi pergeseran makna dalam sebuah tradisi guna menghindari tindakan-tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai agama. Perkawinan merupakan salah satu fase kehidupan yang akan dilalui oleh manusia, dalam agama Islam perkawinan hukumnya sunnah bagi pemeluknya dan menjadi bagian dari materi Hukum Islam. Artinya bila dilaksanakan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa. Perkawinan seolah-olah menjadi suatu keharusan dikarenakan dari suatu perkawinan seseorang dapat mempertahankan garis keturunan keluarganya, yang diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Upacara perkawinan dalam ajaran agama Islam sebenarnya cukup sederhana dan tidak memerlukan prosesi yang rumit seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Prosesi yang wajib dilakukan hanyalah prosesi ijab qobul sebagai tanda ikatan lahir batin antara suami dan istri yang akan hidup bersama dalam sebuah rumah tangga untuk memiliki keturunan sesuai dengan syari at Islam. Tidak ketinggalan pula yang wajib ada dalam perkawinan menurut syari at Islam yaitu mas kawin atau mahar yang diberikan kepada mempelai wanita oleh mempelai pria. Namun sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa setelah upacara ijab qobul

4 biasanya keluarga pengantin mengadakan pesta besar-besaran sebagai tanda rasa syukur atas perkawinan tersebut. Meskipun dalam ajaran Islam sudah dijelaskan bahwa dalam prosesi perkawinan cukup hanya dengan prosesi ijab qobul, namun tidak dengan perkawinan adat Jawa. Di dalam perkawinan adat Jawa masih banyak prosesi yang harus dilalui dalam suatu upacara perkawinan, beberapa diantaranya antara lain: 1. Upacara panggih atau temu penganten. 2. Ritual Wiji Dadi : penganten pria menginjak hingga pecah telur ayam dengan kaki kanannya, kemudian penganten wanita membersihkan kaki tersebut dengan air yang dicampuri oleh beberapa macam bunga. 3. Ritual Kacar kucur atau tampa kaya : ritual ini menggambarkan sang suami akan memberikan seluruh pendapatannya kepada sang istri. 4. Ritual Dahar Klimah atau Dahar Kembul : sepasang penganten makan bersama saling menyuapi. 5. Mertui : orang tua mempelai wanita menjemput orang tua mempelai pria di depan rumah dimana upacara ini diselenggarakan. 6. Upacara Sungkeman : sepasang penganten dengan sikap hormat berjongkok dan menghaturkan sembah kepada kedua orang tuanya untuk memohon restu (Negoro, 2001:9-12). Beberapa prosesi di atas merupakan prosesi yang wajib dilaksanakan dalam upacara perkawinan adat Jawa, namun tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.

5 Kembar mayang merupakan salah satu perlengkapan dalam upacara perkawinan adat Jawa, dan sebagai tradisi turun temurun yang sarat akan makna di dalamnya. Bagi masyarakat Jawa yang masih sangat memegang teguh budaya leluhurnya, prosesi dalam suatu perkawinan wajib untuk dilaksanakan, termasuk di dalamnya yaitu prosesi tebus kembar mayang. Jika salah satu prosesi dalam perkawinan yang telah menjadi tradisi tidak dilaksanakan, dikhawatirkan perkawinan tersebut tidak akan bahagia dan dikucilkan dari masyarakat. Kembar mayang pada setiap daerah mempunyai bentuk dan makna yang berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah lain yang sama-sama menggunakan adat Jawa dalam perkawinan. Dengan adanya perbedaan bentuk dan makna itulah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai aspek pendidikan nilai religius pada kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian Budaya pada masing-masing daerah tidaklah sama meskipun berada dalam satu wilayah negara Republik Indonesia, inilah yang dimaksud keanekaragaman. Terdapat berbagai macam suku dan budaya yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Keanekaragaman yang ada dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik geografis maupun historis. Faktor geografis misalnya perbedaan letak geografis daerah mempengaruhi bentuk atau prosesi budaya di suatu daerah. Faktor historis dikarenakan adanya warisan dari nenek moyang di masing-masing daerah dan sudah menjadi kebiasaan turun temurun dan telah membudaya di

6 masyarakat sekitar. Perbedaan-perbedaan itulah yang memberi corak bagi keanekaragaman budaya di Indonesia. Berdasarkan latar belakang permasalahan atau identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang munculnya kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar? 2. Peralatan apa saja yang digunakan dalam pembuatan kembar mayang di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar? 3. Bagaimana proses pembuatan kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar? 4. Bagaimana prosesi upacara tebus kembar mayang di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar? 5. Bagaimana makna pendidikan nilai religius pada kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah di atas, sekaligus juga untuk bingkai agar penelitian ini terfokus, maka dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan latar belakang munculnya kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

7 2. Untuk mendeskripsikan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. 3. Untuk mendeskripsikan proses pembuatan kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. 4. Untuk mendeskripsikan prosesi upacara tebus kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. 5. Untuk mendeskripsikan makna pendidikan nilai religius kembar mayang dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Cangakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah teoritik mengenai makna pendidikan nilai religius kembar mayang pada perkawinan adat Jawa. 2. Manfaat Praktis a. Mengungkap cakupan pendidikan nilai yang menjadi bagian kompetensi PKn. b. Sebagai calon pendidik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya.

8 c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dengan tema terkait. E. Daftar Istilah 1. Pendidikan : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang alau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. 2. Nilai : sesuatu hal yang penting dan berguna yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar. 3. Religius : kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia, kepercayaan (animisme, dinamisme), budaya. 4. Kembar mayang : sebuah rangkaian yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan kesebuah batang pisang. 5. Upacara perkawinan : suatu tata urutan atau prosesi yang disesuaikan dengan adat kebiasaan untuk melaksanakan perkawinan. 6. Adat Jawa : suatu kebiasaan dalam masyarakat Jawa yang telah menjadi tradisi secara turun temurun.