BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai estetika (keindahan). Karya sastra merupakan seni yang dihasilkan

TRADISI DAN MITOS MASYARAKAT JAWA DALAM KUMPULAN CERPEN NYANYIAN KESETIAAN KARYA MIFTAH FADHLI DKK (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)

BAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

DAWET. Disusun oleh: A

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur secara turuntemurun

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

TINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Pustaka. 1. Pengertian Tradisi. Tradisi dalam bahasa latin traditio, diteruskan atau kebiasaan,

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. pasangan yang diinginkan menjadi bermacam-macam sesuai pandangan ideal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan mengandung nilai-nilai luhur. Aktivitas yang terdapat dalam tradisi secara turuntemurun dijalankan setiap generasi oleh kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat meyakini bahwa sebuah tradisi lahir dari nenek moyang. Oleh sebab itu, tradisi kerap kali dijalankan secara terus-menerus dan pantang untuk ditinggalkan. Di sisi lain, tradisi juga identik dengan hal-hal yang bersifat tradisional. Selain bersifat tradisional, hal yang paling mendasari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan baik secara tulis maupun lisan. Informasi yang diteruskan secara terus-menerus mengandung nilai-nilai kehidupan yang kompleks dan dapat dijadikan sebagai acuan hidup. Nilainilai kehidupan tersebut terangkum dalam kebiasaan, peraturan, maupun hukum tertentu yang tumbuh dalam masyarakat. Menurut Warsito (2012: 101) tradisi yang berlaku dalam masyarakat menjadi sangat mapan sehingga sangat memperkuat keseimbangan hubungan-hubungan sosial yang kesemuanya itu, menimbulkan rasa aman dan tenteram dengankepastian yang dihadapi. Oleh karena tradisi dihargai sebagai nilai tersendiri yang tinggi, maka perlu dipertahankan; bahkan ada anggapan bahwa tradisi adalah suci dan oleh karenanya harus dihormati. Jadi, tradisi memiliki makna yang luhur bagi orang-orang yang menjalankannya untuk tetap dipertahankan. Salah satu kelompok masyarakat yang masih menjalankan tradisi nenek moyangnya ialah masyarakat Jawa. Ditinjau dari segi geografis, masyarakat Jawa 1

2 merupakan kelompok yang mendiami tanah Jawa khususnya di wilayah Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Malang. Mayoritas masyarakat yang hidup di wilayah tersebut menamakan dirinya sebagai kelompok Kejawen atau Abangan. Pada umunya masyarakat Kejawen atau Abangan secara turun-temurun masih menjalankan tradisi yang berasal dari nenek moyang. Ditinjau dari segi skala ruang dan waktu, terdapat tradisi yang sudah berubah, namun tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa tidak akan hilang, sebab secara terus-menerus dihidupi melalui pemahaman masa kini. Perilaku tersebut dapat diketahui melalui kepatuhannya menjalani berbagai macam tradisi yang ada. Di sisi lain, keunikan masyarakat Jawa juga terletak pada kepercayaannya terhadap mitos yang tumbuh di tempat tinggalnya. Menurut Wellek dan Warren (2014: 223) mitos adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan oleh ritual. Dalam suatu masyarakat ritual dilakukan oleh pemuka-pemuka agama untuk menghindarkan bahaya atau mendatangkan keselamatan. Jadi, sebagai masyarakat yang tinggal di tanah Jawa, mereka percaya keberadaan mitos yang mampu mendatangkan bahaya jika dilanggar, dan akan mendatangkan keselamatan jika dipatuhi. Kepercayaan terhadap mitos merupakan keyakinan yang dibangun oleh masyarakat Jawa terhadap cerita asal-usul, kesaktian, roh, maupun kekuatan. Tradisi dan mitos masyarakat Jawa dapat digali melalui khasanah teks sastra. Hal itu dikarenakan medium utama karya sastra adalah bahasa, dalam bahasa tersimpan keseluruhan aspek kebudayaan seperti tradisi dan mitos. Tradisi merupakan wujud kebudayaan berupa aktivitas yang secara turun-temurun dijalankan oleh masyarakat. Sebuah tradisi ditandai oleh ritual serta aktivitas yang dijalankan secara turun-temurun. Sementara itu, mitos merupakan wujud kebudayaan berupa ide yang

3 dipercaya masyarakat Jawa sebagai fakta. Menelusur fenomena tradisi dan mitos masyarakat Jawa yang terdapat dalam teks sastra, bertujuan untuk mengetahui selukbeluk tradisi dan mitos yang terpantul dalam karya sastra. Hal tersebut dilakukan karena karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Pada saat peneliti membaca kumpulan cerpen Dendam Pali karya Royyan Julian, peneliti menemukan kata-kata yang mencerminkan tradisi ziarah masyarakat Jawa di halaman 65. Hal tersebut dibuktikan melalui kutipan berikut: Muson, cintaku malam ini adalah Jumat Legi. Seluruh lelaki dusun Dhangka akan nyekar dan berziarah ke makam Ki Moko. Di sanalah mereka memohon berkah dengan membaca ayat-ayat Quran. Tetapi itu semua tidak berarti apaapa, Muson. Arwah Ki Moko telah tenang di pangkuan Ilahi. Ia takkan pernah memberi berkah kepada orang-orang keparat itu (Julian, 2012: 65). Di sisi lain, peneliti juga menemukan tradisi masyarakat Jawa pada cerpen Tumbas Weton karya Angga Aryo Wiwaha. Tradisi yang terdapat pada cerpen tersebut ialah upacara pernikahan adat Jawa. Pada halaman 77 peneliti menemukan kata-kata yang mencerminkan tahap persiapan upacara pernikahan adat Jawa. Salah satu tahap yang harus dijalankan calon mempelai laki-laki dan perempuan dalam upacara pernikahan adat Jawa ialah menghitung weton. Kata-kata yang mencerminkan tradisi upacara pernikahan adat Jawa dibuktikan melalui kutipan berikut: Sebenarnya saya salah, Ki, kataku sembari membuka kertas itu di hadapannya. Saya lahir bukan tanggal 29 November, tetapi tanggal 28 November. Ini akta kelahiran saya, ucapku yang langsung membuatnya diam. Seperti tertohok. Jadi kemarin kamu memberi tanggal yang salah? Iya, Ki. Mohon maaf dan tolong dihitungkan kembali, saya ingin sekali menikahi Ratih. Saya pikir weton kami bisa cocok di sini, ucapku penuh keyakinan (Wiwaha, 2012: 77). Ketika membaca cerpen Pengantin Silang Salopeng karya Badrul Munir Chair, peneliti juga menemukan kata-kata yang mencerminkan mitos masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang percaya pada cerita tentang roh

4 halus, kesaktian, kekuatan, maupun asal-usul. Mitos yang berada di lingkungan masyarakat dijadikan sebagai acuan untuk berperilaku dan mengambil keputusan. Kata-kata yang mencerminkan mitos roh Dhanyang ditemukan di halaman 106-107. Hal tersebut dibuktikan melalui kutipan berikut: Tidak seharusnya rencana pernikahan ini terjadi, pernikahan silang antara dua saudara kandung dalam dua keluarga tidak boleh dilakukan, sebab merupakan pantangan. Jika dilanggar konon akan membawa bencana, bagi mempelai maupun keluarga, akan melarat rezekinya, akan sakit-sakitan, akan cacat keturunannya, begitulah kepercayaan dan pantangan yang konon diyakini Bangaseppo (Chair, 2012: 106-107). Kata-kata yang mencerminkan mitos masyarakat Jawa tidak hanya ditemukan dalam satu cerpen. Pada saat membaca kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk, peneliti juga menemukan kata-kata yang mencerminkan mitos kekuatan sesajen dalam cerpen Sampur Sumpi karya Ginandjar Wiludjeng. Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang percaya pada cerita tentang kekuatan sesajen. Sesajen merupakan salah satu syarat yang biasa digunakan dalam menyelenggarakan upacara adat, seni pertunjukan, dan pemujaan. Dalam cerpen tersebut, sesajen diyakini memiliki kekuatan yang dapat mendatangkan keberuntungan bagi manusia. Kata-kata yang mencerminkan mitos kekuatan sesajen ditemukan di halaman 220. Hal tersebut dibuktikan melalui kutipan berikut: Pendopo menjadi saksi Sumpi diramal menjadi lengger terkenal. Saat itu penduduk desa gempar bukan kepalang. Ki Sukril ahli nujum terkenal di Karangwaru tiba-tiba ngoceh, mengelilingi pendopo. Di tangannya tergenggam kendil kecil berisi air kembang tujuh rupa. Air itu diminum dan disemburkannya ke penjuru pendopo. Entahlah. Memang setelah itu nama sumpi melejit melampaui semua lengger di Banyumas (Wiludjeng, 2012: 220). Pada saat peneliti menemukan kata-kata yang mencerminkan tradisi dan mitos masyarakat Jawa, peneliti berasumsi bahwa kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk sarat dengan fenomena tradisi dan mitos masyarakat Jawa.

5 Berkaitan dengan hal itu, maka teori yang relevan untuk mengungkap fenomena tradisi dan mitos masyarakat Jawa ialah teori antropologi. Menurut Ratna (2013: 351) antropologi dibagi menjadi dua macam, yaitu antropologi fisik dan antropologi kultur, maka antropologi sastra dibicarakan dalam kaitanya dengan antropologi kultural, dengan karya-karya yang dihasilkan oleh manusia seperti: bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, adat istiadat, dan karya seni, khususnya karya sastra. Oleh karena itu, pendekatan yang paling tepat untuk penelitian ini ialah pendekatan antropologi sastra. Antropologi sastra cenderung memusatkan perhatian pada manusia sebagai agen kultur yang memiliki tradisi dan mitos. Melalui pendekatan antropologi sastra, tradisi dan mitos masyarakat Jawa dapat digali. Dari temuan di atas, peneliti berasumsi bahwa kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk sarat dengan fenomena tradisi dan mitos masyarakat Jawa. Pada hasil temuan sementara, peneliti menemukan fenomena tradisi masyarakat Jawa seperti ziarah, upacara pernikahan adat Jawa, dan upacara slametan. Selain itu, peneliti juga menemukan beberapa fenomena mitos masyarakat Jawa seperti mitos roh Dhanyang, kekuatan sesajen, dan tabu menikah. Berkaitan dengan hal itu, untuk membuktikan keberadaan fenomena tersebut diperlukan suatu penelitian lebih lanjut. Berangkat dari alasan tersebut, maka untuk membuktikan keberadaan fenomena tradisi dan mitos masyarakat Jawa perlu dilakukan penelitian dengan judul Tradisi dan Mitos Masyarakat Jawa dalam Kumpulan Cerpen Nyanyian Kesetiaan Karya Miftah Fadhli dkk (Kajian Antropologi Sastra). B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan, berikut ini dirumuskan pokok permasalahan yaitu:

6 1. Bagaimana tradisi masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk? 2. Bagaimana mitos masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk? 3. Bagaimana konstruksi tradisi masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyayian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk? 4. Bagaimana konstruksi mitos masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyayian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang telah dideskripsikan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan secara tekstual tradisi masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk. 2. Mendeskripsikan secara tekstual mitos masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyanyian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk. 3. Mendeskripsikan secara tekstual konstruksi tradisi masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyayian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk. 4. Mendeskripsikan secara tekstual konstruksi mitos masyarakat Jawa dalam kumpulan cerpen Nyayian Kesetiaan karya Miftah Fadhli dkk. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori antropologi sastra. Antropologi sastra merupakan teori yang mengkaji karya sastra melalui perspektif

7 budaya. Karya sastra lahir dari fenomena budaya, maka di dalamnya mencerminkan kebudayaan masyarakat tertentu. Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang memegang teguh tradisi, dan percaya terhadap keberadaan mitos di tempat tinggalnya. Berkaitan dengan hal itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap temuan tradisi dan mitos masyarakat Jawa. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan bahan pertimbangan sehingga tertarik mengkaji lebih dalam fenomena tradisi dan mitos. Fenomena tradisi dan mitos merupakan bagian dari kebudayaan yang tidak terhitung jumlahnya. Oleh sebab itu, untuk membuktikan keberadaan kedua fenomena tersebut perlu dilakukan penelitian. Berkaitan dengan hal itu, mahasiswa dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dalam menelusuri fenomena tradisi dan mitos. Fenomena tersebut dapat ditelusuri di masyarakat Jawa maupun masyarakat daerah lain.