PMTI/23/2016 PROPOSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan sayur organik menjadi satu di antara pilihan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. revolusi hijau. Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia dapat mencapai swasembada

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan organik. Permintaan terhadap produk-produk organik di seluruh dunia

SOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP DASAR PERTANIAN ORGANIK. Dr. MAISURA,SP.,MP FAPERTA UNIMAL 2016

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

BAB I PENDAHULUAN. Potensi pasar dan peluang dalam pengembangan budidaya sayuran di

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MAKANAN ORGANIK DI SURABAYA

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat sebagai konsumen utama produk hasil

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sangatlah mudah karena danau atau sungai yang di setiap desa masih terdapat banyak ikan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

2013, No.462

BAB II PERANCANGAN KAMPANYE KONSUMSI BUAH DAN SAYURAN ORGANIK

I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terancang untuk melaksanakan

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan Anak? Perkembangan Anak?

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh: Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA (Ketua Peneliti) Winarno, S.Si, M. Pd (Anggota Peneliti) Yahya, S. Ag. (Anggota Peneliti)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

PT MUTUAGUNG LESTARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

PRESENTASI SINGKAT KAJIAN PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PADAT DARI LIMBAH TERNAK YANG DIPERKAYA DENGAN MOL SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS DAN INSENTIF USAHA HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MAKANAN ORGANIK DI YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS DAN INSENTIF USAHA HORTIKULTURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS DAN INSENTIF USAHA HORTIKULTURA

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015)

Transkripsi:

PMTI/23/2016-1 PMTI/23/2016 PROPOSAL BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2016 PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN JAMA AH MASJID JAMI ASY SYUKUR CABEAN KOTA SALATIGA MELALUI PENANAMAN DAN PEMBUATAN MAKANAN BERBAHAN DASAR TANAMAN ORGANIK MENUJU SALATIGA GO ORGANIC 2025 Disusun Oleh: Ketua Tim: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. (IAIN Salatiga) Anggota: 1. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. (IAIN Salatiga)

PMTI/23/2016-2 A. Isu dan Fokus Pengabdian Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kebutuhan pangan Indonesia saat ini didominasi oleh makanan konvensional yang tidak menyehatkan. Oleh karena itu, masyarakat mulai sadar untuk mengganti makanan mereka dengan makanan organik. Makanan organik, pada dasarnya adalah semua jenis pangan yang berasal dari organisme hidup (hewan atau tumbuhan). Namun, saat ini istilah organik digunakan secara terbatas untuk produk-produk tanaman yang tidak atau hanya sedikit menggunakan pestisida dan pupuk buatan. Makanan organik diciptakan sesuai dengan semua standar produksi yang sudah ditentukan. Pada sejarah kehidupan manusia setiap makanan yang diciptakan melalui proses agrikultur bisa disebut sebagai organik. Tapi pada abad ke-20 mulai dikenalkan berbagai zat sintetis yang digunakan dalam produksi makanan. Jenis produksi ini dinamakan produksi makanan konvensional. Sedangkan produksi secara organik, semuanya tidak melibatkan berbagai zat sintetis contohnya pestisida non-organik, insektisida non-organik, dan lain - lain. Makanan organik ialah makanan yang bebas dari bahan kimia. Makanan organik ditanam pada tanah yang tidak disemprot dengan pupuk dan pestisida kimia. bahan pangan organik adalah semua bahan pangan yang diproduksi dengan sesedikit mungkin atau bebas sama sekali dari unsur-unsur kimia berupa pupuk, pestisida, hormon, dan obat-obatan. Bahan pangan organik hanya menggunakan bibit lokal, dan hanya menggunakan pupuk yang berasal dari alam berupa kotoran hewan dan kompos. Bahan pangan organik juga harus memenuhi persyaratan internasional yang ditentukan, misalnya tidak mengandung bibit GMO (genetically modified organism) dan tidak memanfaatkan teknologi iradiasi untuk mengawetkan produk. Dengan demikian, semua proses produksi dilakukan secara alamiah (seminimal mungkin penggunaan input eksternal), mulai dari aspek budidaya hingga ke cara pengolahannya (from the farm to the table). Keunggulan makanan berbahan dasar organik Menurut Wirjatmadi dalam Kompas Cyber Media. Retrieved June 12, 2009, from http://www. kompas.com/kompascetak/2211/08/ilpeng/142 diunduh 15 Maret 2016 pukul 21.35, dalam tajuk makanan organik kian mudah didapat menyatakan bahwa bahan pangan organik memang berbeda dengan bahan pangan konvensional. Selain lezat cita rasanya, bahan pangan organik lebih menyehatkan dan aman dikonsumsi. Hampir tidak ada pencemaran bahan kimia yang dapat membentuk radikal bebas ditemukan dalam bahan pangan organik. Menurut Chinnici, G. D Amico, M. and Pecorino, B. (2002). A multivariate statistical analysis on the consumers of organic products. British Food Journal, Vol. 104, 187-199 menunjukkan bahwa konsumen memiliki sikap yang positif terhadap makanan organik dimana salah satu alasan utamanya adalah bahwa makanan organik dianggap lebih sehat dibandingkan dengan makanan konvensional. Salah satu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025 adalah Salatiga go organic 2015, Rencana Pembangunan Jangka Panjang

PMTI/23/2016-3 Daerah tersebut tertuang dalam peraturan daerah nomor 6 tahun 2010. Program ini mendapat perhatian yang serius bagi segenap warga kota Salatiga untuk mensukseskan program Salatiga go organic 2015 seperti tersaji dalam gambar 1 berikut. Gambar 1. Bentuk dukungan warga kota Salatiga terhadap program Salatiga go organic 2025 B. Alasan Memilih Subyek Dampingan Kesehatan menjadi hal yang penting untuk manusia agar bisa beribadah dan beraktifitas dengan baik. Bahan makanan organik lebih menyehatkan dan aman dikonsumsi. Hampir tidak ada pencemaran bahan kimia yang dapat membentuk radikal bebas ditemukan dalam bahan pangan organik. Makanan organik baik untuk kesehatan manusia. Berdasarkan survey awal tim peneliti, alasan pemilihan subyek dampingan karena sebagian besar jama ah masjid Jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga belum mengetahui program Salatiga go organic 2025 dan belum mengetahui kegunaan mengkonsumsi makanan organik yang bebas bahan kimia. Sehingga perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan penanaman dan pembuatan makanan berbahan dasar tanaman organik kepada jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean kota Salatiga. Berikut disajikan bentuk bangunan masjid jami Asy Syukur Cabean kota Salatiga dalam Gambar 2 berikut.

PMTI/23/2016-4 Gambar 2. Masjid jami Asy Syukur Cabean Mangunsari Sidomukti kota Salatiga C. Kondisi Subyek Dampingan Saat Ini Berdasarkan prasurvey yang telah dilakukan tim peneliti bahwa menunjukkan masih banyak jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean kota Salatiga yang belum mengetahui manfaat mengkonsumsi makanan berbahan dasar tanaman organik dan belum mengetahui program pemerintah kota Salatiga yakni Salatiga go organic 2025. Sebagian besar jama ah masih mengkonsumsi makanan dari tanaman konvensional yang mengandung bahan kimia. Selain itu masih banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berupa warung makan di sekitar masjid Jami Asy Sykur yang menyediakan dan menjual makanan jajanan dari bahan tanaman konvensional yang mengandung bahan kimia D. Kondisi dampingan yang diharapkan 1. Melalui pelatihan dan pendampingan penanaman dan pembuatan makanan berbahan dasar tanaman organik maka Jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga akan tumbuh kesadaran tentang pentingnya menanam dan mengkonsumsi makanan berbahan dasar tanaman organik untuk kesehatan. Gambar 3 berikut menyajikan contoh sayuran dari tanaman organik.

PMTI/23/2016-5 Gambar 3. Contoh sayuran dari tanaman organik 2. Melalui pelatihan dan pendampingan penanaman dan pembuatan makanan berbahan dasar tanaman organik maka jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga mampu membuat makanan yang berbahan dasar organik 3. Melalui pelatihan dan pendampingan penanaman dan pembuatan makanan berbahan dasar tanaman organik maka jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga bisa mensuplai sayuran organik kepada sejumlah UMKM yang ada di sekirar masjid jami Asy Syukur. Gambar 4 berikut menyajikan salah satu UMKM yang menyediakan sayuran organik

PMTI/23/2016-6 Gambar 4. Salah satu UMKM yang menyediakan sayuran organik E. Strategi yang Dipergunakan 1. Mengadakan pelatihan kepada jama ah masjid jami Asy Syukur tentang bagaimana menyediakan pupuk yang berasal dari alam berupa kotoran hewan dan kompos yang akan digunakan untuk menanam sayuran organik 2. Mengadakan pelatihan penanaman tanaman organik kepada jama ah masjid jami Asy Syukur tentang bagaimana cara menanam tanaman organik yang benar sekaligus pengepakan yang bagus kemudian disuplai ke UMKM dan warungwarung penyedia makanan di sekitar masjid jami Asy Syukur 3. Mengadakan pelatihan membuatan makanan dari tanaman organik yang akan disuplai ke warung-warung penyedia makanan di sekitar masjid jami Asy Syukur F. Pihak-pihak yang Terlibat (stakeholders) dan Bentuk Keterlibatannya 1. Takmir masjid terlibat dalam pengumpulan jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan 2. Penyewaan lahan untuk media tanaman Dalam program pelatihan dan pendampingan penanaman dan pembuatan makanan berbahan dasar tanaman organik kepada jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean Kota Salatiga ini diperlukan lahan yang digunakan untuk praktek penanaman tanaman organik. Tim peneliti sudah melakukan langkah strategis dengan menghubungi salah satu warga Cabean yang memiliki lahan kosong di sebelah utara masjid jami Asy Syukur dengan meminta kesediaan untuk menyewakan lahannya yang akan digunakan untuk praktek percontohan penanaman tanaman organik (surat pernyataan kesediaan terlampir). Lahan salah satu warga cabean yang siap menjadi media penanaman tanaman organik disajikan dalam gambar 3 berikut.

PMTI/23/2016-7 Gambar 5. Lahan salah satu warga cabean yang siap menjadi media penanaman tanaman organik Luas lahan ini adalah 760 m² yang cukup untuk tempat praktik percontohan penanaman tanaman organik. 3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga Dalam program pelatihan dan pendampingan ini, Dinas kesehatan kota Salatiga terlibat dalam memberikan pelatihan tentang pentingnya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan berbahan dasar tanaman organik 4. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) UMKM yang dimaksud adalah supermarket dan warung-warung penyedia makanan bagi warga sekitar masjid jami Asy Syukur yang menjual makananmakanan kecil. Dalam program pelatihan dan pendampingan ini, UMKM terlibat pembelian hasil tanaman organik yang telah ditanam oleh jama ah masjid jami Asy Syukur melalui program pelatihan. 5. Pemerintahan kota salatiga terlibat dalam pelatihan dan penyampaian program Salatiga go organic 2025 yang harus diketahui dan didukung oleh seluruh warga kota Salatiga terutama jama ah masjid jami Asy Syukur Cabean kota Salatiga