BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak yang harus dimiliki oleh setiap manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan agar peserta didik dapat belajar secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

kedalam bentuk nilai maupun sebuah pernyataan. Tabel 1.1 Tuntas Persentase (orang) % % % %

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Maslah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksinya dengan lingkungan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara. Hal demikian dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Ak SMK N 1 Sibolga > N Tidak Tuntas o

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal masyarakat adalah sekolah yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengetahuan bisa didapatkan di sekitar kita salah satunya dengan cara

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL BUZZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia dalam menghadapi masa depan demi terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena itu, lembaga formal dan non-formal perlu menyediakan fasilitas belajar yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan, juga perlu memperhatikan motivasi belajar siswa sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar. Fasilitas merupakan salah satu faktor pendukung belajar. Keberhasilan siswa dalam memperoleh nilai atau prestasi yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor kelengkapan fasilitas yang ada disekolah, yaitu alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang termasuk dalam faktor sosial. Penyediaan fasilitas yang ada di sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam meraih prestasi belajar siswa yang baik. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan di sekolah kepada siswa, maka siswa diharapkan dapat pula meningkatkan prestasinya. Fasilitas belajar ini mempunyai fungsi dan wujud yang berbeda satu dengan yang lainnya, akan tetapi semua memiliki peranan yang sama yaitu mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar. Fasilitas belajar dapat berupa 1

2 alat tulis menulis, ruangan atau tempat belajar dan praktek, perpustakaan, laboratorium, waktu dan kesempatan, buku, uang atau biaya, dan masih banyak lagi. Seperti halnya di SMK Budisatrya Medan yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan menciptakan generasi muda, diperlukan dalam menunjang aktivitas belajarnya adalah fasilitas belajar yang ada di sekolah yang baik dan memadai. fasilitas belajar siswa yang digunakan dalam proses belajar mengajar sudah cukup mendukung karena fasilitas yang disediakan sekolah sudah memenuhi standar sarana dan prasarana yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Fasilitas belajar tersebut diantaranya tersedianya meja dan kursi untuk siswa dan guru, whiteboard, spidol, penghapus, penggaris, buku-buku referensi yang tersedia di perpustakaan, dan LCD. Prasarana yang disediakan sekolah sudah cukup mendukung pula, diantaranya ruang kelas yang mampu menampung seluruh siswa, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, perpustakaan, laboratorium, kantin, lapangan olah raga, dan tempat beribadah. Akan tetapi fasilitas yang disediakan sekolah belum dapat digunakan secara maksimal oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh kurangnya pengunjung perpustakaan dengan berbagai alasan. Dan ada beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan seperti komputer yang ada di laboraturium komputernya. Selain fasilitas belajar, faktor pendukung lainnya yang juga sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar adalah motivasi belajar. Motivasi dalam belajar itu sangat penting, karena motivasi itu merupakan syarat mutlak untuk

3 belajar. Dalam proses kegiatan belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motivasi untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar. Dan motivasi diharapkan dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar terutama pada siswa yang malas belajar supaya prestasinya meningkat Faktor motivasi merupakan tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tersebut. Siswa yang termotivasi ditandai dengan perhatian, ingin ikut serta dalam tugas, menunjukkan minat yang kuat, bekerja secara mandiri, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini dengan benar. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru kewirausahaan di SMK Budisatrya Medan, penulis mendapat informasi bahwa masih ada siswa yang tidak bersemangat mengikuti pelajaran yang diberikan guru di sekolah sehingga prestasi belajar siswa kurang maksimal. Dimana kebanyakan siswa belajar pada saat yang dibutuhkan saja misalnya pada saat akan ujian dan saat ada tugas yang diberikan oleh guru. Disamping itu masih ada hal lain yang terjadi di sekolah yang menunjukkan kurangnya motivasi siswa dalam belajar kewirausahaan seperti membolos, datang terlambat dan tidak mengerjakan PR, acuh tak acuh dalam belajar dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran kewirausahaan, sehingga prestasi belajar siswa tersebut kurang memuaskan.

4 Guru harus berperan sebagai motivator yang memberikan inspirasi, semangat dan dorongan. Hal ini tentunya akan dapat mendorong untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar tujuan yang telah ditetapkan oleh skolah dapat tercapai. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi memiliki hubungan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar-mengajar, yang dapat membuktikan kualitas atau kemampuan seorang siswa. Prestasi belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas yang telah dilakukan. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan suatu proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Akan tetapi kenyataannya, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Ada siswa yang berhasil dan ada juga siswa yang memperoleh prestasi belajar yang kurang menggembirakan. Jika prestasi belajar siswa tinggi menujukkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, sebaliknya jika prestasi belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis dengan guru mata pelajaran kewirausahaan di SMK Budisatrya Medan diketahui bahwa hasil belajar pada mata pelajaran kewirausahaan tergolong masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan membandingkan nilaik KKM yaitu 75 dengan nilai UTS (Ujian Tengah Semester) siswa kelas XI yang terdiri dari AK-1, AK-2, AK-3, dan AP- 1yang berjumlah masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75,

5 sebanyak 40 siswa nilainya tidak memenuhi KKM dan 57 siswa nilai ulangan hariannya telah memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini diduga disebabkan siswa tidak dapat menangkap setiap pembelajaran yang diberikan guru dengan baik. Selain itu fasilitas belajar yang kurang memadai, misalnya seperti kelengkapan buku atau fasilitas belajar lain yang dapat membantu siswa menangkap pelajaran serta motivasi belajar yang rendah menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. Tabel 1.1 Persentase Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa tahun ajaran 2014-2015 Nilai Siswa Jumlah Siswa Hasil Persentase Nilai > 75 57 siswa 58,76% Nilai < 75 40 siswa 41,23% KKM 75 Sumber: Daftar Kumpulan Nilai Kelas XI SMK Budisatrya Medan T.P 2014/2015 Dengan demikian, pemenuhan fasilitas belajar dan motivasi belajar yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah. Sebab, terpenuhinya fasilitas belajar dan motivasi belajar yang baik dapat meminimalisir kesulitan belajar yang dialami siswa. Tingkat kesulitan fasilitas belajar dan motivasi belajar yang rendah, menciptakan kelancaran, keefektifan dan keefisienan proses belajar sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Budisatrya Medan T.A 2014/2015.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya kelengkapan fasilitas belajar sebagai sumber belajar oleh siswa kelas XI di SMK Budisatrya Medan T.A 2014/2015. 2. Masih kurangnya minat siswa membaca buku-buku pendukung sehingga siswa kurang mendapatkan pemahaman lain di luar teori yang diajarkan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Masih kurangnya motivasi belajar yang diberikan dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga dapat mempengaruhi prestasi siswa tersebut. 4. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Budisatrya T.A 2014/2015. 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti, maka perlu adanya pembatasan masalah agar mempermudah penelitian dan memungkinkan tercapainya hasil penelitian yang baik. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah penelitian pada : 1. Fasilitas yang diteliti adalah Fasilitas Belajar Siswa Kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015 2. Motivasi yang diteliti adalah Motivasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015

7 3. Prestasi yang diteliti adalah Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan T.A 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan T.A 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan T.A 2014/2015? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

8 3. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas XI SMK Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan tentang pengaruh fasilitas belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan dalam menyediakan fasilitas belajar dan memperhatikan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar kewirausahaan siswa. 3. Bagi Siswa Sebagai landasan untuk meningkatkan prestasi belajar kewirausahaan.