ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Kusnul Latifah Education SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN. Kusnul Ekonomi Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

TUGAS REVIEW KULIAH UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ekonomi Kelas X UANG KTSP A. Definisi dan Syarat Uang Tujuan Pembelajaran

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

Ringkasan Materi UAS 2 Ekonomi Kelas X

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

Layanan Bebas Biaya Layanan perbankan yang cepat, mudah dan ekonomis

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SMAM 3 LHOKSEUMAWE ALAT PEMBAYARAN TUNAI & NON JUDUL MATERI LAT. SELESAI TUNAI. Indikator: Alat pembyrn tunai & non tunai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Tarif dan Biaya. Mohon kunjungi untuk membaca Syarat dan Ketentuan Umum yang berlaku. Persyaratan umum HSBC Advance*

1 Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang 2008 Bank Indonesia

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.02/2014 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN PUNGUTAN OTORITAS JASA KEUANGAN

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menekankan pada komponen atau suatu elemen (Jogiyanto 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terdiri atas uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat

No Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran yang baru dilahirkan pada tahun 1995 sudah merupakan hal yang tidak

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN FLEXIMAX

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

Tarif dan Biaya. Mohon kunjungi untuk membaca Syarat dan Ketentuan Umum yang berlaku. Total Saldo Keseluruhan

Pertemuan ke V : Produk Dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

Tinjauan Terhadap Sistem Dan Prosedur RTGS Pada PT Bank BJB Syariah Kantor Pusat

tutinonka.wordpress.com

Solusi Cerdas Bisnis Anda

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

A. PENGERTIAN MANAJEMEN DANA BANK

TATA CARA PEMBAYARAN MAHASISWA/I INSTITUT MANAJEMEN TELKOM UNTUK PRODUK STUDENT PAYMENT CENTRE (SPC) BNI MELALUI TELLER, AUTOMATIC TELLER MACHINE

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

bahwa beberapa ketentuan yang terkait dengan jasa perbankan antara lain adalah :

BNI SYARIAH CASH MANAGEMENT SOLUTION

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bank memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan uang, penyaluran

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

RINGKASAN INFORMASI PRODUK TABUNGAN SUPERCOMBO

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

Transkripsi:

K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran yang berlaku di masyarakat. 2. Mendeskripsikan jenis alat pembayaran yang berlaku di masyarakat. A. Pengertian Sistem Pembayaran Di antara kalian, pasti pernah berbelanja ke sebuah pusat perbelanjaan. Berbagai kebutuhan masyarakat dapat ditemukan di sana, mulai dari makanan, pakaian sampai kebutuhan barang elektronik. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, kalian diharuskan untuk mengeluarkan sejumlah uang tertentu sesuai dengan harga barang tersebut. Uang yang kalian bayarkan merupakan salah satu jenis alat pembayaran yang lazim digunakan di masyarakat. Dengan adanya alat pembayaran tersebut, kegiatan transaksi yang melibatkan antara penjual dan pembeli dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa alat pembayaran memegang peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan transaksi. Keberhasilan transaksi inilah yang akhirnya melahirkan sistem pembayaran. Sistem pembayaran merupakan suatu sistem yang dirancang sedemikian rupa oleh otoritas tertentu dengan cara kerja berupa pemindahan sejumlah nilai uang tertentu dari satu pihak ke pihak yang lain. Di Indonesia, otoritas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan merancang sistem pembayaran adalah Bank Indonesia.

Bank Indonesia memiliki peran sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran baik dalam bentuk sistem pembayaran tunai maupun nontunai. Selain bank sentral, pihak lain yang mendukung kelancaran sistem pembayaran ini adalah bank umum atau bank komersial. Komponen yang membentuk terciptanya sistem pembayaran adalah sebagai berikut. 1. Payment Instruments atau Alat Pembayaran Setiap jenis transaksi memerlukan alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum, dan peraturan baik dalam bentuk alat pembayaran tunai maupun nontunai. Alat pembayaran tunai contohnya adalah uang, sementara alat pembayaran nontunai contohnya adalah kartu kredit. 2. Interbank Fund Transfer System atau Sistem Transfer Dana Antarbank Sistem ini memungkinkan terjadinya pemindahan dana dari bank yang satu ke bank yang lain. Faktor penting yang memengaruhi pengoperasian sistem transfer antarbank adalah penggunaan teknologi informasi. Di Indonesia sistem ini dikenal dengan sistem pengolahan data elektronik dan telekomunikasi yang disebut Real Time Gross Settlement (RTGS). RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi dan bersifat real time. Melalui mekanisme BI-RTGS, rekening peserta dapat didebit dan dikredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran. 3. Payment Systems Operators atau Lembaga yang Memproses Sistem Pembayaran Di Indonesia, lembaga yang dapat menjadi operator teknis dalam proses sistem pembayaran adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk transaksi keuangan di pasar modal, dan switching atau Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). 4. Delivery Channel atau Saluran Pembayaran Beberapa saluran pembayaran yang digunakan dalam sistem pembayaran di Indonesia di antaranya kartu debit, kartu kredit, teller input, mesin ATM, mobile banking, internet banking, phone banking, dan electronic data capturing (EDC). B. Peranan Sistem Pembayaran Dalam perekonomian, sistem pembayaran memberikan peranan yang penting adalah sebagai berikut. 2

1. Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat transaksi. 2. Membantu menentukan efisiensi transaksi yang dilakukan dan diselesaikan. 3. Memengaruhi tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan efisiensi pasar keuangan. 4. Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang lebih beragam. Sistem pembayaran modern yang didukung oleh teknologi informasi memang memberikan kemudahan, kecepatan, dan kelancaran transaksi. Akan tetapi, keberhasilannya sangat ditentukan pada keandalan infrastruktur jaringan komunikasi. Kinerja yang kurang baik atas jaringan komunikasi dapat menimbulkan sejumlah risiko, mulai dari risiko operasional yang berpotensi memperlambat mekanisme settlement dana, risiko likuiditas karena pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajiban pada waktunya, hingga risiko sistemik yang dapat menggoncang stabilitas sistem keuangan. Risiko-risiko tersebut menjadi tanggung jawab penyelenggara sistem pembayaran. Di sinilah tanggung jawab Bank Indonesia sebagai bank sentral yang menyelenggarakan sistem pembayaran. Bank Indonesia memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengatur dan menjaga kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Bank sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. Selain itu, dalam menjalankan perannya sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki kewajiban yaitu sebagai berikut. 1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam bentuk regulasi atau bentuk lainnya. 2. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. 3. Konsultasi dan fasilitasi penyelenggaraan sistem pembayaran. 4. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran. 5. Sosialisasi dan edukasi sistem pembayaran kepada masyarakat luas. Selain menyelenggarakan sistem pembayaran tunai, Bank Indonesia juga bertanggung jawab dalam penyediaan sistem pembayaran nontunai. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 17 November 2000, BI-RTGS berperan penting dalam memproses aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk high value payment system (HPVS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi lebih dari 100 juta dan bersifat segera (urgent). 3

C. Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Mata uang rupiah merupakan mata uang negara Republik Indonesia. Kedaulatan rupiah sebagai alat tukar telah ditegaskan oleh Bank Indonesia selaku pemangku kebijakan moneter. Sebagai alat pembayaran yang bersifat tunai, rupiah memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan transaksi yang dilakukan oleh masyarakat. Rupiah sebagai uang merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan oleh masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang berada di negara kesatuan Republik Indonesia. Pentingnya rupiah sebagai mata uang dapat terlihat dari beberapa kriteria. Salah satu kriteria tersebut adalah fungsinya. Fungsi rupiah sebagai uang dibagi menjadi dua fungsi yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. 1. Fungsi Asli Uang a. Alat tukar, artinya uang akan berfungsi apabila ditukarkan dengan barang atau jasa. b. Alat satuan hitung, artinya uang dapat berfungsi untuk menentukan nilai suatu barang. Sebagai contoh ketika membeli 1 liter bensin nilainya adalah Rp7.000,00. 2. Fungsi Turunan Uang a. Alat pembayaran, yaitu berfungsi membayar kewajiban-kewajiban tertentu. Sebagai contoh untuk membayar uang sekolah, membayar pajak, dan membayar tagihan listrik. b. Alat penimbun kekayaan, yaitu uang yang disimpan dapat membentuk atau menimbun kekayaan masyarakat. Sebagai contoh uang ditabung untuk nantinya digunakan untuk membeli rumah. c. Alat pemindah kekayaan, yaitu fungsi uang yang dapat dipindahkan ke bentuk lain. Sebagai contoh tanah di desa dapat dijual untuk membeli tanah yang ada di kota jika ada keluarga yang ingin pindah dari desa ke kota. Selain dari fungsinya, rupiah sebagai uang juga harus memenuhi beberapa syarat sehingga rupiah tersebut dapat diakui sebagai alat pembayaran yang sah di masyarakat. Syarat rupiah sebagai uang adalah sebagai berikut. a. Acceptability, artinya diterima oleh semua kalangan baik sebagai alat tukar, alat satuan hitung, dan standar pembayaran dalam proses pertukaran barang maupun jasa. b. Durability, artinya tahan lama yaitu tidak mudah rusak sebab jika kondisi uang tidak lekas rusak, nilai uang tidak lekas merosot. c. Stability of value, artinya memiliki nilai tetap, maksudnya adalah nilai uang di masa ini 4

memiliki nilai sama di masa mendatang sehingga masyarakat percaya menyimpan uang tidak akan dirugikan. d. Kontinuitas, yakni adanya kelangsungan pemakaian. e. Portability, artinya uang itu bersifat fleksibel, praktis, dan mudah dibawa ke manamana sehingga ketika pemilik melakukan transaksi besar tidak mengalami kesulitan. f. Divisibility, artinya uang mudah untuk dibagi. Ketika melakukan transaksi sekecil apa pun, uang mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang. D. Alat Pembayaran Nontunai Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai oleh masyarakat. Alat pembayaran nontunai memerlukan penggunaan satu atau lebih bank untuk menyelesaikan transaksi. Pembayaran nontunai tidak dapat dicapai hanya dengan bertukar alat pembayaran antara pembayar dengan penerima pembayaran, tetapi perlu ada transfer uang deposit antara bank pembayar dan bank penerima pembayar. Hal inilah yang melahirkan kegiatan transfer antarbank sebagai instrumen pembayaran nontunai. Secara umum, ada tiga bentuk media pembayaran nontunai yang digunakan di masyarakat, yaitu sebagai berikut. 1. Media Pembayaran Berbasis Kertas Media Pembayaran Berbasis Kertas (paper-based payment) terbagi atas cek dan bilyet giro. a. Cek, yaitu surat perintah tidak bersyarat untuk membayarkan sejumlah uang dengan jumlah tertentu kepada nama yang tertera pada cek tersebut. Penggunaan cek hanya dapat digunakan apabila pihak yang menerbitkan cek memiliki produk bank berupa giro. b. Bilyet giro, yaitu perintah pemindahbukuan sejumlah dana kepada penerima dana yang nama dan nomor rekeningnya tertera pada bilyet giro tersebut. Sama halnya dengan cek, penggunaan bilyet giro dapat dilakukan apabila pihak tersebut memiliki produk bank berupa giro. 2. Media Pembayaran Elektronik Media pembayaran elektronik (electronic payment) adalah instruksi antarbank tanpa ketergantungan pada pengolahan pengiriman kertas. Sebagai contoh adalah sms banking, transfer via BI-RTGS, dan e-money. 3. Media Pembayaran Berbasis Kartu Media pembayaran berbasis kartu (card-based payment) adalah alat pembayaran berbasis 5

kartu yang digunakan untuk pembayaran konsumen pada titik penjualan tertentu. Sebagai contoh kartu debit dan kartu kredit. a. Kartu debit merupakan kartu atau media yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dengan sistem pemotongan atau pengurangan saldo pada produk tabungan yang ada di bank nasabah. b. Kartu kredit merupakan kartu atau media yang telah disepakati oleh nasabah dengan bank penerbit kartu untuk mengalihkan pembayaran transaksi yang dilakukan nasabah bank tersebut secara sementara kepada bank yang bersangkutan untuk kemudian nasabah akan membayar tagihan tersebut kepada bank tersebut sesuai dengan kesepakatan kredit yang dilakukan. 6