KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

IV. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan.

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

KAJIAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN. Widya Oktiana 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

IV. METODE PENELITIAN

KELOMPOK TANI PROGRAM INTENSIFIKASI SISTEM MINA PADI (INSISMINDI) 1) M. Zayin Sukri 2) dan Suwardi 3) ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

AGUS PRANOTO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

KELAYAKAN USAHATANI MINA PADI DI KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

KAJIAN ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING DI DESA LUBANGSAMPANG KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO. Zulfanita

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

III KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Gilda Vanessa Tiku A Skripsi

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BLEWAH

BAB IV METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

Transkripsi:

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI Turwavianti 1) Jurusan Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi turwavianti11@gmail.com Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi sumarsihenok@gmail.com Suyudi 3) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi suyudi@unsil.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan usahatani mina padi ditinjau dari aspek teknis dan kelayakan usahatani serta kontribusi penerimaan perkomoditas terhadap penerimaan usaha mina padi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus pada dua petani anggota Kelompok Tani Mulya Sari yang berada di Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dari bulan April sampai September 2016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa teknik budidaya sistem tumpang sari dan panyelang terdapat perbedaan waktu dalam hal awal penanaman ikan dan waktu pemanenan. Usahatani mina padi sistem tumpang sari dan panyelang layak untuk diusahakan dengan R/C pada usahatani mina padi sistem tumpangsari 2,3 dan sistem panyelang 2,0. Kontribusi penerimaan dari hasil komoditas ikan terhadap penerimaan total sistem tumpang sari sebesar 17,64 persen sedangkan sistem panyelang 17,35 persen. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti usahatani mina padi dalam masa periode satu tahun. Kata Kunci : Keragaan, Mina Padi, Kelayakan, Kontribusi. ABSTRACT This study aims to determine the performance of rice-fish farming in terms of technical aspects and feasibility of farming as well as revenue contribution of each comodity to the acceptance of rice-fish business. The method used in this research was the case study method in Mulya Sari group in the village Arjasari Leuwisari District of Tasikmalaya regency. This research was conducted during six months from April until September 2016. Based on research that has been done, it can be concluded that cultivation techniques panyelang intercropping system and there are differences in terms of the initial fish planting and harvesting time. Rice-fish farming system of intercropping and panyelang is feasible to develop R/C on a rice-fish farming, 2,3 for cropping system and 2,0 for panyelang system. Contribution proceed from fish commodities to the total revenue of intercropping systems is 52 percent while the system panyelang is 48 percent. Future studies are expected to examine the rice-fish farming in one year period. Key Word : Determine,Rice-fish, Feasibility, Contribution. 1

PENDAHULUAN Budaya konsumsi beras cukup sulit untuk dihilangkan dari masyarakat Indonesia. Alasan yang sangat mendasar ialah karena telah menjadi kebiasaan masyarakat. Jika belum mengkonsumsi beras, maka belum dikatakan makan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Beras sangat mendominasi pola makan orang Indonesia karena beras merupakan makanan pokok masyarakatnya sehingga muncul ketergantungan yang mengakibatkan tingkat permintaan terhadap beras semakin tinggi. Lahan disektor pertanian harus diberdayakan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan dari macam-macam pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk mendukung ketersediaan pangan selain beras diperlukan peningkatan penyediaan protein tinggi yang berada didalam ikan, sehingga disamping ketersediaan pangan terpenuhi juga kandungan protein maupun gizi terjamin. Perubahan konsumsi masyarakat ke arah protein hewani yang lebih sehat mengakibatkan permintaan dan kebutuhan ikan didunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu pasokan dari hasil pendapatan ikan cenderung berkurang. Guna mengatasi keadaan ini maka budidaya ikan berpeluang besar untuk berkembang pesat dan menghasilkan keuntungan yang besar jika dikelola dengan baik. Usaha dibidang budidaya pada saat ini banyak diminati oleh pengusaha di bidang perikanan, karena usaha budidaya mempunyai peluang usaha yang baik tetapi dengan tingginya penduduk maka bukan hanya kebutuhan akan pangan saja yang meningkat, bahkan kebutuhan akan papan seperti perumahan, sekolah dan lain-lain pun akan meningkat sehingga mengakibatkan lahan sawah yang subur sebagai sumber daya lahan utama produksi beras semakin lama semakin berkurang. Hal ini diakibatkan adanya pergeseran fungsi lahan pertanian ke fungsi non pertanian. Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan usaha pendayagunaan lahan melalui intensifikasi (Supriadiputra S dan Setiawan,2003) Mina padi merupakan budidaya petanian dan perikanan secara terintegrasi yang dapat meningkatkan produktifitas lahan sawah yaitu meningkatkan pendapatan petani, diversifikasi hasil pertanian dan perikanan, meningkatkan kesuburan tanah dan air serta dapat mendukung ketahanan pangan dalam menyumbangkan asupan gizi berupa karbohidrat dan protein hewani sekaligus. Mina padi pun dapat meningkatkan keseimbangan dan perbaikan ekologi sebab hama padi merupakan pakan alami bagi ikan sebagai predator dan kotoran ikan merupakan pupuk alami bagi tanaman padi. Adanya simbiosis mutualisme antara padi dan ikan dapat 2

mendukung ketersediaan pangan dan perbaikan lingkungan sekaligus, sehingga mina padi merupakan salah satu sistem pertanian berkelanjutan. Pola usahatani mina padi ini dapat memperkecil resiko kehilangan sumber penghasilan, karena dari sistem ini tidak mengandalkan pada satu sumber saja, sehingga kegagalan salah satu jenis usaha tidak akan mempengarusi pendapatan petani (Atikah, 2013) Terdapat beberapa wilayah yang sudah menerapkan sistem mina padi ini diantaranya terdapat disalah satu kecamatan di daerah Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Leuwisari yang memiliki potensi pengembangan usaha mina pado, karena di kecamatan ini memiliki pasokan air dari saluran irigasi yang baik setiap tahunnya dan merupakan daerah yang sudah mengembangkan sistem mina padi. Responden merupakan anggota dari Kelompok Tani Mulya Sari yang merupakan sekelompok petani yang melakukan usahatani mina padi yang ada di Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Sistem mina padi yang dilakukan oleh responden adalah sistem panyelang dan tumpang sari. Berdasarkan uraian di atas sistem ini masih sulit untuk diadopsi di areal persawahan pada umumnya. Sehingga, sistem ini ada tapi tidak berkembang pesat dalam pertanian di Indonesia. Kurangnya pelatihan tentang teknis dari usahatani mina padi menyebabkan petani cenderung tidak menerapkannya di sawah. Untuk itu, diperlukan penelitian dan penelusuran informasi yang lebih mendalam tentang keragaan sistem mina padi guna meningkatkan ketersediaan pangan khususnya padi sebagai pangan pokok dan ikan sebagai sumber protein hewani. Selain itu, diharapkan dapat mengetahui apakah sistem mina padi yang diterapkan dilokasi penelitian layak atau tidak untuk diusahakan dilokasi penelitian. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi guna meningkatkan kesejahteraan petani khususnya petani padi sawah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai : (1) Bagaimana keragaan teknis usahatani mina padi sistem panyelang dan tumpang sari? (2) Bagaimana kelayakan usahatani mina padi sistem panyelang dan tumpang sari? (3) Berapa kontribusi penerimaan per komoditas pada sistem panyelang dan tupang sari terhadap penerimaan usaha mina padi? Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keragaan teknis usahatani mina padi sistem panyelang dan tumpang sari, mengetahui kelayakan usahatani mina padi sistem panyelang dan tumpang sari cabai, dan kontribusi penerimaan per komoditas pada sistem panyelang dan tupang sari terhadap penerimaan usaha mina padi. 3

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada seorang petani anggota Kelompok Tani Mulya Sari yang melakukan usahatani Mina Padi dengan menggunakan sistem panyelang dan sistem tumpang sari di Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa responden tersebut melakukan kedua sistem secara kontinue dalam melakukan usahatani mina padi didaerahnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis Revenue Cost Ratio. Menurut Ken Suratiyah (2015), diantaranya : 1) Biaya Untuk menghitung besarnya biaya produksi yang dikeluarkan pembudidaya minapadi menggunakan rumus sebagai berikut : TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost (biaya total) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya variabel) 2) Penerimaan Untuk mengetahui penerimaan dan hasil produksi budidaya mina padi dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = TP x HP Keterangan : TR = Total Penerimaan TP = Total Produksi HP = Harga Satuan Produk 3) Pendapatan Untuk menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh pada budidaya mina padi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pd = TR TC Keterangan : Pd = Pendapatan TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya 4

4) Analisis imbangan penerimaan dan biaya ( ) Imbangan penerimaan dan biaya adalah nilai yang merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total = Keterangan : > 1, maka usahatani mina padi layak untuk diusahakan 5) Persentase < 1, maka usahatani mina padi tidak layak untuk diusahakan = 1, maka usahatani mina padi dalam keadaan Impas Untuk menghitung berapa besar persentase dari masing-masing sistem usahatani mina padi dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi ikan : x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Usahatani Mina Padi Analisis kelayakan usahatani dalam penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui kelayakan usahatani mina padi. Analisis yang digunakannya yaitu biaya, penerimaan, pendapatan, Revenue-Cost Ratio dan Persentase. Biaya Tetap Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu produksi dan sifatnya tidak habis dalam satu kali proses produksi. Biaya tetap dalam usahatani mina padi terdiri dari sewa lahan, penyusutan alat, iuran mitra air dan sewa traktor. Total biaya tetap usaha mina padi sebesar Rp. 5.704.608,77 Tabel 1. Rincian Biaya Tetap Usahatani Mina Padi dalam Satu Kali Produksi pada Luas Lahan 1 Ha No Uraian Jumlah (Rp) Persentase (%) 1. Sewa Lahan 4.287.500,00 75,15 2. Penyusunan Alat 262.108,77 4,59 3. Iuran Mitra Air 105.000,00 1,84 4. Sewa Traktor 1.050.000,00 18,40 Total 5.704.608,77 100,00 5

Penyusutan alat dihitung berdasarkan pengurangan nilai pembelian dengan nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis yaitu pada saat alat-alat tersebut mulai digunakan sampai tidak dapat dipergunakan kembali. Adapun alat-alat yang digunakan dalam usaha mina padi terdiri dari waring, ayakan, ember, wide, cangkul, parang, sabit, caplak, dan sprayer. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada penyusutan alat untuk satu kali proses produksi sebesar Rp.262.108,77 Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani mina padi sistem tumpang sari maupun sistem panyelang pada satu kali proses produksi memiliki jumlah yang sama, selain penyusutan alat terdapat dua komponen lain yaitu sewa lahan sebesar Rp.4.287.500,00 dan biaya mitra air sebesar Rp.105.000,00. Lahan mina padi yang diusahakan oleh petani responden yaitu seluas satu hektar. Lahan disewa oleh petani kepada pemilik lahan dengan ketentuan perhitungan biaya sewa sebesar 3,5 kilogram per 14, pembayaran sewa lahan tidak dilakukan setiap satu kali proses produksi tetapi dibayar per tahun, dimana dalam satu tahun usaha mina padi melakukan tiga kali proses produksi, dimana satu kali proses produksi menghabiskan waktu selama empat bulan. Besarnya harga sewa lahan di daerah penelitian sangat ditentukan oleh harga gabah yang berlaku di daerah penelitian. Pada saat dilakukan penelitian, harga gabah adalah Rp.4.500,00 / kilogram, sehingga harga sewa per tahun per hektar adalah 3,5 kilogram dikalikan 700 bata (1 hektar = 700 bata), dikali harga gabah Rp.4.500,00. Usaha mina padi dilaksanakan pada areal yang memiliki irigasi teknis, konsekuensinya ada biaya untuk fasilitas pengairan. Desa Arjasari merupakan desa yang memiliki irigasi teknis, pengelolaan pengairan untuk mengairi sawah dikelola oleh Lembaga Mitra Air, setiap tahun petani mengeluarkan biaya pengairan dalam bentuk iuran sebesar Rp.315.000,00 per tahun, dalam setahun responden melakukan usaha tiga kali proses produksi, sehingga sekali proses produksi ini responden harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.105.000,00. Petani menggunakan alat traktor dalam proses pengolahan tanah dimana petani harus menyewa dengan harga Rp1.500,00 per 14, jika satu hektar yaitu 700 bata maka total yang harus dibayar oleh responden sebesar Rp.1.050.000,00 per hektar. Biaya Variabel Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya produksi dan penggunaannya habis dalam satu kali periode produksi. Biaya variabel untuk usahatani mina padi terdiri dari benih padi, benih ikan, pupuk, pestisida, sewa traktor dan tenaga kerja. Rincian biaya variabel diuraikan pada Tabel 2 6

Tabel 2. Rincian Biaya Variabel Usahatani Mina Padi sistem Tumpang Sari dan Panyelang pada Luas Lahan 1 Ha No. Uraian Tumpang Sari (Rp) Panyelang (Rp) 1. Benih Padi 250.000,00 250.000,00 2. Benih Ikan 750.000,00 875.000,00 3. Pupuk a. NPK b. Phonska c. Urea d. Kandang 690.000,00 200.000,00 360.000,00 500.000,00 690.000,00 200.000,00 360.000,00 500.000,00 4. Pestisida 500.000,00 500.000,00 5. Tenaga Kerja 7.936.000,00 8.096.000,00 Total Biaya Variabel 11.186.000,00 11.471.000,00 Berdasarkan data biaya variabel pada Tabel 2 menunjukan bahwa total biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden untuk satu kali periode produksi pada sistem tumpang sari dan panyelang masing-masing adalah sebesar Rp.11.186.000,00. dan Rp.11.471.000,00. Biaya tenaga kerja merupakan komponen terbesar pada biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh petani. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani mina padi dihitung dalam satuan HKP, untuk upah tenaga kerja sebesar Rp.40.000,00. Pada usahatani mina padi sistem tumpang sari menggunakan tenaga kerja sebesar 198,4 HKP dengan total upah Rp.7.936.000,00, sedangkan usahatani mina padi sistem panyelang menggunakan tenaga kerja sebesar 202,4 HKP dengan total upah Rp.8.096.000,00. Pada mina padi sistem panyelang menggunakan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan mina padi sistem tumpang sari karena sistem panyelang melakukan proses penebaran hingga pemanenan ikan sebelum padi ditanam, jika pada sistem tumpang sari proses pemeliharaan ikan bersamaan dengan pemeliharaan padi. Biaya Total Biaya total dalam usahatani mina padi yang dilakukan oleh petani merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya variabel. Tabel 3. Biaya Total Pada Usahatani Mina Padi Sistem Tumpang Sari dan Panyelang pada Luas Lahan 1 Ha No. Uraian Sistem Tumpang Sari (Rp) Sistem Panyelang (Rp) 1 Biaya Tetap 5.704.608,77 5.704.608,77 2 Biaya Variabel 11.186.000,00 11.471.000,00 Total Biaya 16.890.608,77 17.175.608,77 7

Tabel tersebut menunjukan besarnya biaya total pada usahatani Mina Padi sistem tumpang sari sebesar Rp.16.890.608,77 dan pada mina padi sistem tumpang sari sebesar Rp.17.175.608,77 Analisis Kelayakan (R/C) Usahatani Mina Padi Penerimaan dari usahatani mina padi ini yaitu berupa penjualan hasil panen ikan dan padi. Terdapat perbedaan penerimaan pada kedua sistem yaitu untuk komoditas ikan, pada kedua sistem ini ikan yang ditanam terdapat selisih 5 cangkir (ikan berukuran kurang lebih 1 cm), namun untuk sistem panyelang benih ikan ditebar lalu ditanam kurang lebih 25 hari sehingga pada saat dipanen menghasilkan 136,5 kilogram per hektar, sedangkan pada mina padi sistem tumpang sari benih ikan ditebar selama 30-40 hari sehingga pada saat panen menghasilkan 150 kilogram ikan per hektar, perbedaan terlihat dari berat ikan yang didapat karena lamanya waktu pemeliharaan ikan disawah. R/C (Revenue Cost Ratio) bertujuan untuk mengukur efisiensi input dan output, dengan menghitung perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total. Analisis ini digunakan untuk menganalisis imbangan antara penerimaaan dengan biaya Tabel 4. Kelayakan Usahatani Mina Padi sistem Tumpang Sari dan Panyelang pada Luas Lahan 1 Ha No. Uraian Tumpang Sari Panyelang 1. Penerimaan 38.250.000,00 35.392.500,00 2. Biaya Total 16.890.608,77 17.175.608,77 Pendapatan 21.395.391,23 18.216.891,23 2,3 2,0 Pendapatan yang diterima oleh petani mina padi sistem tumpang sari adalah penerimaan dikurangi dengan biaya total produksi sebesar Rp.21.395.391,23, sedangkan pendapatan yang diterima oleh petani mina padi sistem panyelang sebesar Rp.18.234.891,23. Hasil perhitungan analisis R/C usahatani mina padi dengan menggunakan sistem Tumpang Sari adalah sebesar 2,3. Hasil tersebut menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapat penerimaan sebesar 2,3 dengan pendapatan sebesar 1,3, sedangkan R/C mina padi sistem panyelang sebesar 2,0. Hasil tersebut menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapat penerimaan sebesar 2,0 dengan pendapatan sebesar 1,0. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua sistem dari mina padi tersebut layak untuk diusahakan karena R/C lebih dari satu. 8

Kontribusi Usahatani Mina Padi Kontribusi penerimaan perkomoditas terhadap penerimaan usaha mina padi yang diperoleh responden yaitu sebesar 17,35 persen pada sistem panyelang dan 17,64 persen pada sistem tumpang sari dalam kurun waktu 115 hari. Hasil perhitungan kontribusi menunjukkan bahwa perbedaan kedua sistem tidak begitu timpang, pada sistem tumpang sari maupun sistem panyelang masing-masing memiliki keuntungan yang didapat dari komoditas ikan namun kontribusi ikan terhadap penerimaan pada sistem tumpang sari lebih tinggi dibandingkan pada sistem panyelang, hal ini dipengaruhi oleh lamanya waktu penanaman ikan pada sistem tumpang sari, sehingga bobot ikan yang dihasilkan lebih besar. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Teknik usahatani mina padi pada dasarnya sama dengan teknik budidaya padi pada umumnya, namun yang membedakan yaitu adanya teknik dan waktu penanaman ikan. Teknik budidaya sistem tumpang sari dan panyelang terdapat perbedaan waktu dalam hal awal penanaman ikan dan waktu pemanenan. 2) Usahatani mina padi sistem tumpang sari maupun panyelang layak untuk diusahakan. 3) Kontribusi penerimaan dari hasil komoditas ikan terhadap penerimaan total sistem tumpang sari 17,64 persen sedangkan sistem panyelang 17,35 persen. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kajian ini maka dapat disarankan halhal sebagai berikut : 1) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti usahatani mina padi dalam masa periode satu tahun. 2) Usahatani mina padi secara teknis perlu dikembangkan karena secara aspek finansial usaha ini menguntungkan, serta perlu dibentuk struktur organisasi yang lebih lengkap untuk memudahkan proses usaha. 3) Diharapkan pemerintah dapat terus berinovasi dengan meluncurkan bibit unggul, pestisida dan pupuk yang ramah lingkungan. Hal tersebut nantinya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam untuk kerberlanjutan usaha pertanian. 4) 9

DAFTAR PUSTAKA Anis Barniati. 2007. Analisis Finansial Usaha Mina Padi Pada Kelompok Tani Rukun Tani Mukti, Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Coen R, B Haverkort dan A Water-Bayer.1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta Desa Arjasari. 2016. Monografi Desa Arjasari Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Gilda Vanessa Tiku. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Sistem Mina Padi dan Sistem Non Mina Padi. Jurnal Fakultas Pertanian. IPB Ken Suratiyah. 2015. Ilmu Usahatani. PT Penebar Swadaya. Jakarta Khairuman dan Amri K. 2002. Budi Daya Ikan di Sawah. PT Penebar Swadaya, Jakarta. Said Rusli, 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta Supriadiputra S dan Setiawan. 2003. Mina Padi ( Budidaya Ikan Bersama Padi ). PT Penebar Swadaya. Jakarta 10