I. PENDAHULUAN. untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri yaitu untuk membudayakan manusia. Perbuatan mendidik diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia agar menjadi nyata (Masnur, 2008: 3). Pelajaran biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA (BSNP, 2006: iv). Melihat pentingnya biologi dan peranannya tersebut, maka peningkatan mutu pendidikan harus selalu diupayakan. Oleh karena itu guru

2 dalam merancang persiapan mengajar perlu menyusun strategi pembelajaran yang dirancang secara seksama sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal (Sanjaya, 2006:128). Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui pemberdayaan keterampilan berpikir kritis. Saat ini keterampilan berpikir kritis dirasakan perlu dalam kegiatan pembelajaran karena segala informasi global masuk dengan mudah. Hal tersebut menyebabkan selain informasi yang bersifat baik ataupun buruk akan terus mengalir tanpa henti dan dapat mempengaruhi sifat mental anak. Oleh sebab itu di perlukan suatu keterampilan berpikir kritis dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika, dan mencari alternatif untuk menemukan suatu solusi, memberi anak sebuah jalur yang jelas di tengah kekacauan pemikiran pada zaman teknologi dan globalisasi (Johnson, 2010: 183). Diantara mata pelajaran di sekolah, pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian siswa SMA. Hal Ini juga dialami siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotaagung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Kotaagung. Selama ini guru kurang memberdayakan keterampilan berpikir kritis secara optimal, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah khususnya pada materi ekosistem. Hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata tes formatif siswa pada materi ekosistem pada Tahun pelajaran 2009-2010 sebesar 58,4 dan siswa yang mencapai KKM 65 hanya 48,5 %. Hasil temuan di sekolah proses pembelajaran biologi dalam penyampaiannya selama ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, guru lebih dominan

3 menggunakan metode ceramah sehingga siswa lebih banyak menerima informasi dari guru dan mengakibatkan siswa kurang optimal dalam memberdayakan potensi yang dimiliki termasuk keterampilan berpikir kritis. Guru jarang mengaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari dan mengajak siswa berlatih untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi suatu informasi data atau argumen. Adanya guru yang lebih sering menggunakan model Direct Instruction melalui metode ceramah pada pembelajaran biologi diduga berdampak pada pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan materi siswa. Adanya kesenjangan antara pembelajaran biologi yang dikehendaki oleh BSNP dan kenyataan di lapangan yang menyebabkan kurang berkembangnya keterampilan berpikir kritis siswa. Oleh karenanya, perlu adanya upaya yang tepat untuk mengubah pembelajaran yang pasif kearah yang memungkinkan siswa aktif dalam belajar sehingga dapat mengasah keterampilan berpikir kritisnya. Model pembelajaran yang tepat siswa dapat memahami dengan jelas setiap materi yang disampaikan dan akhirnya akan mampu membuat proses pembelajaran lebih optimal serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengkondisikan aktivitas ini adalah pembelajaran timbal-balik (Reciprocal Teaching). Reciprocal Teaching merupakan satu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan, melalui pengajaran, dan pemberian contoh terutama untuk meningkatkan kinerja membaca siswa yang mempunyai pemahaman yang buruk, pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategistrategi belajar, sehingga sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Adapun

4 keunggulan model Reciprocal Teaching menurut Palincsar dan Brown (1984, dalam Slavin 2009: 16) dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang berkemampuan rendah, sedangkan menurut Trianto (2007: 6) dapat meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri serta sangat mendukung dialog bersifat kerja sama (diskusi). Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dengan penerapan model Reciprocal Teaching yaitu penelitian Ratnasari (2006: 71) pada mata pelajaran Kimia, Saripah (2003: 77) pada siswa kelas XI SMA N 8 Bandung, dan Hendriana (2002: 61) pada siswa kelas X SMA N 23 Bandung. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model Reciprocal Teaching lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa Reciprocal Teaching. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam menggali keterampilan berpikir kritis siswa pada materi Ekosistem. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran Biologi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching efektif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem? Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu:

5 1. Apakah model Reciprocal Teaching efektif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa jika dibandingkan dengan model DI (Direct Instruction)? 2. Indikator berpikir kritis manakah yang paling tinggi disetiap pertemuan pada kedua kelas? 3. Bagaimanakah aktivitas siswa selama pembelajaran model Reciprocal Teaching dibandingkan dengan model DI (Direct Instruction)? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur: 1. Efektivitas model Reciprocal Teaching pada kelas Eksperimen efektif dibanding dengan kelas kontrol terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Indikator berpikir kritis yang paling tinggi disetiap pertemuan pada kedua kelas. 3. Aktivitas siswa selama pembelajaran model Reciprocal Teaching dibandingkan dengan model Direct Instructon. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat langsung: Sebagai khasanah untuk memperkaya metode pengajaran didalam dunia pendidikan khususnya biologi. 2. Manfaat tidak langsung a. Bagi guru/calon guru biologi, dapat memberikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk menggali keterampilan

6 berpikir kritis siswa dalam pembelajaran pada materi pokok ekosistem dan menggunakan model Reciprocal Teaching. b. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan melatih keterampilan berpikir kritis siswa. c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari penafsiran yang keliru, berikut dikemukakan beberapa batasan dalam penelitian ini: 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung dan sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan melalui pengajaran dan pemberian contoh. Guru menumbuhkan kemampuan metakognisi terutama untuk meningkatkan kinerja membaca siswa yang mempunyai pemahaman yang buruk. 2. Efektivitas pembelajaran adalah ketepatgunaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Indikator Keterampilan berpikir kritis menurut Facione (1990: 2) yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan penjelasan. 4. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekosistem

7 5. Keterampilan berpikir kritis diperoleh dari hasil pretes dan postes juga pada N-gain pada materi pokok Ekosistem. 6. Subyek penelitian adalah siswa Kelas X1 sebagai kelas eksperimen, dan kelas X2 sebagai kelas kontrol SMA Negeri 1 Kotaagung pada Tahun Pelajaran 2010/2011. 7. Efektivitas dilihat dari gain score dan ketuntasan belajar siswa, yaitu nilai siswa pada materi pokok Ekosistem 65. Sehingga, diharapkan 100% siswa mendapat nilai 65. F. Kerangka Pikir Biologi merupakan bidang ilmu yang menuntut adanya pemahaman konsep. Pembelajaran Biologi masih dianggap sulit oleh siswa-siswa SMA sehingga nilai biologi pada materi pokok ekosistem masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini diduga karena model pembelajaran yang kurang mendukung terjadinya proses belajar. Pada dasarnya siswa memiliki kemampuan untuk menggali, mencari konsep, fakta, prinsip dan hukum mengenai suatu materi pelajaran. Kemampuan tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan kondisi yang sesuai dalam pembelajaran. Karakteristik siswa di SMA Negeri 1 Kotaagung cenderung diam, malu bertanya pada guru dan tidak aktif juga terihat jenuh selama kegiatan pembelajaran berlangsung, karena kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Untuk itu guru akan menggunakan model Reciprocal Teaching, yaitu suatu model pembelajaran konstruktivis dengan pengajaran kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan, melalui pengajaran dan pemberian contoh, dan guru

8 menumbuhkan kemampuan metakognisi terutama untuk meningkatkan kinerja membaca siswa yang mempunyai pemahaman yang buruk. sehingga sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Reciprocal Teaching dengan empat tahapan, antara lain: (1)Merangkum, dapat mengasah keterampilan berpikir kritis pada indikator inferensi, (2)Menyusun pertanyaan dan menemukan jawaban sendiri, dapat mengasah keterampilan berpikir kritis dengan indikator interpretasi, (3) Memprediksi,dapat mengasah keterampilan berpikir kritis pada indikator evaluasi, (4) Mengklarifikasi, dapat mengasah keterampilan berpikir kritis pada indikator analisis,dan pada akhir proses pembelajaran, setiap kelompok secara bergantian membahas LKS dan menjelaskan hasil diskusi/ kerja kelompok di depan kelas sehingga dapat mengasah indikator berpikir kritis pada indikator penjelasan. Selanjutnya siswa yang menjadi guru berusaha menguasai aktivitas kelas dan memberikan umpan balik pada temannya. Siswa melakukan sendiri kegiatan penyelidikan membuat pemahaman menjadi lebih baik sehingga keterampilan berpikirnya akan meningkat. Variabel data dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Di mana variabel bebas adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching, sedangkan keterampilan berpikir kritis siswa sebagai variabel terikat. Hubungan antara kedua variabel itu dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut.

9 X Y Gambar 1.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Keterangan : X = Reciprocal Teaching (Pengajaran timbal balik) Y = Keterampilan berpikir kritis siswa E. Hipotesis Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: H0 = Pembelajaran biologi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching efektif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas X SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2010/ 2011 pada materi pokok Ekosistem. H1 = Pembelajaran biologi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching tidak efektif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas X SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2010/2011 pada materi pokok Ekosistem. H0= Aktivitas siswa selama pembelajaran model Reciprocal Teaching sama dengan aktivitas siswa dengan model DI (Direct Instruction). H1= Aktivitas siswa selama pembelajaran model Reciprocal Teaching lebih tinggi dibanding dengan aktivitas siswa dengan model DI (Direct Instruction).