BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut World Health Organization (1957) adalah suatu bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kegagalan fungsi ginjal

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).


BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sehat, baik fisik-bio-psiko-sosio-spiritual. Karena dengan kondisi sehat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemamouan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ) (Brunner & Suddarth, 2011). Sindrom gagal ginjal kronik merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinik kecuali sudah menuju ke stadium terminal (gagal ginjal terminal) (Sukandar, 2006). Dengan demikian pasien akan mengalami kehilangan pekerjaan, penghasilan, kebebasan, harapan umur panjang, dan fungsi seksual sehingga dapat mengakibatkan kehilangan citra diri dan identitas gender (Freedman, 1999). Penyakit gagal ginjal di Negara berkembang telah mencapai 73.000 orang dan merupakan penyakit terbanyak ketiga di dunia dengan jumlah 350.000 orang (Conference of the Asian Society of Transplatation) (CAST), 2005 Dalam Wijayakusuma, 2008). Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup tergantung pada mesin cuci darah (Hemodialisa). Di Indonesia, Menurut Depkes RI (2009) pada peringatan Hari Ginjal Sedunia, menyatakan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 70 ribu orang 1

2 pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi Hemodialisa. Tetapi hanya 7000 pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai program Gakin atau Askeskin (Setiawan, 2012). Dan di Indonesia sendiri pada tahun 2013 berdasarkan hasil Riskesdas menunjukkan prevalensi gagal ginjal kronik berdasarkan diagnosa dokter tertinggi di Sulawesi Tengah. Diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60%nya adalah usia dewasa dan usia lanjut. Sedangkan Jawa Timur menduduki urutan ke 11, 1-3 dari 10.000 penduduknya mengalami gagal ginjal kronik. Sedangkan menurut rekam medik di RSUD Dr. Harjono Ponorogo tahun 2014 jumlah pasien 200 orang dengan jumlah kunjungan sebanyak 12.101 kali hemodialisa. Sedangkan pada tahun 2015 sampai dengan bulan oktober sebanyak 250 pasien dengan jumlah kunjungan sebanyak 12.573 kali hemodialisa baik itu pasien baru maupun lama Bila seseorang mengalami penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) sampai pada stadium 5 atau telah mengalami Gagal ginjal kronik dimana laju filtrasi glomerulus 15ml/menit, sehingga gagal ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik maka dibutuhkannya untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini hemodialisis dan transplantasi ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal terminal (Cahyaningsih, 2009). Hemodialisa dilakukan pada gagal ginjal untuk mengeluarkan zat-zat toksik dan limbah tubuh yang dalam keadaan normal diekskresikan oleh ginjal yang sehat. Tujuan hemodialisa adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien (Suharyanto, 2009)

3 Berbagai masalah dan komplikasi dapat terjadi pada pasien yang menjalani Hemodialisa (HD). Gangguan gambaran diri merupakan salah satu masalah yang akan dialami pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (HD) akibat adanya perubahan fungsi struktur tubuh pasien. Seperti, nafas berbau gas atau bau amonia, kulit kering, kulit menghitam, kulit terasa gatal, minum yang dibatasi, lumpuh akibat kaki yang mengecil, serta perut, mata, tangan dan kaki yang membengkak (oedema). Penderita juga merasa malu didepan keluarga dan masyarakat akibat perubahan fisik yang dialami. Pada umumnya individu tidak dapat langsung beradaptasi dengan perubahan fungsi struktur tubuh karena citra tubuh bergantung sebagian pada realistas tubuh (Potter & Perry, 2005). Setiap manusia memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia (Roy, 1969). Gambaran diri merupakan persepsi, perasaan dan sikap individu tentang tubuhnya baik secara internal maupun eksternal terhadap karakteristik dan kemampuan fisiknya yang dipengaruhi oleh pandangan pribadi dan orang lain (Potter & Perry, 2010, dalam Vivi 2013). Tanda dan gejala sesorang mengalami gangguan citra diri yakni menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang

4 telah berubah, tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau akan terjadi, menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, dan mengungkapkan keputusan dan ketakutan (Kusumawati & Hartono, 2010)..Banyaknya stressor dan perubahan citra tubuh yang terjadi pada pasien tersebut. Terapi hemodialisa bagi pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu cara bagi mereka untuk bertahan hidup, namun banyak juga pasien yang merasa terlantar dan berada di posisi hidup dan mati akibat terapi tersebut. Adanya gangguan gambaran diri akibat Gagal Ginjal Kronik (GGK) dan terapi hemodialisa, terkadang membuat pasien merasakan suatu proses adaptasi dan kehilangan yang cukup besar dalam dirinya, sehingga secara tidak langsung pernyataan persepsi gangguan citra diri pasien. Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani Hemodialisa menjadi salah satu hal yang dirasakan pasien Gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Meskipun hemodialisa dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari dan juga tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Pasien yang menjalani hemodialisa mengalami berbagai masalah yang timbul akibat tidak berfungsinya ginjal. Hal tersebut muncul setiap waktu sampai akhir kehidupan. Hal ini menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan pasien yang meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual. Kelemahan fisik yang dirasakan seperti mual, muntah, nyeri, lemah otot, oedema. Ketidakberdayaan serta kurangnya

5 penerimaan diri pasien menjadi faktor psikologis yang mampu mengarahkan pasien pada tingkat gangguan konsep diri, stress, cemas hingga depresi. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Dr. Harjono Ponorogo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka didapatkan rumusan masalah Bagaimana Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Dr. Harjono Ponorogo? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr. Harjono Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengenali keadaan pasien yang mengalami gangguan gambaran diri positif atau gambaran diri negatif walaupun harus menjalani hemodialisa sepanjang hidupnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai masukan untuk

6 mengembangkan kurikulum, khusunya mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. 2. Bagi pasien Diharapkan untuk penelitian ini dapat meningkatkan gambaran diri yang positif dan tidak memiliki gambaran diri yang negatif walaupun harus menjalani hemodialisa seumur hidup. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk meneliti bagaiman Kualitas Hidup Pasien yang menjalani hemodialisa. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Arnika Dwi Asti (2014), dengan judul Gambaran Perubahan Hidup Klien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSU Muhammadiyah Gombong. Hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan hidup yang dialami klien gagal ginjal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Desain penelitian menggunakkan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian ini sebanyak Sembilan partisipan diambil menggunakkan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode collaizzi. Hasil penelitian mendapatkan empat tema utama bahwa klien yang menjalani hemodialisa mengalami perubahan psikologis, perubahan fisik, perubahan aktivitas dan perubahan spiritual. Perubahan-perubahan ini terjadi sejak awal klien menjalani hemodialisa dan terus terjadi sepanjang proses hemodialisa yang dilakukan. Sedangkan peneliti

7 meneliti bagaimana Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa 2. Jhony Y.K Jangkup (2009), dengan judul Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan 40 responden. Responden paling banyak mengalami tingkat kecemasan berdasarkan umur 40-60 tahun yaitu 15 orang (37,5%) jenis kelamin sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 20 orang (35%), lainnya menjalani hemodialisa <6 bulan dan >6 bulan memiliki tingkat kecemasan yang signifikan berat dibandingkan dengan yang menjalani hemodialisa >6 bulan. Sedangkan pada penelitian ini peneliti meneliti bagaimana Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa. 3. Mega Azahra, yang berjudul Peran Konsep Diri Dan Dukungan Sosial Terhadap Depresi pada penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa. Analisi dengan metode statistic analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 for window. Hasil menunjukkan 1. Adanya peran konsep diri dan dukungan social terhadap depresi pada pasien penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisa dengan R = 0,616 dan nilai F=17.400 dengan p=0,000 (p<0,01), 2. Adanya peran negatif konsep diri terhadap depresi dengan nilai t= --2,957 dan p= 0,005 (p<0,01), 3. Adanya peran negatif dukungan social terhadap depresi dengan nilai t= -3,820 dan p= 0,000 (p<0,01). Sedangkan pada penelitian ini peneliti meneliti bagaimana Gambaran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa.