beban maupun angkutan, seperti yang dilakukan oleh masyarakat dahulu. Bahkan di kota-kota tertentu sampai saat ini masih mengandalkan ternak kuda seba

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

karena beberapa kali menggondol lambang supremasi tertinggi pacuan kuda tingkat nasional. Beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan populasi kuda

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

khusus dalam bab X. Di Negara Eropa, Amerika maupun Negara-negara luar lainnyapun aturan tentang tugas tanggung jawab dari trainer, bahkan kesalahan y

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

kedelai, kacang hijau, dan gabah. Cara pemberian pakan 3 (tiga) kali per hari yakni pagi, siang dan sore menjelang malam. Ternak : Ternak yang digunak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KECERNAAN ENERGI, PROTEIN, DAN MINERAL KALSIUM DAN FOSFOR KUDA PACU MINAHASA YANG DIBERI PAKAN LOKAL DAN IMPOR

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

,Vol. 32, No. 1 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Rataan Hasil Pengamatan Konsumsi, PBB, Efisiensi Pakan Sapi PO selama 48 Hari Pemeliharaan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

RESUME INHOUSE TRAINING MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PAKAN UNTUK PEJANTAN

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

BAB I PENDAHULUAN. banyak membutuhkan modal dan tidak memerlukan lahan yang luas serta sebagai

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

IMPLEMENTASI METODE WP (WEIGHTED PRODUCT) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RANSUM SAPI PADA KUD SIDOLUHUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN... xx I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 14

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Pemanfaatan ternak sebagai tenaga kerja dan transportasi sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu. Akan tetapi, saat ini penggunaan ternak sebagai tenaga kerja telah tersaingi oleh peralatan yang modern baik untuk transportasi maupun untuk pengolahan lahan pertanian. Dewasa ini penggunaan ternak sebagai sumber tenaga untuk pengolahan pertanian hanya terdapat pada masyarakat di pedesaan. Demikian pula dengan ternak sebagai penarik beban. Ternak sapi, kerbau, maupun kuda adalah jenis ternak dengan tujuan produksi berbeda. Ternak sapi dan kerbau selain sebagai ternak kerja juga dimanfaatkan sebagai sumber daging, sedangkan ternak kuda tujuan produksi yang dikenal selama ini adalah untuk menarik beban maupun untuk hiburan, yakni diperlombakan. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan ternak kuda, sebab alat transportasi yang kelihatan masih digunakan sampai saat ini, yakni bendi (andong), cukup banyak terdapat di daerah ini. Demikian juga untuk ternak kuda pacu, khususnya Minahasa yang merupakan lokasi pemeliharan kuda pacu di SULUT, populasinya masih cukup besar. Pada tahun 1993 sampai tahun 1998, Sulawesi Utara merupakan produsen kuda pacu terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan karena prestasi kuda pacu Sulut menonjol saat itu yang beberapa kali menggondol lambang supremasi tertinggi pacuan kuda tingkat nasional, bahkan sampai saat ini rekor kuda pacu tercepat di Indonesia pada kelas 1100 m (Prince Star) belum terpecahkan. Beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan populasi kuda pacu di Sulut. Hal ini disebabkan karena harga pakan yang terlalu mahal, sehingga minat masyarakat petani peternak kuda pacu menurun, dan yang bertahan untuk memelihara kuda pacu tinggal orang-orang yang mempunyai banyak modal, bahkan di daerah ini petani peternak yang dahulunya memiliki kuda pacu hanya menjadi pemelihara kuda milik pejabat-pejabat setempat. Saat ini dengan adanya kesulitan bahan bakar minyak di Indonesia maka tentunya akan membuka kemungkinan penggunaan ternak kuda sebagai tenaga tarik

beban maupun angkutan, seperti yang dilakukan oleh masyarakat dahulu. Bahkan di kota-kota tertentu sampai saat ini masih mengandalkan ternak kuda sebagai sarana transportasi sehingga dapat mengatasi penggunaan bahan bakar minyak. Kuda pacu sebagai ternak untuk perlombaan mempunyai keunikan dalam hal mengkonsumsi pakan, sebab tujuan pemberian pakan adalah untuk mencapai prestasi yang baik pada saat pacuan. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan kebutuhan pakan maupun zat-zat makanan yang terkandung dalam pakan, terlebih kandungan energi yang mempunyai peran utama saat dipacu. Apabila dilihat dari kebutuhan dan konsumsi pakan utama kuda adalah hijauan, karena kuda tergolong herbivora, maka jumlah konsumsi hijauan lebih besar, akan tetapi pada kenyataanya kebutuhannya sangat berbeda karena kuda pacu membutuhkan energi yang baik untuk latihan maupun dipacu saat perlombaan, sehingga kebutuhan utamanya berasal dari biji-bijian sebagai penyusun konsentrat yang mengandung energi yang baik untuk proses kerja pada kuda pacu. Pemeliharaan kuda pacu di Indonesia sebagian besar masih mengacu pada pemberian pakan yang dilakukan oleh negara maju di luar negeri. Hal ini disebabkan karena standarisasi kebutuhan pakan kuda di Indonesia belum ada, sehingga masyarakat peternak kuda pacu memelihara kuda tersebut masih secara turun-temurun dengan mengandalkan bahan baku pakan impor yang digunakan menjelang perlombaan sehingga prestasi saat dipacu tidak maksimal. Padahal, Indonesia merupakan negara agraris sehingga bahan baku pakan yang ada kemungkinan bisa digunakan sebagai sumber pakan kuda. Akan tetapi, belum ada pengujian karakteristik nutrisi dan formulasi yang lebih tepat. Bahan baku pakan lokal menurut hasil-hasil analisis kandungan zat-zat makanan tidak kalah dibandingkan dengan komposisi zat-zat makanan dari negara luar, hanya saja formulasinya belum ada sehingga perlu dilakukan penelitian. Salah satu metode pendekatan untuk memformulasikan pakan adalah melalui metode trainer, uji palatabilitas pakan melalui metode kafetaria pada ternak kuda pacu. Selain itu, perbedaan kuda pacu yang ada di Indonesia yang diizinkan oleh PORDASI untuk diperlombakan adalah persilangan kuda lokal dengan thoroughbred, maka tentunya mempunyai perbedaan breed yang berdampak pada perbedaan konsumsi dan kebutuhan pakan, serta zat-zat makanan.

Melihat tujuan pemeliharaan kuda untuk kemampuan kerja baik untuk dipacu maupun menarik beban serta bentuk/postur tubuh yang indah waktu diperlombakan maka tentunya faktor yang sangat mendukung adalah pakan, khusus kandungan zat makanan, yakni energi dan protein serta mineral dan vitamin. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji kebutuhan pakan, energi dan nutrien pakan melalui hubungan antara konsumsi pakan dengan bobot metabolik berdasarkan metode trainer, metode kafetaria serta pendugaan kebutuhan melalui kecernaan pakan dengan beban kerja dan bobot metabolik untuk dijadikan dasar pada formulasi ransum kuda pacu persilangan thoroughbred dengan kuda poni Indonesia. Tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengkaji informasi tentang program latihan dan pola latihan yang disesuaikan dengan metode pemberian pakan dan nutrien saat latihan untuk persiapan perlombaan yang dilakukan oleh trainer kuda pacu agar mencapai prestasi maksimal. 2. Memperoleh informasi tentang pola konsumsi serta kebutuhan pakan dan nutrien kuda pacu melalui metode kafetaria. 3. Mendapatkan hasil terhadap tingkat kesukaan pada beberapa jenis pakan melalui palatabilitas pakan. 4. Mengetahui kebutuhan energi tercerna, serta nutrien yang optimal berdasarkan beban kerja dan bobot metabolik, melalui analisis inputoutput dengan menggunakan analisis regresi. 5. Mendapatkan standar kebutuhan pakan dan nutrisi kuda pacu Indonseia sesuai dengan bobot metabolik per beban kerja. 6. Aplikasi formulasi ransum pakan lokal dibandigkan dengan pakan impor terhadap prestasi kuda pacu Indonesia. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang program latihan kuda pacu, metode pemberian pakan serta kebutuhan energi

tercerna(de) dan nutrien pakan untuk perbaikan pakan dengan menggunakan pakan lokal yang bermanfaat baik pada petani/peternak kuda pacu maupun masyarakat pecinta olah raga berkuda serta instansi pemerintah terkait. HIPOTESIS 1. Kebutuhan energi tercerna(de) dan nutrien kuda pacu dapat diduga dari beban kerja dan bobot metabolik. 2. Kandungan energi pakan dapat diduga dari bobot metabolik melalui pola konsumsi.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

TAHAP I ANALISIS KEBUTUHAN MENURUT METODE TRAINNER KUDA PACU PROGRAM PEMBERIAN PAKAN PROGRAM LATIHAN TAHAP II ANALISIS KEBUTUHAN MENURUT METODE KAFETARIA Peubah yang diukur : : - Bobot kuda - Jumlah konsumsi pakan, energi dan zat TAHAP III ESTIMASI KEBUTUHAN PAKAN Peubah yang diukur -Bobot Kuda : -Konsumsi DE dan Nutrien pakan Bobot Pk, SK, joki, L, Ca, jarak P tempuh dan BETN dan waktu TAHAP I V FORMULASI RANSUM BERBASIS BAHAN PAKAN LOKAL Peubah yang diukur : - Konsumsi bahan kering pakan, - Prestasi (Kecepatan) Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian