III. MATERI DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. J 1 = 300 g J 2 = 600 g J 3 = 900 g

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN METODE

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

I. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

I. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2014. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih melon Varietas Aramis, pupuk bokashi kotoran ayam, pestisida, pupuk urea, TSP dan KCl. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekop, ayakan kawat, polibeg, timbangan, gembor, handsprayer, meteran, ajir kayu, tali plastik, gunting pangkas, cangkul, jangka sorong dan kamera. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan polibeg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari perlakuan sebagai berikut: P 0 = 0% pupuk anorganik + 0 g bokashi/tanaman P 1 = P 2 = P 3 = P 4 = P 5 = 100% pupuk anorganik + 600 g bokashi /tanaman 75% pupuk anorganik + 600 g bokashi /tanaman 50% pupuk anorganik + 600 g bokashi /tanaman 25% pupuk anorganik + 600 g bokashi /tanaman 0% pupuk anorganik + 600 g bokashi /tanaman Dari rancangan tersebut diperoleh 6 perlakuan. Setiap perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 6 x 5 = 30 unit percobaan. Bagan percobaan dapat dilihat pada Lampiran 3. 11

3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan lahan Lokasi yang dijadikan lahan penelitian dibersihkan dari segala vegetasi yang mengganggu. Pembersihan lahan dengan menggunakan cangkul, kemudian dilakukan pengukuran tempat penelitian dengan panjang 6 m dan lebar 5,5 m. Tanah dinaikkan dan diratakan sehingga polibeg dapat disusun rapi dan tidak miring. 3.4.2. Persemaian Benih melon Varietas Aramis terlebih dahulu direndam di dalam air bersih selama 15 menit, lalu benih yang tenggelam diambil untuk disemai, kemudian benih diletakan diatas tempah yang telah dialasi dengan handuk basah dan benarbenar bersih, kemudian ditutup dan dibiarkan selama 48 jam. Setelah benih melon berkecambah, benih segera dipindahkan kedalam polibeg penyemaian berukuran 8 x10 cm yang berisi tanah top soil dan pupuk kotoran ayam dengan perbandingan (1:1). Benih ditanam dengan kedalaman 1,5 cm, setelah itu benih disemaikan selama 2 minggu sebelum dipindahkan ke polibeg penanaman. Pemeliharaan selama penyemaian meliputi penyiraman dan penyiangan gulma yang tumbuh di media penyemaian. 3.4.2. Persiapan media tanam Tanah yang menjadi media tanam adalah tanah top soil yang ada di lahan Fakultas Pertanian UIN Suska. Tanah terlebih dahulu diayak dan dibersihkan dari rumput-rumput, setelah itu tanah dimasukan kedalam polibeg. Kemudian tanah yang sudah siap diayak dimasukan dengan menggunakan sekop kedalam polibeg yang berukuran 30x40 cm hingga memenuhi tiga perempat bagian polibeg (8 kg). Setelah itu masing-masing polibeg diberi label sesuai perlakuan dan ulangan yang ada pada penelitian (Lampiran 3), kemudian diberi jarak antar polibeg 50 x 50 cm. 12

3.4.5. Perlakuan pemupukan anorganik dan penambahan pupuk bokashi Pemupukan menggunakan pupuk organik dan anorganik. organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk bokashi kotoran ayam yang dibeli di FMIPA UR. Bokashi ditimbang sesuai perlakuan dan dimasukan kedalam plastik. Bahan bokashi yang digunakan didalam penelitian ini terbuat dari campuran kotoran ayam, sekam padi, dan serbuk gergaji (2:1:1). Pemberian bokashi diberikan 2 minggu sebelum tanam dengan cara diberikan kedalam lubang tanam per polibeg. Bokashi diberikan dengan dosis sesuai perlakuan yaitu 600 g/tanaman. Penelitian Subhan et al. (2008) melaporkan bahwa dengan pemberian pupuk anorganik 50% dari dosis rekomendasi (urea 62,5 g, SP-36 37,5 g, KCl 37,5 g per tanaman) + bokashi kotoran ayam 600 g per tanaman dapat meningkatkan bobot buah melon yaitu 3,76 kg, dibandingkan rekomendasi penuh + bokashi kotoran ayam 300 g per tanaman yang hanya sebesar 2,99 kg. Pemberian pupuk pada tanaman melon diberikan pada 2 MST, 3 HST, 10 HST, 20 HST, 30 HST dan 40 HST. Rincian dosis dan jadwal pemupukan tanaman melon dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.7. Tabel 3.1. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 0 Susulan Setelah Tanam (g) Ayam - - - - - - Urea - - - - - - TSP - - - - - - KCl - - - - - - Tabel 3.2. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 1 Jenis Dasar (g) 2 MST Susulan Setelah Tanam (g) 40 HST 3 HST 10 HST 20 HST 30 HST Bokashi Kotoran Ayam 600 - - - - - Urea - 10 10 10 10 10 TSP 23,2 23,2 23,2 - - - KCl - - - 5,7 5,7 5,7 13

Tabel 3.3. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 2 Susulan Setelah Tanam (g) Ayam 600 - - - - - Urea - 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 TSP 17,4 17,4 17,4 - - - KCl - - - 4,2 4,2 4,2 Tabel 3.4. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 3 Susulan Setelah Tanam (g) Ayam 600 - - - - - Urea - 5 5 5 5 5 TSP 11,6 11,6 11,6 - - - KCl - - - 2,8 2,8 2,8 Tabel 3.5. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 4 Susulan Setelah Tanam (g) Ayam 600 - - - - - Urea - 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 TSP 5,8 5,8 5,8 - - - KCl - - - 1,4 1,4 1,4 Tabel 3.6. Rincian Dosis dan Jadwal Pemupukan P 5 Susulan Setelah Tanam (g) Ayam 600 - - - - - 3.4.6. Penanaman dan pemasangan ajir Penanaman dilakukan 2 minggu setelah pemberian bokashi atau bibit yang akan ditanam sudah berumur 14 hari. Cara menanamnya adalah polibeg penyemaian dirobek pada bagian samping kemudian bibit beserta tanahnya 14

dimasukan kedalam lubang tanam. Setelah itu tanah disekitar bibit dipadatkan dan disiram hingga basah hal ini untuk membantu medium tanah menyatu dengan tanah disekelilingnya. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari agar media tanam tidak terlalu panas dan dalam kondisi yang baik untuk penanaman. Pemasangan ajir dilaukan bersamaan dengan penanaman hal ini bertujuan agar pemasangan ajir tidak mengganggu pertumbuhan akar tanaman. Ajir yang digunakan adalah kayu kecil dengan panjang dua setengah meter. 3.4.6. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari sesuai dengan kebutuhan tanaman, penyiraman menggunakan gembor. Namun pada saat penyemaian gembor yang digunakan yang ujungnya berlubang halus agar tidak mengganggu tanaman. b. Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar areal penelitian dan juga didalam polibeg. Penyiangan dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan cara mencabut gulma yang ada disekitar tanaman dengan menggunakan tangan. c. Pengikatan batang melon pada ajir Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah tinggi tanaman lebih kurang 30 cm, batang tanaman mulai diikat dengan tali rafia pada bambu supaya tanaman merambat pada bambu tersebut. Pengikatan ini dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali sampai ikatan mencapai ujung ajir. d. Perlakuan pemangkasan buah Samadi (1995) menyatakan bahwa pemangkasan pada tanaman melon dilakukan pada saat cuaca cerah dan panas. Tunas-tunas di ketiak daun yang tumbuh pada ruas 1-8 dan 14-26 dipangkas, sedangkan tunas-tunas di ketiak daun yang tumbuh pada ruas 9-13 dipelihara untuk diseleksi buahnya, dipelihara 1 buah 15

per tanaman. Pada saat pemangkasan, sisakan 1 atau 2 daun di atas buah. Pemotongan titik tumbuh pada ruas ke-27 (tunas apikal). Pada saat cuaca tidak cerah bekas pemangkasan dioles cat kayu agar luka bekas pangkasan tidak diserang oleh penyakit dan jamur. e. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan secara kimiawi, ataupun mekanik. Pengendalian hama dan penyakit dengan cara kimiawi dilakukan apabila serangan hama dan penyakit tersebut sudah sangat serius dan tidak dapat dikendalikan dengan pengendalian secara mekanik, menggunakan insektisida dengan bahan aktif deltamethrin 25 g/l dan profenopos 500 g/l sedangkan pestisida mengunakan dengan bahan aktif propined 70 %. Aplikasi dilakukan dengan menggunakan knapsek sprayer diaplikasikan setelah tanaman berumur 2 MST dengan setengah dosis. Pada umur 30 HST, aplikasi dilakukan 3 hari sekali sampai 3 hari sebelum panen. Aplikasi juga dilakukan apabila setelah hujan selesai. f. Panen Panen dilakukan apabila buah melon telah matang. Tanda-tanda buah melon yang siap untuk dipanen, yaitu: 1). Terbentuknya rekahan antara pangkal tangkai buah dengan buahnya yang menyerupai cincin. 2). Penampakan jaring sudah memenuhi seluruh permukaan buah dan tampak jelas. 3). Mengeluarkan aroma harum pada buahnya. 4). Kulit buah berwarna kekuning-kuningan atau putih susu. 5). Dahan dan daun sudah kelihatan menua (kuning dan kering). 3.5. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap setiap unit percobaan dengan sampel sebanyak 1 buah per tanaman. Parameter yang diamati adalah sebagai berikut: 3.5.1. Jumlah daun sebelum pemangkasan (helai) Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun yang terdapat pada setiap tanaman. Penghitungan jumlah daun dilakukan pada hari yang sama sebelum pemangkasan cabang. 16

3.5.2. Jumlah daun sesudah pemangkasan (helai) Penghitungan jumlah daun sesudah pemangkasan dilakukan pada saat panen dengan menghitung daun yang terdapat pada setiap tanaman. 3.5.2. Tinggi tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal batang yang diberi tanda batas sampai ke ujung batang utama dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada hari yang sama pada saat panen. 3.5.3. Hari muncul bunga betina (hari) Pengamatan umur muncul bunga betina pertama dilakukan dengan menghitung jumlah hari, mulai dari saat tanam sampai tanaman mengeluarkan bunga betina pertama dari setiap polibeg pada setiap unit percobaan. 3.5.4. Bobot buah per tanaman (kg) Bobot buah diperoleh dengan menimbang seluruh buah yang dipanen dari setiap tanaman dengan menggunakan timbangan digital. 3.5.5. Diameter buah (cm) Diameter buah diukur dengan menggunakan jangka sorong secara melintang pada bagian tengah buah, setelah buah dibelah menjadi 2 bagian terlebih dahulu. 3.5.6. Tebal daging buah (cm) Buah melon terlebih dahulu dibelah menjadi dua bagian, kemudian diameter buah diukur dengan menggunakan jangka sorong. 17

3.6. Pengolahan Data Data hasil pengamatan dari masing-masing perlakukan diolah secara statistik dengan menggunakan program SAS. Jika hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilakukan Uji lanjut menggunakan Uji Jarak Duncan (UJD) pada taraf 5%. Model RAL menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) : Y ij = µ + α + ε ij dimana: Y ij = Nilai pengamatan unit percobaan pada taraf perlakuan ke- i dan diulang ke-j µ = Nilai tengah umum α = Pengaruh perlakuan ke- i ε ij = galat percobaan i = 1,2,3, dan 4 j = 1,2,3,...dan 10 Tabel 3.7. Sidik Ragam Menurut Rancangan Acak Lengkap Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hitung F Tabel 0.05 0.01 Perlakuan t-1 JKP JKP/(t-1) KTP/KTG - - Galat (rt-1)-(t-1) JKG KTG/(rt-t) - Total rt-1 JKT - - - - Keterangan: Jumlah Kuadrat Total (JKT) = - FK Jumlah Kuadrat Faktor P (JKP) =.. FK Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT JKP JK(DP) JKK Model Uji Jarak Duncan adalah sebagai berikut: UJD α=rα (ρ, DB Galat) x KTG/Ulangan Keterangan: α ρ R KTG : Taraf uji nyata : Banyaknya perlakuan : Nilai dari tabel Uji Jarak Duncan : Kuadrat Tengah Galat 18