BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembalajaran bahasa dilakukan agar seseorang itu mampu berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

KEMAMPUAN MENGONSTRUKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan dan membantu. kosakata, istilah, dan pemantapan struktur bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 memuat tentang kurikulum 2013 yang dirancang guna mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 berusaha mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan bekerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Selain itu, kurikulum ini juga berusaha mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Kurikulum 2013 memenuhi dua dimensi kurikulum. Pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan yang terdiri atas berbagai standar sebagai acuan dalam pembelajaran. Standar-standar itu meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah yang diterapkan ke dalam model pembelajaran 1

2 yang sesuai dengan materi pembelajarannya. Pendekatan ini dimulai dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan akhirnya mengomunikasikan. Dalam kurikulum 2013, pada standar isi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA dalam kompetensi dasar 4.2 yaitu memproduksi teks film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kompetensi ini, siswa dituntut agar mampu mengahasilkan teks drama yang sesuai dengan struktur, karakteristik, dan kebahasaan. Pembelajaran memproduksi teks drama, diharapkan mampu membimbing peserta didik agar lebih mencintai sastra khususnya drama, dan mampu mengembangkan kemampuannya dalam memproduksi teks drama secara kritis dan kreatif. Hal ini mengacu pada pembelajaran sastra yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan menambah pengetahuan siswa melalui isi teks film/drama yang pada hakikatnya merupakan gambaran kehidupan melalui masalah/konflik yang berasal dari cerita kehidupan manusia dan lingkungannya. Suwardi (2014: 9) dalam pengantar bukunya, mengatakan bahwa pembelajaran drama itu sungguh penting, namun jarang para pengajar mengedepankan drama karena sibuk dengan memahami sastra lain seperti prosa dan puisi. Padahal, sesungguhnya drama itu merupakan seni yang kompleks. Porsi drama di sekolah biasanya paling minim, pelajaran drama dianggap sulit, memakan banyak waktu dan tempat. Akibatnya drama sering

3 kurang mendapat perhatian. Padahal pembelajaran drama itu umumnya lebih menarik dibandingkan dengan yang lain, bahkan prosa dan puisipun bisa didramakan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan prapenelitian, kompetensi mengenai teks drama belum sepenuhnya dikuasi oleh peserta didik. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Nurbaiti Purba, M.Pd, guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis naskah drama masih di bawah KKM yang bernilai 75, hanya beberapa siswa yang memang minat dan mempunyai bakat sastra yang mampu mendapat nilai di atas ratarata. Hal ini dikarenakan beberapa kendala, diantaranya siswa sangat sulit diarahkan untuk pembelajaran drama dan kurang berminat dalam pelajaran ini, sebagian dari siswa masih malu-malu ketika diberikan tugas praktik drama sehingga dalam menuangkan ide untuk memproduksi teks drama siswa mengalami kesulitan. Selain itu adalah model pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan tidak bervariasi, guru lebih sering menggunakan model conventional. Rendahnya kemampuan memproduksi teks drama didukung penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2014: 52), menyatakan kemampuan siswa menulis teks film/drama tergolong rendah dengan nilai rata-rata 53,85. Oleh karena itu, kurikulum 2013 memberikan banyak inovasi dalam proses pembelajaran dengan pengembangan model pembelajaran yang sesusai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang berbasis teks. Salah satunya yaitu

4 project based learning yang merupakan model pembelajaran inovatif, progam student center dimana proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran dan secara otomatis menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajarannya. Model pembelajaran ini dimulai dengan menentukan pertanyaan dasar sebagai aktivitas awal bagi siswa. Kemudian siswa membuat desain proyek, menyusun penjadwalan, memonitor kemajuan proyek hingga penilaian hasil dan evaluasi. Tujuan dari model pembelajaran project based learning ini untuk mengembangkan pengetahuan siswa secara aktif, interaktif, efektif, dan terampil. Menuntun siswa secara mandiri serta memberi kesempatan kepada siswa untuk memanajemen sendiri kegiatan penyelesaian tugasnya sehingga memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan lebih mendalam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sidabutar (2014: 46), kemampuan siswa dalam menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran project based learning tergolong dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata siswa yaitu 77,35. Kategori sangat baik sebanyak 3 siswa atau 7,5%, kategori baik sebanyak 24 siswa atau 60%, kategori cukup sebanyak 10 siswa atau 25%, dan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau 7,5 % dan tidak terdapat siswa yang termasuk kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan saat prapenelitian, SMA Negeri 2 Lubuk Pakam adalah sekolah percontohan untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kabupaten Deli Serdang. Keadaan dan lokasi sekolah sangat mendukung untuk dilaksanakannya penelitian, dengan fasilitas yang memadai dan jumlah siswa yang relevan untuk dijadikan sample penelitian.

5 Dan berdasarkan informasi yang diperoleh, disekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian tentang memproduksi teks drama. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Drama Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan tiga masalah. 1. Kemampuan siswa dalam memproduksi teks drama masih rendah. 2. Kurangnya minat siswa tentang teks drama sehingga kesulitan dalam menuangkan ide dalam memproduksi teks drama. 3. Kurangnya inovasi guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran sehingga pelajaran drama kurang mendapat perhatian karena dianggap sulit, memakan banyak waktu dan tempat. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada kurangnya inovasi guru dalam penggunaan model pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran memproduksi teks drama. Dalam hal ini memproduksi teks drama dikembangkan secara tulisan dengan mengetahui kemampuan menulis siswa dalam membuat teks drama.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka ada tiga hal yang menjadi rumusan masalah. 1. Bagaimana kemampuan memproduksi teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran project based learning? 2. Bagaimana kemampuan memproduksi teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan model pembelajaran project based learning? 3. Adakah pengaruh pengunaan model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan memproduksi teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Pembelajaran Dalam penelitian ini ada tiga hal yang menjadi tujuan pembelajaran. 1. untuk mengetahui kemampuan memproduksi teks drama sebelum menggunakan model pembelajaran project based learning siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016, 2. untuk mengetahui kemampuan memproduksi teks drama setelah menggunakan model pembelajaran project based learning siswa

7 kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016, 3. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan memproduksi teks drama siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini memberikan pengetahuan, motivasi, pelatihan, serta dapat meningkatkan kegiatan dalam menulis teks drama. 1. Bagi Siswa Dapat menumbuhkan motivasi dan minat dalam kegiatan memproduksi teks drama, menambah pengetahuan mengenai praktik memproduksi teks drama dengan model pembelajaran project based learning, dan memberikan inovasi kepada siswa agar tetap mengembangkan kemampuannya dalam berdrama. 2. Bagi Guru Dapat mengetahui problematika apa saja yang dihadapi siswa dalam menulis teks drama. 3. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian tentang memproduksi teks drama ini, peneliti dapat mempunyai bekal pengetahuan yang mendalam ketika menjadi seorang guru nanti.

8 4. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memproduksi teks drama.