MANAJEMEN PENDIDIKAN YAYASAN MTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENDAHULUAN Latar Belakang

Judul BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wina Rosmelawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah

Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Kreatif, Inovatif, Unggul, Berbudi Luhur, dalam Iptek dan Imtaq

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

MANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI.

Transkripsi:

TERIMA KASIH Bapak ibu MANAJEMEN PENDIDIKAN YAYASAN MTA Sie. Pendidikan MTA Pusat Sabtu, 5 Agustus 2017

Perjalanan hidup kita. Sie Pendidikan MTA PUSAT2

Mengapa Pendidikan anak Penting? Perkembangan kecerdasan anak terjadi sangat cepat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% kemampuan berkembang kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun, dan mencapai titik puncak ketika anak berumur sekitar 18 tahun. 3

Mengapa pendidikan Penting? Anak butuh teman pergaulan yang nyaman, menantang, menarik dan menggairahkan Anak merupakan asset dan investasi masa depan kehidupan Anak melanjutkan estafet perjuangan generasi sebelumnya anak memiliki potensi yang sangat besar Perjuangan dakwah membutuhkan generasi yang unggul 4

TATANGAN KITA 1. Regulasi 2. Globalisasi 3. Open Informasi 4. Ideologi global---- Liberalm, kapitalis, hedonism, konsumerism, 5. Teknologi Informasi 5

Inspirasi dan motivasi MTA Sebagai lembaga Dakwah Bertanggung Jawab mempersiapkan generasi Islam yang tangguh Pendidikan (formal, informal dan nonformal) 6

Program pendidikan Yayasan MTA VISI Mewujudkan generasi Islam yang berakhlaq mulia dan memiliki daya saing unggul berdasarkan akidah yang kuat dan pengamalan syare at yang lurus. 7

MISI menyelenggarakan pendidikan yang mampu menumbuhkan penghayatan dan pengamalan syare at Islam berdasarkan akidah yang kuat bagi seluruh warga pendidikan Menyelenggarakan pendidikan dalam membentuk warga pendidikan yang berakhlaq mulia mendorong seluruh warga pendidikan mengenali potensi dirinya dalam meningkatkan motivasi berprestasi yang unggul Melaksanakan pengelolaan pendidikan yang kondusif, efektif, efisien, produktif dan kompetetif 8

TUJUAN menghasilkan peserta didik yang memiliki akidah yang kuat Menghasilkan peserta didik yang mengamalkan syare at Islam secara lurus Menghasilkan peserta didik yang berakhlaq mulia Menghasilkan peserta didik yang memiliki daya saing unggul 9

Sasaran Program Peserta didik memiliki ilmu dan pengetahuan ajaran Islam yang bersumber pada al Qur an dan al hadits secara benar. Peserta didik memiliki keyakinan kuat terhadap ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur an dan Al Hadits Peserta didik memiliki kemauan yang kuat dalam mengamalkan dan menyebarkan keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik mengamalkan ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur an dan Al Hadits secara lurus Peserta didik mampu menyebarkan syare at Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat Peserta didik berperilaku dalam tindakan dan pikiran sebagaimana perilakunya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh yang bersumber pada Al Qur an dan Al Hadits Berprestasi dalam bidang akademik (skor rata-rata sekolah masuk 10 besar kelompok terbaik di setiap kota/kabupaten) Peserta didik memiliki kemampuan dalam penguasaan teknologi Informasi Berprestasi dalam berbagai lomba (akademik, seni, bakat minat, dan skills) Peserta didik unggul dalam kegiatan dinul Islam dalam hal hafalan, pemahaman, dakwah dan pengamalan. Aktif mengamalkan ajaran Islam secara benar dan lurus dalam kehidupan seharihari. 10

Penerapan Misi, Visi, Tujuan bagi UPT Masing-masing UPT hendaknya memiliki capaian Visi, Misi dan Tujuan yang lebih konkrit (operasional) dan terukur,, dengan mendasarkan pada visi-misi dan tujuan yayasan. 11

BAGAIMANA CARA MENCAPAI VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN Program Pendidikan Yayasan MTA Program Pendidikan (UPT) 1.PAUD/TK 2.SDIT 3.SMP 4.SMA 5.SLB Manajerial (pengelolaan Komp. Sumber daya) Pengelolaan Program Pendidikan (UPT) Pengembangan Akademis (Pembelajaran) Suasana Sekolah (Islami) Suasana Pembelajaran (IPTEK+islami Berbasis reaserch)) Hasil Belajar (Tujuan sekolah+yayasan) 12

BAGAIMANA CARA MENCAPAI VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA apa yg hrs dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan sekolah (lihat tujuan pendidikan Sekolah +yayasan). TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN suasana pembelajaran seperti apa yg dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu (keteladanan, inspiratif, interaktif, motivatif, kenyamanan, dan menantang TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH suasana sekolah berbasis Nilai Islam sebagai lembaga/organisasi pembelajaran seperti apa yg diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa. 13

Logika Empiris Akidah yang kuat Syareat yang Lurus Menghasilkan Akhlaq Mulia (kemuliaan) Daya saing Unggul (barokah (Qs. Al arof 96) 14

Capaian Misi yayasan Pengembangan pendidikan yang unggul akan mendorong lahirnya generasi yang memiliki akidah yang kuat, syareat yang lurus, sehingga dalam pengaulan akan memiliki akhlaq mulia dan daya saing unggul bagi keberlangsungan perjuangan/dakwah. 15

Garis Kebijakan Yayasan Pendidikan Formal dan Non Formal yang diselenggarakan Yayasan MTA sebagai Media Dakwah dalam meningkatkan pemahaman, menyebarkan, membiasakan, mengkondisikan pengamalan nilai-nilai Islam (Aqidah yang Lurus dan Syare at yang benar) dalam kehidupan sehari-hari (programunggulan) menurut pemahaman MTA yang menghasilkan akhlaq mulia. Seluruh Pendidikan yang dikelola Yayasan MTA adalah milik umat (warga yayasan MTA) bukan miliki perorangan (pengurus, kepala sekolah) atau milik pemerintah, sehingga dalam pengelolaan harus mendasarkan pada Visi, Misi, dan Tujuan pendidikan Yayasan MTA dengan memperhatikan program dinas pendidikan. Pengelolaan pendidikan yayasan MTA harus dapat dipertanggungjawabkan secara tertulis kepada yayasan MTA, baik ada permintaan dari yayasan maupun tidak ada permintaan. 16,

Arah Kebijakan yayasan Penerimaan, pemberhentian dan kebijakan liain byang erkaitan dengan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan karyawan dalam pengelolaan pendidikan wewenang yayasan bukan Kepala sekolah. Kebijakan keuangan, pembiayaan dan pengelolaan sumber daya pendidikan merupakan wewenang yayasan. Seluruh UPT wajib membuat RKAS dan membuat laporan pengelolaan pendidikan setiap tahun pelajaran selesai paling lambat empat minggu yang disampaikan kepada yayasan. 17

Arah Kebijakan Yayasan Pengelolaan pendidikan harus mendasarkan pada RKAS yang telah disetujui oleh Yayasan. UPT wajib memberikan laporan tentang hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan pengelolaan pendidikan atau perkembangan dan situasi aktual yang menyangkut pendidikan; baik diminta ataupun tidak diminta; kepada Yayasan; UPT tidak dibenarkan membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain, tanpa mendapat persetujuan dari Yayasan. 18

Arah Kebijakan yayasan UPT tidak dibenarkan menghadirkan pakar/ahli atau nara sumber dari luar, tanpa mendapat persetujuan dari Yayasan. Pendidikan harus di kelola dengan meilibatkan warga yayasan MTA dengan asas amanat, jujur, ikhlas, kebersamaan, tanggung jawab dan akuntabel Dalam meraih keberhasilan visi, misi dan tujuan yayasan, maka Unggulan satuan Pendidikan yang dikelola yayasan MTA adalah Dinnul Islam (agama). Untuk itu harus di susun target pencapaian dan standarisasi pengelolaan, isi, proses secara berjenjang dan berkelanjutan (PAUD/TK, SDIT, SLB, SMP dan SMA). 19

Program Unggulan Pendidikan MTA Tahfidz Tahsin Hafalan doa dan hadits Bahasa Akademik (Diknas) 20

Urgensi Guru Guru, Digugu dan ditiru. Falsafah ini demikian akrab dalam diri kita. Dan memang semestinya begitu, mengingat seorang murid akan demikian mudah mengidentifikasi segala perilaku dan kebiasaan seorang guru. Guru (guru dirumah/orang tua, guru di sekolah formal maupun non formal) mengemban tugas mulia, yaitu mendidik dan membina para murid untuk menjadi anak-anak yang pandai, bermoral tinggi dan berakhlaq mulia. Sehingga seorang guru bukan hanya bertugas mentransfer ilmu untuk menjadikan murid-muridnya hafal dan mengerti materi pelajaran yang diberikan, namun seorang guru juga harus mampu melakukan transfer nilai untuk menjadikan murid-muridnya insan-insan mulia. 21

Kebahagiaanku Tercurah pada tugas muliaku) Sebagai Pendidik (Mitra anak-anak) Kemulianku terasa pada keikhlasanku Mengerjakan tugas hidupku secara optimal Sie Pendidikan MTA PUSAT 22

Kemuliaan Guru/pendidik Kemuliaan seorang guru pendidik terpancar dari keikhlasan membentuk diri, umat dan anak didiknya memiliki pribadi yang sholeh, beriman,berakhlaq, berilmu, berprestasi mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan dirinya, keluarga dan kemaslahatan umat yang dilandasi dengan akidah yang lurus dan syareat (aturan) yang benar. Keberhasilan seorang pendidik sebagai wujud keyakinan yang kuat, Ketulusan, pemahaman pada karakter anak didik, kearifan, dan kreativitas tinggi yang dibangun oleh kedalaman pemahaman & pengalaman dalam membaca kondisi dan kecakapan dalam mensiasati lingkungan. 23

Pembelajaran Berbasis Nilai seorang tenaga pendidik dan kependidikan di Lingkungan MTA harus memiliki bekal aqidah yang kuat, pemahaman nilai Islam yang benar (hasil kajian yayasan MTA) di samping bekal ilmu yang memadai, sehingga dia mampu mengintegrasikan segala ilmu yang diajarkan kepada para muridnya dalam proses pembelajaran dan interaksi dalam kehidupan. 24

Berbasis Nilai Seorang guru IPA dapat menyadarkan akan ke- Agungan Allah Sang Pencipta, ketika menjelaskan berbagai sistem yang terdapat dalam tubuh manusia, tumbuhan, dan makhlud hidup lainnya. bukan hanya pandai secara materi Biologi, namun juga murid yang benarbenar mengenal Robbnya dan berakhlaq mulia, materi pembelajaran. (awali mindset siswa den ayat Qur an atau hadist Nabi) 25

Berbasis Nilai Seorang guru dapat mengantarkan muridnya mengenal kekuasaan Allah ketika menjelaskan materi pembelalajaran dengan menunjukkan kepada para muridnya mengenal Alloh melalui pemahaman materi pembelajaran, sehingga murid yang benar-benar mengenal Kekuasaan Alloh dan perilaku nabi melalui materi pembelajaran. (awali mindset siswa den ayat Qur an atau hadist Nabi) 26

Contoh Berbasis Nilai seorang guru sejarah dapat menunjukkan kepada para muridnya ibroh (pelajaran berharga) dari peristiwa di masa yang lalu (dari Al Qur an dan Al Hadits), seorang guru bahasa dapat mengajarkan sopan santun dan tatakrama melalui tatacara berbahasa, dan sebagainya. Hal ini dikembangkan pada mata pelajaran yang lain. Hingga murid-murid yang dihasilkan adalah murid-murid yang bukan hanya pandai dalam penguasaan ilmu, namun juga murid yang benar-benar mengenal Robbnya dan berakhlaq mulia 27

Modal Guru Keyakinan yang kuat (ikhlas) Syareat (aturan ) yang benar Ilmu/kecakapan/keterampilan. Kebersamaan keteladanan Pemahaman teknologi 28

Urgensi Keteladan Keteladanan pendidik dalam beinteraksi akan membentuk kematangan sikap pribadi anak sangat mendasar, yang tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi apapun dan sampai kapanpun. Mendidik hakekatnya mengkondisikan anak memiliki sikap, pola pikir dan moral yang baik untuk memahami diri dan lingkungan, bukan hafal teori 29

Terima Kasih Semoga Allah swt meridhoi niat baik dan usaha kita 30