BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu tempat untuk mengembangkan dan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pada umumnya kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang yang terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses atau upaya dalam menjadikan manusia yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu negara bisa dikatakan maju apabila sumber daya manusianya mempunyai kualitas yang tinggi. Salah satu wadah yang dapat mencetak manusia yang berkualitas adalah dengan melalui pendidikan. Pendidikan menurut Undang- Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Merujuk dari pengertian diatas bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada didalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Pendidikan agama Islam

2 sebagai suatu bidang kajian atau mata pelajaran diberikan mulai dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Pendidikan keagamaan menurut Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 30 ayat 2 berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan Islam menurut Daradjat (2000: 86) adalah berupa bimbingan dan arahan kepada siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya ia dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya pandangan hidup (way of Life). Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari beberapa komponen, dimana komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu komponennya adalah guru. Guru merupakan komponen yang penting dalam pendidikan dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan potensi peserta didik. Kedudukan seorang guru sangat mempengaruhi terhadap kualitas peserta didiknya, terutama dalam membentuk kepribadian anak didiknya. Pendidikan yang pertama dan utama bagi anak memang pada dasarnya adalah orang tua. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anaknya, termasuk juga dalam membina perilaku serta membentuk kepribadian anak. Sejalan dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, orang tua dalam situasi tertentu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pendidikan anaknya. Mereka melimpahkan pendidikan anaknya kepada orang

3 lain. Orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anaknya adalah guru. Guru mempunyai peranan penting dalam mendidik serta membina perilaku anak. Seorang guru berada dalam posisi yang terdepan dalam mendidik dan membina perilaku peserta didiknya ketika di sekolah, dikarenakan gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Guru dalam filosofi bangsa Jawa memiliki makna digugu lan ditiru (dipercaya dan diikuti), jadi segala perkataan dan perbuatan guru akan menjadi panutan bagi anak didiknya. Setiap guru juga harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya. Guru pendidikan agama Islam merupakan satu dari sekian banyak guru yang ada dalam pendidikan di Indonesia. Disamping mengajar dan menyampaikan materi di kelas, tugas guru pendidikan agama Islam adalah membentuk akhlak siswanya agar menjadi seseorang yang memiliki pribadi muslim. Sejalan dengan hal ini, Jalaluddin (2001: 19) menjelaskan mengenai tugas guru pendidikan agama Islam bahwa: Guru merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap proses pembinaan moral siswa. Kedudukan guru terutama guru agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja. Karena pada dasarnya tugas guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak remaja (siswa) yang berkepribadian muslim. Melihat pendapat diatas, sudah jelas bahwa peran seorang guru sangatlah berpengaruh terhadap proses pembinaan moral siswa. Terutama guru pendidikan agama Islam yang mempunyai tugas untuk membentuk akhlak siswanya agar menjadi orang yang memiliki kepribadian yang muslim.

4 Kepribadian dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting, sebab kepribadian sendiri merupakan cerminan bagi seseorang. Baik buruknya seseorang dapat dilihat melalui tingkah laku atau kepribadian yang dimilikinya. Perkembangan dari tingkah laku ini juga tergantung dari baik atau tidaknya proses pendidikan yang ditempuh. Pembentukan kepribadian ini juga tidak dapat dilakukan secara instan namun harus diajarkan sedikit demi sedikit dan hal itu harus dimulai sejak dini, karena dengan pembentukan kepribadian sejak dini akan dapat membentengi anak dari pengaruh negatif yang berasal dari luar lingkungan anak. Tugas seorang guru khususnya guru pendidikan agama Islam seharusnya mampu membentuk akhlak anak didiknya agar menjadi pribadi yang muslim, sehingga anak selalu menerapkan nilainilai ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini yaitu kemerosotan moral yang terjadi dikalangan remaja. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya tawuran antar pelajar, penggunaan narkoba, pergaulan bebas antar lawan jenis yang ditunjukkan dengan perilaku seks bebas, hamil diluar nikah, dan aborsi yang dipandang sebagai hal yang wajar. Bukan hanya itu saja, masalah yang perlu diperhatikan lainnya adalah masih banyaknya siswa yang kurang memiliki rasa homat baik kepada orang tua di rumah, guru di sekolah, maupun kepada orang yang lebih tua. Budaya seperti ini nyaris menjadi budaya yang sangat langka ditemukan di lingkungan remaja saat ini. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai nilai-nilai agama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya tindakan tersebut. Orang tua perlu mengajarkan kepada anak-anak

5 mereka pendidikan agama Islam sejak kecil atau sedini mungkin, agar mereka mempunyai penanaman dasar yang kuat tentang Islam. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SDIT Insan Utama Kasihan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini pada dasarnya menggabungkan kurikulum yang ada di Depdiknas dengan kurikulum Pendidikan Islam Terpadu Insan Utama. Pendidikan yang ada di sekolah ini, para siswa dalam bimbingan para guru yang intensif diarahkan pada terbentuknya pribadi yang utama, yaitu pribadi yang unggul, taqwa, dan mandiri. yaitu dalam hal: 1) Penguasaan ilmu/pelajaran baik agama maupun umum; 2) Cakap dalam berbagai keterampilan; 3) Ibadah yang rajin dengan kesadaran sendiri; 4) Akhlaq/perilaku yang islami; dan 5) Kemandirian tidak selalu tergantung pada orang lain dalam kesehariannya. Mengingat betapa pentingnya tugas guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak dan agar menjadi pribadi yang muslim pada siswa, maka masalah tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul upaya guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi kepribadian siswa di SDIT Insan Utama Kasihan? 2. Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan? 3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi kepribadian siswa di SDIT Insan Utama Kasihan. 2. Untuk mengetahui upaya guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan. 3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa SDIT Insan Utama Kasihan.

7 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam bidang keilmuan, khususnya pendidikan agama Islam serta dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis a. Bagi UMY Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan juga dapat menambah perbendaharaan kepustakaan, terutama bagi program studi pendidikan agama Islam. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru, khususnya guru pendidikan agama Islam dalam upaya membentuk kepribadian siswa yang sesuai dengan ajaran Islam. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan susunan pembahasan yang diperlukan guna mempermudah pembaca untuk memahami isi dari penelitian yang diteliti. Penulisan skripsi dengan judul upaya guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan ini dalam pembahasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut:

8 Pertama, yaitu bagian awal merupakan bagian formalitas yang terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman moto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, dan halaman abstrak. Kedua, yaitu bagian pokok merupakan bagian yang menunjukkan isi yang terdiri dari beberapa bab. Bab I Pendahuluan, bab ini memuat tentang langkah-langkah yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum yaitu seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan pustaka dan kerangka teori, bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu yang terkait dengan judul skripsi ini. Bab ini juga memuat tentang kerangka teori yang menguraikan tentang teori-teori yang berkenaan dengan skripsi ini, diantaranya: (1) Tinjauan tentang upaya guru pendidikan agama Islam yang meliputi: pengertian upaya, pengertian guru pendidikan agama Islam, tugas guru pendidikan agama Islam, syarat guru pendidikan agama Islam, dan sifat guru pendidikan agama Islam. (2) Tinjauan tentang membentuk kepribadian muslim yang meliputi: pengertian kepribadian muslim, aspek-aspek kepribadian, cirri-ciri kepribadian muslim, dan faktor yang mempengaruhi pribadi manusia. Bab III Metode penelitian, bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta alasannya sesuai dengan judul

9 skripsi ini. Metode penelitian ini meliputi: pendekatan penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik dalam pengumpulan data, kredibilitas, serta analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Hasil dan pembahasan, bab ini berisi tentang penjelasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis beserta pembahasan mengenai penelitian yang dilakukan, diantaranya membahas mengenai: gambaran umum sekolah, kepribadian siswa di SDIT Insan Utama Kasihan, dan upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan, serta faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa di SDIT Insan Utama Kasihan. Bab V Penutup, bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. Kesimpulan disini menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah dalam penelitian ini. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Saran-saran dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan hasil penelitian. Ketiga, yaitu bagian akhir yang terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.