BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: WIDARTI A

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menuntut suatu bangsa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, jika

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan gerakan, tidak sekedar sikap atau ucapan. berusaha mewujudkan dalam perbuatan dan tindakan sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk mencapai manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki jati diri, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai pandangan jauh kedepan dan memiliki kemampuan untuk menata pola pikir dan tindakan yang baik dan benar. Undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta membangun peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. 1 Waedati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Cet.I, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2011), h. 129. 1

2 Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas. Kualitas manusia yang dimaksud adalah pribadi yang paripurna, yaitu pribadi yang serasi, selaras dan seimbang dalam aspek-aspek spiritual, moral sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 2 Untuk mencapai hal tersebut tidak hanya dilakukan dengan proses pembelajaran. Akan tetapi perlu adanya Bimbingan dan Konseling diluar proses pembeajaran. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Sebagaimana dalam PP. No. 29/1990 tentang pendidikan menengah pada BAB X pasal 27 ayat 1 yang dikutip dari Prayitno dalam bukunya Seri Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Buku II Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). 3 Oleh karena itu bimbingan tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah saja, tetapi setiap siswa mempunyai hak untuk mendapatkan bimbingan dari guru BK. Sedangkan konseling ialah upaya pemberian bantuan oleh konselor kepada klien (siswa) melalui hubungan timbal balik untuk mencapai pengertian tentangdirinya sendiri dalam hubungannyadengan masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan pada waktu yang akan datang. 4 2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 5. 3 Prayitno, et al., Seri Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Buku II Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), (Padang Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia,1997), h. 6. 4 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h. 21.

3 Dalam Al-Qur an Allah Swt.Berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 8: Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang berfungsi akalnya dengan baik akan selalu berdo a kepada tuhannya agar kalbunya dihindarkan dari kesesatan, tetapi tetap dalam petunjuk-nya. Nafsu akan terkendali dengan baik apabila akal dan kalbu berfungsi secara penuh dan pada akhirnya akan melahirkan perilaku yang sehat dimana dorongan nafsu dapat terpenuhi dengan wajar melalui tingkah laku yang tekontrol oleh akal dan dilandasi oleh nilai-nilai moral yang berlaku melalui pertimbangan kalbu. 5 Menurut ayat Al-Qur an, id selaras dengan nafsu, ego selaras dengan dengan akal, superego selaras dengan kalbu. Pribadi akan sehat apabila akal didukung oleh kalbu berfungsi sengan baikdalam mengendalikan nafsu. 6 Pribadi sehat menurut terapi psikoanalitik adalah pribadi yang mampu memfungsikan egonya dengan baik, id, ego dan superegonya berjalan dengan fungsinya masing-masing dan dapat mencapai tujuan yang selaras, sehingga dengan demikian siswa akan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah. 5 Abdul Hayat, Konsep Konseling Berdasarkan Ayat-Ayat Al-Qur an, (Banjarmasin: Antasari Press, 2007), h. 93. 6 Ibid, h. 90.

4 Adapun pribadi sehatmenurut Al-Qur an adalah yang pertama pribadi yang mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri seperti, datang ke sekolah tepat waktu dan tidak membolos. Yang kedua mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan orang lain seperti, hormat pada Guru dan sayang kepada teman. Yang ketiga mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan lingkungan sosial seperti, tidak membuang sampah sembarangan. Yang keempat mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan Allah swt. Seperti, berdo a sebelum memulai pelajaran. Sebaliknya siswa dikatakan tidak memiliki pribadi sehat jika, tidak mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri seperti, terlambat datang ke sekolah dan membolos. Yang kedua tidak mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan orang lain seperti, tidak hormat pada guru dan berkelahi. Yang ketiga mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan lingkungan sosial seperti, tidak merusak barang atau fasilitas sekolah. Yang keempat tidak mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan Allah Swt. Seperti, tidak ikut sholat berjamaah. Berdasarkan wawancara awal dengan salah satu guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 16 Banjarmasin. Beliau mengatakan bahwa disana banyak sekali siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti terlambat, tidak memakai atribut sekolah dan tidak rapi mengenakan seragam sekolah, malas belajar, mencontek, membawa atau memakai obat-obatan terlarang dan sebagainya. Ini menunjukan bahwa id, ego dan superego siswa tersebut tidak berfungsi dengan baik. Ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki pribadi

5 yang tidak sehat. Dengan melihat keadaan di lapangan seperti ini, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Pribadi Sehat pada Siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin. B...Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimana upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Pribadi Sehat pada Siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin? Permasalahan pokok tersebut peneliti rinci dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perencanaan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin? 2. Bagaimana bentuk pelaksanaan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin? 3. Bagaimana bentuk evaluasi upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin? C...Definisi Operasional 1...Pengertian Pribadi Sehat

6 Menurut penulis yang dimaksud dengan pribadi sehat dalam penelitian ini adalah pribadi yang egonya berfungsi secara penuh, serasi antara id, ego dan superego sehingga ia mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan orang lain, mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan lingkungan dan mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan Allah Swt. Dengan demikian di sekolah siswa tidak akan melanggar tata tertib sekolah. 2. Bentuk Perencanaan Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Pribadi Sehat pada Siswa Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance program). Program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. 7 3. Bentuk Pelaksanaan Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Pribadi Sehat pada Siswa Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun. Dengan kata lain melaksanakan program dalam bentuk kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. 8 7 Tohirin, op.cit., h. 267. 8 Ibid.,h. 268.

7 4. Bentuk Evaluasi Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Pribadi Sehat pada Siswa Evaluasi atau penilaian kegiatan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian direncanakan dan dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program. Dengan kata lain, dalam merencanakan suatu kegiatan bimbingan perlu direncanakan pula kegiatankegiatan untuk menilai pelaksanaan dan hasil yang dicapai oleh kegiatan itu. 9 D...Tujuan Penelitian Beranjak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bentuk perencanaan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui bentuk evaluasi upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa di SMP Negeri 16 Banjarmasin. E...Signifikasi Penelitian a. Teoritis 9 Ibid., h. 269.

8 1. Untuk menambah ilmu pengetahuan bahwa pribadi sehat dapat membentuk pribadi yang lebih baik khususnya di SMP Negeri 16 Banjarmasin. 2. Untuk menambah dan mengkaji lebih dalam lagi tentang pribadi sehat. b. Secara praktis 1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam ilmu pendidikan terutama yang berkaitan dengan pribadi sehat (siswa)di sekolah. 2. Bagi praktisi pendidikan, khususnya guru Bimbingan dan Konseling, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan akan pentingnya membentuk pribadi yang sehat di sekolah. 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, dengan bahasan judul yang sama. F... Sistematika Penulisan penelitian ini penulis susun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan teoritis tentang upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa, yang meliputi pengertian bimbingan dan konseling, tujuan dan fungsi, pengertian pribadi sehat, dan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membentuk pribadi sehat pada siswa.

9 Bab III berisi metode penelitian, yang terdiri dari subjek dan objek, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV adalah laporan hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V adalah penutup, yang berisi simpulan dan saran.