KETENTUAN DAN TATA CARA UJI PUBLIK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA,

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 85 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERLAKUAN KEWAJIBAN MELENGKAPI DAN MENGGUNAKAN SABUK KESELAMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 7/MPP/Kep/1/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 458/MPP/Kep/7/2003 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 595/MPP/Kep/9/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Sekretaris Jenderal, Ttd. MUCHTAR. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR : 7/MPP/Kep/1/2000 TANGGAL : 11 Januari 2000

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/ TENTANG UNIT PELAYANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

2015, No DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang da

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/M-DAG/PER/1/2008 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI. b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN

DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-DAG/PER/1/2007 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KERAMIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 61/MPP/Kep/2/2004 TENTANG PERDAGANGAN GULA ANTAR PULAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 364/MPP/Kep/8/1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 053 TAHUN 2006 TENTANG WAJIB DAFTAR PELUMAS YANG DIPASARKAN DI DALAM NEGERI

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

5. Formulir Model MG-4 (2) : Penyampaian Tanda Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) Dan Kartu Jaminan/Garansi Dalam Bahasa Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 418/MPP/Kep/6/2003 TENTANG KETENTUAN IMPOR NITRO CELLULOSE (NC)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 10 TAHUN 2005 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

TATA NIAGA IMPOR GULA KASAR (RAW SUGAR) (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

2015, No Perdagangan Antarpulau Gula Kristal Rafinasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/10/2011 TENTANG BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/10/2011 TENTANG BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : KEP-03/BC/2003 NOMOR : 01/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI IMPORTIR

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 239/Kpts/ot.210/4/2003 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PUPUK AN- ORGANIK MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 253/Kpts/OT.140/4/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 608/MPP/Kep/10/1999 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 141/MPP/Kep/3/2002 TENTANG NOMOR PENGENAL IMPORTIR KHUSUS (NPIK)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/M-IND/PER/2/2008

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Kpts/Tp.270/1/2003 TENTANG

c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan di atas, perlu ditetapkan Persyaratan Teknis Sabuk Keselamatan dengan Keputusan Menteri Perhubungan;

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 84/MPP/Kep/2/2003

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 360/MPP/Kep/5/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamb

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 417/MPP/Kep/6/2003 TANGGAL 17 JUNI 2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 19 Tahun 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 237/Kpts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PENGADAAN, PEREDARAN DAN PENGGUNAAN PUPUK AN-ORGANIK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN, PEMERIKSAAN, DAN PENYELESAIAN BANDING MEREK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27/M-IND/PER/5/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 88/PMK.04/2007 TENTANG PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Izin Usaha. Obat Hewan. Pemberian. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Nega

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR 662/MPP/Kep/10/2003, TANGGAL 23 OKTOBER 2003

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan

b. bahwa dalam rangka kebutuhan transportasi dan penanggulangan muatan lebihdi pulau Jawa, diperlukan penetapan kelas jalan;

Transkripsi:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA NOMOR : 002/Kep/DJ-ILMEA/I/2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA UJI PUBLIK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pembinaan industri dalam negeri dan impor kendaraan bermotor roda dua serta untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat dan peningkatan perlindungan konsumen kendaraan bermotor roda dua, perlu adanya informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai keadaan dan kondisi serta jaminan kualitas atas kendaraan bermotor roda dua yang diperniagakan; b. Bahwa untuk pencapaian tujuan dimaksud dalam huruf a, perlu diadakan uji publik kendaraan bermotor roda dua; c. Bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3330); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2001; 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 275/MPP/Kep/6/1999 tentang Industri Kendaraan Bermotor; 10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 276/MPP/Kep/6/1999 tentang Pendaftaran Tipe dan Varian Kendaraan Bermotor; 11. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 12. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 214/MPP/Kep/7/2001 tentang Uji Publik Kendaraan Bermotor Roda Empat dan Roda Dua; 13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 222.a/MPP/Kep/7/2001 tentang Penunjukan Lembaga Uji Publik Kendaraan Bemotor Roda Empat dan Roda Dua.

Memperhatikan : 1. Surat YLKI Nomor 53/PH/YLKI/2001 tanggal 9 Pebruari 2001 tentang Uji Publik Kendaraan Bermotor. 2. Instruksi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 1001/MPP/11/2001 tanggal 21 Nopember 2001. MEMUTUSKAN : Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka tentang Ketentuan dan Tata Cara Uji Publik Kendaraan Bermotor Roda Dua. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : Ketentuan Umum Pasal 1 1. Uji Publik adalah proses uji yang dilakukan terhadap kendaraan bermotor roda dua melalui mekanisme dengan mengukur uji kemampuan, performance dan kesesuaian produk yang hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat konsumen. 2. Lembaga Uji Publik adalah lembaga pemerintah atau swasta independen yang memiliki kapasitas dalam bidang teknologi pengujian kendaraan bermotor. 3. Pelaku Usaha adalah importir atau produsen atau pemegang merek/tipe kendaraan bermotor. 4. Tim Pelaksana dan Pengawas Uji Publik yang selanjutnya disebut Tim adalah Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka. 5. Uji Teknis Secara Dinamis adalah pengujian yang dilakukan terhadap kendaraan bemotor roda dua dalam keadaan bergerak dan Pengujian di instalasi uji. 6. Kendaraan Bermotor Roda Dua adalah kendaraan bermotor yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut. 7. Materi Uji adalah jenis uji dengan parameter pengujian yang harus dilaksanakan pada kendaraan yang di uji publik. 8. Contoh Uji adalah kendaraan bermotor roda dua dalam keadaan baru milik pelaku usaha. 9. Hasil Uji adalah angka-angka/informasi atau data yang dihasilkan dari proses uji kendaraan bermotor roda dua. Lembaga Uji Pasal 2 Uji publik dilaksanakan oleh Lembaga Uji Publik yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Kendaraan Uji Pasal 3

(1) Kendaraan bermotor roda dua dengan merek dan tipe yang masih diproduksi dan atau diimpor, wajib diuji publik; (2) Penentuan Merek dan Tipe Kendaraan bermotor yang akan diuji publik ditetapkan oleh Direktur Jenderal ILMEA berdasar usulan dari Tim. Standar dan Jenis Uji Pasal 4 (1) Pengujian Kendaraan Bermotor Roda Dua sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan Standar dan jenis uji tertentu. (2) Standar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional lainnya yang ditentukan. (3) Jenis uji tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari 5 (lima) jenis uji dengan parameter uji sesuai standar sebagaimana terlampir pada Lampiran 1 Keputusan ini. Pengambilan Contoh Uji Pasal 5 Pengambilan contoh uji dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut : (1) Contoh uji diambil oleh Tim atau Petugs dari Lembaga Uji atas nama Tim, dengan membawa Surat Tugas dari Ketua Tim, seperti pada Lampiran 2 Keputusan ini. (2) Contoh Uji diambil di gudang penyimpanan milik pelaku usaha. (3) Sebelum pelaksanaan pengambilan contoh uji, pelaku usaha mendapat pemberitahuan secara tertulis dari Ketua Tim, seperti pada Lampiran 3 Keputusan ini. (4) Jumlah sontoh uji hanya 1 (satu) unit dan bila dianggap gagal hanya diperbolehkan mengambil 1 (satu) unit lagi untuk merek dan tipe yang sama. (5) Pengambilan contoh uji dituangkan dalam Berita Acara Pengambilan Contoh Uji, seperti pada Lampiran 4 Keputusan ini. Pasal 6 (1) Contoh uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) tidak boleh diubah dan direkayasa dengan sistem dan komponen lain dan harus dalam keadaan normal/wajar seperti yang beredar di pasaran. (2) Pengiriman Contoh Uji ke Lembaga Uji Publik harus dikemas, disegel dan diberi label uji, seperti pada Lampiran 5 Keputusan ini. (3) Atas permintaan Tim, pengiriman contoh uji ke Lembaga Uji sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan oleh Pelaku Usaha. Hasil Uji Publik Pasal 7 Hasil uji publik merupakan rangkuman berbagai hasil pengujian dan pengukuran atas semua jenis dan parameter uji yang merupakan satu kesatuan. Publikasi Pasal 8 (1) Hasil uji publik menjadi milik tim dan tidak boleh dipakai menjadi bahan promosi perusahaan yang bersangkutan. (2) Hasil uji publik wajib disebarluaskan oleh Tim kepada masyarakat konsumen melalui media cetak, media elektronik, seminar, workshop dan konperensi pers dan/atau media lainnya.

Biaya Pasal 9 (1) Struktur biaya uji publik meliputi : a. Penetapan contoh uji b. Pengiriman contoh uji c. Penyimpanan contoh uji d. Personel penguji lapangan (test driver) e. Pengujian laboratorium f. Personel penguji laboratorium g. Publikasi (2) Biaya uji publik yang dibebankan kepada pelaku usaha, adalah butir b sampai dengan g pada ayat 1 di atas. (3) Besaran biaya pada ayat (1) butir c sampai dengan g di atas ditetapkan oleh Tim. (4) Biaya kegiatan penetapan contoh uji yang dilakukan oleh anggota Tim dibebankan kepada anggaran Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka. Sanksi Pasal 10 (1) Setiap Pelaku Usaha yang dengan sengaja atau tidak sengaja menggunakan hasil uji publik untuk keperluan promosi dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri, Angk Pengenal Impor/Angka Pengenal Impor Terbatas, Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan atau Tanda Pendaftaran Tipe sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Tatacara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Keputusan yang berlaku. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 28 Januari 2002 DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA AGUS TJAHAJANA Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Ibu Menteri Perindustrian dan Perdagangan; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 3. Direktur Jenderal Perhubungan darat, Dep. Perhubungan dan Komunikasi; 4. Inspektorat Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 5. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam negeri; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 7. Sekretaris Direktorat Jenderal ILMEA; 8. Dir. Ind. Alat Angkut Darat dan Kedirgantaraan, Ditjen. ILMEA; 9. Pertinggal -----------------

Lampiran 1 5 (Lima) Jenis Uji No. JENIS UJI REFERENSI PARAMETER UJI 1. Uji jalan & Running In SNI 09-4405-1997 Kondisi kendaraan setelah dijalankan sepanjang 1000 Km 2. Uji Percepatan SNI 09-1400-1995 Percepatan (m/detik2) dari kondisi kostan alam periode tertentu 3. Uji Pengereman JIS D 1034 Jarak Pengereman 4. Uji Karakteristik Unjuk Kerja Mesin SNI 09-0120-1995 Prosedur Standar BTMP - Torsi vs Putaran pada throttle maksimum - Konsumsi bahan bakar 5. Uji Ketahanan Mesin Prosedur Uji Ketahanan BTMP Ketahanan Motor Penggerak dan Sistem yang Melekat pada Kondisi Idle/Normal/Diam/Statis DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA AGUS TJAHAJANA

Lampiran 2 Kop Surat Ditjen ILMEA SURAT TUGAS PENGAMBILAN CONTOH Nomor : Jakarta,.. 200. Lampiran : Perihal : Pengambilan Contoh Uji Kepada Yth... Sehubungan dengan Surat kami Nomor.. Tanggal perihal Pemberitahuan untuk Uji Publik, dengan ini kami menugaskan : 1. Nama :.. N I P :.. Jabatan :.. 2. Nama :.. N I P :.. Jabatan :.. Untuk mengambil contoh uji dalam rangka pelaksanaan Uji Publik, pada tanggal Contoh Uji yang akan diambil adalah Kendaraan Bermotor Roda Dua sebagai berikut : 1. Merek : 2. Tipe : 3. Jumlah : 1 (satu) unit Demikian, atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. KETUA TIM PELAKSANA DAN PENGAWAS UJI PUBLIK ( ) Tembusan : 1. Dirjen ILMEA DEPPERINDAG; 2. BTMP-BPPT & B4T-Depperindag; 3. Pertinggal

Lampiran 3 Kop Surat Ditjen ILMEA PEMBERITAHUAN UJI PUBLIK Nomor : Jakarta,.. 200. Lampiran : Perihal : Pemberitahuan untuk uji publik Kepada Yth. Sdr.. di Sehubungan dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 214/MPP/Kep/7/2001 perihal Uji Publik kendaraan bermotor roda empat dan roda dua, dengan ini kami sampaikan bahwa : 1. Setiap kendaraan bermotor yang akan dipasarkan di Indonesia, wajib dikenakan uji publik. 2. Uji publik tersebut dilakukan oleh Lembaga Uji Publik yang telah ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia 3. Pengambilan contoh akan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Tim Pelaksana dan Pengawas Uji Publik sesuai dengan jadwal dan tipe kendaraan terlampir Mengingat hal tersebut diatas kami mohon bantuan Saudara agar dapat membantu kelancaran pelaksanaan pengambilan contoh dimaksud. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih. KETUA TIM PELAKSANA DAN PENGAWAS UJI PUBLIK ( ) Tembusan : 1. Bapak Dirjen ILMEA; 2. Sesditjen ILMEA; 3. Kasubdit Stantek; 4. Pertinggal

Lampiran 4 Tanpa Kop Surat BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH Pada hari ini, tanggal., Bulan.., tahun, (.) yang bertanda tangan dibawah ini, sebagai Petugas Pengambil Contoh, berdasarkan Surat Tugas Pengambilan Contoh dari Ketua Tim, Nomor tanggal.. dengan disaksikan oleh pihak perusahaan : Nama Jabatan :. :. Telah melakukan pengambilan contoh : 1. Komoditi : 2. Merek : 3. Tipe : 4. NIK/VIN : 5. Nomor Mesin : 6. Nama Perusahaan : 7. Status Perusahaan : a. Produsen b. Importir 8. Alamat Perusahaan : 9. Lokasi Pengambilan contoh : Pengambilan contoh dikemas, diberi label contoh uji dan dikirimkan kepada Lembaga Uji Publik. Saksi dari Perusahaan : (Tanda tangan dan nama jelas) Nama-nama Petugas (Tanda tangan dan nama jelas) 1 1 2 2

Lampiran 5 Tanpa Kop Surat Ditjen ILMEA LABEL CONTOH UJI 1. Komoditi : 2. Merek : 3. Tipe : 4. NIK/VIN : 5. Nomor Mesin : 6. Nama Perusahaan : 7. Alamat Perusahaan : 8. Lokasi Pengambilan contoh :.. 9. No. dan tanggal surat tugas :....,. 200 Saksi dari Perusahaan : (Tanda tangan dan nama jelas) Nama-nama Petugas (Tanda tangan dan nama jelas) 1 1 2 2