BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS (DPT) DI PUSKESMAS COT BA U KOTA SABANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mewajibkan setiap anak mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio, Campak dan Hepatitis B yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi dasar (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B (Theophilus S, 2000). Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa pertahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%) Campak 540.000 (38%). Pada tahun 2002 sidang istimewa PBB yang khusus membahas soal anak-anak banyak negara masih gagal dalam mencapai tujuan imunisasi beberapa negara yang masih dianggap tidak berhasil adalah Afrika Barat daan Afrika Tengah, karena cakupan imuisasi tidak pernah meningkat dari kisaran 53% selama lebih dari dasarwarsa, negara-negara seperti Nigeria, Republik Afrika Tengah dan Guyana mundur, sedangkan Amerika Latin dan Karibia mengalami kemajuan bahkan melebihi negara-negara industri. Menurut WHO (2008) Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah anak yang tidak mendapat imunisasi DPT3. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan 1

akselerasi dalam pencapaian target 100% UCI Desa/Kelurahan. Universal Child Immunization (UCI) adalah keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Angka kematian bayi dan balita yang tinggi di Indonesia menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat. Masalah ini mencerminkan perlunya keikutsertaan pemerintah di tingkat nasional untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di Indonesia (Ranuh, 2001). Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra, Direktorat Jendal Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia tanggal 27 mei 2011 menunjukan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah Campak 89,5%, DPT-3 90,4%, dan Hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan dibawah standar nasional (Depkes RI, 2011). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pencapaian tiap tahun cenderung menurun, pada tahun 2011 Untuk presentasi desa yang mencapai universal child immunization (96,4%). Hasil pencapaian UCI desa tahun 2011 yang mencapai 100% UCI sebanyak 18 kabupaten/kota terdapat pula beberapa kabupaten yang belum mencapai 100% UCI seperti kabupaten Cilacap 99,3%, kabupaten Sukoharjo 98,8%, kabupaten Kendal 98,6%, kabupaten Brebes 98,3%, kabupaten Klaten 98,3%, kabupaten Jepara 97,9%, kabupaten Boyolali 97,8%, kabupaten Purbalingga 97,5%, kabupaten Wonosobo 96,2%, kabupaten Purworejo 95,7%, kabupaten Rembang 93,2%,

kabupaten Banjarnegara 93,2%, kabupaten Blora 92,9%, kabuapten Pati 92,6%, kabupaten Karanganyar 86,4%, kabupaten Wonogiri 84,4%, baupaten Batang 66,1% (Profil kesehatan Jawa Tengah 2011). Berdasarkan data Dinas Kesehatan purbalingga tahun 2012 Adapun cakupan imunisasi bayi dari jumlah bayi 15.014 adalah BCG sebesar 15.428 (103%), DPT 1 + HB1 sebesar 15.324 (102,1%), DPT 3+ HB 3 sebesar 15,251 (101,6 %), polio 3 sebesar 15.142 (100, 85%) dan Campak 14.855 (99,1%). Tahun 2012 untuk cakupan UCI menurut Puskesmas di Kabupaten Purbalingga sebesar 99,6%. Ini berarti masih ada wilayah puskesmas desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI yaitu Puskesmas Rembang yang baru mencapai 92%, sehingga perlu perhatian (DKK Purbalingga, 2013). Angka kematian bayi dan balita, program imunisasi digalakan. Namun, ternyata program ini masih mengalami hambatan, yaitu penolakan dari orang tua. Penolakan orang tua dan pemberian imunisasi karena anggapan yang salah yang berkembang dimasyarakat tentang imunisasi, disebabkan karena tingkat pengetahuan yang rendah dan kurangnya kesadaran orang tua (Aprilia, 2011). Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan (Ali, 2002). Imunisasi sebagai usaha pencegahan berbagai penyakit, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya. Hal ini berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia

pada masa yang akan datang. Tugas utama sebagai tenaga kesehatan adalah memberikan pengetahuan terhadap orang tua tentang imunisasi dan meninjau status imunisasi setiap anak (Ranuh, 2008). Sehingga perlu adanya dorongan dari ibu untuk membawa anaknya imunisasi dasar lengkap. Dorongan itu sendiri bisa dilakukan oleh pemerintah, LSM, masyarakat, keluarga dan fasilitas yang mendukung seperti ketersediaannya tenaga kesehatan serta lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Notoatmodjo, 2010). Menurut data dari puskesmas Rembang desa yang masih belum Universal Child Imumunization (UCI) adalah Desa Karang Bawang dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang belum sadar akan pentingnya imunisasi. Menurut studi pendahuluan atau hasil wawancara dengan pendamping bidan serta kader di Desa Karangbawang membenarkan bahwa masih terdapat balita belum lengkap imunisasi dasar untuk batas imunisasi dasar usia 0-12 bulan, data yang diperoleh dari bidan untuk jumlah balita yang belum lengkap imunisasi dasar sebanyak 27 (25,23%) untuk jumlah balita sendiri berjumlah 107 balita di desa karang bawang terdapat 4 ponyandu dari hasil wawancara baik pendamping bidan dan kader menyebutkan bahwa terdapat salah satu posyandu yang kurang berpatisipasi banyak faktor yang

mempengerahui salah satunya adalah kurang partisipasi ibu yang memiliki bayi atau balita untuk mengikuti posyandu, hampir sebagian besar tingkat pendidikan ibu lulusan SMP sehingga menyebabkan pengetahuan tentang manfaat imunisasi dasar kurang. Untuk tenaga kesehatan belum tersedia bidan desa tetapi hanya tersedia pendamping bidan salah satu penyebab letak geografis tidak mendukung dengan kondisi jalan rusak. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar adalah pendidikan, pendapatan atau penghasilan, pengetahuan, sikap, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, tenaga kesehatan (Suparyanto, 2011). Penelitian yang dilakukan Mayasari (2010) hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar di posyandu wilayah puskesmas kedunggalar didapatkan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 10 bulan- 2 tahun dengan kategori koefisien kontingansi sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor yang berhubungan dengan poliklinik anak di beberapa rumah sakit di jakarta dan sekitarnya pada bulan Maret 2008 di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan faktor pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar.

Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi pada balita di Posyandu Desa Karang Bawang Rembang Purbalingga. B. Rumusan Masalah 1. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pencapaian tiap tahun cenderung menurun, pada tahun 2011 Untuk presentasi desa yang mencapai universal child immunization (96,4%). 2. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Purbalingga tahun 2012 presentasi untuk cakupan UCI sebesar 99,6%. Ini berarti masih ada wilayah puskesmas desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI yaitu Puskesmas Rembang yang baru mencapai 92% 3. Desa Karangbawang Kabupaten Purbalingga Kecamatan Rembang jumlah balita yang tidak lengkap imunisasidasar sebesar (25,23%). Untuk kesadaran dan pengetahuan masih banyak ibu balita yang belum mengetahui manfaat imunisasi serta untuk tenaga kesehatan belum tersedianya tenaga kesehatan penyebabnya adalahletak geografis tidak mendukung dengan kondisi jalan rusak. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan, sikap ibu, tenaga kesehatan dan lingkungan terhadap kelengkapan imunisasi pada balita di Posyandu Desa Karang Bawang Rembang Purbalingga

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini secara umum untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi pada balita di posyandu desa karang bawang Rembang Purbalingga. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden b. Mengetahui pengetahuan ibu c. Mengetahui sikap ibu d. Mengetahui tenaga kesehatan e. Mengetahui waktu tempuh f. Mengetahui kelengkapan imunisasi g. Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu, tenaga kesehatan dan waktu tempuh terhadap kelengkapan imunisasi D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian. b. Memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. c. Memperkaya pengetahuan tentang peran perawat sebagai peneliti. 2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi. 3. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi informasi dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya ibu agar dapat menambahkan pengetahun dan sikap terhadap kelengkapan imunisasi. E. Penelitian Terkait Penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi pada balita di posyandu desa karang bawang rembang purbalingga antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Widayati, Maryatun (2012). Dengan judul hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di wilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen. Penelitian menggunakan non eksperimen dengan pendekatan cross sectional terhadap 168 responden yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bualan diwilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen. Hasil analisa dari uji chi square pvalue<ptabel yaitu: 0.028 <0-05 dan X2hitung >X 2 tabel (7.175>5.591) dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan imunisasi polio di wilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen.

Persamaan pada penelitian tersebut variabelnya sama yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status kelengkapan imunisasi. Perbedaan pada penelitian tersebut variabel pada penelitian tersebut hanya menyakup imunisasi polio terhadap status kelengkapan imunisasi sedangkan peneliti mengambil variabel mengenai kelengkapan imunisasi. Penelitian diatas menggunakan metode non ekperimen sedangkan penelitian menggunakan desain survei analitik dengan case control. Tempat dan waktu serta responden berbeda. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Karina, Warsito (2012). Judul pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar balita di Desa jetis kecamatan karangnongko klaten. Metode menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif survey. Sampel yang digunakan 88 responden dengan teknik puposive sampling. Hasil menunjukan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebesar 63,5% dan yang memiliki pengetahuan kurang 37,5%. Persamaan pada penelitian tersebut sama-sama mengambil variabel mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar. Perbedaan adalah penulis menambahkan varibel tentang sikap, tenaga kesehatan, lingkungan, tempat dan waktu serta responden berbeda. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Kasanah, Nugroho, Hartono (2012). Judul Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Bayi Di Kelurahan Jatirejo Gunung Pati dan Di Kelurahan Krapyak Semarang. Metode yang digunakan study comparative jumlah sampel 124 responden

dengan teknik proposional random sampling. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang imunisasi dasar bayi pada ibu di kelurahan jatirejo dan ibu di kelurahan krapyak swmarang, terlihat dari hasil variabel pengetahuan p value= 0,0001 (p<0,05). Persamaan pada penelitian adalah variabel sama mengambil tentang tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar. Perbedaan pada penelitian adalah variabelnya membandingkan perbedaan tingkat pengetahuan sedangkan peneliti mengambil tentang hubungan pengetahuan, tenaga kesehatan, lingkungan. Waktu dan tempat pengambilan berbeda serta responden yang diambilnyapun berbeda. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo et al (2009). Judul Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1-5 Tahun. metode penelitian crosssectional pada 87 ibu dan anak yang berusia 1-5 tahun di RW04 Kelurahan Jati Jakarta Timur sebesar 47,1%. Cakupan kelengkapan imunisasi di bawah usia satu tahun yang terendah adalah imunisasi hepatitis B4 dan polio 4. Tidak di dapatkan hubungan yang bermakna antara sebaran usia anak, berat lahir anak, usia kehamilan ibu, urutan anak, usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tingkat pendapatan keluarga, jumlaha anak, budaya, jarak ke pelayanan kesehatan, pelayanan kader dan petugas kesehatan, sumber informasi dan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi (p>0,05). Ditemukan hubungan yang bermaksna secara statistik antara urutan dan jumlah anak dengan kelengkapan imunisasi (p<0,05).

Persamaan pada penelitian ini adalah menyangkut tentang kelengkapan imunisasi dasar. Sedangkan perbedaan adalah variabelnya mengenai hubungan pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan, lingkungan. Responden berbeda, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian berbeda. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono et al (2008). Dengan judul penelitian kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan Maret. Metode yang diambil adalah potong lintang menggunakan kuesioner subjek orang tua dari anak usia 1-5 tahun yang berkunjung di poliklinik RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, RS. Fatmawati, RS. Tarakan dan RS. Mary Cileungsi Hijau Bogor. Hasil didapatkan kelengkapan imunisasi dasar 61%. Ketidaklengkapan imunisasi umumnya disebabkan orang tua tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan anak sakit (28,43). Terdapat hubungan antara pengetahuan orangtua dengan kelengkapan imunisasi. Tidak terdapat hubungan pendidikan orangtua, pendapat keluarga, serta sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi. Perbedaan pada penelitian tersebut adalah dari variabelnya, peneliti mengambil penelitian dengan variabel mengenai pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan, lingkungan sedangkan variabel dependennya adalah kelengkapan imunisasi. Waktu dan tempat penelitian berbeda serta responden yang diambil berbeda.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi, Astuti, Pusparina (2010). Judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami sengan Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan menggunakan rancangan croos sectional study. Sampel yang digunakan sebanyak 96 orang. Hasilnya tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi sebagaian besar dengan kategori baik yaitu sebanyak yaitu sebanyak 34 responden (35,4%). Dukungan suami dalam pemberian imunisasi dasar bayi sebagian besar dengan kategori baik yaitu sebanyak 64 responden (66,7%). Kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi sebagian besar dengan kategori patuh yaitu sebanyak 49 responden (51,0%). Ada hubungan antara yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam pagar. Persamaan pada penelitian adalah terdapat variabel yang sama mengenai hubuungan pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan, lingkungan. Perbedaan pada penelitian adalah di penelitian tersebut terdapat variabel mengenai dukungan suami dengan kepatuhan ibu. Sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, peneliti menambahkan variabel mengenai sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti, Prayitno (2013). Judul Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok Tahun 2012. Metode menggunakan desain Cross Sectional. populasi dan sampel pada penelitian adalah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas cimanggis kota depok, berdasarkan data kunjungan selama satu tahun populasi yang di dapat sebesar 1739orang. Di dapatkan sampel 95 responden. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa imunisasi BCG dipengaruhi oleh variabel pengetahuan ibu (0,000), sikap ibu (0,001), pendidikan ibu (p=0,015), dukungan suami (p=0,000), dukungan petugas (p=0,000). Perbedaan pada penelitian tersebut adalah pada variabel tersebut mengambil tentang penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi BCG. Berbeda dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah mencakup semua imunisasi dasar atau kelengkapan imunisasi pada bayi. Tempat dan waktu berbeda serta respondennya berbeda.