BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi yaitu bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan bunyi yang disebut dengan bahasa. laku bahkan kebiasaan-kebiasaan tokoh idolanya sendiri. Seperti misalnya jika

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya dalam dunia pendidikan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan manusia. Salah kunci sukses dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa adalah ketepatan berbahasa. Tanpa bahasa manusia tidak akan dapat mengungkapkan segala yang ada dalam pikirannya. Oleh karena itu bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam sehari harinya. Penggunaan bahasa yang tidak teratur akan menyulitkan pembaca atau pendengar untuk dapat memahami isi pesan yang disampaikan. Ketepatan dan keteraturan dalam berbahasa itu tentu saja memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai ilmu kebahasaan. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan atau ide, perasaan serta suatu hal kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasih (2003 : 2) bahwa bahasa dapat kita artikan sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan konsep. Pada dasarnya tujuan berbahasa adalah agar siswa memiliki keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek yaitu keterampilan menyimak, bicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan sama pentingnya satu sama lain. Semua aspek mengacu kepada 1

hakikat dan prinsip bahwa belajar bahasa adalah berkomunikasi. Pembelajaran mengarang di SMP yang tertuang dalam aspek menulis merupakan bagian pembelajaran Bahasa Indonesia KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan) yang dituangkan pada salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna dan fungsi menggunakan dengan tepat macam-macam tujuan keperluan dan keadaan. Tujuan umum akan dijabarkan menjadi dua yaitu: 1. Siswa mampu menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis dengan konteks dan keadaan. 2. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman secara lisan dan tertulis. Pendidikan merupakan usaha yang sengaja diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik yang potensial itu lebih berkembang terarah antara lain dengan cara memberikan pengetahuan, latihan- latihan maupun motivasi. Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam sumber daya manusia sehingga selalu diusahakan peningkatannya kearah yang lebih baik. Penciptaan proses belajar menarik salah satu usaha peningkatan kualitas pendidikan. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi anatara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut oleh guru dapat dikuasai oleh siswa yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan siswa

bukan hanya sebagai individu dengan segala hal keunikan, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Dalam proses belajar mengajar (PBM) guru mentransfer banyak informasi penting pada siswa. Akan tetapi semua informasi itu dapat dihapalkan seketika juga. Upaya peningkatkan hasil belajar telah dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui studi lanjut, penataan, penambahan buku buku paket, melengkapi laboraturium hingga kepembaharuan kurikulum. Namun demikian, masalah prestasi belajar yang optimal dan pemahaman materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum belum terpenuhi. Sebenarnya rendah prestasi hasil belajar siswa banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya faktor internal siswa, kondisi belajar, dan pengajar (guru) yaitu penyampaian materi ajar sehingga siswa kurang memahami, nalar siswa yang kurang berkembang, dan siswa kesulitan kesulitan dalam memahami materi tersebut.salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui penggunaan model pembelajaran, metode pengajaran dan strategi pembelajaran yang tepat pada materi pokok yang diajarkan sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan. Hal ini dapat diketahui ketika penulis PPL- T bahwa pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran, metode pengajar dan strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam belajar. Guru lebih sering menjelaskan suatu materi dengan cara berceramah sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran yang disampaikan. Dan Masih ada guru yang belum menggunakan strategi pembelajaran Synergetic Teaching

(Pengajaran Sinergis) yang berpusat pada kompetensi siswa dalam pembelajaran drama Strategi pembelajaran Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) dapat membantu meningkatkan hasil belajar dalam kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama. Gambaran tujuan pembelajaran ini juga dinyatakan dengan jelas dalam tujuan pembelajaran drama kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama. (Debdikbud, 2006 : 240) menurut Kosasih drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh beda dengan lakuan serta dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. Dalam pementasan drama maka siswa dituntut untuk memenuhi hal hal sebagai berikut: 1. Memiliki kemampuan mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 2. Memiliki pengetahuan mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama Drama merupakan salah satu karya sastra yang tidak mudah untuk dipahami. Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapakan dapat memnberikan kehidupan dan watak melalui tingkh laku (acting) atau dialog yang dipentaskan. Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam mengidentifikasi pementasan drama siswa harus memilki pengetahuan dan keterampilan serta adanya kemampuan untuk berlatih baik secara lisan maupun tertulis. Dengan

demikian melalui latihan, siswa mampu mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama secara optimal. Salah satu alternatif untuk mempermudah pengajaran mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama yang dianggap kurang menarik adalah guru dituntut mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan yang diharapkan dapat meningkatkan gairah belajar siswa dalam menerima sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Salah satunya adalah Strategi Sinergetic teaching (Pengajaran Sinergis). Untuk itu Stategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) sangat membantu dalam pembelajaran drama, karena Strategi Synergeic Teaching (Pengajaran Sinergis) merupakan sebuah perubahan langkah. Strategi ini memungkinkan para peserta didik yang telah mempunyai pengalaman pengalaman berbeda mempelajari yang sama untuk membandingkan catatan catatan (Silberman 2005 : 113). Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh Ahmad (2007 : 125) bahawa Synergetic Teaching (Penagajaran Sinergis ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan mereka. Dari uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) terhadap pembelajaran drama oleh siwa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 20011/ 2012.

B. Identifikasi Masalah Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada beberapa masalah yang dapat di identifikasikan masalah yaitu: 1. Kurangnya pemahaman siswa dalam kemampuan mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 2. Terdapat kesulitan bagi siswa dalam kemampuan mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 3. Masih ada guru yang belum menggunakan strategi pembelajaran Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) yang berpusat pada kompetensi siswa dalam pembelajaran drama 4. Strategi pembelajaran Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) dapat membantu meningkatkan hasil belajar dalam kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mencapai sasarannya, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti. Melihat begitu luasnya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi, maka penelitian ini difokuskan pada bagaimana Pengaruh Strategi Synergetic Teahcing (Pengajaran Sinergis) terhadap pembelajaran drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 2011/ 2012.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh Strategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) terhadap pembelajaran drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 2011/2012? 2. Seberapa besar pengaruh hasil belajar siswa yang dibimbing dengan Strategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) terhadap kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, tujuan penelitian merupakan langkah yang paling mendasar. Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan : 1. Penulis mengetahui pengaruh Strategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) terhadap pembelajaran drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 2011/2012. 2. Mendeskripsikan seberapa besar pengaruh hasil belajar siswa yang dibimbing dengan Strategi Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis) terhadap kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya,

dialog, dan konflik pada pementasan drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri I Talawi Kabupaten Batu Bara pada Tahun Pembelajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, antara lain : 1. Sebagai masukan atau informasi bagi guru penelitian media yang tepat dalam pembelajaran drama. 2. Bagi guru Bahasa Indonesia adalah sebagai bahan masukan guna meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran drama. 3. Bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan pengalaman serta menambah cakrawala berpikir dan khususnya dalam kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama. 4. Bagi siswa untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama dengan menggunakan strategi synergetic teaching (pengajaran sinergis).