BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, bergaul, dan berkomunikasi, untuk keperluan semua itu manusia. memerlukan alat, dan alat yang efektif adalah bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan bagi kehidupan bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera serta bahagia lahir dan batin. Untuk memajukan kehidupan manusia itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Aktivitas pendidikan formal, informal, nonformal baik di masyarakat maupun di rumah tangga merupakan upaya pembangunan nasional untuk mengembangkan manusia yang berkualitas, yakni manusia yang beriman dan bertakwa, berbudi pekerti luhur, berilmu pengetahuan, terampil, sehat jasmani rohani. Untuk mewujudkan semua itu dibangunlah berbagai lembaga pendidikan yang diharapkan dapat mengangkat harkat dan derajat manusia, yaitu ada yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional seperti SD, SMP, SMA dan SMK. 1

2 Sedangkan yang bernaung di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia seperti MI, MTs, dan MA. Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal, informal dan nonformal merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, oleh karena itu di setiap madrasah dikembangkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang memungkinkan untuk menciptakan manusia yang berkualitas, agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan terbentuknya masyarakat yang bisa hidup dalam keseimbangan antara material, spiritual sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk Watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bartakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebut. 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidkan Nasional, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 3

3 Allah Swt. berfirman pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut: Pada penggalan ayat di atas dijelaskan bahwa Allah Swt akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan, baik itu ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan agama. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengajarkan ajaran Islam dari sumber utamanya yaitu Alquran dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, serta pengalaman. Di dalam pendidikan agama Islam, semua bahan pembelajaran yang diajarkan dan diselenggarakan untuk menunjang pembentukan pribadi muslim. Mata pelajaran Alquran hadis merupakan salah satu pendidikan agama Islam, yang di dalamnya terdapat pengajaran tentang bagaimana seseorang dapat memahami dan menghayati tentang ajaran agamanya. Alquran dan Hadis adalah sumber hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk memperoleh kebahagian serta keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.

4 Betapa tidak, Alquran adalah hidayah, yakni petunjuk bagi manusia menuju jalan yang lurus dalam mengembangkan kehidupan yang diridhai oleh Allah Swt. Alquran juga pembeda antara yang hak dan batil, siapa saja menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya Allah Swt melalui lisan Nabi Muhammad Saw, menjamin orang tersebut tidak akan tersesat dari jalan yang benar, sebagaimana Allah Swt. berfirman pada Q.S. al-baqarah ayat 185, sebagai berikut: Alquran hadis adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan dan diajarkan di Madrasah Tsanawiyah, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keyakinan siswa terhadap kandungan ayat-ayat dan hadis Nabi serta kemurnian dan kesempurnaan Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan seharihari. Seorang guru perlu mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Mengenal dan

5 dapat menggunakan metode mengajar adalah kemampuan dasar guru yang paling utama dalam meraih sukses di sekolah. Guru yang tidak mengenal metode mengajar dengan baik jangan harap bisa melaksanakan tugas mengajar dengan baik. Untuk itu seseorang guru harus mempunyai rencana mengajar dengan baik, serta ketetapan dalam memilih dan menentukan metode mana yang lebih tepat dan cocok digunakan pada situasi pembelajaran. Mengenai pentingnya metode-metode mengajar yang tepat, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyatakan: Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kuang sesuai dengan sifat dan tidak sesui dengan tujuan pengajaran. 2 Jadi, pemilihan metode mengajar yang harus tepat, bervariasi, baik, dan harus sesuai dengan pengajaran yang akan dicapai, dengan kata lain metode mengajar adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seseorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur sebagai salah satu lembaga pendidikan formal tingkat menengah pertama dituntut selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang diajarkan di madrasah tersebut, salah satunya adalah mata pelajaran Alquran hadis yang dalam penyampaiannya memerlukan metode yang tepat di samping faktor-faktor lain. Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Alquran hadis yang paling penting adalah 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 86

6 pemilihan dan penggunaan metode yang tepat yang harus dilakukan oleh guru dalam setiap penyampaian materi pelajaran. Dalam kegiatan proses belajar mengajar salah satu yang disoroti adalah segi metode yang digunakan. Sukses tidaknya suatu proses pembelajaran salah satunya tergantung pada ketepatan metode yang digunakan. Demikian pula pada pembelajaran Alquran hadis juga membutuhkan metode yang tepat. Sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mempelajari Alquran hadis tersebut dengan baik. Dengan demikian metode merupakan alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan direncanakan. Selain itu ketepatan memilih metode dalam penerapannya juga harus diperhatikan penggunaan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis. Dalam mempelajari Alquran hadis tersebut tidak hanya memfokuskan pada membaca saja, akan tetapi melibatkan para siswa (murid) dalam kegiatan membaca, menelaah dan menghafal Alquran hadis, baik secara keseluruhan maupun sebahagian surah atau ayat saja. Sebenarnya untuk menguasai tugas-tugas yang diberikan dalam menghafal Alquran adalah mudah, akan tetapi mudah pula untuk lupa, oleh karena itu ketekunan dan keuletan sangat diperlukan, hal ini tentunya merupakan salah satu contoh kendala tersendiri yang memerlukan penyelesaian yang tentunya tidak semudah membalikan tangan. Metode hafalan yang diterapkan atau digunakan dalam pembelajaran Alquran hadis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur terutama untuk kelas VII meliputi: metode menghafal dengan pengulangan atau berulang-ulang, metode menghafal ayat satu persatu, metode menghafal dengan menulis, metode menghafal dengan Tape recorder (kaset). Dengan penerapan metode hafalan ini diharapkan

7 dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga siswa-siswa dapat menghafal ayat-ayat ataupun hadis dalam materi pelajaran Alquran hadis. Berdasarkan hasil observasi ada sebagian dari siswa kelas VII belum bisa membaca Alquran dan ada pula yang sudah bisa membaca Alquran. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dikelas VII berasal dari sekolah Madrasah tapi sebagian ada yang berasal dari lulusan SD yang menyebabkan dari mereka ada yang belum bisa membaca Alquran. Berdasarkan pengamatan sementara dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur, bahwa penerapan metode hafalan dalam pembelajaran terutama Alquran hadis belum terlaksana dengan maksimal. Hal ini mungkin disebabkan oleh salah satu faktor yang mempengaruhinya seperti isi kurikulum 2008 berbeda dengan isi kurikulum 2006, khususnya pada kelas VII, yaitu pada isi kurikulum 2006 pokok bahasan mengenai Penerapan Kaidah Ilmu Tajwid dalam bacaan Alquran diajarkan di kelas VII dan VIII. Sedangkan pada isi kurikulum 2008 untuk kelas VII semester I dan II tidak ada pokok bahasan tentang penerapan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Alquran, namun pokok bahasan tentang penerapan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Alquran tersebut hanya ada dikelas VIII, Karena kurangnya pengetahuan siswa terhadap kaidah tentang ilmu tajwid tersebutlah sehingga pembelajaran Alquran hadis dengan metode hafalan pada siswa kelas VII belum terlaksana dengan maksimal. Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran Alquran hadis dengan metode hafalan seperti tujuan yang ingin dicapai, siswa dengan berbagai perbedaan, kepribadian guru itu sendiri,

8 kemampuan professional yang dimiliki dan alokasi waktu, serta fasilitas yang tersedia dan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran. Beranjak dari masalah yang dijelaskan di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang metode-metode hafalan yang diterapakan atau digunakan oleh guru dalam pembelajaran Alqur an hadis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas timur dengan judul Penerapan Metode Hafalan Dalam Pembelajaran Alquran Hadis Pada Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai definisi dan lingkup pembahasan, maka penulis memberikan penegasan sebagai berikut: 1. Penerapan Penerapan berarti hal mempraktikan atau mengamalkan suatu cara. Jadi yang dimaksud dengan penerapan di sini berarti penggunaan atau pelaksanaan suatu cara pembelajaran antara guru dan siswa, dimana guru atau siswa memperlihatkan kepada kelas suatu proses atau cara dalam melakukan sesuatu. 2. Metode hafalan Metode hafalan adalah suatu cara untuk teknik membaca, melafalkan tanpa melihat buku teks yang digunakan guru dalam pengajaran. 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

9 seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. 3 Penulis maksudkan adalah kegiatan tatap muka antara guru dan siswa secara langsung di kelas dalam rangka membina dan membimbing siswa kearah yang lebih baik, baik dari segi pengetahuan sikap, maupun keterampilanya. 4. Alquran Hadis Alquran hadis merupakan unsur mata pelajaran agama Islam pada madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Alquran dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam. Mata pelajaran Alquran dan Hadis merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang diberikan untuk memotivasi peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari. 4 Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu penelitian untuk mengetahui cara guru menerapkan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis pada siswa kelas VII Madrasah Tsanwiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur kabupaten Kapuas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: 3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 4 4 Abd. Wadud, Pendidikan Agama Islam Alquran Hadis kurikulum 2008 Madrasah Tsanawiyah, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2011), h. iii

10 1. Bagaimana penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas? 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. C. Alasan Memilih Judul Adapun yang mendasari pemikiran penulis untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran adalah salah satu komponen penting dan menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran. 2. Berhasil tidaknya guru Alquran hadis dalam menyajikan bahan pelajaran dipengaruhi oleh kemampuanya dalam menguasai dan menerapkan metodemetode yang tepat dalam proses mengajar, oleh karena itu, hal ini perlu sekali mendapat perhatian dari guru. 3. Adanya masalah yang dihadapi dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran, yaitu keterbatasan alokasi waktu untuk menerapkan metodemetode hafalan tersebut dalam pembelajaran Alquran hadis di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. 4. Karena Kurangnya pengetahuan siswa tentang ilmu tajwid menyebabkan ada sebagian dari mereka tidak bisa membaca Alqur an.

11 5. Beragamnya metode hafalan yang diterapkan dalam pembelajaran Alqur an hadis menyebabkan anak-anak mudah dalam menghafal materi pelajaran Alqur an hadis. D. Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dan secara rinci penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis pada kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, yakni: 1. Sebagai bahan informasi bagi sekolah sekaligus memberikan sumbangan pemikiran bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut. 2. Sebagai masukan bagi guru mata pelajaran Alquran hadis untuk meningkatkan efektivitas pemilihan metode pembelajaran khususunya pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Kapuas Timur Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas.

12 3. Untuk memperkaya pengetahuan penulis dalam masalah pendidikan terutama yang berkaitan dengan penggunaan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran Hadis. 4. Menjadi bahan bacaan, dalam rangka memperkaya khazanah literatur pada Perpustakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin.

13 F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahaman terhadap isi pembahasan ini, maka penelitian ini penulis sajikan dalam lima bab yang garis besarnya sebagai berikut: Bab pertama pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua landasan teoritis, yang terdiri dari pengertian terapan, metode hafalan, pembelajaran Alquran hadis, standar kompetensi mata pelajaran Alquran hadis kelas VII, kedudukan metode dalam pembelajaran Alquran hadis, metodemetode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis, dan Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Alquran hadis. Bab ketiga metode penelitian, terdiri dari jenis dan lokasi penelitian, penetapan subjek dan objek penelitian, data, sumber data, dan teknik pengolahan data dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab keempat terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab kelima penutup, terdiri simpulan dan saran.