ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

Dika Viokta Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016 ABSTRAK. Daerah Kabupaten Bintan tahun Populasi dalam penelitian ini yaitu Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah Daerah yang

Keyword: Local Tax, Local Retribution, Local Original Revenue.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

SUCI WULANDARI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Tujuan lainnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh. restoran.restoran adalah fasilitas penyedia makanan atau minuman dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, 1 pembangunan. nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan yang

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

PENGARUH PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Batu Tahun )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.12

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN EKSKARESIDENAN BANYUMAS. (Tahun Periode 2006 Sampai 2010)

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN HASIL LABA BUMD TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SANTI SUSANTI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

Oktary Handini 1, Dwi Fitri Puspa 1, Ethika 2 Accounting Departement, Economic Faculty, Bung Hatta University

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan

Transkripsi:

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2013-2015 FARIDOTUN NIKMAH 13133100010 Jurusan Akuntansi UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA ABSTRACT The aims of his research are: 1 st To know influence of advertisement tax toward local original income of Yogyakarta city; 2 nd To know the influence of the entertainment tax toward the local original income of Yogyakarta city; 3 rd To know the influence of the hotel tax toward the local original income of Yogyakarta city; 4 th To know influence of restaurant tax toward the local original income of Yogyakarta city; 5 th To know the influence both of advertisement tax, entertainment tax, hotel tax and restaurant tax toward the local original income of Yogyakarta city year 2013-2015. The population of this research is the monthly realization data of those tax above, which has grouped and separated into part of local tax, further, the subject of this research are 36. We used the documentation method to collect the data, Documentation used to collect data on the general description (profile, vision and mission) and reports Realization of Local Tax (local original income, realization of advertisement tax, entertainment tax, hotel tax and restaurant tax). The data analysis technique used is Multiple Regression Analysis include test t and test F processed using SPSS program. The partial result of this research is advertisement tax and hotel tax have not effect toward the local original income. But entertainment tax and restaurant tax have influential to the local original income. The result of this research simultaneously is advertisement tax, entertainment, hotel tax and restaurant tax influential to the local original income. The independent variable influence dependent variable as big as 57,9% while the rest 42,1% influented by another factor is not described on multiple regression. Keywords: Advertisement Tax, Entertainment Tax, Hotel Tax and restaurant tax and local original income (PAD).

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, sumber-sumber penerimaan daerah yang dimasukkan dalam pos Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, serta Lain-lain PAD yang sah. Pajak daerah menurut Undang- Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah meliputi 5 (lima) jenis Pajak Provinsi dan 11 jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok sedangkan Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Hiburan dan Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Besarnya persentase PAD terhadap total pendapatan daerah menunjukkan besarnya sumbangan PAD daerah terhadap total pendapatan daerah. Sumbangan realisasi PAD Pemerintah Daerah D.I.Yogyakarta tahun 2013 mencapai 38,87 persen dari total pendapatan. Semakin besar persentase PAD terhadap total pendapatan maupun terhadap total belanja, sangat diharapkan dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan otonomi daerah, karena persentase PAD terhadap belanja daerah menunjukkan kemampuan daerah untuk mencukupi belanja daerah sendiri. Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Pajak Restoran merupakan jenis-jenis Pajak Daerah yang potensinya semakin berkembang seiring dengan makin diperhatikannya komponen pendukung yaitu sektor jasa dan pariwisata dalam kebijakan pembangunan daerah. Jenis-jenis Pajak diatas menggambarkan besarnya potensi akan keberadaan jenis-jenis pajak dalam pembangunan suatu daerah. Kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah salah satunya yaitu menghitung potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan penelitian Nirbeta (2013) secara simultan menunjukkan bahwa Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara bersama-sama, sedangkan penelitian Putri, dkk (2014) menunjukkan bahwa rata-rata efektivitas pajak hotel yaitu sebesar 107,8%, persentase efektivitas menunjukkan tingkat efektivitas berada pada kriteria sangat efektif dari tahun 2008-2013. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan sudah efektif atau ada pengaruh. Berdasarkan latar belakang masalah yang di paparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Analisis Penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran

Kota Yogyakarta Periode 2013-2015. B. Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu meneliti mengenai penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan RestoranTerhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta Periode 2013-2015. C. Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui pengaruh penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta Periode 2013-2015 secara parsial atau masingmasing. 2 Untuk mengetahui pengaruh penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta Periode 2013-2015 secara simultan atau bersama-sama. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal-balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang dipergunakan untuk membayar pengeluaran umum, menurut Soemitro (2007) dalam Mardiasmo (2011). 2. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut undang-undang nomor 34 Tahun 2000 Pasal 1 Angka 6, Pajak Daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Siahaan (2010) dalam Nirbeta (2013). 3. Pengertian Pajak Reklame Reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang atau jasa, orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah (Perda Kota Yogyakarta No.2 Tahun 2015). 4. Pengertian Pajak Hiburan Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Selain itu, Pajak Hiburan dapat pula diartikan sebagai pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan (Perda No.1 Tahun 2011). 5. Pengertian Pajak Hotel Pajak Hotel adalah pajak atas setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan yang dimaksud dengan hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan/atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran (PerdaNo.1 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak Hotel.

6. Pengertian Pajak Restoran Pajak Restoran adalah pajak atas setiap pelayanan yang disediakan restoran. Sedangkan restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kedai kopi, kafetarian, kantin, warung, bar, termasuk jasa boga/katering dan sejenisnya (Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011, Pasal 12). B. KERANGKA PEMIKIRAN Pajak Restoran Kota Yogyakarta Tahun 2013-2015 yang telah dikelompokkan secara terpisah dan menjadi bagian dari pajak daerah sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah 36. B. Sumber data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta Periode 2013 sampai dengan 2015. C. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda 2. Uji t (persial) 3. Uji f (simultan) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Regresi Berganda Gambar 1. Kerangka Berpikir HIPOTESIS: HI: Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame H2: Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan H3: Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel H4: Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan H5: Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah. 3. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah data bulanan realisasi Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Table 1. estimasi Regresi Berganda Sub variabel Koefisien Regresi (b) Pajak 0.457 Reklame Pajak Hiburan -87.793 Pajak Hotel 6.056 Pajak Restoran 56.763 t- hitung Sig 0.12 0.990-2.877 0.007 1.243 0.223 2.816 0.008 Kesimpulan Tidak Tidak Konstanta = -61977382612.651 R 2 =0.579 F= 10.670,Sig F=0.000 Dependent variabel : PAD (Y) Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Model persamaan regresi berganda dari hasil perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = -61977382612.651+ 0.457X 1-87.793 X 2 + 6.056 X 3 + 56.763 X 4 + 34260492364.076 Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) Nilai konstanta (a) = -61977382612.651, artinya Nilai konstanta negatif (- 61977382612.651) dapat diartikan bahwa rata-rata kontribusi variabel lain diluar model memberikan dampak negatif terhadap PAD. b. b1 = 0.457, koefisien regresi arah positif, artinya jika Pajak Reklame meningkat, maka PAD meningkat. Apabila Pajak Reklame naik satu satuan maka PAD akan naik sebesar 0.457 satuan. c. b2 = -87.793, koefisien regresi arah Negatif, artinya jika Pajak Hiburan menurun, maka PAD menurun. Apabila Pajak Hiburan turun satu satuan maka PAD akan turun sebesar -87.793 satuan. d. b3= 6.056, koefisien regresi arah positif, artinya jika Pajak Hotel meningkat, maka PAD meningkat. Apabila Pajak Hotel naik satu satuan maka PAD akan naik sebesar 6.056 satuan. e. b4= 56.763, koefisien regresi arah positif, artinya jika Pajak Restoran meningkat, maka PAD meningkat. Apabila Pajak Restoran naik satu satuan maka PAD naik sebesar 56.763. 2. Pengujian Hipotesis 1. Uji hipotesis t (parsial / individu) Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, apabila nilai t hitung < t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya tidak ada pengaruh variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen dan apabila t hitung > t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen t tabel dalam penelitian yaitu 1,688. Hasil penghitungan uji t secara Persial tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: 1. Pengaruh penerimaan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil pengujian hipotesis tidak mendukung hipotesis pertama, yaitu Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Pajak Reklame menunjukkan nilai t sebesar 0.012 dengan taraf signifikansi 0.990. Taraf 0.990 tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak. 2. Pengaruh penerimaan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil pengujian hipotesis mendukung hipotesis kedua, yaitu Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Pajak Hiburan menunjukkan nilai t sebesar - 2.877 dengan taraf signifikansi 0.007. Taraf 0.007 tersebut kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. 3. Pengaruh penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli daerah. Hasil pengujian hipotesis tidak mendukung hipotesis ketiga, yaitu Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Pajak Hotel

menunjukkan nilai t sebesar 1.243 dengan taraf signifikansi 0.223. Taraf 0.223 tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak. 4. Pengaruh penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil pengujian hipotesis mendukung hipotesis keempat, yaitu Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Pajak Restoran menunjukkan nilai t sebesar 2.816 dengan taraf signifikansi 0.008. Taraf 0.008 tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. 2. Pengujiian Hipotesis F (simultan) 1. Pengaruh Penerimaan Pajak Pajak Reklame, pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, apabila nilai F hitung < F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya tidak ada pengaruh variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen dan apabila F hitung > F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen F tabel dalam penelitian yaitu 2.86. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis lima (H 5 ) dalam penelitian ini. Hasil penghitungan uji F secara simultan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Hasil pengujian hipotesis mendukung hipotesis kelima, yaitu Pajak Reklame, pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan tabel 8 uji F diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0.000 < taraf signifikansi (alpha) yang ditetapkan yaitu 0,05 maka H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak Restoran secara bersama-sama berpengaruh terhadap PAD di DPDPK Yogyakarta. Pengaruh dari variabel independen secara simultan juga bersifat positif dilihat dari konstanta F yang bernilai positif (10.670). 5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan dari penelitian ini adalah Pajak Reklame, Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pajak hiburan dan Pajak Restoran Berpengaruh signifikan terhadap Pendaptan Asli Daerah Kota Yogyakarta. B. KETERBATASAN DAN SARAN 1) Keterbatasan pada penelitian ini yaitu data anggaran pajak yang digunakan hanya dalam kurun waktu 36 bulan, sehingga hasil

yang didapatkan tidak semuanya signifikan. 2) Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu meneliti mengenai penerimaan Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta Periode 2013-2015. Saran yang diberikan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya mengembangkan atau menambah variabel independen dari penelitian dengan anggaran tahun yang berbeda sehingga akan didapatkan hasil yang signifikan, maka dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DPDPK Yogyakarta. Siahaan, M.P. 2010. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soemitro, Rochmat. 2007. Dasar-Dasar Hukum Pajak Pendapatan. Jakarta: Salemba Empat. Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2009 tentang Pajak Darrah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : Andi. Nirbeta, H 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran Dan Pajak Parkir Kota Tanjungpinang Periode 2010-2011. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Reklame. Putri, dkk. 2014. Analisis Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang). Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.