BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh : PUTRI NURFITRIYANI B / I

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai sarana bagi perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Salah satu pilihan bagi para investor tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

2.1 Penelitian Terdahulu

I. PENDAHULUAN. Allah SWT karena dana yang hanya ditimbun tidak dapat memberikan manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi akan diterima di masa yang akan datang, dan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. nominal (mata uang) serta dapat diperjual-belikan. Sedangkan menurut Dyah

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan individu maupun organisasi menanamkan modalnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang akan diambil perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil dan keuangan juga dapat mempengaruhi gejolak pasar.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. wadah investasi yang dapat menyerap aliran modal dalam sekala besar.

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Skripsi. Oleh: YUNUS YUNIARTA B

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang. untuk negara yang masih berkembang (

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. berupa dana yang bersifat abstrak berupa surat-surat berharga di bursa efek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, diawali dengan berdirinya beberapa bank bank syariah, ada

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana dapat mengeluarkan surat berharga yang akan. diperjualbelikan di pasar modal sehingga mereka dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Bank merupakan satu lembaga yang berfungsi sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antar suatu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan untuk menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju, pasar modal sejak lama telah merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perekonomian negara, sebab itu pula pemerintah suatu negara selalu berkepentingan untuk turut mengatur jalannya pasar modal. Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh berbagai lembaga antara lain adalah pusat perdagangan sekuritas atau resminya disebut bursa efek (stock market), yang didalamnya terdapat berbagai lembaga kliring dan lembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya. Bursa efek ini terdapat hampir di setiap negara, di Amerika Serikat ada New York Stock Exchange (NYSE), di Inggris ada London Stock Exchange (LSE), di Singapura ada Stock Exchange of Singapore (SES), di Malaysia ada Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), di Nederland ada Amsterdam Stock Exchange (ASE), bahkan di Indonesia terdapat di dua kota yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 1

Seperti telah disebutkan di atas pasar modal atau bursa efek pengertian sederhananya adalah suatu tempat dimana bertemunya pembeli dan penjual efek yang terdaftar di bursa itu, pembeli dan penjual datang untuk mengadakan transaksi jual-beli efek. Oleh karena itu, transaksi jual-beli tersebut dilakukan di satu tempat yang tertentu, maka yang diharapkan transaksi bisnis yang terjadi antara penjual dan pembeli dapat menciptakan harga yang wajar yang didasarkan pada permintaan dan penawaran. Keberadaan pasar modal merupakan suatu realitas dan menjadi fenomena terkini di tengah-tengah kehidupan umat Islam di abad modern ini. Bangkitnya ekonomi Islam di belahan dunia saat ini, menjadi fenomena menarik dan menggemberikan bagi umat Islam pada khususnya, serta umatumat lainnya yang turut merasakan kemaslahatan dari hasil penerapannya. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, terutama melalui kegiatan di pasar modal yang mengandung unsure spekulasi (gharar) dan menjadikan sistem riba sebagai landasan operasionalnya, ternyata telah menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan investasi syari ah keberadaan investor yang menempatkan dananya di pasar modal syari ah perlu mendapatkan perlindungan hukum. Untuk memberikan perlindungan kepada investor, sekaligus kepada para pelaku usaha, pemerintah melalui lembaga yang berwenang perlu menciptakan pasar yang kondusif dan efisien melalui proses regulasi yang memberikan jaminan kepastian hukum terhadap berlakunya prinsip-prinsip syari ah di pasar modal. 2

Di Indonesia, lembaga yang memiliki kewenangan memfatwakan hukum-hukum syari ah yang terkait dengan lembaga ekonomi dan keuangan adalah para ulama yang terkoordinasi dibawah Dewan Syari ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Untuk mengembangkan pasar modal syari ah, kebijakan lembaga terkait diwujudkan dalam bentuk Keputusan Ketua Bapepam-LK. Keputusan yang telah dikeluarkan dan menjadi dasar operasional pasar modal syari ah ialah : pertama Peraturan IX.A.13 dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : KEP-130/BL/2006 tentang penerbitan efek syari ah. Kedua Peraturan IX.A.14 dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : KEP-13/BL/2006 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek syari ah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beberapa jenis indeks. Namun diantara indeks tersebut yang beroperasional berdasarkan prinsip syari ah hanya Jakarta Islamic Index atau bisa disebut JII. Jakarta Islamic Index(JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syari ah. Pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) tidak lepas dari hasil kerjasama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). Jakarta Islamic Index (JII) telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrument syari ah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syari ah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.Mekanisme Pasar Modal Syari ah meniru pola serupa di Malaysia yang 3

digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic Index (JII) berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syari ah dan menggunakan tanggal 1 Januari sebagai base date (hari dasar) dengan nilai 100. Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syari ah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariat Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek. Jakarta Islamic Index (JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syari ah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syari ah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. Berdasarkan fatwa No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syari ah di bidang pasar modal, menetapkan bahwa kriteria kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syari ah ialah : 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram. 4

4. Produsen, distributor, dan penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 5. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada transaksi tingkat hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih ribawi dari modalnya Berikut harga kenaikan dan penurunan indeks harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) beserta faktor yang mempengaruhinya : Tabel 1. JII, Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Selama Periode Januari 2008 - Desember 2014 Periode (Tahun) JII (Rupiah) Tingkat Suku Bunga (%) Inflasi (%) Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD) 2008 216.1890 9.25% 11.06% 11.325 2009 417.1820 6.50% 2.78% 9.458 2010 532.9010 6.50% 6.96% 9.023 2011 537.0310 6.00% 3.79% 9.088 2012 594.7890 5.75% 4.30% 9.646 2013 585.1100 7.50% 8.38% 12.087 2014 691.0390 7.75% 8.36% 12.438 Sumber :www.bi.go.id dan www.duniainvestasi.com (diolah) Berdasarkan tabel 1 Indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2008 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan dan penurunan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 harga saham Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 216.1890 (rupiah) sedangkan pada tahun 2009 sedikit mengalami kenaikan pada harga 417.1820 (rupiah). Indeks harga saham pada JII 5

mengalami kenaikan terus menurus dari tahun 2009 sampai tahun 2012 pada harga 594.7890 (rupiah), dan mengalami penurunan pada harga 585.1100 (rupiah) di tahun 2013. Namun, mengalami kenaikan lagi di tahun 2014 pada harga 691.0390 (rupiah) karena dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang mengalami kenaikan terus menerus. Untuk inflasi mengalami titik puncak tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 11.06% dan mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 2.78% pada tahun 2009. Penurunan tersebut merupakan dampak dari krisis perekonomian global dan naiknya harga-harga komoditi pasar dunia yang berakibat pada menurunnya produksi perusahaan dan berpengaruh pada harga investasi di pasar modal. Tingkat suku bunga mengalami titik puncak terjadi pada tahun 2008 sebesar 9.25% dan mengalami penurunan sebesar 6.50% pada tahun 2009, setelah itu mengalami peningkatan yang terus menerus hingga tahun 2014. Nilai tukar rupiah juga mengalami terus menerus peningkatan dari tahun 2009 sebesar 9.458 (rupiah) dan tahun 2014 sebesar 12.438 (rupiah). Indikator perekonomian merupakan faktor yang paling banyak mendapatkan perhatian dari para pelaku pasar modal. Tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar memiliki kecendrungan untuk mempengaruhi pasar secara langsung. Dimana perubahan-perubahan tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar akan direspon oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan harga saham. Tingkat suku bunga merupakan biaya sewa uang atas penggunaan modal. Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor menanamkan 6

investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi. Terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya dapat terpangkas. Selain itu, ketik suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pembeliannya dan menyimpan dananya di Bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan dan laba akan menekan harga saham. Inflasi merupakan salah satu indikator yang menjadi informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga saham secara umum yang terjadi secara terus menerus atas sebagaian besar barang dan jasa. Kenaikan inflasi akan berdampak pada naiknya harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku akan mengakibatkan turunnya produktifitas perusahaan dan pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya profitabilitas perusahaan, sehingga akan berdampak pada menurunnya deviden dan prospek perusahaan. Menurunnya prospek perusahaan go publicakan berdampak pada menurunnya minat investor untuk berinvestasi dan menurunnya harga indeks saham. Nilai tukar mata uang asing secara bebas dapat dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah 7

di negara lain. Nilai tukar pada dasarnya merupakan alat pembayaran yang dikeluarkan oleh suatu negara untuk melakukan transaksi ekonomi keuangan internasional dan mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral. Nilai tukar atau kurs yaitu untuk mengukur nilai dari satu valuta dari perspektif valuta lain. Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi nilai tukar juga dapat berubah secara substansial. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), supaya para investor mampu menentukan langkah-langkah terbaik dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Berdasarkan dengan permasalahan diatas, maka penulis ingin menyusun sebuah skripsi yang berjudul : ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berusaha mengungkapkan ada tidaknya pengaruh tingkat suku bunga, inflasi.dan nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Adapun rumusan masalah dalam penilitian ini : 8

Apakah variabel tingkat suku bunga, inflasi.dan nilai tukar rupiah berpengaruh secara bersamaan maupun parsial terhadap Jakarta Islamic Index (JII)? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII). 2. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII). 3. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi penulis, yaitu sebagai gambaran mengenai indikator yang mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII) dan studi lebih lanjut mengenai perkembangan pasar modal syari ah dan aplikasinya di lantai bursa. 2. Bagi investasi, sebagai dasar pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic index (JII) guna memaksimalkan return yang diperoleh sesuai dengan nilai-nilai etis. 3. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian sejenis untuk periode selanjutnya. 4. Bagi pembaca, memberikan tambahan wawasan tentang instrument investasi di pasar modal. 9

E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penilitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah deret waktu (time series). Data sekunder tersebut meliputi Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi setiap bulannya selama periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2014, dan Jakarta Islamic Index (JII) yang diperoleh dari penutupan setiap akhir bulan mulai dari Januari 2008 sampai dengan Desember 2014. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data yang berkaitan dengan topik penilitiannya dengan mengakses situs resmi antara lain: Bank Indonesia (bi.go.id), duniainvestasi.com, dan idx.co.id. Selain itu, penulis menambahkan data pendukung lainnya yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini seperti artikel-artikel di internet, jurnal-jurnal, dan buletin. 2. Metode dan Alat Analisis Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan adalah Partial Adjustment Model (PAM) atau Model Penyesuaian Parsial dan Uji Asumsi Klasik dengan menggunakan software SPSS 17 guna mengetahui pengaruh antara saham dengan sebagai variabel independen (tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar rupiah). Persamaan regresi yang dirumuskan sebagai berikut : 10

Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + e Y = Indeks Harga Saham pada JII α = Konstanta β1 β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen X1 = Tingkat suku bunga X2 = Nilai tukar rupiah X3 = Inflasi E = Faktor residual Untuk menguji asumsi klasik dilakukan beberapa metode yaitu, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, Otokorelasi, Normalitas Residual, dan Spesifikasi Model, juga dengan Uji Kebaikan Model (Uji Simultan, Uji Koefisien Daterminasi (R 2 ), Uji Validitas Pengaruh). F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan landasan teoritis atau teori-teori pendukung yang menjadi landasan penulisan skripsi, kerangka pemikiran, dan hipotesis. 11

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, metode dan alat analisis data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan disertai pembuktian hipotesis penelitian. Selanjutnya, pembahasan mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi yang berisi kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis dan menjelaskan keterbatasan dan saran untuk penilitian yang akan datang. 12