BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang. kegiatannya memberikan jasa terhadap lalu lintas pembayaran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Umat Islam terbayak menurut data The Pew Forum on Religion & dari total muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan perekonomian di suatu negara. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

Intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I. SEGMENTASI PASAR TABUNGAN ib TUNAS HASANAH PADA PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai lebih dibanding perbankan konvensional. Nilai lebih ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. kontemporer yang telah memberikan warna dalam perekonomian. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara merupakan hasil dari kinerja yang baik dari instrumen-instrumen yang ada di negara tersebut. Salah satu instrumen negara yang memiliki peran penting adalah perbankan. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, memegang peranan penting dalam perkembangan suatu negara dari segi ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang dalam lalu lintas kegiatannya memberikan jasa terhadap lalu lintas pembayaran. 1 Menurut Syafii Antonio, bank syariah adalah lembaga keuangan yang awal berdirinya bertujuan untuk memudahkan kaum muslimin dalam mendasarkan segenap aspek dalam kehidupannya berdasarkan prinsip-prinsip Islam. 2 Dengan berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian, bank syariah melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah bank yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat 1 Bank Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dalam http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/248300b4-6cf9-4df5-a674-0073b0a6168a/14396/uu_21_08_syariah.pdf, diakses pada 2 Maret 2014. 2 M. Syafi i Antonio, Bank Syari ah: dari Teori dan Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, Cet. I, 2001), 18. 1

2 kepada masyarakat serta mengatur dan menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan di suatu negara, yang memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan baru beroperasi pada tahun 1992, kemudian di awal tahun 2000-an bermuculan bank-bank syariah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah BUS (Bank Umum Syariah) yang awalnya pada tahun 1992 hanya Bank Muamalat Indonesia. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2013, 3 sekarang pada akhir tahun 2013 jumlah BUS di Indonesia ada 11 BUS yakni Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victori Syariah dan Bank BCA Syariah, Bank Jabar dan Banten, Bank BNI Syariah, Maybank Syariah Indonesia. Selain itu juga terdapat 23 Unit Usaha Syariah (UUS), 160 BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Hal ini menyatakan bahwa perkembangan yang ada di dunia perbankan syariah terlihat signifikan, sekaligus menunjukkan bahwa bank syariah berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga keuangan sektor perbankan. Eksistensi yang dimiliki bank syariah ini membawa bank syariah ke posisi yang sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan di sektor riil. Jika pada masa sebelumnya bank konvensional merupakan satu-satunya 3 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, Dalam http://www.bi.go.id/id/ statistik/perbankan/syariah/pages/spsokt2013.pdf, diakses pada 2 Maret 2014.

3 lembaga keuangan bank, kini bank syariah telah berada di tengah-tengah masyarakat. Kehadiran bank syariah membawa perubahan bagi dunia perbankan dan masyarakat. Kehadiran bank syariah merupakan jawaban dari pertanyaan tentang masalah atau hal yang dibawa oleh bank konvensional sebelum datangnya bank syariah. Masalah tersebut dikenal dengan istilah riba> atau bunga. Perbankan syariah tidak mengenal istilah bunga karena memegang teguh ajaran Islam yang terpenting yaitu mewujudkan keadilan dan meniadakan pemanfaatan ataupun eksploitasi dalam transaksi bisnis. 4 Bunga merupakan sesuatu yang penentuannya dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung dan tidak mempedulikan kerugian yang ada. Bank syariah dengan basis bagi hasil yang penetuannya berdasarkan pada kemungkinan untung rugi dan besar rasio bagi hasil tergantung dari keuntungan yang diperoleh serta jika ada kerugian maka akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank konvensional, merupakan peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. 5 Eksistensi bank syariah menunjukkan bahwa bank syariah diterima keberadaannya oleh masyarakat. Dengan mengandalkan salah satu kelebihannya yaitu basis bagi hasil, keberadaan perbankan syariah menjadi sangat penting bagi masyarakat. 4 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), 318. 5 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait: BMUI dan Takaful (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 49.

4 Kesuksesan dan prestasi yang diraih oleh perbankan syariah merupakan hasil dari upaya bank syariah sejak tahun 1992 dan terus berkembang dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2010, hadir Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) yang turut memberikan sumbangsih atas berkembangnya bank syariah di Indonesia. Berawal dari spin off pada bulan Juni 2010, yang awalnya hanya sebuah UUS (Unit Usaha Syariah) kini BNI Syariah beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Hal ini terkait dengan diterbitkanya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Tiga tahun lebih Bank BNI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. 6 Pemaparan tersebut menunjukkan bahwa bank syariah sangat penting. Kehadirannya mampu menjembatani dan memfasilitasi kebutuhan keuangan nasabah. Hingga saat ini, perbankan syariah telah berkembang dengan pesat. Bank syariah mampu bertahan dalam keadaan krisis global yang menyerang perekonomian. Lain halnya dengan bank konvensional yang terguncang karena pengaruh krisis global. Keberadaannya semakin dibutuhkan oleh nasabah dan masyarakat lainnya. Keberadaan bank syariah membawa segala kemudahan dengan menawarkan produk-produk dan jasa-jasa andalan yang 6 BNI Syariah, Sejarah, dalam http://www.bnisyariah.co.id/en/sejarah-bni-syariah, diakses pada 3 Maret 2014.

5 dimilikinya. Salah satu produk perbankan syariah yang diminati oleh nasabah maupun calon nasabah adalah produk penghimpunan dana yaitu tabungan. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seseorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Qur an terdapat ayat- ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslim untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik. 7 dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (an- Nisaa : 9) 8 Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-bersiap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/ taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Produk penghimpunan dana diperbankan syariah agak berbeda dengan yang terdapat dikonvensional. Jika diperbankan konvensional hanya dikenal 7 M. Syafi i Antonio, Bank Syari ah: dari Teori dan Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, Cet. I, 2001), 153. 8 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru, Algesindo, 2007), 78.

6 dengan tiga jenis yaitu giro, tabungan dan deposito, maka di bank syariah produk pendanaan, terbagi menjadi produk dana simpanan dan produk dana investasi, perbedaan keduanya terletak pada motif dasar nasabah. Dana simpanan dibuat untuk nasabah dengan motif sebagai simpanan saja tanpa memiliki niat untuk memperoleh return tertentu. Sedangkan dana investasi merupakan jenis produk dana, dimana nasabah memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan investasi dengan mengharap return tertentu. 9 Namun, pada dasarnya aktifitas bank syariah tidak jauh berbeda dengan aktifitas bank konvensional. Perbedaannya selain terletak pada orientasi konsep juga terletak pada konsep dasar operasionalnya yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam Islam. 10 Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank syariah, kelebihan dana tersebut akan disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. 11 Produk tabungan pada perbankan syariah memiliki dua akad yakni, tabungan dengan akad Wad}i> ah Yad D{amanah dan tabungan dengan akad Mud}a>rabah mut}laqah. Tabungan Wadiah Yad D{amanah merupakan transaksi 9 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta : Penerbit Zikrul Hakim, 2007), 97. 10 M.Amin Azis, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia (Jakarta: Bangkit, 1990), 1. 11 Amir machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori, Kebijakan Dan Studi Empiris Di Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2010), 26.

7 penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu. 12 nasabah bertindak sebagai penitip, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi yang disertai hak utuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut, sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikanya kapan saja pemiliknya menghendaki. Mengingat Wad}i> ah yad D{amanah ini mempunyai implikasi hukum sama dengan qard, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan harta tersebut, namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan dimuka. Dengan kata lain pemberian bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela. 13 Sedangkan, Tabungan Mud}a>rabah mut}laqah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (S{a>hibul ma>l) kepada pengelola dana (Mud{a>rib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati. 14 Dalam mengelola dana bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan oleh kelalaianya, namun jika yang terjadi adalah kesalahan dari pihak bank, maka bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut. 12 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), 79. 13 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 272. 14 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), 79.

8 Begitu juga dengan Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. Aplikasi produk tabungan terdapat dua pilihan akad, yakni tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan tabungan Mud}a>rabah Mut}laqah. Berikut adalah produk tabungan Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya : Tabel 1.1 Produk Tabungan BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya APLIKASI PRODUK TABUNGAN BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO 15 Investasi/Mud}a>rabah Tabungan ib Hasanah Tabungan ib Prima Hasanah Tabungan ib Bisnis Hasanah Titipan/Wadiah Tabungan ib Hasanah TabunganKu ib Tabungan ib Tunas Hasanah Dari kedua produk tabungan tersebut, masing- masing memiliki kegunaan, manfaat dan spesifikasi yang berbeda- beda yang bisa dipilih oleh nasabah sesuai keinginan mereka, misalnya pada produk TabunganKu ib yang merupakan produk simpanan generik dari bank Indonesia untuk meningkatkan kesadaran menabung. Setoran awalnya sangat ringan dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan menggunakan akad Wadiah, ataupun pada produk Tabungan ib Prima Hasanah yang merupakan simpanan dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mud}a>rabah Mut}laqah. Dalam hal ini, mudharib (bank) 15 Laily, Wawancara, Sidoarjo, 19 April 2014.

9 diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Dari sedikit penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tabungan dari kedua akad tersebut memiliki konsep dan mekanisme yang sedikit berbeda. Sehingga dengan adanya spesifikasi-spesifikasi tentang kedua produk tersebut, nasabah akan lebih mudah untuk menentukan tabungan dengan akad mana yang akan mereka ambil sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Selain itu jika dilihat dari masing-masing spesifikasi, kelebihan dan kekurangan dari produk- produk tabungan tersebut. Biasanya untuk produk tabungan dengan akad Wad}i> ah Yad D{amanah, konsumen yang memilih tabungan ini adalah mereka yang benar-benar berniat melakukan saving sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan mereka yang lebih memilih produk tabungan dengan akad Mud}a>rabah Mut}laqah cenderung konsumen yang memiliki tujuan melakukan investasi terhadap uang mereka tanpa meninggalkan unsur kehalalan sesuai syariat islam. Namun, masih banyak calon nasabah yang belum mengetahui akadakad yang terdapat pada produk tabungan di bank syariah. Hanya faktor kehalalan saja yang menjadikan mereka memilih produk tabungan di bank syariah, tanpa mengetahui dimana letak kehalalan yang sebenarnya. Dan karena biaya murah yang membuat calon nasabah berminat membuka tabungan di bank syariah. Menanggapi fenomena di atas maka bank syariah harus dapat memahami perilaku konsumen memberikan wawasan dan pengetahuan

10 tentang apa yang menjadi kebutuhan dasar konsumen, mengapa mereka membeli, di mana konsumen suka berbelanja, siapa yang berperan dalam pembelian, dan faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa. Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan, berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan konsumen, serta kebijakan umum. 16 Pada dasarnya perilaku konsumen dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dengan pengertian bahwa faktor internal adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan peribadi konsumen seperti motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan sikap, usia dan tingkat kehidupan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan lain sebagainya. Sedangkan, faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan di luar konsumen tersebut seperti budaya, subbudaya, kelas sosial, keluarga, kelompok acuan dan lain sebagainya. 17 Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengkaji judul Minat Nasabah Terhadap Produk Tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya 16 Hotman Panjaitan, Analisis Respon Konsumen Melalui Sistem Teknologi Informasi, Kualitas layanan dan Citra Perguruan Tinggi di Jawa Timur (Surabaya: PT Revka Petra Media. 2012), 2. 17 Nugroho, Perilaku Konsumen : Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (Jakarta: Prenada Media, 2003), 15.

11 B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang muncul adalah : a. Produk tabungan yang berakad Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. b. Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk tabungan yang ditawarkan oleh Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. c. Minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. d. Faktor-faktor yang menyebabkan salah satu produk tabungan Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya lebih diminati nasabah 2. Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, biaya dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini. Maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah yad d{amanah dan mud}a>rabah mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya.

12 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya? 2. Bagaimana minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. 18 Penulis menelusuri kajian pustaka yang memiliki objek penelitian yang hampir sama dengan objek penelitian ini. Penelitian sebelumnya sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Ali Maskhur (2011) yang skripsinya berjudul Hubungan Citra Mura>bah{ah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU 18 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 8.

13 Sejahtera Mangkang Kota Semarang 19. Memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan korelasi citra mura>bah{ah dengan minat nasabah dan untuk mengetahui tingkat keberartian korelasi citra mura>bah{ah dengan minat nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Dari hasil pengujian mengindikasikan bahwa citra mura>bah{ah memiliki hubungan yang positif dengan penciptaan minat nasabah untuk membeli atau memanfaatkan produk mura>bah{ah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan subyek penelitiannya yaitu BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh M. Ainun Nafis (2011) yang skripsinya berjudul Pengaruh Pelayanan Islami Karyawan Terhadap Minat Nasabah Menabung Dengan Akad Syari ah (Study Kasus BMT Mitra Muamalat Kota Kudus) 20. Memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan Islami karyawan di BMT Mitra Muamalat terhadap minat nasabah menabung dengan akad Syari ah. Dari hasil pengujian terbukti bahwa pelayanan islami karyawan secara signifikan berpengaruh terhadap minat nasabah menabung dengan akad syari ah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah pada penelitian ini 19 Ali Maskhur, Pengaruh Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang (Skripsi--IAIN Walisongo, Semarang, 2011). 20 M. Ainun Nafis, Pengaruh Pelayanan Islami Karyawan Terhadap Minat Nasabah Menabung Dengan Akad Syari ah (Study Kasus BMT Mitra Muamalat Kota Kudus) (Skripsi--IAIN Walisongo, Semarang, 2011).

14 menggunakan metode penelitian kuantitatif dan subyek penelitiannya yaitu BMT Mitra Muamalat Kota Kudus. Penelitian yang dilakukan oleh Orizanti Nurul S (2011) yang skripsinya berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mud}a>rabah (Studi Kasus Pada Kjks BMT Muamalat Rowosari, Kendal) 21. Memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah produk simpanan mud}a>rabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal. Dari hasil pengujian menyimpulkan bahwa faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial dan faktor emosional mempengaruhi minat nasabah produk simpanan mud}a>rabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan subyek penelitiannya yaitu KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal. Adapun perbedaan dari skripsi tersebut yaitu di dalam penelitian ini yang berjudul Minat Nasabah Terhadap Produk Tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah Mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya, penulis menjelaskan betapa pentingnya produk penghimpunan dana dalam akad Wadiah Yad D{amanah dan akad Mud}a>rabah mut}laqah di dalam suatu perbankan khususnya diperuntukkan oleh Bank BNI 21 Orizanti Nurul S, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah (Studi Kasus Pada Kjks BMT Muamalat Rowosari, Kendal) (Skripsi--IAIN Walisongo, Semarang, 2011).

15 Syariah KCP Diponegoro Surabaya. Dimana masing-masing produk dari kedua akad tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan menjadi acuan masyarakat untuk menjadi nasabah dari salah satu akad tersebut. Selain itu, analisis perilaku konsumen dalam hal ini menjadi acuan teori yang berperan dalam minat nasabah terhadap produk tabungan Wadiah Yad D{amanah dan tabungan Mud}a>rabah mut}laqah. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya 2. Untuk menganalisis minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya F. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua aspek : 1. Aspek keilmuan (teoretis)

16 Sebagai salah satu literatur kajian ilmiah dalam bidang ekonomi khususnya untuk mengetahui secara mendalam tentang perbankan syariah yang berguna bagi mahasiswa dan para pelaku perbankan syariah. 2. Aspek terapan (praktis) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi perbankan syariah dalam memasarkan produknya, dalam hal ini adalah produk tabungan dengan menerapkan hasil analisis mengenai perilaku nasabah. G. Definisi Operasional Agar lebih memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain: Minat nasabah adalah diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan. 22 Merupakan kecenderungan seseorang untuk menentukan pilihan aktivitas. Dalam hal ini adalah minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah Mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. Tabungan Wadiah Yad D{amanah adalah transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpang untuk mengembalikan dana atau barang titipan 22 Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), 225.

17 sewaktu-waktu. 23 Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut, sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikanya kapan saja pemiliknya menghendaki. Tabungan Mud}a>rabah mut}laqah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (S{a>hibul ma>l) kepada pengelola dana (Mud{a>rib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati. 24 H. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan masalah di atas yang lebih menekankan pada analisis yang ada maka pendekatan yang tepat untuk digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia. 25 Dalam penelitian tentang Minat Nasabah Terhadap Produk Tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah Mut}laqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya, dalam tahapan-tahapan tertentu yang pembahasannya bisa tepat dan teratur sesuai dengan proporsinya, maka 23 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), 79. 24 Ibid. 25 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Rineka cipta, 1996), 20.

18 penulis perlu untuk mendeskripsikan metode dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut : 1. Data yang dikumpulkan Agar penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dan mempertanggung jawabkan secara relevan, maka penulis membutuhkan data sebagai berikut : a. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang persepsi dan minat masyarakat mengenai produk tabungan pada Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. b. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data mengenai tabungan Wad}i> ah yad d{amanah dan mud}a>rabah mut}laqah dari buku, jurnal, artikel dan skripsi terdahulu. c. Data mengenai gambaran umum wilayah penelitian, seperti sejarah, visi misi dan struktur organisasi Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. 2. Sumber Data a. Sumber data primer Sumber data primer yakni sumber penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah interview (wawancara). 26 Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling. Purposive 26 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogjakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII, 2007), 91.

19 sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 27 Dalam hal ini adalah Sub Branch Manager dan Customer Service yang mengetahui tentang produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dengan Mud}a>rabah Mut}laqah serta 30 nasabah Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu data pendukung dari sumber data primer yang diperoleh dari informan kunci dan literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, artikel, surat kabar, internet serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulis skripsi ini, meliputi : 1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 2) Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan. 3) Syafii Antonio, Bank Syari ah: dari Teori dan Praktek. 4) Website Bank BNI Syariah. 5) Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan beberapa praktisi yang terlibat dalam proses penghimpunan dana 27 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 85.

20 pihak ketiga. b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada objek penelitian, namun menggunakan dokumen. 28 Penggalian data ini dengan menelaah dokumen yang berhubungan dengan penghimpunan dana pihak ketiga Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. c. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara memperoleh dari kepustakaan dimana penulis mendapatkan teori serta pendapat ahli serta beberapa buku referensi yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 29 4. Teknik Pengolahan Data Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan, maka penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut: a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. 30 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja. 28 M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87. 29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 136. 30 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.

21 b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. 31 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data. c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah. 32 5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka untuk menyusun dan menganalisisnya menggunakan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah prosedur pemecahan yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subyek atau obyek (seseorang atau pada suatu lembaga) saat sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. 33 Peneliti menggunakan teknik ini karena yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana memerlukan data untuk menggambarkan suatu fenomena apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Penelitian deskriptif disebut juga 31 Ibid., 245. 32 Ibid., 246. 33 Ibid., 206.

22 penelitian ilmiah karena semua data yang diambil merupakan fenomena apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan untuk lanjut dengan penelitian analitis. I. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 ( lima ) bab, yang masing masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut. Bab pertama adalah pendahuluan yang memuat uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data), dan sistematika pembahasan. Bab kedua adalah landasan teori yang memuat teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas terkait dengan objek penelitian yaitu teori perilaku konsumen, minat dan tabungan syariah. Bab ketiga adalah data penelitian yang meliputi gambaran umum tentang Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya, aplikasi tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah, produk Bank BNI

23 Syariah, persepsi dan minat nasabah terhadap produk tabungan Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya. Bab keempat adalah Hasil Penelitian, berisi tentang analisis aplikasi tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah, analisis persepsi nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah dan analisis minat nasabah terhadap produk tabungan Wad}i> ah Yad D{amanah dan Mud}a>rabah Mut}laqah. Bab kelima adalah penutup, Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.